Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 16 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fizzy Andriani
"Dalam beberapa tahun belakangan ini perfilman Indonesia mengalami penurunan, terlebih lagi film Indonesia tidak rnampu bersaing dengan film-film Hollywood. Sisi promosi seringkali diabaikan oleh sineas Indonesia dalam memasarkan film mereka. Untuk itulah Komunikasi Pemasaran memiliki arti penting walaupun bukan satu-satunya faktor.
Berdasarkan hal tersebut, thesis ini akan membahas strategi yang penting dilakukan dalam promosi film, bagaimana alat-alat komunikasi pemasaran diterapkan dan mengapa. Dan untuk penelitian tersebut penulis mengambil obyek sebagai studi kasus, yaitu Film Petualangan Sherina.
Alat-alat yang biasa digunakan atau yang biasa disebut dengan Bauran Komunikasi antara lain personal selling, advertising sales promotion, direct marketing, sponsorship marketing, exhibitions, corporate identity, packaging, point of sale and merchandising, dan yang terakhir adalah word of mouth. Namun sebelum menentukanstrategi pemasarannya, perlu diperhatikan segmentasi, targeting, positioning, SWOT, dan juga marketing mix-nya.
Metode penelitian yang dignakan adalah deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui penelitian kepustakaan, penelitian lapangan, dan wawancara, dimana data-data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder.
Dari basil penelitian terhadap obyek studi kasus, tampak bahwa komunikasi pemasaran yang dilakukan dalam film anak-anak Petualangan Sherina ini dilakukan sesuai dengan teori-teori yang sudah ada. Alat-alat yang digunakan adalah advertising, direct marketing (publisitas), merchandising dan dibantu oleh kekuatan word of mouth.
Walau tidak menggunakan semua alat-alat komunikasi pemasaran, namun pelaksanaannya digarap cukup serius. Terakhir dapat diambil sebuah kesimpulan, yaitu didalam menjalankan promosinya, film Petualangan Sherina ini sangat disesuaikan dengan segmen dan target pasarnya. Alat komunikasi pemasaran yang paling banyak dilakukan adalah publisitas, karena dinilai mampu memberikan citra positif terhadap film ini.
Namun penggunaan merchandising dalam promosinya kurang efektif, mengingat penjualannya hanya dilakukan melalui sites www.petualangansherina.com. Untuk itu perlu diperhatikan bagaimana agar penggunaan merchandising sebagai salah satu alat komunikasi pemasarannya dapat dilakukan secara maksimal. "
2001
T708
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Artsanti
"Sponsorship merupakan bagian dari komunikasi pemasaran terpadu (integrated marketing communications) yang masih belum banyak diteliti secara akademis di Indonesia. Secara global, kegiatan sponsorship baru dikelola dengan balk sejak 25 tahun terakhir. Di Indonesia kegiatan sponsorship secara professional mulai terasa sejak PON XI di tahun 1989.
Menyadari bahwa sponsorship dapat memberikan manfaat dalam upaya komunikasi pemasaran perusahaan, maka penulis mencoba melakukan audit terhadap kegiatan sponsorship JAPFA Classic lnternational Tournament 2000 yang berlangsung tanggal 22 April - 2 Mei 2000.
Tesis ini membahas bagaimana suatu kegiatan sponsorship dirancang, faktor-faktor apa saja yang perlu dipertimbangkan dan bagaimana memadukan konsep sponsorship dengan objektif komunikasi pemasaran. Dalam konteks ini menjadi sangat penting untuk memastikan bahwa kegiatan sponsorship dapat dikelola sedemikian rupa sehingga mampu mencapai objektif komunikasi yang telah ditetapkan.
Penulis melakukan analisis terhadap (a) audit konsep sponsorship; (b) audit strategi komunikasi; (c) audit pesan (content); (d) audit strategi media; (e) audit khalayak sasaran; (f) audit manfaat dan biaya; serta (g) audit persaingan dan lingkungan bisnis, untuk mengetahui apakah kegiatan sponsorship yang dijadikan studi kasus ini memberikan manfaat yang optimal.
Dari audit yang dilakukan terlihat bahwa kegiatan sponsorship ini mampu membangkitan publisitas yang besar, dan sekaligus menciptakan nilai (value) pemberitaan yang melebihi biaya yang dikeluarkan untuk pembiayaan sponsorship, dan bahkan berdasarkan perhitungan Public Relations Society of America, nilai yang dibangkitkan mencapai lebih dari tiga kali lipat biaya yang dikeluarkan.
Kegiatan ini secara internal telah memberikan manfaat sesuai dengan objektif yang ditetapkan. Hal ini dapat diuji berdasarkan penelitian internal yang dilakukan oleh perusahaan. Namun untuk khalayak sasaran eksternal, objektif yang kongkrit tak dapat dibuktikan secara empiris. Meskipun demikian hasil audit memperlihatkan besarnya kemungkinan (indikasi) bahwa objektif komunikasi yang ditetapkan dapat dicapai.
