Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 261 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Billy A.
"Pengembangan sub-sektor peternakan terutama peternakan sapi di Kota Dumai menjadi
salah satu hal yang sangat diperhatikan oleh pemerintah sebagai contoh dapat terlihat dari
program-programnya yang dibuat untuk membantu rakyat kecil dengan memberi bantuan ternak
sapi bantuan dan juga pengecekan kesehatan sapi dari penyakit menular. Salah satu penyakit
yang cukup merebak dan menjadi prioritas pemerintah Kota Dumai pada tahun 2008 yaitu
penyakit menular parasit darah. Penyakit menular parasit darah ditularkan oleh vektor seperti
nyamuk, lalat penghisap darah, dan caplak. Habitat vektor menjadi unsur variabel penting
sebagai pedoman untuk mengetahui dimana wilayah rawan penyakit. Hal ini diketahui melalui
situs habitat vektor penular seperti pemukiman, tutupan vegetasi, dan genangan air. Tujuan dari
penelitian ini adalah ingin mengetahui persebaran jumlah sapi terinfeksi maupun yang tidak
terinfeksi penyakit parasit darah dengan basis kandang dihubungkan dengan wilayah rawan
habitat vektor penyakit parasit darah di Kota Dumai. Menggunakan metode pendekatan
keruangan dan deskriptif dengan mengelompokan penyebaran wilayah rawan penyakit parasit
darah ke dalam 3 kelas, yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Hasil yang didapat dari penelitian ini
yaitu persebaran jumlah sapi terinfeksi penyakit parasit darah per titik kandang dihubungkan
dengan wilayah rawan habitat vektor dan iklim sebagai variabel."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S34202
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Riza
"Kebakaran itu bukan hanya menghilangkan harta benda dan tempat tinggal, tetapi juga memakan korban jiwa, Menurut Kepala Dinas Kebakaran DKI Jakarta, setiap tahun terjadi 700 sampai 900 kasus kebakaran yang terjadi di Jakarta. Itu artinya, dalam satu hari terjadi dua atau tiga kali kasus kebakaran.
Berdasarkan catatan statistik Dinas Pemadam Kebakaran, di bandingkan dengan kota - kota lainnya di Indonesia, kota Jakarta menempati angka tertinggi dalam hal frekuensi kejadian kebakaran. Selama 5 tahun terakhir, frekuensi kejadian kebakaran di Jakarta rata - rata 500 sampai 700 kali kebakaran. Dan 80% nya terjadi di lingkungan padat. Berdasarkan data di ketahui bahwa dari 5 wilayah kotamadya di OKI Jakarta yang paling banyak terjadi musibah kebakaran adalah kotamadya Jakarta Barat, Penyebab kebakaran yang utama adalah listrik di tahun 2001 sebanyak 87 kasus dan tahun 2002 sebanyak 105 kasus, terjadi kenaikan 20,68% dan bangunan yang banyak terbakar adalah bangunan perumahan (Sudin Pemadam Kebakaran Jakarta Barat, 2003).
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, penelitian ini menitik beratkan pada wilayah rawan kebakaran di Jakarta Barat. Masalah yang utama dari daerah rawan tersebut adalah kurangnya sarana dan prasarana seperti jalan masuk yang sempit, kelangkaan sumber air serta kurangnya sarana komunikasi. Kesemua ini dapat menghambat tugas dari pasukan pemadam kebakaran. Kondisi ini di tandai dengan padatnya populasi bangunan pada wilyah tersebut, serta bdhan bangunan terbuat dari bahan yang mudah terbakar seperti kayu dan triplek, sehingga mempercepat penjalaran api pada waktu kebakaran. Dari hasil penelitian didapatkan 4 region rawan kebakaran di Jakarta Barat yaitu reg in permukiman, campuran, perdagangan dan region industri. Namun daerah rawan kebakaran di dominasi oleh region permukiman dengan dicirikan dengan permukiman kumuh, jaringan jalan local yang sempit, serta kurangnya sarana dan prasarana pemadam kebakaran dalam hal kualitas maupun kuantitas serta kurangnya sumberdaya.

