Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rissa Nurismawar
"Skripsi ini menganalisis bentuk penyebaran Islam yang ada dalam Hikayat Haji disertai dengan edisi teks. Tujuannya adalah menyajikan teks HH kepada pembaca, menunjukkan kekhasan yang ada pada teks, dan menyelisik isi kandungan pada teks. Dari penelitian ini, dihasilkan suntingan teks dan diperoleh bentuk Islamisasi yang ada pada teks HH terkait dengan peran tokoh utama dalam cerita tersebut. Kesimpulan dari analisis ini adalah bentuk Islamisasi pada teks HH.

This thesis analyzes the form o the spread of Islam in the Pilgrimage Tale edition is accompanied by text. The goal is to present the text to the reader as well as HH showed peculiarities that exist in the text, and investigate the contents of the text content. From this research, edits texts produced and acquired forms of Islamization on HH text associated with the role of protagonist in the story. The conclusion of this analysis is a form of Islamization in the text of HH."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S125
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Cahaya Dani
"Logam berat seperti nikel dan kadmium yang berasal dari limbah-limbah hasil kegiatan manusia (industi, domestik) dapat mengakibatkan pencemaran dan mengendap pada sedimen dasar laut. Perubahan pH perairan, dapat menyebabkan terjadinya proses pelepasan (leaching) logam di sedimen ke badan perairan kemudian terbioakumulasi pada biota di lingkungan tersebut. Untuk melihat adanya pengaruh perubahan pH pada proses pelepasan (leaching) logam tersebut, dilakukan ekstraksi pada sedimen dengan berbagai variasi pH (TCLP method). Dari hasil studi pelepasan tersebut terdeteksi adanya logam kadmium (Cd) dan nikel (Ni), untuk melihat sifat bahaya dari logam kadmium dan nikel, dilakukan uji simulasi bioakumulasi logam pada biota perairan dengan menggunakan bioindikator Cyprinus carpio (OECD Guideline 305).
Berdasarkan hasil data analisa didapatkan kadar nikel dalam sedimen pada ekstrak pH 3, 5 dan 7 mencapai 2,55 - 27,94 μg/g sedangkan untuk kadmium mencapai 4,31- 4,68 μg/g. Pengamatan bioakumulasi logam nikel dan kadmium pada ikan dilakukan selama 28 hari dengan melihat kadar kadmium dan nikel pada daging dan insang ikan. Pada daging ikan, konsentrasi kadmium tertinggi yaitu sebesar 3,179 μg/g sedangkan pada insang adalah 5,392 μg/g. Konsentrasi nikel tertinggi pada daging ikan adalah sebesar 4,557 μg/g sedangkan untuk insang adalah sebesar 10,417 μg/g. Hasil studi menunjukkan adanya akumulasi logam kadmium dan nikel pada biota.

Heavy metals such as nickel and cadmium from the waste of human activities (industry, domestic,) can lead the pollution and sediments deposited on the seabed. Water pH changing, can lead to the release (leaching) metals in the sediment into the water body and then it will be bioaccumulated on biota arround the environment. To see the effect of pH changing on the release (leaching) of these metals, extracting the sediment at pH variations has done (TCLP method). From the results of detection metals cadmium (Cd) and nickel (Ni) release studies, to see the hazards of cadmium and nickel metal, carried out a simulation of bioaccumulation test on biota using bioindikator Cyprinus carpio (OECD Guideline 305).
Based on the analysis of data obtained in the nickel content in the sediment extract pH 3, 5 and 7 reached 2.55 to 27.94 μg/g, while for cadmium reaches 4.31 to 4.68 μg/g. Observation of metallic nickel and cadmium bioaccumulation in fish hass done for 28 days by looking at levels of cadmium and nickel on the gills of fish and meat. In the flesh of fish, the highest cadmium concentration of 3.179 μg/g while in the gills is 5.392 μg/g. The highest nickel concentrations in fish flesh is equal to 4.557 μg/g while for gill is equal to 10.417 μg/g. The study results indicate the presence of cadmium and nickel metal accumulation on biota.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S42602
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Oktaviyanti
"Pencemaran logam berat menimbulkan dampak negatif bagi ekosistem perairan karena sifatnya yang persisten dan mudah terakumulasi dalam jaringan tubuh biota oleh sebab itu pada penelitian ini dilakukan uji toksisitas akut (EC50- 24h) dari logam berat Pb, Cd, Cr, Ni, dan As pada Daphnia magna yang mengacu pada OECD 202 Guidelines. Data immobilisasi yang diperoleh diolah menggunakan analisis probit (SPSS 15). Selain itu dilakukan pengujian toksisitas melalui simulasi fraksi sedimen dan analisis kadar logam berat dalam fraksi sedimen di Perairan Teluk Jakarta dengan ekstraksi menggunakan 3 variasi pH, yaitu pH 3, 5 dan 7. Pembuatan fraksi asam pH 3 dan 5 menggunakan prosedur TCLP (toxicity characteristic leaching prosedure). Sedimen yang telah dipreparasi di analisis dengan Atomic Absorbance Spectoscopy (AAS).