Menyadari kenyataan semacam itu penulis menyarankan dalam kegiatan sponsorship yang besar sebaiknya perusahaan melakukan survei pendapat umum terlebih dahulu sebelum menggelar kegiatan sponsorship. Dengan melakukan hal ini maka akan dapat diketahui manfaat yang kongkrit yang diperoleh perusahaan melalui kegiatan yang disponsorinya.
Selain itu penulis juga menyarankan untuk mengelola hubungan media secara optimal, kerena melalui media publisitas yang positif dapat dibangkitkan untuk memberikan manfaat bagi perusahaan. Selain itu, sangatlah panting untuk juga melibatkan karyawan dalam kegiatan sponsorship yang besar, sehingga mereka ikut merasa bangga dan ikut membantu mensukseskan kegiatan sponsorship yang dilakukan oleh perusahaan. Dengan demikian pelaksanaan kegiatan sponsorship akan memberikan manfaat besar bagi perusahaan. "
2000
T710
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ella Cecilia BSA
"Penelitian ini adalah sebuah analisis diskursus Kritis terhadap wacana seksualitas yang ditampilkan dalam acara di televisi. AnalisiS ini dilakukan dengan menggambarkan bagaimana kapitalisme yang mempengaruhi media membentuk wacana seksualitas menjadi s buah komoditas melalui serangkaian proses dalam media itu. IKasus yang diambil adalah acara Kontak Harmoni Hemaviton di RCTI, sebuah acara yang terselenggara berka ke~asama antara RCTI dan pihak
Hemaviton. Acara yang ditayangkan oleh RCTI sejak 4 Januari 2001 ini merupakan acara yang memuat informasi seputar masalah seks yang sekarang ini memang sedang banyak ditampilkan di media massa.
Persoalan mengenai komodifikasi seksualitas di televisi ini memang tidak terlepas dari nilainilai yang terkandung dalam ideologi kapitalis yang mewamai masyarakat industri dimana media
televisi merupakan bagian di dalamnya. Sebagai bagiao dari masyarakat industri yang berwatak kapitalis itu, media televisi kerap melakukan komodifikasi kebutuhan masyarakat, yang salah satunya
adalah seksualitas, dengan melakukan penonojolan ·su seperti yang diharapkan oleh masyarakat tersebut.
Dalam memahami proses komodifikasi wacana seksualitas di media massa, penelitian ini mendasarkan diri pada teori politik ekonomi Marxis. Dalam teori ini dapat dilihat bagaimana proses komodifikasi dapat terjadi dalam komunikasi, yaitu melalui komodifikasi isi media, audiens dan pekerja. Selain itu, seperti pendapat Marx, disini juga dapat terlihat bagaimana media massa telah digunakan untuk mengekalkan kapitalisme karena dasar dari masyarakat adalah sistem ekonomi.
Televisi sebagai media massa menjadi penting karena ia merupakan media kapitalis yang bekerja untuk mendatangkan kapital masuk dalam jaringannya melalui kine~a program yang dilakukannya.
Analisis diskursus ini dilakukan melalui tiga tingkatan yaitu teks, discourse practice dan sociocultural practice
Berdasarkan hasil analisis teks dan interteks yang dilakukan dengan teknik framing terhadap dua episode acara Kontak Harmoni Hemaviton diperoleh dua macam frame yang mana masingmasing frame tersebut telah mencerminkan ideologi kapitalis dalam memandang seksualitas.Dalam
analisis ini ideologi kapitalis yang dominan adalah hedonis.
Berdasarkan analisis discourse practice, terjadi yang dinamakan proses komodifikasi tersebut, yaitu proses mengubah nilai pakai menjadi nilai tukar yang kemudian diperluas ke dalam
bidang sosial dari produk komunikasi, audiens dan tenaga kerja yang terjadi dalam ruang lingkup discourse practice. Proses komodifikasi ini menggambarkan cara kapitalisme membawa modalnya
melalui perubahan nilai pakai menjadi nilai tukar tersebut.
Sedangkan analisis pada tingkatan sociocultural practice menunjukkan bahwa dalam tahapan produksi pesan yang dilakukan oleh media dalam acara ini mirip dengan tahapan produksi komoditas yang dilakukan oleh masyarakat industri kapitalis. Selain itu, disini juga terlihat bagaimana institusi ekonomi mempengaruhi proses produksi dalam media sehingga membentuk tampilan pesan yang demikian.