Fire is not only to make disappear residence and wealth, according to head of OKI fire fighting department, every year any 700 to 800 fire cases in Jakarta. That means, in one day there are twice or three fire cases. Based on firefighting statistic data has shown, Jakarta was occupied the higest in frequency of fire. At 5 years latest, in Jakarta average frequency of fire 500 - 700 and 80% occurred at densely populated environtmen. Among 5 cities in OKI Jakarta , Jakarta Barat has also been occupied the first place on fire. In 2001 to 2002 frequency of fire has increased 5, 91 % or 169 to 179 cases of fire. The main Governing factors of fire is electricity, increased 20,68 % ( 2001 to 2002 ), many housing 1s on fire (Sudin Pemadam Kebakaran, 2003 )
Base on background above, the study will be stressed on extremerely dangerous of fire region in West Jakarta. The main problem of slum area in the city are minimize infrastructure supporting such as narrow street, watl'r supply, communication.Its hampered the fire fighting work, beside the infrastructure behaviour of society also been impeded.This condition signed by densely of building, there no space between it and fuel of house dominated by flammable like wood. It will be accelerated the spread out of fire. The study shown, there are any 4 extremely dangerous of fire region in West Jakarta. The type of it are: settlement, mix, trade and industry. Extremely dangerous of fire region in West Jakarta dominated on settlE~ment region which be characterized dominated by slum area with local street, lacking of firefighting infrastructure (quantity and quality).
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
T39420
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia Wahyuana
"Dalam rangka menyempurnakan implementasi NIK sebagai NPWP Orang Pribadi pada 1 Januari 2024, maka Otoritas Pajak dapat memperoleh representasi sudut pandang dari masyarakat sebagai sasaran kebijakan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis persepsi masyarakat DKI Jakarta mengenai penerapan NIK sebagai NPWP Orang Pribadi dalam meningkatkan kepatuhan pajak dengan menggunakan teori persepsi Robbins dan Judge tahun 2017. Selain itu, dalam penelitian ini disajikan rekomendasi upaya yang dapat dilakukan oleh Otoritas Pajak dalam mendukung penerapan secara efektif kebijakan NIK sebagai NPWP Orang Pribadi. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan teknik pengumpulan data melalui survei, wawancara mendalam, studi kepustakaan. Survei dilaksanakan kepada sejumlah masyarakat DKI Jakarta yang memiliki NIK dan berusia minimal 18 tahun. Lalu, wawancara mendalam dilaksanakan kepada beberapa narasumber kunci. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sampel masyarakat DKI Jakarta memiliki persepsi yang positif mengenai penerapan NIK sebagai NPWP Orang Pribadi dalam meningkatkan kepatuhan pajak. Persepsi positif pada sampel masyarakat DKI Jakarta dipengaruhi dengan keyakinan masyarakat atas kemudahan dan kesederhanaan administrasi pajak melalui penerapan NIK sebagai NPWP Orang Pribadi. Kemudian, untuk mendukung implementasi NIK sebagai NPWP Orang Pribadi dirumuskan tiga upaya yang dapat dilakukan oleh Otoritas Pajak dalam mendukung implementasi NIK sebagai NPWP Orang Pribadi meliputi, meningkatkan pemahaman masyarakat atas kebijakan melalui sosialisasi, meningkatkan kualitas data eksternal melalaui konsistensi pencantuman NIK dalam seluruh transaksi keuangan yang berpotensi dikenakan pajak, dan pertimbangan alternatif skema penetapan Wajib Pajak secara otomatis oleh Otoritas Pajak.

