Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
M.I. Iskhandiningsih
"Selama tahun 1971 hingga 2001, sejumlah undang-undang dan kebijakan di bidang
kearsipan dan manajemen rekod telah dikeluarkan dan ditempuh oleh Pemerintah Indonesia
dan pihak yang berwenang, Sementara itu, perusahaan BUMN pun mengalami berbagai
perubahan, baik perubahan internal maupun eksternal. Perubahan-perubahan tersebut
sedikit banyak mempengaruhi mannjemen rekod in-aktif dan Pusat Rekod di lingkungan
perusahaan BUMN.
Penelitian ini bertujuan untuk : (1) mengeksplorasi manajemen rekod in-aktif dan
Pusat Rekod Perusahaan di lingkungan perusahaan BUMN; (2) mengidentifikasi ciri-ciri
manajemen rekod in-aktif di lingkungan perusahaan BUMN (3) memberikan masukan
kepada perusahaan untuk peningkatan kualitas dan pengembangan manajemen rekod in-aktif
dan Pusat Rekod Perusahaan; dan (4) menambah khasanah karya tulis dan pengembangan
bidang ilmu manajemen rekod dan kearsipan.
Subyek penelitian dari penelitian ini adalah perusahaan BUMN yang bergerak di
bidang keuangan non-bank dan jasa konstruksi; logistik dan pariwisata; pertambangan,
industri strategis, energi dan telekomunikasi; agro industri, kehutanan, dan kertas-
percetakan-penerbitan. Obyek penelitiannya adalah manajemen rekod in-aktif dan Pusat
Rekod Perusahaan.
Penelitian ini merupakan penelitian terapan dan sekaligus juga merupakan
penelitian lapangan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei-deskriptif;
sedangkan disain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional surveys. Karena jumlah
anggota populasi hanya 144, maka semua anggota populasi dijadikan sebagai anggota
sampel ( sampel jenuh ). Metode pengumpulan data yang digmakan adalah studi literasi
untuk data sekunder dan penyebaran kuesioner untuk data primer. Jenis kuesioner yang
digunakan adalah kuesioner tertutup. Analisis data menggunakan statistik deskriptif yang
disajikan dalarn bentuk tabel persentase.
Dari hasil penelitian ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut ; (1) Perusahaan
memberikan dukungan yang diperlukan bagi pengembangan managemen rekod in-aktif dan
Pusat Rekod Perusahaan dalam bentuk keputusan, dana, proses evaluasi dan revisi, dan
pembentukan Pedoman Kerja Managemen Rekod In-Aktif, (2) Perusahaan masih perlu terus
meningkatkan pengembangan manajemen rekod in-aktif dan Pusat Rekod Perusahaan yang
sudah ada (3) manajemen rekod in-aktif di lingkungan perusahaan BUMN memiliki 8 ciri,
yaitu : a). sentralisasi pengelolaan dan penyimpanan rekod in-aktif, b). manajemen rekod
in-aktif merupakan bagian integral perusahaan; c) Tujuan netralisasi adalah kemudahan
proses penelusuran dan temu kembali rekod in-aktif perusahaan; d). Pusat penyimpanan
rekod in-aktif merupakan tujuan dari manajemen rekod in-aktif perusahaan; e). adanya
Panduan Kerja Manajemen Rekod In-Aktif f). pola bottom-no dalam rekrutmen staf, g).
bentuk Pusat Rekod Perusahaan adalah in-house records centre; dan h). tingkat
kemampuam staf lebih menampakkan technical skill.
Dari penelitian ini dihasilkan sebuah check list sederhana yang dapat digunakan
untuk mengevaluasi Pusat Rekod Perusahaan yang ada dan pengembangannya.

Abstract
Since 1971 until 2001, the Government of Indonesia has produced some laws and
regulations in archives and records management. At the same time, State Owned
Companies ( BUMN ) has changed internally and externally. The changes automatically
influence the State Owned Companies? in-active records management.
This research has its purpose : 1). to explore the situation of State Owned
Companies ( BUMN ) conceming their in-active records management and of their records
centre; 2). to identify the special characteristics of the in-active records management within
the State Owned Companies; and 3). to give input to those companies, in order to promote
and develop the qualities of their in-active records management and the set up of their
records centre; and 4). to add some new literature on the subject of records science.