Dari hasil pengujian diperkirakan nilai EC50-24h Cd, As, Ni, Cr, Pb terhadap Daphnia magna adalah 1,663 μg/l; 2,369 mg/l; 2,471 mg/l; 12,225 mg/l, 23,136 mg/l. EC50-24h Pb jauh lebih besar dari literatur karena terjadi pengendapan yang diduga menurunkan bioavailabilitas logam terhadap Daphnia. Hasil dari analisa logam berat dalam sedimen diperoleh kadar logam berat dengan fraksi pH 3 umumnya lebih besar dari fraksi pH 5 dan 7. Hasil pengamatan toksisitas dari simulasi fraksi sedimen menunjukkan toksisitas pada keseluruhan hewan uji yang menandakan bahwa Perairan Teluk Jakarta berpotensi membahayakan bagi kehidupan biota. Pengujian toksisitas campuran logam Cd-Cr-Ni-As dengan konsentrasi yang mengacu pada nilai EC50-24h Cd memperlihatkan efek sinergis walaupun tidak signifikan.

Heavy metals pollution adverse impacts on aquatic ecosystems because of its persistent and easy to accumulate in biota tissue and therefore in this study tested the acute toxicity (EC50-24h) of the heavy metals Pb, Cd, Cr, Ni, and As in Daphnia magna which refers to the OECD Guidelines 202. The data obtained were statistically evaluated with probit analysis method (SPSS 15). In addition, it has also been conducted of toxicity test through simulation of sediment fraction and observation heavy metals content in the sediment fraction at Jakarta bay waters by extraction using 3 variations of pH such as pH 3, 5 and 7. Preparation pH 3 and 5 acid fraction using the TCLP procedure (toxicity characteristic leaching prosedure). Heavy metals content in sediment has analysed by Atomic Absorbance Spectroscopy (AAS).
The EC50-24h of Cd, As, Ni, Cr, Pb to Daphnia magna was estimated to be 1,663 μg/l; 2,369 mg/l; 2,471 mg/l; 12,225 mg/l, 23,136 mg/l, respectively. The EC50-24h of Pb has larger value than literature due to the precipitation reaction which reduce the bioavailability of this metal to Daphnia. The result of heavy metals content in sediment showed that the average concentration in pH 3 fraction was higher than pH 5 and pH 7 fraction. The toxicity result from sediment fraction simulation showed the overall toxicity in organism test which indicated Jakarta bay waters are potentially harmfull to aquatic ecosystem. Testing the toxicity of Cd-Cr-Ni-As mixture which refers to EC50-24h of Cd showed a synergistic effect, although not significantly.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S43422
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Momoy Ulrike
"Pembentukan senyawa dimer yang terjadi pada senyawa fenolik dengan bantuan biokatalis, diketahui dapat menghasilkan senyawa dimer yang memiliki sifat bioaktif. Sifat bioaktif ini dapat berupa aktivitas antioksidan, antikanker, dan antimikroba. Pada penelitian ini digunakan eugenol sebagai prekusor dalam pembentukan senyawa dimer dengan menggunakan biokatalis enzim peroksidase. Enzim peroksidase yang digunakan, berupa enzim kasar yang diekstraksi dari tanaman sawi hijau (Brassica juncea ). Aktivitas spesifik enzim kasar adalah 0,357 U/mg protein. Senyawa hasil reaksi antara eugenol dengan enzim peroksidase, dan H2O2 30% yang terbentuk, kemudian diekstraksi dengan etil asetat dan dimurnikan dengan kromatografi kolom, menghasilkan suatu senyawa berupa kristal berwarna kuning, dengan nilai Rf = 0,25 dan titik leleh antara 105oC ?V 108o C. Identifikasi produk kristal dilakukan dengan spektrofotometri UV-Vis, GC -MS, dan FT ?V IR. Diperoleh dari spektrofotometri UV-Vis, kristal tersebut mempunyai ?? maksimum 291 nm dan spektrum FT -IR yang