Dengan demikian, terdapat indikasi bahwa media televisi yang kapitalistik ini memungkinkan terjadinya pembentukan wacana seksualitas menjadi sebuah komoditas melalui proses produksi dan
konsumsi di dalam media t rsebut."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S4059
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Denny Zulkasi
"Perancangan Sistem Informasi Berbasis Internet untuk Laporan Fisik dan Keuangan dilatar belakangi oleh kondisi wilayah timur Indonesia yang secara geografis sulit dijangkau, padahal wilayah itu juga terdapat proyek proyek-pengembangan pedesaan yang harus pantau dari pusat.
Kondisi diatas menimbulkan permasalahan dalam hal pelaporan proyek yang masih manual sehingga sering timbul distorsi dalam pengiriman data yang berakibat ketidak akuratan pelaporan proyek.
Oleh karena itu perlu dibangun suatu sistem informasi untuk mengatasi masalah tersebut. Sistem informasi yang dikembangkan ini terdiri dari pengembangan perangkat lunak, perangkat keras, perangkat data dan perangkat otak (SDM) yang merupakan komponen dari sistern informasi, selain itu juga dibuat rencana untuk implementasi sistem dan perawatan sistem.
Kerangka-Kerangka teori yang digunakan dalam perancangan un adalah prespektif mengenai informasi itu sendiri bagaimana informasi digunakan untuk mengurangi ketidak pastian, konsep mengenai jaringan komputer, Internet dan fasilitas-fasilitasnya, Konsep Dynamic Web yang memungkinkan basis data terpusat melalui Internet, Definisi dan klasifikasi sistem informasi, strata SIM berdasarkan kegiatan manajemen, System Development Life cycle Software Quality Assurance serta Kelembagaan di Departemen Pemukiman dan Pengembangan Wilayah.
Metodologi yang digunakan untuk perancangan ini ialah System Development Lifecycle yang menerangkan tahapan dari pengembangan sistem, identifikasi dari kegiatan sistem informasi dalam konteks model sistem informasi, Identifikasi data yang diperlukan, Identifikasi komponen sistem informasi, rancangan global solusi permasalaban dan rencana implementasi dari sistem yang sudah dikembangkan.
Perancangan sistem mengikuti alur dari system developmen lifecycle suatu investigasi sistem yang sudah ada, analisa sistem dan perancangan sistem yang terdiri dan perancangan perangkat keras, perangkat lunak, perangkat data dan perangkat otak.
Rencana implementasi dan sistem yang sudah dikembangkan adalah dengan menggunakan metode pilot project danpararel, berarti akan ditunjuk satu daerah untuk mengimplementasikan sistem yang baru dan saat sistem yang baru berjalan sistem yang lama juga ikut berjalan sampai akhirnya diambil alih oleh sistem yang baru. Rencana perawatan sistem direncanakan secara menyeluruh pada seluruh komponen sistem informasi yaitu perangkat lunak, keras, data dan otak.
Kesimpulan dari perancangan ini ialah sistem yang dirancang secara sistimatis dan menyeluruh dengan memperhatikan komponen-komponen sistem informasi diharapkan dapat menjawab permasalahan yang timbul dari pemakaian sistem manual dan kemungkinan pengembangan lebih lanjut tetap terbuka.
Saran dari perancangan ini ialah Teknologi internet dapat digunakan sebagai pilihan untuk pengembangan sistem informasi yang lain, oleh karena itu pengetahuan mengenai teknologi internet perlu disosialisasikan terutama pada para perancang proyek, disamping itu dukungan dari pihak manajemen puncak juga sangat diperlukan untuk menjamin keberhasilan suatu sistem informasi."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T10541
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edy Purwanto
"Penelitian ini berangkat dari masalah yang dihadapi oleh Badan Keluarga Berencana Nasional yaitu cukup banyak wanita kawin (Pasangan Usia Subur) usia 15-45 tahun yang belum bersedia dan tidak menggunakan alat kontrasepsi untuk pengaturan kelahiran.
Keikutsertaan wanita kawin untuk mengikuti KB (menggunakan alat kontrasepsi) dikarenakan mereka mengetahui ada program KB (yang sebelumnya tidak ada) dan adanya tindakan (menerima/meniru atau menolak). Faktor-faktor tersebut berhubungan erat dengan aspek komunikasi, baik komunikasi melalui media massa, maupun komunikasi non media massa seperti komunikasi intra pribadi, antar pribadi dan komunikasi kelompok, serta faktor diluar unsur komunikasi (demografi) seperti umur, jumlah anak hidup dan pendidikan.
Tesis ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dan pengaruh faktor pengetahuan, persepsi, sikap dan faktor demografi serta untuk mengetahui perbedaan pengaruh (faktor penentu) antara komunikasi media massa dengan faktor komunikasi non media massa terhadap keikutsertaan wanita kawin dalam Keluarga Berencana.