The subjects of this research are State Owned Companies in diferent businesses,
like : non-banking financial enterprise and construction service; logistic and tourism;
mining - strategic industry - energy and telecommimications; agrarian industry, forestry,
printing and publishing. The object of this research is the in-active records management
and company?s records centre.
This research is an applied research and at the same time a field study. The
research's method used here is the descriptive - survey method., using the design of cross-
sectional survey. Because the sum of the population?s members are only 144, then
population are regarded as samples (total sampling). The method of data collecting is by
literature reading for secondary data and by circulating questionnaires for primary data.
The questionnaires used are closed-questionnaires. The data analysis takes the form of
descriptive - statistic method, expressed in table of percentage.
From the results of this research some conclusions can be drawn : 1). the
companies the necessary support for developing in-active records management and
company?s records centre, by way of their decision, funds, evaluation and revision, and by
giving out work guidance for in-active records build up; 2) however companies need to
step up their efforts for the better of the existing in-active records management and
company?s records centre; and 3) the in-active records management within State Owned
Companies have the following 8 characteristics : a). the use of centralization; b). in-active
records management form an integral part ofthe company; c). centralization to facilitate the
re-finding and the retrieving of the records; d). the function of the in-active records
management is towards the setting up of a records centre of the company; e). the guidance
book for in-active records management given out by the company is followed strictly; 1).
staff recruitment follows the ? bottom-up ? principle; g). the records centre takes the form
of ? in-house records centre ?; and h). the staff's competence is mostly still at ? technical
skill ? level.
From this research, we are able to provide a simple checklist, which can be used
to evaluate the existing records centre and how to develop it."
2001
T3025
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chatarina Saptorini
"Tujuan penelitian ini adalah untuk : 1) mengindentiIikasi Faktor yang menpengaruhi implementasi alih media rekod kertas ke dalam elektronis (CD ROM dan WORM) sebagai alas bukti nienurut UU No. 8 Tabun 1997, dan 2) mencari pemecahau perrnasalahan yang dihadapi untuk digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi Para pimpinan perusahaan maupun penegak hukum dalam melaksanakan kegiatannya, dan penvusun undang-undang dalam upaya merubah UU No. 8 Tahun 1997. Pene.l'aian mulai dilaksanakan pada bulan Juli 2000 sampai dengan Juni 2001. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang merupakan suatu kajian awal. Data yang dihasilkan bersif'at deskriptif dan analisis data dilakukan secara induktif.
Dalam penelitian ini ditetapkan empat belas informan yang terdiri dari pimpinan perusahaan dan pelaksana yaitu : PT Bank BNI Cabang Kebayoran, PT Jamsostek Cabang Gatot Subroto. Bursa Efek Jakarta, dan Divisi Teknologi PT Bank BNI, Polda Metro Jaya, Kejaksaan Negeri Jakarta Pusat, Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Dimhart Law Firm, dan Badan A.rbitrase Nasional Indonesia (RANI), Sekretariat Kabinet, Badan Permbinaan Hukum Nasional (BPI IN) dan Bank Indonesia.
Terakhir penelitian pada akadernisi dan sekaligus pakar Universitas Indonesia di bidang kearsipan. Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan melalui pengamatan dokumen, dan wawancara. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri. Hasil penemuan di lapangan terhadap implementasi undang-undang memperlihatkan bahwa tujuan perusahaan melaksanakan alih media hanya sebatas untuk inempermudah penemuan kernbali informasi, Iangkah-Iangkah alih media tidak diikuti dengan cermat, dan kegiatan legalisasi terhadap rekod elektronis belum dilaksanakan. Faktor yang mempengaruhi gambaran yang menyedihkan tentang implementasi alih media rekod kertas ke dalam elektronis adalah 1. pengetahuan tentang kebijakan alih media rekod kertas ke dalam elektronis sebagai alat bukti. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2001
T38825
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kumolo Retno Kusumo Mapata Siwi
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis sistem informasi pada Sub Bagian Kepegawaian yang sedang berjalan saat ini. Selian itu analisis sistem yang dilakukan untuk dapat mengetahui kebetuhan akan user serta untuk mengetahui permasalahan yang terjadi pada Sub Bagian Kepegawaian Rumah Sakit Umum Daerah Bekasi. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dan pada penelitian ini menggunakan 3 desain penelitian yaitu dengan telaah dokumen, wawancara mendalam dan observasional partisipasi dengan 3 orang informan yang terlibat dalam pengembangan sistem informasi monitoring dan evaluasi pelatihan.