mirip dengan eugenol. Hasil GC-MS menunjukkan bahwa komponen utama dengan waktu retensi 32,10 menit dan luas area 85,22 % mempunyai nilai m/z = 326 yang senilai dengan (2 x m/z eugenol)?V2H. Produk kristal tersebut diujikan aktivitas biologisnya sebagai senyawa inhibitor terhadap sel leukemia L1210 dalam medium Eagle??s MEM, yang mana sel ini merupakan salah satu jenis dari sel kanker dan ditentukan nilai IC50 dengan metode least square. IC50 adalah konsentrasi senyawa aktif dalam ??g/mL medium yang dapat menghambat perkembangbiakan sel sebanyak 50 % setelah masa inkubasi 48 jam. Nilai IC50 yang diperoleh senyawa kristal adalah sebesar 22,35 ??g/mL, yang berarti senyawa kristal memiliki potensi sebagai inhibitor sel leukemia L1210."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naili Karima
"Onggok adalah ampas tapioka yang masih mengandung kadar pati tinggi sehingga berpotensi sebagai pakan. Namun alternatif tersebut mempunyai kendala karena kandungan proteinnya rendah, serat kasarnya tinggi dan adanya sianida dapat menyebabkan keracunan. Untuk mengatasinya perlu dilakukan perbaikan misalnya melalui proses fermentasi dengan kapang Aspergillus niger UICC 159 yang mempunyai enzim amilase sehingga dapat memecahkan pati menjadi glukosa sebagai sumber hidupnya. Untuk peningkatan kadar proteinnya, media tersebut ditambahkan dengan urea karena urea dapat dipecah oleh Aspergillus niger menjadi amoniak dan CO2 kemudian disintesisnya menjadi asam-asam amino.
Untuk mendapatkan produk fermentasi (biomassa) dengan kadar protein tinggi dilakukan variasi ketebalan media (1, 2 dan 3 cm), kadar air (30, 40 dan 50%) serta perbandingan sumber N dari (NH4)2SO4 dan urea (1:4; 2:3; 3:2; dan 4:1). Hasil optimum didapatkan pada ketebalan media 2 cm, kadar air 30% dan perbandingan (NH4)2SO4 dan urea 1:4. Biomassa tersebut mengandung protein kasar 10,05%, lemak kasar 3,60%, serat kasar 19,00% dan energi metabolis sebesar 3140,00 kkal/kg.
Evaluasi biologis biomassa terhadap broiler dilakukan dengan mensubstitusikan biomassa sebesar 10% (R-|) dan 20% (R2) terhadap ransum kontrol/ransum tanpa produk biomassa (Ro) serta membandingkannya terhadap ransum komersial (R3) sampai usia 24 hari. Berat badan broiler yang didapat dari RO adalah 611,88 g, R-| adalah 618,13 g, R2 adalah 573,30 g dan R3 adalah 873,00 g."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1998
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novatina N.T.
"Pembentukan adduct antara senyawa akrilamida dengan seriyawa
makromoleku! sel' yaitu protein (hemoglobin) dan basa-basa dari DMA
(guanin) merupakan metode alternatif yang dapat mereduksi rangkaian
metode-metode yang harus dilakukan dalam meneliti sifat karsinogenitas
suatu senyawa kimia.
Penelitian dilakukan untuk menyelidiki adanya interaksi yang terjadi
antara akrilamida dengan 2'-deoxyguanosin-5'-monofosfat (dGMP) yang
merupakan salah satu basa dari DMA dan antara akrilamida dengan
hemoglobin yang merupakan protein dalam darah Proses pembentukan adduct dari dGMP dilakukan dengan
menginkubasi senyawa tersebut terhadap akrilamida dengan variasi kondisi
yaitu pH (asam=3.5, netral=7, basa=9) dan variasi suhu (antara 37°C -
80°C).
Dari hasil pengukuran dengan HPLC, terlihat bahwa kenaikan suhu dan
kenaikan pH memberikan pengaruh yang linear berbanding lurus dengan
jumlah adduct yang terbentuk.
Sedangkan pada proses pembentukan adduct dari dGMp dilakukan
dengan menginkubasi sampel darah dengan akrilamida dan kemudian
mengisolasi hemoglobin-adduct yang terbentuk.