To improve the implementation of the NIK as the NPWP of an individual on January 1, 2024, the Tax Authority can obtain representation from the public's point of view as a policy target. This study aims to analyze the perceptions of the people of DKI Jakarta regarding the application of NIK as NPWP of Individuals in increasing tax compliance using Robbins and Judge's 2017 perception theory. In addition, this research presents recommendations for efforts that can be made by the Tax Authorities in supporting the effective implementation of NIK as an Individual’s NPWP. The research approach used in this study is aquantitative approach with data collection techniques through surveys, in-depthinterviews, and literature studies. The survey was conducted on several DKI Jakarta residents who have a NIK and are at least 18 years old. Then, in-depthinterviews were conducted with several key informants. The results showed that the DKI Jakarta sample had a positive perception of applying the NIK as an individual's NPWP in increasing tax compliance. The positive perception of the DKI Jakarta sample is influenced by the public's belief in the ease and simplicity of tax administration through the application of a NIK as an individual's NPWP. Then, to support the implementation of the NIK as an individual's NPWP, three efforts are formulated that can be carried out by the Tax Authorities supporting the performance of the NIK as an individual's NPWP, including increasing public understanding of policies through outreach,improving the quality of external data through the consistency of the inclusion of the NIK in all financial transactions that are potentially subject to tax, and consideration of alternative schemes for automatic determination oftaxpayers by the Tax Authorities."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Rimba Alifandy Putra
"Kecelakaan kerja yang disebabkan oleh unsafe acts dan unsafe conditions berkaitan erat dengan bagimana budaya keselamatan dan kesehatan kerja (K3) diterapkan. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan gambaran awal budaya K3 enam SMK di Kota Depok tahun 2023. Metode penelitian yang digunakan analisis deskriptif menggunakan data kualitatif dan kuantitatif untuk memberikan gambaran terkait domain organisasi, teknologi, dan manusia terkait iklim K3 di enam SMK di Kota Depok. Instrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner dengan sampel guru, tenaga kependidikan, dan siswa, instrumen wawancara dengan sampel pihak kepala sekolah atau perwakilan yang ditunjuk, dan instrumen observasi dilakukan peneliti secara langsung di SMK. Hasil gambaran awal budaya K3 antara lain empat SMK memiliki nilai baik dan dua SMK memiliki nilai cukup baik.

Accidents caused by unsafe acts and unsafe conditions are closely related to how the safety culture is implemented. The purpose of this study is to get an initial overview of the safety culture in six Depok City Vocational Schools in 2023. The research method used is descriptive analysis using qualitative and quantitative data to provide an overview related to organizational, technological, and human domains related to safety climate in six Vocational High Schools in Depok City. The instruments in this study were questionnaires with samples of teachers, educational staff, and students, interview instruments with samples of school principals or designated representatives, and observation instruments carried out by researchers directly at Vocational Schools. The results of the initial overview of the OSH culture included four Vocational Schools having good category and two Vocational Schools having fairly good category."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aurelia Artari Puan Pramesti
"Tingginya kebutuhan masyarakat terhadap moda perkeretaapian sebagai transportasi publik di wilayah metropolitan sejalan dengan pentingnya implementasi sistem keselamatan kebakaran di stasiun. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja sistem keselamatan kebakaran di Stasiun X yang terdiri dari kinerja sistem proteksi kebakaran pasif, kinerja sistem proteksi kebakaran aktif, kinerja sarana penyelamatan jiwa, dan kinerja manajemen tanggap darurat. Desain penelitian merupakan deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui metode observasi, wawancara, pengukuran jarak, dan telaah dokumen, lalu dibandingkan dengan standar NFPA. Tingkat kinerja direpresentasikan oleh persentase yang diperoleh dengan membandingkan jumlah komponen yang terpenuhi dengan jumlah komponen yang seharusnya terpenuhi. Berdasarkan hasil penelitian, kinerja sistem proteksi kebakaran pasif sebesar 100% (Sangat Baik), kinerja sistem proteksi kebakaran aktif sebesar 95% (Sangat Baik), kinerja sarana penyelamatan jiwa sebesar 82.60% (Cukup Baik), dan kinerja manajemen tanggap darurat sebesar 80.64% (Cukup Baik). Secara umum, kinerja sistem keselamatan kebakaran di Stasiun X mencapai 89.56% (Sangat Baik) sehingga Stasiun X telah mengimplementasikan standar NFPA dengan efektif.