Berdasarkan hasil penelitian ini merupakan analisis pengembangan sistem yang sedang berjalan saat ini dan dapat diajukan suatu perancangan sistem yaitu Perancangan Sistem Monitoring dan Evaluasi Pelatihan di Sub Bagian Kepegawaian Rumah Sakit Umum Daerah Bekasi. Diharapkan dengan adanya analisis pengembangan sistem ini dapat memberikan informasi yang cepat dan akurat yang berguna bagi pihak internal dan eksternal rumah sakit serta dapat meningkatkan pelayanan yang berujung pada kepuasan pasien.

ABSTRACT
This study aims to analyze information systems in Sub Division of Human Resources which is currently running. In addition the system analysis performed to find out the need for the user and to learn about problems that occured in Sub Division of Human Resources General Hospital Bekasi. This study is a qualitative research and in this study used three research design is to review the documents, in depth interviews and observational participation with three informants involved in the development of monitoring and evaluation of information systems training. Based on the result of this study is an analysis of the ongoing development of current and proposed a system design can the Monitoring and Evaluation System Design Training in Sub Division of Human Resource Regional General Hospital Bekasi. Expected by the analysis of the development of this system can provide fast and accurate information that is useful for internal and external parties as well as the hospital can improve the service that leads to patient satisfaction."
Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Andina Sri Fahmi
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan loyalitas pasien Poliklinik Rawat Jalan Eksekutif RSUD Kota Bekasi Tahun 2012. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional dengan metode survey dan mengambil 80 pasien yang memenuhi kriteria inklusi sebagai sampel. Hasil penelitian menunjukkan, jarak tempat tinggal, dimensi bukti fisik pada kinerja pelayanan, dan hambatan pindah berhubungan dengan loyalitas pasien. Sementara itu,karakteristik individu lainnya (umur, pendidikan, penanggung biaya, penghasilan), kinerja pelayanan keseluruhan dan 4 dimensi lainnya, serta daya tarik RS lain tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan loyalitas. Rumah sakit perlu melakukan langkah antisipasi agar pasien yang loyal tidak mengalihkan loyalitasnya kepada rumah sakit lain. Beberapa langkah yang mungkin dapat diterapkan oleh pihak RSUD Kota Bekasi adalah memperbaiki fasilitas dan beberapa aspek pelayanan seperti jadwal rumah sakit, waktu tunggu, serta menetapkan cara yang mudah bagi pasien bertemu dengan dokter.

This study focused on determined factors correlated with patient loyalty on Executive Outpatient Clinic RSUD Kota Bekasi in 2012. This was a cross sectional study which used survey method and picked up 80 patients who fulfill the inclusion criteria as its samples. The results showed that distance of residence, tangibles dimension from service performance, and switching barrier statistically have significant correlation with patient loyalty. On the other hand, other individual characteristics (age, education, insurer of medication expense, and income), service performance (as one variable) including each four dimensions, and attractiveness of other hospital did not have significant correlation with their loyalty. Managers in hospital should be anticipated a loyal patient changing his loyalty to other hospital. Some of anticipation steps that RSUD Kota Bekasi can do to keep them loyal are improving policlinic?s facility and also other hospital service aspects such as service schedule, waiting time, and provide an easy procedure for patient to meet the doctors.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hutagalung, Frisky Valentina
"Pemberian ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja tanpa cairan atau makanan padat apapun kecuali vitamin, mineral atau obat sampai dengan usia 6 bulan. Cakupan ASI eksklusif di Puskesmas Kecamatan Setiabudi tahun 2016 adalah 43,5. Kondisi ini belum mencapai target nasional sebesar 80. Penelitian ini mengukur proporsi pemberian ASI eksklusif dan mempelajari faktor yang berhubungan pada bayi usia 0-6 bulan di Puskesmas Kecamatan Setiabudi dengan desain cross sectional. Penelitian menemukan bahwa proporsi pemberian ASI eksklusif untuk tahun 2017 sebesar 56,8 95 CI: 54 -66, hal ini mengindikasikan adanya perbaikan kondisi pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Kecamatan Setiabudi. Temuan lain adalah ada hubungan antara dukungan tenaga kesehatan dengan perilaku pemberian ASI eksklusif. Hal ini menunjukkan bahwa peran tenaga kesehatan sangatlah penting terhadap keberhasilan dalam ASI eksklusif. Bidan dan kader perlu berperan lebih besar dalam pemantauan pemberian ASI eksklusif.