Menurut Rogers dan Svenning (1969) bahwa komunikasi merupakan suatu aspek penting dalam perubahan sosial, dan bahkan komunikasi merupakan kunci dari perubahan itu sendiri. Peran media massa sangat dominan pada tahap awal untuk menumbuhkan `awarness' terhadap suatu inovasi ham. Untuk mencapai tahap pengenalan yang lebih dalam terhadap KB dan bahkan sampai pada tindakan mengadopsi KB, maka peran komunikasi intra, antar pribadi maupun kelompok sangat penting. Komunikasi intra personal, seseorang melakukan adaptasi biologik yaitu belajar mengenai aspek fisik dan biologik dalam lingkungan (Miler,1966).
Komunikasi antar pribadi lebih merupakan proses `kebersamaan' karena keberhasilan tergantung pada ada tidaknya pengertian bersama (Rogers dan Kincaid, 1995). Sedangkan untuk mcncapai maksud dan tujuan yang dikehendaki seperti berbagi informasi, pemeliharaan atau pemecahan masalah, dan untuk menumbuhkan karakteristik pribadi anggota lainnya secara akurat maka komunikasi kelompok sangat berperan (Michael Burgoon dan Michael Ruffner, 1990).
Faktor non komunikasi (pendidikan dan pengetahuan inovasi) mempunyai pengaruh terhadap keikutsertaan dalam KB dan menentukan kemampuan seseorang untuk dapat memperhitungkan untung ruginva mengadopsi suatu inovasi (Rogers, 1976).
Penelitian ini menggunakan data sekunder hasil penelitian SDKI tahun 1994 yang dilakukan di 27 propinsi di Indonesia. Responden penelitian ini adalah wanita kawin usia 15-49 tahun dengan jumiah sampel penelitian sebesar 28,168 responden. Pengolahan data menggunakan SPSS Window, dan teknik analisis data menggunakan Analisis Diskriminan, yaitu untuk mengetahui secara sekaligus variabel independen atau diskriminator yang paling berperan menentukan variabel dependen atau kreterionnya. Terdapat 10 variabel independen. Hasil analisis diskriminan terhadap 10 variabel indpenden tersebut diatas menunjukan:
1. Lima variabel dari 10 variabel independen mempunyai tingkat signifikasi (< 0,05) dengan keikutsertaan keluarga berencana. Variabel tersebut adalah jumlah anak lahir hidup, pengalaman KB (PENGKB), pengetahuan KB (PENGETKB), komunikasi kelompok (KOMKEL), dan variabel wilayah/geografis (Jawa Bali dan Luar Jawa Bali).
2. Dilihat dari derajat hubungan dengan fungsi diskriminan, hanya variabel `Pengalaman KB (KOMKEL) yang mempunyai hubungan/korelasi 'sangat kuat' atau `sangat tinggi' (r = 0.98). Variabel jumlah anak hidup (CEB), komunikasi kelompok (KOMKEL) dan pengetahuan KB (PENGETKB) mempunyai korelasi yang `cukup' (r = 0.41 -- 0.70), Sedangkan variabel 'wilayah' korelasinya hampir tidak ada yaitu r = < 0.20.
3. Tampak jelas perbedaan pengaruh antara wilayah Jawa Bali dan Luar Jawa Bali (variabel wilayah sebagai variabel kontrol), dimana variabel pengalaman KB (PENGKB) lebih dominan-perannya di Jawa Bali, sedangkan variabel CEB, pengetahuan KB (PENGETKB) dan komunikasi kelompok (KOMKEL) lebih dominan pengarunya di wilayah Luar Jawa Bali."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hari Sandjojo MJ
"Kebijakan dan program kemitraan usaha yang telah dicanangkan sejak pertengahan Pelita III dimaksudkan untuk menjembatani kerjasama antara usaha kecil dengan usaha besar. Kebijaksanaan kemitraan ini dilandasi oleh pemikiran bahwa dalam pengembangan ekonomi nasional perlu adanya keserasian dan keterpaduan penkembangan antara usaha kecil dan usaha besar.
Salah satu syarat pokok yang melandasi terlaksananya hubungan kemitraan adalah terbukanya komunikasi dan informasi antara pihak yang terkait. Guna tercapainya komunikasi yang efisien dan efektif, maka hal ini perlu didukung dengan teknologi informasi yang memungkinkan akses dan manajemen terhadap data dan informasi secara tepat, akurat dan cepat.
Penelitian eksploratif ini bertujuan menganalisis pemanfaatan program komunikasi dan teknologi informasi untuk memacu pengembangan kemitraan usaha di DKI Jakarta. Pengumpulan data pada penelitian menggunakan metode desk research, observasi terhadap masalah dan pengkajian terhadap analisis pengembangan sistem dari software untuk komputerisasi data dan informasi kemitraan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa masalah utama yang dijumpai dan perlu diatasi dalam komunikasi pengembangan kemitraan adalah: "Lack of Information" dan perbedaan "Term of Reference" antar pihak yang berkomunikasi. Disamping itu juga perlu diperhatikan overlapping of interest (pautan kepentingan) antar pihak yang berkomunikasi serta ?Iancarnya arus komunikasi? atau terstrukturnya komunikasi antar pihak selaku agent of information, yaitu: Pemerintah - Usaha Besar - Usaha Kecil - LSMI Akademisi. Oleh karenanya disarankan penerapan Model Komunikasi Limas yang dapat dilaksanakan dengan pembentukan Pusat Informasi dan Komunikasi Kemitraan (PIKM). Lembaga PIKM ini harus berfungsi sebagai server data dan informasi, konsultan komunikasi dan informasi, serta pelaksana program komunikasi dan informasi untuk pengembangan kemitraan.