The high demand from the community for railway transportation as public transport in metropolitan areas goes hand in hand with the importance of implementing fire safety systems at the stations. This study aims to analyze the fire safety system performance at Station X, which consists of the performance of the passive fire protection system, active fire protection system, the performance of means of egress, and the performance of emergency response management. The research design is descriptive-analytical with a qualitative approach. Data was collected through observation, interviews, distance measurements, and document reviews, then compared with NFPA standards. The performance level is represented by the percentage obtained by comparing the number of fulfilled components to the total number of components that should be fulfilled. Based on the research findings, the performance of passive fire protection system is 100% (Very Good), the performance of active fire protection system is 95% (Very Good), the performance of means of egress is 82.60% (Adequately Good), and the performance of emergency response management is 80.64% (Adequately Good). Overall, the performance of the fire safety system at Station X reaches 89.56% (Very Good), indicating that Station X has implemented NFPA standards effectively. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Raihan Anugrah Pekerti
"Aspek ergonomi merupakan salah satu aspek yang perlu diperhatikan dalam lingkungan kerja, tidak terkecuali di sektor perkantoran. Pekerja kantor tidak terlepas dari beberapa isu ergonomi seperti postur janggal, postur statis, dan gerakan repetitif. Berdasarkan hasil observasi dan tinjauan dokumen perusahaan, aspek ergonomi masih menjadi permasalahan di PT X karena belum diterapkan secara maksimal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor ergonomi pekerja kantor PT X dengan menggunakan desain studi yang bersifat deskriptif dan eksploratif dengan pendekatan analisis kualitatif. Hasil analisis dan pengukuran faktor ergonomi menunjukkan bahwa sebagian besar kegiatan pekerja administrasi di PT X berada pada kondisi ”fitting the man to the job” dimana 5 dari 7 pekerja harus menyesuaikan diri dengan kondisi pekerjaan. Hal ini disebabkan karena adanya interaksi dari postur janggal para pekerja, frekuensi dan durasi kerja yang tidak aman (faktor pekerjaan); desain kursi dan meja, ketinggian monitor, luas area kerja serta koridor yang kurang memadai (faktor peralatan); serta kurangnya intensitas pencahayaan area kerja (faktor lingkungan). Dengan demikian, PT X perlu meningkatkan perhatian terkait aspek ergonomi diantaranya melalui pengadaan peralatan kerja yang ergonomis, penggantian lampu di area kerja, serta edukasi rutin kepada para pekerja terkait pentingnya aspek ergonomi di perkantoran.

