Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 18 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Teddy Maulana Budiman
Abstrak :
Kejahatan pencurian kendaraan bermotor di wilayah hukum Poltabes Pekanbaru, saat ini telah mulai menemukan bentuk dan modus operandi yang semakin profesional, wilayah operasi yang tidak terbatas, jaringan kerja yang terorganisir serta para pelaku yang cenderung semakin membahayakan. Perkembangan jenis kejahatan ini dipengaruhi oleh banyak hal, antara lain: bertambahnya jumlah penduduk dan jumlah kepemilikan kendaraan bermotor, kurangnya lapangan kerja yang tersedia serta banyaknya kegagalan yang dialami warga dalam mengintegrasikan dirinya dengan masyarakat sosial. Untuk mendeskripsikan motif yang melatarbelakangi serta modus operandi pelakunya, digunakan pendekatan kualitatif melalui studi dokumen dan penelitian lapangan dengan teknik wawancara tak berstruktur. Lima kategori kejahatan pencurian kendaraan bermotor dari Charles McCaghy, digunakan untuk menjelaskan hasil penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, kejahatan pencurian kendaraan bermotor di wilayah hukum Poltabes Pekanbaru, terstruktur oleh pilihan-pilihan yang bersifat rasional. Para pelakunya ada yang beroperasi secara amatir tanpa perencanaan dan ada pula yang beroperasi secara profesional dengan kemampuan dan keahlian teknis. Kesulitan ekonomi merupakan motif yang mendominasi terjadinya kejahatan pencurian kendaraan bermotor di wilayah hukum Poltabes Pekanbaru. Modus operandi paling konvensional yang dipergunakan oleh para pelaku adalah dengan menggunakan kunci berbentuk huruf T, setelah dipereteli dan diganti plat no. polisinya, kendaraan hasil kejahatan mereka dijual kepada penadah di luar kota atau kepada oknum TNI.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T10652
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Delta Gusta
Abstrak :
Kejahatan adalah masalah yang tidak ada hentinya, kejahatan tidak akan bisa dihapuskan, namun kejahatan hanya bisa dikurangi. Salah satu upaya untuk mengsikapinya adalah dengan melakukan pencegahan dengan skala prioritas terhadap kejahatan yang trend-nya meningkat, sehingga dapat menjadi petunjuk bagi aparat terkait dalam menfokuskan perhatian pada kejahatan yang menonjol tersebut. Untuk mengetahui bentuk kejahatan mana yang menonjol, tidak terlepas dari peran statistik kriminal, khususnya statistik kriminal yang dibuat oleh kepolisian. Hal inilah yang menjadikan peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana trend kejahatan dalam statistik kriminal yang dibuat oleh polisi dengan memperhatikan faktor demografi (trend fluktuasi penduduk) dan crime clearance (trend fluktuasi penyelesaian kejahatan) oleh kepolisian. Penelitian ini menggunakan metode studi dokumen, hal ini karena data yang akan diteliti adalah berupa dokumen-dokumen tentang statistik kriminal resmi polisi yang ada di Polies Metro Depok. Pendekatan dalam pengumpulan data dilakukan dengan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mengetahui meningkatnya trend kejahatan dengan memperhatikan faktor demografi (penduduk), dan crime clearance. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa ada 2 faktor yang mempengaruhi fluktuasi trend kejahatan yaitu: (1). Faktor jumlah pertumbuhan penduduk, (2). crime clearance. Dari kedua faktortersebut, tidak semuanya memperlihatkan trend yang sejalan. Seperti faktor penduduk, dari hasil penelitian tidak memperlihatkan adanya trend yang sejajar. Sedangkan pada faktor crime clearance memperlihatkan trend yang tidak sejalan dengan trend kejahatan, kecuali pada kasus penyalahgunaan narkotika yang trendnya sejalan dengan pertumbuhan penduduk serta crime clearance.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12443
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
G. A. P. Suwardani
Abstrak :
Semakin tingginya tingkat kenakalan anak yang menjurus pada tindak kriminalitas di beberapa kota besar merupakan masalah serius yang harus menjadi fokus perhatian para orang tua, masyarakat, dan juga pemerintah, dalam mencari solusi terbaik untuk menyelamatkan generasi penerus bangsa. Peraturan Perundang-Undangan tentang anak yang telah dibuat dan dikeluarkan oleh pemerintah ternyata belum sepenuhnya dapat diimplementasikam dimana masih Kita temui pembauran penempatan penghuni anak dan dewasa dalam 1 (satu) Rutan atau LP. Rutan Pondok Bambu Jakarta Timur yang dipilih sebagai fokus penelitian, merupakan salah satu Rutan dengan beragam penghuni wanita dewasa dan anak, serta anak pria. Masalah yang dihadapi Rutan Pondok Bambu semakin rumit dikala kondisi kelebihan daya tampung melanda Rutanl LP dibeberapa kota besar, sehingga penginman penghuni yang sudah berstatus narapidana/anak didik pemasyarakatan ke LP terdekat terkendala. Rutan dengan kapasitas 504 orang saat ini dihuni oleh 1-325 orang yang terdii dari 619 anak pria dan 706 wanita, dari 706 wanita didapati 131 anak wanita dengan jumlah petugas 232 orang, maka Rutan Pondok Bambu Jakarta Timur sudah kelebihan daya tampung hampir 200%. Hal ini menyebabkan program pembinaan tidak dapat berialan secara maksimal mengingat sarana dan prasarana sangat terbatas. Fakta yang ada menunjukkan bahwa banyak warga binaan khususnya anak didik pemasyarakatan tidak tersentuh oleh kegiatan pembinaan yang seharusnya mereka dapatkan sesuai dengan peraturan perundang Undangan tentang Hak-Hak Anak maupun Perlindungan Anak. Upaya yang dilakukan oleh Rutan Pondok Bambu Jakarta Timur adalah melakukan koordinasi dengan berbagai pihak terkait untuk menyamakan visi, misi dan persepsi melalui kebijaksanaan, strategi dan peningkatan program pembinaan.