Hasil analisis dalam penelitian ini juga menunjukkan bahwa Komunikasi Pemasaran Terpadu merupakan salah satu solusi untuk efisiensi komunikasi kemitraan. Program-program yang dapat dilaksanakan diantaranya: Program Komunikasi Public Relations, Word Of Mouth, Komunikasi Maxi, serta pemanfaatan teknologi dan program komunikasi Cyber Marketing (Interactive Media).
Dalam pemanfaatan teknologi informasi, secara cermat perlu ditetapkan data dan informasi kemitraan yang dikelola (jenis dan cakupan data input, bentuk keluaran datalpelaporan), information technology platform yang dimanfaatkan (spesifikasi program dan fasilitas program aplikasinya), serta informasi reach-nya, dimana diatur koordinasi, arus informasi dan komunikasi data antar instansi yang terkait dalam komunikasi kemitraan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Aini
"ABSTRAK
Kegiatan politik bukan monopoli milik para elit politik. la ada di mana-mana, dari kalangan atas sampai paling bawah, termasuk buruh perempuan. Ketika orang merasa diperlakukan tidak adil dan sewenang-wenang sehingga apa yang seharusnya menjadi haknya tidak diperoleh, maka is akan berusaha memperolehnya dengan banyak cara, antara lain dengan mempengaruhi kebijakan pemerintah atau yang dikenal dengan partisipasi politik.
Jika mempengaruhi kebijakan pemerintah dapat dilakukan dengan cara-cara yang konvensional, orang akan menempuh cara itu. Akan tetapi jika cara itu tidak memberi hasil, maka orang akan melakukannya dengan cara-cara yang nonkonvensional seperti demonstrasi, unjuk rasa, huru hara, dan lainnya. Sejak reformasi digulirkan awal tahun 1998, di Indonesia seringkali terjadi demonstrasi dan unjuk rasa yang dilakukan oleh berbagai macam kelompok masyarakat, mahasiwa, sampai buruh perempuan.
Buruh perempuan sebagai pekerja yang dipersepsikan lemah, berpendidikan rendah, memiliki status sosial ekonomi rendah, dan mempunyai ketergantungan yang cukup besar pada pekerjaan; menjadi sasaran tindakan sewenang-wenang pengusaha. Dalam upaya mencari profit yang tinggi, pengusaha tidak segan mengurangi hak buruh perempuan seperti memberi upah yang rendah, tanpa uang makan, tanpa uang transpor, dan melanggar hak-hak normatif lain seperti cuti hamil yang dibayar tidak sesuai dengan ketentuan undang-undang.
Upaya buruh perempuan memperoleh hak, mereka lakukan dengan partisipasi di lingkungan kerja. Melalui serikat pekerja, mereka melakukan negosiasi dengan pengusaha. Karena SPSI sebagai organisasi buruh tidak menjalankan fungsinya secara optimal, maka upaya ini pun gagal. Hadirnya SBSI di PT Tongkyung Makmur Abadi yang diharapkan dapat menjadi serikat pekerja alternatif, justru menimbulkan konflik antar serikat pekerja dalam satu perusahaan, yang kian melemahkan posisi buruh. Oleh karena itu buruh perempuan kemudian melakukan partisipasi politik dengan mendatangi Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Depnakertrans) dan DPR-RI.
Fokus studi ini mengkaji bagaimana buruh perempuan yang dianggap lemah, bodoh, dan mempunyai ketergantungan pada pekerjaan itu dapat melakukan partisipasi politik di PT Tongkyung Makmur Abadi, sebuah pabrik garmen milik pengusaha Korea Selatan yang terkenal keras, dengan segala konsekuensi yang harus mereka tanggung. Selain itu juga dikaji faktor penyebab dan pengaruh yang terkait dengan partisipasi politik buruh perempuan Bagaimana pengusaha dan penguasa merespons partisipasi politik buruh perempuan serta bagaimana buruh perempuan menyikapi dampak tindakannya, merupakan bagian dari studi ini juga.