Ergonomics is one aspect that needs to be considered in the work environment, including the office sector. Office workers cannot be separated from several ergonomic issues such as awkward postures, static postures, and repetitive movements. Based on the results of observations and review of company documents, ergonomic aspects are still a problem at PT X because they have not been implemented optimally. This study aims to analyse the ergonomic factors of PT X office workers using a descriptive and exploratory study design with a qualitative analysis approach. The results of the analysis and measurement of ergonomic factors show that most of the activities of administrative workers at PT X are in the condition of "fitting the man to the job" where 5 out of 7 workers must adjust to work conditions. This is due to the interaction of the workers awkward postures, unsafe work frequency and duration (work factors); inadequate chair and table design, monitor height, work area and corridors (equipment factors); and lack of work area lighting intensity (environmental factors). Thus, PT X needs to increase attention related to ergonomic aspects, including through the procurement of ergonomic work equipment, replacement of lights in the work area, and regular education to workers regarding the importance of ergonomic aspects in the office."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shalman Hafizh Aulia
"Kelelahan kerja merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering dialami oleh pekerja, termasuk pekerja di UPT Balai Yasa Tegal yang bertugas melakukan perbaikan dan perawatan gerbong kereta. Kelelahan kerja apabila dibiarkan dapat meningkatkan risiko kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja (PAK). Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis faktor risiko yang berhubungan dengan kelelahan kerja pada pekerja di UPT Balai Yasa Tegal. Faktor risiko yang diteliti meliputi faktor risiko individu (usia, kuantitas tidur, kualitas tidur), faktor risiko pekerjaan (beban kerja, jenis pekerjaan, manajemen perusahaan), dan faktor risiko lingkungan kerja (suhu, pencahayaan, kebisingan). Penelitian dilakukan dengan metode kuantitatif dan desain studi cross-sectional terhadap 80 pekerja di UPT Balai Yasa Tegal sebagai responden. Instrumen penelitian yang digunakan meliputi kuesioner karakteristik individu dan pekerjaan, SSRT, PSQI, NASA-TLX, persepsi terhadap manajemen, dan persepsi terhadap lingkungan kerja. Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa terdapat 58 pekerja (72,5%) yang mengalami kelelahan kerja ringan dan 22 pekerja (27,5%) yang mengalami kelelahan kerja sedang. Hasil analisis inferensial dengan uji chi-square menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kualitas tidur (p-value=0,003 ; OR=8,125), beban kerja (p-value=0,00 ; OR=15,217), suhu (p-value=0,003 ; OR=6,333), pencahayaan (p-value=0,000 ; OR=10,938), dan kebisingan (p-value=0002, ; OR=5,940) dengan tingkat kelelahan kerja pada pekerja di UPT Balai Yasa Tegal.

Work fatigue is one of the health problems often experienced by workers, including UPT Balai Yasa Tegal workers who are tasked with repairing and maintaining railroad cars. If left unchecked, work fatigue can increase the risk of work accidents and work-related diseases. This research was conducted to analyze risk factors related to work fatigue in workers at UPT Balai Yasa Tegal. The risk factors studied included individual risk factors (age, sleep quantity, sleep quality), Work-related risk factors (workload, type of work, company management), and work environment risk factors (temperature, lighting, noise). The research was conducted using quantitative methods and cross-sectional study design on 80 workers at UPT Balai Yasa Tegal as respondents. The research instruments used include individual and job characteristics questionnaires, SSRT, PSQI, NASA-TLX, perceptions of management, and perceptions of the work environment. The results of the descriptive analysis showed that there were 58 workers (72.5%) who experienced mild work fatigue and 22 workers (27.5%) who experienced moderate work fatigue. The results of inferential analysis using the chi-square test show that there is a significant relationship between sleep quality (p-value=0.003 ; OR=8.125), workload (p-value=0.00 ; OR=15.217), temperature (p-value =0.003 ; OR=6.333), lighting (p-value=0.000 ; OR=10.938), and noise (p-value=0002, ; OR=5.940) with work fatigue."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Algavusada Fesya Yemix
"ABSTRAK
Stres kerja adalah respons disebabkan oleh ketidakseimbangan antara tuntutan yang dirasakan dan sumber daya yang dimiliki dengan kemampuan individu untuk mengatasi tuntutan-tuntutan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan adanya stres kerja pada pekerja hulu minyak bumi di Pertamina Hulu Energi Offshore Southeast Sumatra dan faktor-faktor terkait stres kerja. Faktor-faktor yang diteliti adalah faktor individu (usia, status pernikahan, tingkat pendidikan, dan penilaian diri), faktor pekerjaan (unit kerja, status kepegawaian, masa kerja, jadwal kerja, dukungan sosial, konflik interpersonal, tuntutan pekerjaan, dan beban kerja), dan faktor lingkungan. Penelitian ini merupakan penelitian cross-sectional dengan instrumen kuesioner. 68 pekerja berpartisipasi dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 52,9% responden mengalami stres kerja. Ditemukan pula hubungan antara area kerja dengan stres kerja, dan hubungan antara dukungan sosial dengan stres kerja.

