Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nanang Wahyudi
"Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kenyataan semakin berkt mbangnya
fungsi kemasan sebagai medium komunikasi produk disamping fungsi sebagai pelindung dan pengemas yang telah dikenal sebelumnya. Untuk itu dipilih sebuah produk dari kategori produk dengan tingkat persaingan yang ketat, dan menampilkan sesuatu yang baru pada desain emasan yang baru diluncurkannya.
Melalui penelitian terhadap produk ini kemuaian akan d "Jihat hubungan antara persepsi terhadap desain kemasan dengan persepsi terhadap produk produk, serta bagaimana pengaruh persepsi iklan pada hubungan antara \Cedua variabel tersebut.
Produk yang dijadikan obyek neJitian adalah sabun mandi catr LUX Beauty Shower. Produk ini baru diluncurkan ulang dengan desain kemasan yang baru, baik secara struktural maupun grafisnya.
Teori-teori yang digunakan pada penehtia ini adalah sejumlah teori
tentang persepsi dari DaYid Aaker, Joseph Devito dan beberapa ahli lainnya, teori tentang desain kemasan dari Herbert Meyer dan Steven Sonsino, teori tentang persepsi patla kual itas produk dari Leon Schiffinan. Beberapa teori pendukung tentang persepsi, desain kemasan dan iklan juga digunakan. Teori-teori ini dijadikan landasan untuk membangt!n kerangka konsep yang akan digunakan untuk membuktikan hipotesa pe elitian bahwa persepsi terhadap desain kemasan
berbanding lurus dengan persepsi terbadap produk dimana semakin baik persepsi terhadap desain kemasan akan semakin baik pula-persepsi terhadap prod}lk, juga sebaliknya. Selain itu, ingin dicuktikan pula baQ.wa persepsi terhadap iklan produk juga memberikan pengaruh pada hubungan keduanya.
Penelitian ini dilaktikan dengan menggunakan mmdekatan-.kuantitatif dan jenis penelitian eksplanati( Pengumpulan data dilakukan dengau cara survei. Populasi peneJitian adalah remaja dan wanita muda pengguna sabun mandi cair di wilayah Depok yang berusia antara 18 sampai 31 tahun dengan jumlah sampel sebanyak 100 orang. Teknik penarikan ~mpel di akiikan dengan cara purposive sarnpling. Data primer dikumpufkan melalui pengisian kuesioner oieh responden
dan tanya jawab dengan pihak terkait sedangkan data sekunder diperoleh melalui studi atas hasil penelitian sejenis yang pernah dilakukan sebelumnya. Pengujian statistik dilakukan untuk data univariat yang dianalisis dengan menyajikan distribusi frekuensinya, data bivariat yang dianalisis dengan uji korelasi Kendall
untuk statistik non parametrik serta data multivariat yang dianalisis dengan ujikorelasi parsial Kendall. Dari data basil survei yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa persepsi responden terhadap desain kemasan mempengaruhi persepsi mereka terhadap produk Ll.JX Beauty Shower dengan bentuk hubungan yang positif Dengan demikian hipotelia peuelitian bahwa persepsi terhadap desain kemasan akan mempengaruhi persepsi terhadap produk diterima. Selain itu diketahui pula bahwa
persepsi responden terhadap iklan sabun mandi LUX Beauty Shower mempengaruhi hubungan yang terjadi antara persepsi terhadap desain kemasan dengan persepsi responden terhadap produk LUX Beauty Shower. Dengan demikian, hipotesa penelitian yang menyatakan bahwa persepsi terhadap iklan juga ikut mempengaruhi persepsi konsumen terhadap produk juga dapat dibuktikan dan diterima. Melihat kenyataan di atas, dapat dikatakan bahwa desain kemasan hanya merupakan salah satu faktor yang membentuk persepsi responden terhadap produk. Ada fakor-faktor lain yang juga ikut membentuk persepsi tersebut. Iklan
adalah salah satunya. Dengan demikian diperlukan pemanfaatan yang terintegrasi dari masing-masing faktor tersebut untuk dapat membangun persepsi terhadap produk secara efektif."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S4074
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Risakotta, Grace Denise
"Iklan merupakan sua bentuk komu · asi antara produsen dan konsumen. Melalui iklan p odusen berusaha menyampaikan pesan yang berhubungan dengan produk kepada konsumen. Dntuk itu pembuat iklan berusaha sebaik mungkin untuk merancang bukan hanya isi pesan, tetapi juga bentuk pesan, agar khalayak dapat menerirna pesan tersebut sesuai dengan yang diharapkan. Dengan isi dan bentuk pesan yang tep~ dih kan tujuan pembuat iklan dapa tercapai.