Dalam mengkaji permasalahan ini beberapa teori yang digunakan adalah teori kekuasaan, konflik, sosialisasi politik, dan partisipasi politik. Teori kekuasaan yang diambil dari Galtung menjelaskan bagaimana kekuasaan terjadi dan bagaimana pihak yang lemah dapat menghadapi kekuasaan pihak yang lebih kuat. Sedangkan konflik kepentingan yang muncul dari hubungan tidak setara, dikemukakan oleh Dahrendorf dan Coser. Selanjutnya Coser menjelaskan bahwa jarak hubungan mempengaruhi munculnya konflik. Semakin dekat suatu hubungan semakin besar kecenderungan menekan konflik, sedang pada hubungan sekunder seperti antara buruh perempuan dengan pengusaha permusuhan relatif lebih bebas diungkapkan.
Untuk memahami partisipasi politik, antara lain digunakan teori sosialisasi politik yang dikemukakan oleh Michael Rush dan Phillip Althoff, yaitu bahwa dengan sosialisasi politik orang dapat terlibat dalam sistem politik, yaitu dalam partisipasi politik dengan kadar yang berbeda.
Perbedaan derajad partisipasi politik ini dipengaruhi oleh sikap politik dan kesadaran politik pelakunya. Tingkat pendidikan, status sosial, dan media massa banyak berpengaruh pada pembentukan sikap politik dan pengembangan kesadaran politik. Terkait dengan kesadaran politik dan sikap politik ini Jeffry M. Paige menyusun derajad partisipasi politik, yaitu aktif, militan radikal, pasif, dan apatis. Selain Paige, Milbrath dan Goal juga membuat empat kategori partisipasi politik, yaitu apatis, spektator, gladiator, dan pengkritik. Dilihat dari kondisi buruh perempuan yang miskin, lemah, bodoh, dan tidak berdaya, baik menurut Paige maupun Milbrath dan Goel, partisipasi politik buruh perempuan termasuk kategori apatis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipasi politik buruh perempuan pabrik garmen PT Tongkyung Makmur Abadi ternyata cukup tinggi. Mereka terlibat aktif dalam serikat pekerja dengan menduduki jabatan Ketua, Wakil Ketua, dan Bendahara yang selama ini selalu diduduki oleh buruh laki-laki. Selain itu buruh perempuan juga melakukan tindakan aktif dalam memperjuangkan hak-hak mereka dengan melakukan partisipasi politik di bawah pimpinan seorang buruh perempuan.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi partisipasi politik, seperti tingkat pendidikan yang tinggi untuk ukuran buruh, munculnya LSM dan media massa. Kecuali itu eutora reformasi yang berlangsung di negeri ini sejak akhir tahun 1998 telah membuat sistem politik negara ini lebih demokratis, dan memberi peluang bagi buruh perempuan melakukan partisipasi politik.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa buruh perempuan yang selama ini dipersepsikan lemah dan lebih dipercaya menangani urusan domestik, ternyata jika diberdayakan dapat menjalankan fungsi politik mereka dengan meyakinkan. Untuk itu peran serta pihak-pihak yang terkait perlu lebih ditingkatkan. Pengembangan ilmu politik di lingkungan industri pun kemudian menjadi suatu keharusan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
D31
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Kusumawati
"Perkembangan tehnologi dan globalisasi yang semakin pesat, berdampak pada semakin tingginya persaingan memperebutkan pangsa pasar pada dunia usaha saat ini. Perusahaan yang ingin berhasil dalam persaingan pasar pada era millenium, harus memiliki pemahaman mengenai perilaku konsumen. Kasali (1999:9) mengemukakan bahwa pengusaha yang baik adalah yang memahami betul siapa konsumennya dan bagaimana mereka berperilaku. Pemahaman mengenai siapa konsumennya akan menuntun para pengusaha kepada keberhasilan memenangkan persaingan dunia usaha yang telah melampaui batas negara.
Agar dapat berhasil dalam persaingan memperebutkan pasar yang semakin ketat, marketer juga beriklan dalam memasarkan produknya. Periklanan sebagai bagian dari promosi pemasaran, telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat di dunia. Masyarakat sebagai konsumen potensial dan berbagai jenis produk diterpa iklan setiap harinya. Walaupun dunia usaha saat ini sudah melampaui batas negara, pemasaran produk dilakukan dengan melihat karakteristik unik masing-masing konsumen potensial yang berbeda-beda di setiap negara. Salah satunya dengan melihat gaya hidup konsumen potensial dimana produk akan dipasarkan.
Untuk mengamati hubungan terpaan iklan telepon genggam Nokia terhadap perilaku mahasiswa Universitas Sahid, digunakan metode asosiatif dan korelasional dengan regresi sederhana, korelasi sederhana dan berganda. Penulis melakukan penelitian survei dengan mengambil sampel sejumlah 320 responden dari populasi mahasiswa Universitas Sahid yang berjumlah 3000 orang yang aktif. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode aksidental nonrandom sampling dengan dasar pertimbangan segi kepraktisan dan kendala waktu yang ada dan dengan
menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang utama.