ABSTRACT
Occupational stress is response caused by an imbalance between perceived demands and available resources with individual abilities to cope with those demands. The aim of this study is to explain an occupational stress condition within upstream oil workers in Pertamina Hulu Energi Offshore Southeast Sumatra. Observed factors are individual factors (age, marriage status, education level, and self-assessment), occupational factors (work unit, employment status, work period, work schedule, social support, workplace conflict, job demand, and workload), and environmental factors. This is a cross-sectional study using self-reported questionnaires as an instrument. 68 workers participated in this study. The result of this study reports that 52,9% of respondents experience occupational stress. The result also shows a relationship between work unit and occupational stress, and relationship between social support and occupational stress."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naurah Kamilah
"ABSTRAK
Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu adalah salah satu kawasan prioritas pembangunan pariwisata di Indonesia (Kawasan Strategis Pariwisata Nasional). Adanya peningkatan dalam sektor pariwisata ini memicu terjadinya peningkatan kebutuhan energi listrik sebagai salah satu kebutuhan primer kegiatan berwisata. Sementara itu, potensi energi terbarukan dapat menjadi sumber energi yang dimanfaatkan di Kepulauan Seribu. Penelitian ini membuat proyeksi kebutuhan energi untuk sektor wisata di setiap pulau yang dibandingkan dengan rencana pemerintah dalam memenuhi kebutuhan energinya. Pulau yang memiliki proyeksi konsumsi yang lebih tinggi dibandingkan rencana pemenuhannya diangap sebagai wilayah defisit energi yang kemudian dikaji wilayah kesesuaian sistem energi terbarukan menggunakan Spatial Multicriteria Analysis. Hasil menunjukan wilayah defisit energi untuk kebutuhan sektor pariwisata terdiri dari Pulau Tidung, Pulau Harapan, Pulau Ayer, dan Pulau Putri. Berdasarkan hasil analisis spasial multicriteria untuk menentukan wilayah kesesuaian Turbin Angin dan Sistem Photovoltaic, sistem energi terbarukan yang berpotensi dikembangkan di wilayah defisit tersebut adalah Sistem PV, sementara sistem turbin angin tidak sesuai untuk dikembangkan di wilayah defisit tersebut. Hasil pemetaan wilayah menunjukan besar potensi energi yang dapat dihasilkan oleh sistem photovoltaic berdasarkan luasan wilayah yang sangat sesuai untuk sistem PV mampu memenuhi kurangnya supply energi yang dibutuhkan di wilayah defisit energi pada tahun 2022.

ABSTRACT
Kepulauan Seribu Regency is one of the priority tourism development areas in Indonesia (National Tourism Strategic Area). An increase in tourism sector will increase energy needs as one of the primary needs of tourism activities. Meanwhile, the potential of renewable energy can be an energy source used to be utilized in Kepulauan Seribu. The purpose of this study is to know the projection of energy demand for the tourism sector on each island that will be compared with the government's plan of the energy supply for each tourist destination island. Those islands that have a higher consumption projection compared to their planned fulfillment are considered as energy deficit areas which are then assessed for the suitability of renewable energy systems using Spatial Multicriteria Analysis method. The results show that the energy deficit region for the needs of the tourism sector consists of Pulau Tidung, Pulau Harapan, Pulau Ayer and Pulau Putri. Based on the results of the spatial multicriteria analysis to determine the suitability of Wind Turbines and Photovoltaic Systems, Photovoltaic system has the potential to be developed in the deficit area, while the wind turbine system is not suitable to be developed in those deficit region. The results of regional mapping show that the potential of energy that can be generated by photovoltaic systems based on the area that is very suitable are able to fulfill the insufficiency of energy supply needed in 2022."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fathurrahman Wiracakti