Penelitian ini hendak menelusuri efektlivitas iklan permen Rootbeer dari Golden Valley ada khala)"ak sasarannya. Penelitian ini.hendak melihat apakah tujuan pembuat iklan ini tercapai. Termasuk di dalamnya adalah apakah pesan yang ingin disampaikan pembuat iklan dapat ditangkap ole khalayak sasaran. Disamping hal-hal tersebut, penelitian ini juga hendak melihat efek iklan ini pada tahap pengetahuan (knowledge), tahap suka/tidak (liking), tahap kecenderungan (preference) dan tahap ketertarikan mencoba (convince). Adapun tujuan yang hendak dicapai oleh iklan ini adalah; pertama, membangkitkan kesadaran khalayak sasaran akan adanya iklan permen Rootbeer dari Golden Valley, kedua, menggerakkan rasa tertarik untuk mencoba permen Rootbeer dari Golden Valley (tahap convince). Sedangk:an pesan yang ingin disampaikan oleh pembuat ildan adalah permen Rootbeer dari Golden Valley merupakan pennen yang enak, u~ dan segar. Karena penelitian ini juga bertujuan untuk melihat efek iklan ini pada tahap pengetahuan, sukaltidak kecenderungan, dan ketertarikan mencoba, responden yang diambil adalah mereka yang telah mengenal iklan tersebut atau dengan kata lain telah memiliki kesadaranlawareness terhadap iklan ini. Jadi tujuan yang menjadi fokus penelitian ini adalah tujuan pembuat iklan yang kedua.
Dengan metode survei yang menggunakan kuesioner dan wawancara terhadap 100 orang responden yang memiliki karakteristik khalayak sasaran iklan permen Rootbeer dari Golden Valley yang diambil secara purposif perielitian ini memperlihatkan hal-hal berikut ini: Untuk tahap pengetahuan terlihat bahwa pengetahuan teknis dan pengetahuan prinsipil khalayak akan iklan ini 'sedang'. Untuk tahap suka atau tidak, terlihat bahwa umumnya responden menyukai iklan ini. Untuk tahap kecenderungan terlihat tidak adan kecenderungan tertentu, yang berarti mereka menganggap iklan ini sama saja dengan iklan permen ainnya. Untuk tahap ketertarikan mencoba, terlihat bahwa umumnya responden tidak memiliki ketertarikan membeli. Di sini tampak bahwa tujuan iklan ini, yaitu menggerakkan rasa tertarik: khalayak untuk: mencoba produk tidak tercapai. Berarti iklan ini tidak efektif untu mencapai tujuan tersebut. Sedangkan dan tujuan pesan, iklan ini su4ah cukup efektif Hal ini terlihat dari pesan yang ditangkap khalayak kebanyakan khalayak menangkap pesan unik, atau enak, atau kedua-duanya. Hanya pesan segaryang jarang tertangkap oleh khalayak. Ini berarti iklan ini telah mampu menyampaikan sebagian besar pesan kepada khalayak.
Ditinjau dari perbedan jenis kelamin, pada tahap pengetahuan suka/tidak, kecenderungan, tidak terdapat · perbedaan dengan hasil ·yang dicapai respond en secara keseluruhan. Perbedaan di antara k~duanya. mnncui pada tahap ketertarikan mencoba yang menjadi tujuan ikJan ini. Pada tahap ini terlihat umumnya responden merasa tertarik mencoba produk sedangkan responden pria tidak. Berarti iklan ini lebih efektif kepada wanita dibanding pria. Sedangkan untuk tujuan pesan (pengetahuan "prinsipil),terlihat bahwa i]9an ini cukup efektif Baik pria maupun wanita sama-sama memiliki tingkat pengetahuan pesan yang sedang. Artinya mereka dapat menangkap pesan yang ingin disampaikan walaupun tidak semuanya.
Jika ditinjau dari segi perbedaan pendidikan, pada tahap pengetahuan, sukaltidak, dan ketertarikan mencoba tidak terdapa perbedaan dengan hasil yang dicapai responden secara keseluruhan. Iklan ini tidak efektif untuk mencapai tujuan pembuat iklan. Sedangkan untuk menyampaikan pesan, iklan ini cukup efektif Baik responden yang berpendidikan SMA aupun perguru tinggi, dapat menangkap pesan yang ingin disampaikan walaupun tidak secara keseluruhan.
Jika ditinjau dari segi perbedaan frekuensi melihat iklan, tahap pengetahuan, suka atau tidak, dan kecenderungan, juga tidak berbeda dengan hasil responden secara keseluruhan. Perbedaan kembali terlihat pada tahap ketertarikan mencoba. Iklan ini mampu menimoulkan rasa tertarik untuk mencoba produk pada responden yang memiliki frekuensi inelihat iklan sedang. Sedangkan pada responden yang memiliki frekuensi meliha iklan rendah an tinggi iklan ini tidak mampu menimbulkan ketertarikan untuk mencoba produk. Ini berarti iklan tersebut lebih efektif mencapai tujuan komunikasi pada kelompok yang memilik'i frekuensi yang melihat iklan sedang dibanding rendah dan tinggi. Sedangkan untuk menyampaikan pesan,iklan ini sudah cukup efektif baik kelompok responden yang memiliki frekuensi memiliki rnelihat ildan rendah, sedang rnaupun tinggi, dapat menangkap pesan yang ingin disarnpaikan, walaupun tidak semuanya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1995
S4034
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library