Dalam penelitian ini terpaan iklan dioperasionalisasikan pada variabel variabel message dan variabel frekuensi pesan, dimana variabel-variabel message terdiri dan yaitu content, strucrure,format dan source. Dengan menggunakan analisis korelasi hubungan antara masing-masing variabel terpaan iklan dengan perilaku konsumen ke-320 mahasiswa Universitas Sahid dapat diketahui.
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa secara asosiatif terpaan iklan telepon genggam Nokia memiliki hubungan yang erat dengan perilaku mahasiswa Universitas Sahid dalam hal message content dan message format. Hasil pengujian dan variabel-variabel tersebut memperlihatkan adanya hubungan yang signifikan secara statistik. Pengujian juga menunjukkan bahwa frekuensi pengamatan pesan ternyata tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan perilaku konsumen. Hasil tersebut menunjukkan kepada para marketer maupun advertising agency agar tidak meremehkan desain pesan iklan terutama dalam hal content dan format.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T3839
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"This book gathers the proceedings of the ISRM 2017, the fifth IFToMM International Symposium on Robotics and Mechatronics, which was jointly organised by the School of Computing, Engineering and Mathematics at Western Sydney University, Australia and by the IFToMM Technical Committee on Robotics and Mechatronics.
The respective contributions showcase the latest advances, trends and future challenges in Computer Modelling and Simulation, Kinematics and Dynamics of Multi-Body Systems, Advanced Dynamics and Control Methods, Linkages and Mechanical Controls, Parallel Manipulators, Mechanism Design, Sensors and Actuators, Mobile Robotics: Navigation and Motion Planning, Bio-inspired Robotics, Micro/Nano-Robotics and Complex Robotic Systems. "
Switzerland: Springer Cham, 2019
e20510998
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Gati Gayatri
"Disertasi yang berjudul: "Konstruksi Realitas Kepemimpinan Presiden Soeharto dalam Berita Suratkabar -- Analisis Kritis terhadap Makna Pesan Politik yang Disampaikan dengan Menggunakan Konsep Ajaran Kepemimpinan Jawa" ini mencoba menjawab masalah teks dan makna teks. Untuk menjawab masalah tersebut dalam penelitian ini digunakan perspektif konstruktivisme (Peter L. Berger & Thomas Luckmann, 1966), yang dititikberatkan pada produksi makna oleh pelaku sosial pada tahap-tahap eksternalisasi dan obyektivikasi. Untuk menjelaskan fenomena eksternalisasi realitas oleh pelaku sosial konsep-konsep teori yang digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini antara lain teori fungsi bahasa (Gilian Brown & George Yule, 1996), teori speech-act (J.L. Austin, 1962), dan teori communicative action (Jurgen Habenmas, 1984). Untuk menjelaskan fenomena obyektivikasi realitas oleh praktisi media konsep-konsep teori yang digunakan sebagai acuan antara lain konsep citra realitas atau picture in our heads (Waiter Lippman, 1936, 1965), cultivation theory (George Gerbner, 1970), konsep berita sebagai konstruksi realitas (Gaye Tuchman, 1980), teori pola hubungan institusi media dan kekuasaan (Jay Blamer & Michael Gurevitch, 1975), teori fungsi isi media (Switzer, McNamara & Ryan, 1999), teori fungsi bahasa dalam penyusunan teks (Giles & Wieman, 1987; Antonio Gramsci, 1971). Sedangkan untuk menjelaskan fenomena obyektivikasi realitas oleh pembaca konsep-konsep teori yang digunakan sebagai acuan antara lain konsep kekuasaan budaya (James Lull, 1998), teori semiotika budaya (Roland Barflies, 1957; Charles Morris, 1964), dan teori kriteria penilaian wacana (Jurgen Habermas, 1984).
Teks yang dianalisis adalah berita surat kabar, dan surat kabar yang diteliti dipilih secara purposive berdasarkan usia dan kredibilitasnya sebagai media berita, terdiri dari dua surat kabar yang diterbitkan di daerah Ibukota Jakarta yakni Kompas (surat kabar pagi), dan Suara Pembaruan (surat kabar sore), dan satu surat kabar yang diterbitkan di daerah pusat budaya Jawa Yogyakarta yakni Kedaulalan Rakyat (surat kabar pagi). Berita yang dianalisis mencakup seluruh berita yang menunjukkan adanya pernyataan atau pesan-pesan politik Presiden Soeharto yang disajikan dalam tiga surat kabar itu selama era kepemimpinan Presiden Soeharto, sejak 27 Maret 1968 sampai dengan 21 Mei 1998.