Exclusive breastfeeding is breastfeeding alone without any fluids or solids except vitamins, minerals or medicines up to 6 months of age. The exclusive breastfeeding coverage at Health Center of Setiabudi Subdistrict in 2016 was 43.5. This condition has not reached the national target of 80. This study among measured the proportion of exclusive breastfeeding and studied factors related to breastfeeding infants aged 0 6 months in Health Center of Setiabudi Subdistrict with cross sectional design. The study found that the proportion of exclusive breastfeeding for 2017 was 56.8 95 CI 54 66, indicating improvement in exclusive breastfeeding conditions in Health Center of Setiabudi Subdistrict. Another finding is that there is a relation between support of health workers and exclusive breastfeeding behaviors. This suggests that the role of health workers is crucial to success in exclusive breastfeeding, especially midwives and cadre roles in exclusive breastfeeding monitoring."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S68520
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Lenny Lijantini
"Menurut pedoman rumah sakit yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan RI, pelayanan di rumah sakit dapat ditingkatkan den dapat berjalan deagan baik apabila dalam menjalankan operasioralnya menggunakan manajemen yang professional. Untuk menunjang upaya ini pemerintah telah menetapkan salah satu tujuan program kesehatan yaitu peningkatan mutu, cakupan, den efisiensi rumah sakit melalui penerapan standar pelayanan. Standar pelayanan rumah sakit merupakan seperangkat kebijakan peraturan pengarahan, prosedur atau hasil kerja yang ditetapkan untuk seluruh upaya kesehatan di rumah sakit. Pengakuan yang diberikan oleh pemerintah pada rumah sakit yang telah memenuhi standar yang ditentukan disebut Akreditasi Rumah Sakit. R.S Kusta Sungai Kundur merupakan rumah sakit pusat yang belum terakreditasi. Telah dilaksanakan penelitian tentang pembuatan Rencana Strategi Menuju Rumah sakit Kusta Terakreditasi tahun 2002 - 2005, sebagai upaya untuk persiapan rumah sakit sesuai standar mutu dan mendapat pengakuan Akredatasi rumah sakitt, dengan ruang lingkup penelitian di RS Kusta Sungai Kundur. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian operasional dengan metode analisis data kualitatif berupa metode wawancara mendalam den analisis data kuantitatif. Data yang diperoleh berasal dari data sekunder den data primer."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T3977
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Mutika
"Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) di negara berkembang masih merupakan penyebab kematian nomor satu pada bayi dan balita. Di Indonesia proporsi kematian bayi dan balita oleh ISPA terutama pnemonia masih sangat besar yaitu 38,1% dan 38,8%, sekitar 150.000 balita meninggal oleh pnemonia pertahun. Upaya menurunkan kematian karena ISPA dilakukan dengan meningkatkan pelayanan kesehatan dan penatalaksanaan kasus ISPA secara benar dan tepat waktu. Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan di Indonesia diharapkan memiliki kemampuan manajemen yang baik, sehingga berbagai masalah kesehatan dalam wilayah kerjanya dapat diatasi secara paripuma mandiri.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui informasi tentang sistem manajemen puskesmas yang berkaitan dengan cakupan Program P2 ISPA di Kabupaten Musi Banyuasin tahun 2000. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional dengan analisis deskriptif kuantitatif dengan unit analisis adalah puskesmas. Sampel adalah total populasi yaitu 40 puskesmas di Kabupaten Musi Banyuasin.