"ABSTRAK
Lingkungan yang baik adalah lingkungan yang sehat dan bersih merupakan keinginan setiap
individu untuk tinggal di dalamnya. Pertumbuhan suatu daerah selalu diiringi dengan timbulnya
masalah. Salah satu masalah yang seringkali timbul dan penting untuk diperhatikan adalah
permasalahan lingkungan yakni persampahan. Jumlah sampah setiap tahun terus meningkat seiring
meningkatnya jumlah penduduk dan kualitas kehidupan masyarakat, serta pola hidup masyarakat
yang cenderung konsumtif. Kota Bekasi memiliki 12 kecamatan dengan jumlah penduduk pada
tahun 2010 mencapai 2.084.000 dan belum termasuk penduduk sementara. Kota Bekasi sebagai kota
yang wilayahnya tidak hanya pemukiman melainkan juga sebagai kota perdagangan, jasa dan
industri menyebabkan masalah sampah menjadi persoalan utama di Kota Bekasi. Penelitian ini
diharapkan mampu untuk menyajikan pola kesesuaian infrastrukur persampahan di Kota Bekasi
dalam kurun waktu 10 tahun kedepan dan menetapkan target sasaran penanganan sampah. Pola
keseuaian tersebut dibuat dengan mempertimbangkan kondisi eksisting dan prediksi pertumbuhan
penduduk dalam kurun waktu 10 tahun kedepan. Sampah yang menjadi objek penelitian hanya
dibatasi menjadi sampah organik, sampah plastik, sampah kertas dan sampah lainnya yang
dihasilkan oleh perumahan karena penelitian ini berfokus kepada penanganan permasalahan yang
terjadi di wilayah permukiman. Berdasarkan data yang telah diperoleh, jika melihat jumlah
penduduk Kota Bekasi pada tahun 2014 yang mencapai angka 2.540.525 jiwa, Kota Bekasi telah
menghasilkan sampah mencapai 4.783 ton sampah/hari di tahun tersebut dengan jumlah TPS yang
tersedia sebanyak 1.402 TPS. Sedangkan berdasarkan data eksisting yakni tahun 2017, jumlah
penduduk di Kota Bekasi mengalami peningkatan 5,5% menjadi 2.682.364 jiwa. Jumlah timbulan
sampah yang dihasilkan juga meningkat 5,5% menjadi 5.050 ton sampah/hari dengan jumlah TPS
sebanyak 1.481 TPS. Jika dilihat berdasarkan daya tampung TPS, diperkirakan hanya sekitar 60%
dari total sampah yang berhasil ditangani di kota-kota besar di Indonesia, sehingga dapat dikatakan,
Kota Bekasi telah mencapai titik jenuh dalam masalah penampungan sampah, Berdasarkan
perhitungan proyeksi jumlah penduduk dan perluasan wilayah pemukiman, jumlah penduduk di
Kota Bekasi pada 10 tahun ke depan yakni tahun 2027 akan mencapai angka 3.138.873 jiwa atau
naik sekitar 17,01% dari tahun 2017. Maka pada tahun 2027 kenaikan tonase timbulan sampah juga
akan meningkat sesuai jumlah peningkatan jumlah penduduk sekitar 17,01%. Jika dilakukan analisis
terhadap peningkatan jumlah timbulan sampah yang berbanding lurus dengan peningkatan jumlah
TPS pada tahun 2014 dan tahun 2017, persentase jumlah sampah yang tidak tertangani juga akan
berbanding lurus. Penelitian ini diharapkan dapat mengatasi persentase sampah yang tidak tertangani
tersebut agar nantinya jumlah TPS yang tersedia dapat menampung setiap timbulan sampah yang
dihasilkan. Dengan begitu permasalahan persampahan di Kota Bekasi akan teratasi dan tercipta
lingkungan yang sehat dan bersih yang diinginkan setiap individu untuk tinggal di dalamnya.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>