Teks dan makna teks dianalisis dengan menggunakan kerangka analisis dua tahap signifikasi (Roland Barthes, 1957), dan didukung dengan kerangka analisis hubungan tanda, nilai dan tindakan (Charles Morris, 1964). Untuk tujuan mendukung hasil analisis kualitatif tersebut di sini juga dilakukan prosedur triangulasi berupa content analysis secara kuantitatif. Secara keseluruhan analisis dilakukan dengan membagi periodesasi kepemimpinan Presiden Soeharto menurut perspektif budaya Jawa, menurut tahap-tahap dalam proses ngelmu untuk mewujudkan visi dan nisi hidupnya lnanggayuh kasampurnaning hoerip, yaitu periode awal (masa jabatan I), periode pengamalan dan pematangan (masa jabatan II, III, IV dan V), dan periode puncak dan akhir (mass jabatan VI dan VII).
Temuan dan analisis yang telah dilakukan dalam penelitian ini secara umum menghasilkan kesimpulan bahwa: Pertama, konstruksi realitas kepemimpinan yang dibuat oleh Presiden Soeharto melalui ucapan-ucapan tidak selalu sama dengan konstruksi realitas yang dibuatnya melalui tindakan-tindakan. Meskipun ucapanucapan yang dikemukakanya menunjukkan bahwa ia mengucapkan konsep-konsep kepemimpinan Jawa, tindakan-tindakan yang dilakukannya tidak selalu mencerminkan nilai-nilai budaya kepemimpinan Jawa. Kedua, konstruksi realitas kepemimpinan Presiden Soeharto yang dibuat dalam media surat kabar menunjukkan perbedaan dengan konstruksi yang dibuat oleh Presiden Soeharto sendiri.
Konstruksi realitas yang dibuat dalam media surat kabar tidak selalu merefleksikan realitas eksternal kepemimpinan Presiden Soeharto, baik yang berupa realitas politik obyektif maupun realitas subyektif yang dibuat oleh Presiden Soeharto melalui ucapan dan tindakan-tindakan pada setiap periode. Selain itu, selama masa kepemimpinan Presiden Soeharto, sejak 27 Maret 1968 sampai dengan 21 Mei 1998, media surat kabar telah mengkonstruksi realitas kepemimpinan Presiden Soeharto dengan cara-cara yang tidak sepenuhnya memenuhi standard kualitas teknik jurnalistik, hanya sekedar menyajikan ucapan atau pemyataan-pernyataan Presiden Soeharto tanpa menjelaskan keterkaitannya dengan realitas eksternal termasuk tindakan-tindakan yang dilakukan dan peristiwa-peristiwa sebelumnya yang berfungsi sebagai konteks pemaknaan realitas.
Ketiga, isi dan cara penyajian berita berbeda diantara satu surat kabar dan surat kabar lainnya, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Secara kualitatif, perbedaan diantara konstruksi realitas kepemimpinan Presiden Soeharto yang dibuat oleh masing-masing surat kabar mencakup aspek-aspek waktu penyajian dan fokus ajaran kepemimpinan Jawa yang disajikan di dalam berita. Keempat, oleh karena menunjukkan adanya konsep-konsep ajaran kepemimpinan Jawa maka konstruksi realitas kepemimpinan Presiden Soeharto dalam berita surat kabar menimbulkan mitos-mitos bahwa kepemimpinan Presiden Soeharto merupakan kepemimpinan Jawa. Meskipun demikian, khususnya pada periode pengamalan dan pematangan serta periode puncak dan akhir, karena isinya tidak sesuai dengan realitas eksternal yang menunjukkan tindakan-tindakan Presiden Soeharto bertentangan dengan nilai-nilai budaya kepemimpinan Jawa maka berita surat kabar menimbulkan makna konotatif bahwa kepemimpinan Presiden Soeharto bukan merupakan kepemimpinan Jawa. Selain itu, simbol kepemimpinan Presiden Soeharto juga mengalami perubahan dan perkembangan dari satu periode ke periode selanjutnya. Kelima, media suratkabar bukan merupakan alat hegemoni kepemimpinan Jawa.
Apabila menyajikan kutipan konsep-konsep ajaran kepemimpinan Jawa, berita surat kabar hanya sekedar memberikan informasi bahwa Presiden Soeharto telah mengucapkan kata/istilah dan ungkapan-ungkapan bahasa Jawa tertentu, tanpa memberikan penjelasan mendalam yang bisa membantu pembaca dalam memaknai bentuk-bentuk bahasa tersebut. Secara kuantitatif, berita surat kabar yang menunjukkan teks kepemimpinan Jawa khususnya dan teks budaya Jawa umumnya jumlahnya relatif kecil, bahkan terlalu sedikit apabila dibandingkan dengan jumlah berita-berita lainnya.
Media surat kabar bukan merupakan penyebab terjadinya hegemoni budaya kepemimpinan Jawa karena nilai-nilai budaya tersebut sudah sejak lama tertanam dalam sebagian besar pelaku sosial."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
D135
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>