Dari hasil pengukuran HPLC, terlihat bahwa hemoglobin dapat pula
berinteraksi dengan senyawa akrilamida membentuk suatu adduct. Pada
sampel ini juga dilakukan pengukuran dengan spektrofotometer UV yang
memberikan hasil adanya pergeseran panjang gelombang dari adduct"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atikah Ashriyani
"Dalam kondisi krisis energi seperti saat ini, pemanfaatan sumber daya
yang dapat diperbarui diharapkan dapat membantu pemenuhan kebutuhan
energi. Makroalga merupakan salan satu sumber daya yang dapat
dimanfaatkan sebagai penghasil energi alternatif dalam bentuk bioetanol.
Pada penelitian ini, dipilih makroalga genus Eucheuma dan Gracilaria karena
memiliki kandungan selulosa serta mudan dan cepat pembudidayaannya.
Eucheuma dan Gracilaria dinidrolisis olen jamur Thchoderma viride yang
mengnasilkan enzim selulase. Konsentrasi senyawa gula pereduksi yang
dinasilkan dari proses nidrolisis ditentukan dengan metode Somogyi Nelson.
Gula pereduksi paling tinggi yang dihasilkan dari nidrolisis Eucheuma adalan
0,090 mg/mL pada konsentrasi 7,5% dan waktu inkubasi 48 jam, sedangkan
pada Gracilaha, gula pereduksi yang dinasilkan sebesar 0,089 mg/mL pada
konsentrasi 5% dan waktu inkubasi yang sama. Hidrolisat Eucheuma dan
Gracilaria difermentasi olen sel Saccharomyces cerevisiae yang terimobilisasi
dalam Ca alginat. Kondisi optimum proses fermentasi diperolen pada pH 4
dan waktu inkubasi 24 jam yang mengnasilkan kadar etanol sebesar 0,698%
dari nidrolisat Eucheuma dan 0,530% dari Gracilada. Kadar etanol ditentukan
dengan Gas Chromatography."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S30507
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Riyanti Teresa Novitawati
"Gandum merupakan salah satu hasil pertanian yang dihasilkan di Indonesia dan banyak dimanfaatkan lebih lanjut menjadi bahan pangan. Pada umumnya, hasil samping dari penggilingan biji gandum adalah pollard dan bran. Pollard merupakan bagian yang paling dekat dengan endosperma biji gandum dan banyak digunakan sebagai bahan baku pembuatan pakan ternak. Di dalam pollard terkandung hemiselulosa yang apabila dihidrolisis dapat menghasilkan monomer-monomernya. Salah satu monomer yang dihasilkan adalah xilosa yang dapat diubah menjadi xilitol yang berfungsi sebagai pemanis seperti gula. Pada penelitian ini, digunakan pollard gandum sebagai bahan utama pembuatan xilitol dengan hidrolisis menggunakan H2SO4 0,3 M pada suhu 121ºC dengan waktu optimum 45 menit. Hasil pengukuran kadar xilosa dalam hidrolisat pada kondisi optimum adalah sebesar 9,48% (w/w). Hidrolisat ini digunakan sebagai substrat dalam proses fermentasi oleh khamir penghasil enzim xylose reductase, yaitu Candida fukuyamaensis U 62311 UICC Y–247. Sebelum dilakukan proses fermentasi, dibuat terlebih dahulu media aktivasi untuk mengaktifkan enzim xylose reductase. Hidrolisat diberi perlakuan detoksifikasi untuk menghilangkan senyawa toksik yang dapat menghambat pertumbuhan khamir dengan menambahkan arang aktif 1% (w/v). Produk xilitol hasil fermentasi tertinggi, didapatkan pada waktu fermentasi 24 jam untuk substrat yang didetoksifikasi yaitu dengan persen konversi xilitol tertinggi sebesar 8,65%. Waktu fermentasi optimum untuk substrat tanpa detoksifikasi diperoleh pada jam ke-12 dengan persen konversi xilitol tertinggi sebesar 5,31%. Persen yield xilitol tertinggi untuk 2 gram sampel, terdapat pada substrat yang didetoksifikasi, yaitu sebesar 0,70%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S30502
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kusnaningsih
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi produk reaksi oksidasi
kopling dari senyawa cis-isoeugenol 78% dan trans-isoeugenol 94% dengan
katalis peroksidase dari Raphanus sativus L. Peroksidase hasil isolasi dari Raphanus
sativus L. yang digunakan memiliki aktivitas sebesar 33,3063 U/mg protein.