The increase in the levels of juvenille deliquency that leads to criminal acts in several major cities poses as a serious problem. This needs to be the focus attention of all parents, the society, as well as the government in finding the best solutions to save the nation's future generation. Teh lw regulations on children that have been written and issued by the govemment have not been entirely implemented. This is proven by the joint placement of children and adults in a single detention center or penintentiary. Pondok Bambu Detention Center in East Jakarta is chosen as the research subject, and it is one of the facilities that accommodates a mixture of occupants, which consist of adult women and young girls, as well as young boys. There is currently the complicated problems of over capacity that is rampant among correctional facilities in several major cities. This result in the difficulty of transferring occupants that have been given status of convicts or correction juvenile in mate to the nearest correctional facility. The capacity of Pondok Bambu Detention Center is 504 people, but it is currently accommodating a total of 1325 people which includes 619 young boys, 706 women out of which are 131 young giris, and 232 personnel. Therefore, Pondok Bambu Detention Center is already exceeding its capacity by almost 200 percent. Consequently, the development program cannot reach its maximum potential considering the limited facility and infrastructure. Facts indicate that most inmates, especially juveniles, are beyond the reach of the development program activities, which should be their rights as it is clearly delineated in the law regulations on Children Rights as well as Children Protections. Currently, Pondok Bambu Detention Center is adressing this issue by coordinating with various associated parties in order to synchronize its visions, mission, and perception through policies, strategy, and improved development program.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T21944
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gita Anggraeni
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
S6292
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Sri Murtiyoningsih Ratiyo
Abstrak :
Eksploitasi terhadap pekerja anak lebih sering difokuskan kepada pekerja anak di sektor formal, sementara disinyalir bahwa pekerja anak di sektor informal seperti halnya anak jalanan juga tidak luput dari kemungkinan mengalami eksploitasi. Pekerja anak adalah eksploitatif jika menyangkut hal-hal sebagai berikut; 1) Kerja penuh waktu pada usia dini; 2) Jam kerja yang panjang; 3) Pekerjaan yang menimbulkan tekanan fisik, sosial atau psikologis; 4) Upah rendah; 5) Tanggungjawab yang terlalu banyak; 6) Pendidikan terhambat; 7) Pekerjaan yang mengurangi martabat dan harga diri, dan; 8) Pekerjaan yang merusak perkembangan sosial dan psikologis. Anak jalanan merupakan fenomena sosial yang terjadi di berbagai belahan dunia, terutama di kota-kota besar. Salah satunya adalah di kota Jakarta, sejumlah tempat diidentifikasi sebagai lokasi anak jalanan. Penelitian ini dilakukan di kawasan Tugu Pancoran Jakarta, yang merupakan salah satu lokasi strategis anak jalanan. Anak jalanan yang diteliti adalah anak-anak yang bekerja di jalanan sebagai pengamen di bawah pengawasan orang tua/wali mereka. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk mendeskripsikan kasus eksploitasi anak jalanan. Serangkaian wawancara dilakukan kepada sejumlah informan, yang terdiri dari anak jalanan, orang tua/wali yang mengawasi anak jalanan, pekerja jalanan dewasa lainnya di lokasi, juga dengan beberapa narasumber, baik dari praktisi yang telah cukup lama menangani masalah maupun aparat pemerintah. Data hasil penelitian ini juga diperoleh melalui pengamatan (observasi) tidak terlibat berstruktur yang dilakukan langsung di lokasi tempat anak bekerja (street-based observation) selama bulan Mei hingga Agustus 2000 di sekitar Tugu Pancoran. Sejumlah data dan informasi yang diperoleh di lapangan menunjukkan bahwa anak-anak yang bekerja sebagai pengamen jalanan di kawasan Pancoran mengalami eksploitasi, balk sebagai anak maupun sebagai pekerja. Anak dieksploitasi oleh orang tua/wali sehubungan dengan dipekerjakannya anak oleh orang tua/wali mereka sendiri. Faktor-faktor