Variabel-variabel yang diteliti meliputi variabel independen yaitu input yang terdiri dari tenaga pelaksanan program, buku pedoman, Standard Operating Procedure (SOP), Sarana dan Prasarana serta dana dan process terdiri dari Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP), Mini Lokakarya, Supervisi dan Bimbingan teknik serta Pencatatan dan Pelaporan. Sedangkan variabel dependen adalah cakupan Program P2 ISPA. Dengan uji statistik Chi-Square didapatkan ada hubungan yang bermakna antara variabel Buku Pedoman, SOP, Sarana dan Prasarana, PTP, MinIok, serta Supervisi dan Bimbingan Teknis dengan cakupan Program P2 ISPA. Secara keseluruhan input dan process mempunyai hubungan yang bermakna dengan cakupan Program P2 ISPA. Selanjumya uji regresi logistik menunjukkan bahwa variabel yang memberikan pengaruh yang paling besar terhadap cakupan Program P2 ISPA adalah SOP serta Supervisi dan Bimbingan Teknis.
Disarankan agar Petugas pelaksana Program P2 ISPA di Puskesmas bekerja dengan menggunakan Standard Operating Procedure (SOP) dan Dinas Kesehatan Kabupaten Musi Banyuasin harus melaksanakan supervisi Program P2 1SPA secara terjadwal dan adekuat.

In a number of developing countries, acute respiratory infection (ISPA) is still the first cause of death of infants and toddlers. In Indonesia the death proportion of infants and toddlers caused by ISPA and pneumonia in particular is large, about 38.1% and 38.8% or approximately 150,000 infants die annually due to pneumonia. Efforts to lower the death rate caused by ISPA have been taken by means of improving health treatment and the treatment of ISPA cases properly and in timely manner. Puskesmas (community health center) as spearhead of health service in Indonesia is expected to have good management so that it can solve and overcome various health issues within its work completely and area autonomously.
This study was aimed at obtaining information on the management system of puskesmas relating to the scope of P2 ISPA program in Musi Banyasin district in 2000. This study employed a cross sectional research design with quantitative descriptive analysis. Puskesmas was the unit of analysis. The sample consisted of total population of 40 puskesmas in Musi Banyuasin district.
The study variables were of two types. The first was independent variable consisting of program executor, guideline book, Standar Operating Procedure (SOP), facilities and infrastructure and processes (puskesmas-level planning, mini workshop, supervision, technical guidance and recording as well as reporting. While the dependent variable consisted of scope of P2 ISPA Program. By employing Chi-Square statistic test, it was revealed that there was a significant correlation between guideline book, Standar Operating Procedure (SOP), facilities, infrastructure, puskesmas-level planning, mini workshop, supervision and technical guidance and scope of P2 ISPA Program. Throughly the input and process have a significant correlation with scope of P2 ISPA Program .In addition the logistic regression test also indicated that the most affecting variables on the scope of P2 ISPA Program were SOP, supervision and technical guidance.
A recommendation is made for program executor of P2 ISPA Program in puskesmas work by using Standar Operating Procedure (SOP) and Health Departement in Musi Banyuasin district have to implement the supervision and technical guidance scheduledly and adequatly.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T4562
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gusti Yantin
"Pemantapan Mutu Internal adalah kegiatan yang harus dilakukan oleh seluruh petugas laboratorium untuk menjamin mutu hasil pemeriksaannya dengan mencegah terjadinya kesalahan dan mendeteksi sedini mungkin bila ada kesalahan. Dilaksanakan secara terus menerus, mulai tahap pra analitik, analitik dan pasca analitik. Pada tahun 1997 Pusat Laboratorium Kesehatan (sekarang Direktorat Laboratorium Kesehatan) telah mengeluarkan buku pedoman Pemantapan Mutu Internal Laboratorium Kesehatan yang memuat uraian tentang aspek-aspek yang harus diperhatikan dan dilaksanakan oleh seluruh petugas Balai Laboratorium Kesehatan dalam melaksanakan Pemantapan Mutu Internal. Kegiatan ini harus dilaporkan secara berkala melalui tim Pemantapan Mutu Internal yang telah dibentuk di masing-masing balai laboratorium kesehatan.