Identifikasi terbentuknya produk dilakukan secara kualitatif dengan menggunakan
kromatografi lapis tipis (KLT). Hasil analisa menggunakan instrumen
spektrofotometer UV-Vis, FTIR, dan GC-MS menunjukkan bahwa produk reaksi
oksidasi kopling dari trans-isoeugenol dan cis-isoeugenol yang terbentuk merupakan
senyawa dimer dengan posisi penggabungan 8-5’. Senyawa dimer ini lebih dikenal
dengan nama dehidrodiisoeugenol.

ABSTRACT
The aim of this study was to identify the product reaction of coupling
oxidation from 94% trans-isoeugenol and 78% cis-isoeugenol which catalized by
peroxidase from Raphanus Sativus L. Spesific activity of peroxidase isolated from
Raphanus Sativus L. was 33,3063 U/mg protein. Thin Layer Chromatography
(TLC) used to identify the product formation qualitatively. The measurement results
using instrument UV-Vis spectrophotometer, FTIR, and GC-MS showed that
oxidative coupling reaction products of cis-isoeugenol and trans-isoeugenol are
dimer formed by coupling the position 8-5 '. The dimer known as
dehidrodiisoeugenol."
2010
S30730
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Budiman
"ABSTRAK
Enzim α-glukosidase (EC. 3.2.1.20, α-D-glukosida glukohidrolase) adalah enzim terikat membran yang terdapat pada epitel usus halus dan berperan pada pencernaan karbohidrat makanan. Pada penderita Diabetes Mellitus (DM) tipe 2, inhibisi terhadap enzim ini menyebabkan penghambatan absorpsi glukosa sehingga dapat mengurangi keadaan hiperglikemia setelah makan. Enzim ini diperlukan pada penemuan senyawa analog sebagai inhibitor enzim tersebut dalam rangka penemuan obat Diabetes Melitus tipe dua. Distribusi enzim ini tersebar luas pada mamalia, tanaman, serangga dan mikroorganisme. Tanaman merupakan sumber α-glukosidase yang telah banyak diisolasi dan diteliti, terutama dari golongan serealia seperti padi. Pada penelitian ini, sebagai sumber enzim digunakan beras dan gabah varietas Ciherang. Beras dan gabah selanjutnya dibuat menjadi ekstrak kasar enzim tepung beras, tepung gabah dan tepung aseton gabah dengan menggunakan buffer fosfat dan kemudian diuji aktivitasnya. Ekstrak dengan aktivitas tertinggi dilakukan fraksionasi menggunakan amonium sulfat (salting out) dengan kenaikan tingkat kejenuhan. Fraksi dengan aktivitas tertinggi kemudian dilakukan dialisis. Enzim hasil dialisis kemudian ditentukan pH optimumnya dan uji inhibisinya dengan senyawa quersetin. Hasil penelitian menunjukan bahwa dari ketiga ekstrak kasar enzim, tepung gabah menunjukan aktivitas tertinggi yaitu 23,75 mU/mL. Tingkat kejenuhan 20-50% merupakan fraksi dengan aktivitas tertinggi sebesar 19,05 mU/mg. Enzim hasil dialisis memiliki aktivitas spesifik 41,16 mU/mg dan pH optimum 6. Pada uji inhibisi, quersetin dengan kadar 0,1% memiliki persen inhibisi tertinggi sebesar 13,07%.

ABSTRACT
α-Glucosidase (EC. 3.2.1.20, α-D-glucoside glucohydrolase) is a membrane-bound enzyme located in intestinal epithelium, play role in carbohydrate digestion of food. In people having Diabetes Mellitus type 2, inhibition of the enzyme inhibits absorption of glucose reducing hyperglycemia postprandial. The enzyme is essential in the research to find the active compound that able to inhibit the enzyme in order to find Diabetes Mellitus type 2 drugs. The enzyme found widespread in mammal, plants, insects and microorganism. Plants are the enzyme source that isolated and studied most, particularly the cereals: rice. In this study, rice and gabah (var. Ciherang) are used as the enzyme source. From these, the crude extract of rice flour, gabah flour and gabah acetone powder were made by using phosphate buffer and the activity assayed. The extract showing highest activity was subjected to salting out using ammonium sulfate by increasing level of saturation. Furthermore, fraction containing highest specific activity was subjected to dialysis. The retentate was determined its optimal pH and inhibition against quercetin. The results showed that of the three extracts, gabah flour showing the highest activity at 23.75 mU/mL. The saturation level of 20-50% showing the fraction of highest specific activity at 19.05 mU/mg. The retentate specific activity was found to be 45.16 mU / mg and the optimum pH was 6. The inhibition against 0.1% quercetin showed the highest at 13.07% "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S342
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>