yang melatarbelakangi terjadinya eksploitasi anak jalanan ini antara lain; 1) Ketidakseimbangan kekuasaan antara orang tua dengan anak; 2) Dorongan kemiskinan; 3) Rendahnya tingkat pendidikan orang tua; 4) Disfungsi ayah sebagai pencari nafkah utama, dan, 5) Perpisahan orang tua. Eksploitasi yang dialami anak jalanan di kawasan Pancoran ini beragam bentuknya, yaitu; 1) Eksploitasi ekonomi oleh orang tua/wali; 2) Eksploitasi terhadap akses pendidikan; 3) Eksploitasi terhadap waktu luang; 4) Eksploitasi terhadap upah; 5) Eksploitasi terhadap harga diri, 6) Eksploitasi dalam bentuk tindakan kekerasan, dan; 7) Eksploitasi terhadap tumbuh kembang anak. Selain mengalami eksploitasi, anak —anak jalanan juga berada dalam kondisi yang buruk karena mereka melakukan pekerjaan yang membahayakan perkembangan fisik, mental, moral, psikologis, dan sosial mereka, yang berarti juga mengorbankan masa kanakkanak mereka. Eksploitasi yang terjadi pada anak-anak jalanan merupakan bentuk pelanggaran hak-hak anak yang termaktub dalam Konvensi Hak-hak Anak, yang meliputi hak anak untuk mempertahankan kehidupannya, hak untuk tumbuh kembang, hak untuk berpartisipasi, dan terutama hak untuk memperoleh perlindungan. Pelanggaran hak-hak anak ini seharusnya tidak terjadi apabila pemerintah memberikan perhatian terhadap anak dan masalah-masalah yang mereka alami, adanya dukungan masyarakat dalam menguatkan sistem sosial yang dapat membantu anak dan keluarganya, serta apabila orang tua memahami hakhak anak dengan baik.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
S4207
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edwir Irfan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Nugroho
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Triyanti Widarini
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini mempertanyakan permasalahan mengenai sejauhmana keberhasilan Pondok Remaja Inabah Pesantren Suryalaya dalam melaksanakan pembinaan terhadap remaja korban penyalahgunaan obat. Dan sejauhmana peranan dari faktor internal serta eksternal dalam mempengaruhi pelaksanaan pembinaan tersebut. Skripsi ini hendak menggambarkan mengenai pola pembinaan khusus terhadap remaja korban penyalahgunaan obat di Pondok Remaja Inabah Pesantren Suryalaya. Gambaran tersebut diperoleh secara empiris dengan melakukan studi kasus pada Pondok Remaja Inabah Cibereum. Studi tersebut dilakukan dengan metode kwalitatif yang menggunakan tehnik wawancara dan observasi. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh suatu kesimpulan bahwa secara umum Pondok Remaja Inabah Cibeureum Pesantren Suryalaya dapat dikatakan cukup berhasil dalam melaksanakan pembinaan. Namun masih terdapat beberapa kegagalan maupun hambatan bus melihat beberapa faktor yang berpengaruh, baik faktor kyai, pembina, keluarga dari anak binaan maupun faktor masyarakat lingkungan sekitar. pesantren Suryalaya. Hambatan-hambatan tersebut adalah Kurangnya waktu kyai sesepuh pesantren dalam memberikan perhatian ( bertatap muka) kepada seluruh anak. Masih terlihatnya sikap-sikap pembina yang keras, kaku dan tertutup sehingga membentuk pola hubungan yang kurang akrab. Kurangnya jalinan kerja sama yang erat antara pihak Pondok Remaja Inabah Pesantren Suryalaya dengan pihak keluarga dan masyarakat lingkungan sekitar pesantren. Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut diatas maka perlu diambil lengkah-langkah sebagai berikut. Perlunya penyediaan waktu yang lebih banyak lagi dari kyai dalam memberikan perhatian, kesempatan bertatap muka dan berkomunikasi kepada seluruh anak binaan. Hendaknya perlu meningkatkan kemampuan, pengetahuan & ketrampilan para pembina dalam hubungannya dengan tugas dan pekerjaannya sehari-hani. Serta perlunya memperhatikan. perbandingan jumlah ideal antara pembina dan anak yang dibina. Ini dimaksudkan agar terbentuk sikap-sikap pembina yang lebih baik dalam hubungannya dengan anak binaan. Dalam pelaksanaan pembinaan hendaknya diupayakan perhatian akan perlunya kerja sama yang erat antara pihak pesantren dengan pihak keluarga dan pihak masyarakat linkungan sekitar pesantren Suryalaya.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Hengki
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1994
S6221
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>