Pada bulan April 1999 Balai Laboratorium Kesehatan Pontianak mendapat teguran karena tidak disiplin dalam penyampaian laporan tersebut sedangkan dari hasil survey pendahuluan diketahui hanya 45 % petugas patuh dalam menerapkan buku pedoman tersebut. Berdasarkan hal tersebut dilakukan penelitian sejak tanggal 6 hingga 24 Oktober 2000, dengan pendekatan kuantitatif secara pengamatan (observational) dengan desain potong lintang (cross sectional), dan metode work sampling. Jumlah sampel 23 orang petugas dengan jumlah pengamatan 1176 dengan tujuan untuk mengetahui gambaran kepatuhan, faktor-faktor yang berhubungan dan faktor yang paling dominan berhubungan dengan kepatuhan petugas dalam menerapkan pedoman Pemantapan Mutu Internal.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepatuhan petugas adalah 52,2 %. Dari hasil uji statistik bivariat dengan Chi Square diketahui bahwa motivasi petugas dan pengawasan tim berhubungan bennakna dengan kepatuhan petugas dan uji statistik multivariat dengan regresi logistik menunjukkan bahwa pengawasan tim adalah faktor yang paling dominan berhubungan dengan kepatuhan.
Berdasarkan hasil tersebut terdapat beberapa saran untuk Balai Laboratorium Kesehatan Pontianak yaitu pengawasan tim perlu tetap dilanjutkan dan diaktifkan, perlu ditinjau kembali susunan tim yang telah ada kemudian mengevaluasi hasil yang telah dicapai dan membahas masalahnya secara bersama-sama. Dalam 5K pimpinan tentang susunan tim perlu dicantumkan batas tugas, sehingga tim dan anggota mempunyai target yang harus dicapai.
Sering diberlakukan sistem penghargaan dalam bentuk pengakuan pujian didepan rapat umum tentang keberhasilan tim serta terhadap petugas/ subseksi yang melakukan kegiatan Pemantapan Mutu Internal dengan baik. Saran bagi Direktorat Laboratorium Kesehatan perlu diintensifkan pelatihan tidak hanya ketua tim tetapi juga anggota tim secara bergantian untuk meningkatkan pemahaman, pengetahuan, ketrampilan dan komitmen tentang pentingnya Pemantapan Mutu Internal serta perlu dilakukan pengawasan intensif dengan datang langsung ke balai laboratorium kesehatan.

Internal Quality Assurance is an activity that every laboratory staff should do to ensure the quality of the laboratory examination by error prevering and error detecting. This Internal Quality Assurance is carried out continuously beginning from the pre-analysis, analysis, and post analysis stages. In 1997, the Health Laboratory Center (now Directorate of Health Laboratory) issued a manual concerning the Internal Quality Assurance for Health Laboratory that contains details of aspects to consider and conduct by all staffs of the House of Health Laboratory in implementing the Internal Quality Assurance. This activity should be reported regularly to an Internal Quality Assurance Team that was established at each house of health laboratory.
On April 1999 the Health Laboratory Institute of Pontianak was notified for being indiscipline in reporting, while the preliminary survey results reveal that only 45 % of the staff adhered to implementing the manual. It was based on both reports that this study was conducted from October 6 to October 24, 2000. This study employed a quantitative approach and used observational and cross sectional as well as work sampling methods. Sample of this study consisted of 23 staffs with 1176 observations from which description of factors that correlate with as well as factor that mostly correlate with the staffs's adherence to implementing the manual of Internal Quality Assurance were investigated.
The study results show that the staffs adherence to implementing the manual is 52,2%. The bivariate statistical analysis using Chi Square reveals that staffs' motivation and team supervision has significant correlation with the staffs' adherence to implementing the manual, while the multivariate statistical test describes using Logistic Regression describes that team supervision is the most dominant factor that correlates with the staffs' adherence.
Based on such study results, some recommendations are addressed to the Health Laboratory Institute. It is recommended that team supervision be sustained and activated; the existing team structure be reviewed; the achieved goals be evaluated; and problems be solved by all members of the team. It is also recommended that job description of the supervision team be included in the chief's decree so that the team and its members have some goals to achieve. Reward system should be also applied that may include recognition in general meeting of the team and each staff achievements in excellent implementation of the Internal Quality Assurance. The Directorate of Health Laboratory is recommended to intensify the training program for not only team leaders but also for team members on a shift basis to enhance understanding, knowledge, skills and commitment in the Internal Quality Assurance. In addition, there should be an intensive supervision by means of on-site visit to the health laboratory.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T10288
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library