Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Darwin Husein
Abstrak :
Di kota Palembang, trend DBD sejak tahun 1995 sampai dengan sekarang terus meningkat. Jumlah kasus pada tahun 2000 mencapai 1564 kasus. Peningkatan jumlah kasus yang paling dramatis terjadi pada tahun 1998 yaitu 3023 kasus dengan Incidence Rate 60,9/100.000 penduduk CF R 3,3%. Dengan demikian DBD merupakan masalah serius bagi masyarakat kota Palembang, yang sampai detik ini belum terjawab secara memuaskan. Untuk menurunkan Incidence Rate DBD maka diperlukan pemberdayaan 36 Puskesmas di Kota Palembang yang secara fungsional bertanggungjawab terhadap 103 Kelurahan. Bentuk pemberdayaan tersebut antara lain peningkatan mutu fungsi manajemen puskesmas secara terpadu. Peningkatan tersebut di mulai dari PTP, Minilok, Supervisi tentu harus dilaksanakan segera sehingga dapat memberikan dukungan manjerial secara efektif.
Penelitian ini bertujuan menganalisis fungsi Manajemen Puskesmas yang berhubungan dengan pencapaian kegiatan program P2DBD dengan harapan program tersebut dapat dilaksanakan secara lebih efektif sehingga dapat menurunkan Incidence Rate secara sistematis.
Penelitian ini menggunakan rancangan survey Cross Sectional dengan unit analisis adalah puskesmas di Kota Palembang, populasinya 36 puskesmas sekota Palembang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa puskesmas dengan proporsi PTP buruk 50%, Minilok buruk 58%, supervisi buruk 55,6% , kecukupan Input buruk 52,8%, dan cakupan buruk 72,2%. Untuk itu segera diperlukan pembenahan fungsi manajemen secara terpadu di 36 Puskesmas di Kota Palembang, seningga mereka lebih mengerti akan hak dan kewajiban sebagai penanggung jawab pembangunan kesehatan di wilayahnya.
Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa skor buruk pada PTP, Minilok, Supervisi dan kecukupan input secara bermakna menyebabkan cakupan kegiatan Program P2DBD menjadi buruk (a=0,05). Hasil analisis multivariat dengan Regresi Logistik menunjukkan bahwa variabel yang paling berpengaruh terhadap cakupan kegiatan Program P2DBD di Kota Palembang adalah Supervisi (p=0,0434) dan Input (p =0,0157).
The Analysis of the function of public health centers management that correlates with the achievement of dengue hemorrhagic fever resolution program in Palembang City Year 2000 In Palembang the capital of South Sumatera, the DHF trends to increase since 1995. The total cases in the year of 2000 reached 1564 cases. The most dramatically increasing, number of cases happened in 1998, that in 3023 cases with 609/100.000 population for the Incidence Rate CFR 3,3%. However, DHF is a main problem for the people of Palembang. It is important to maximize the 36 Public Health Centers in Palembang that functionally responsible to 103 `kelurahan', to decrease the DHF incidence Rate. The maximization shape included approximation of the quality of Public Health Center management function thoroughly. The approximation begins from PTP, Minilok, supervision definitely must be performed presently so it car, offer the managerial support effectively.
This study analyzes the Public Health Centers management function that correlate with the achievement of P2DBD program activity with expectation that the program can be performed more effectively to decrease the Incidence Rate systematically.
This study is Cross Sectional survey preparation with the analysis unit is Public Health Centers in Palembang. The population is 36 Public Health Centers in Palembang.
The result of the study showed that Public Health Centers with poor PTP proportion are 50%, poor Minilok 58%, poor supervision 55.6%, poor sufficient input 52.8%, and poor coverage 72.2%. On that account, a thoroughly organizing of the management function in 36 Public Health Centers in Palembang must be performed presently so far they will understand the rights and obligations as the people who responsible the health development in their area.
The result of bivariate analysis showed that poor score in PTP, Minilok, Supervision, and sufficient input are significantly the basis of the poor P2DBD Program coverage (a=0.05). The result of Multivariate analysis with Logistic Regression showed that the most influenced variable w the P2DBD Program coverage in Palembang are Supervision (p=-0.0434) and Input (p=0.0157).
Universitas Indonesia, 2001
T2751
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Supriaty Muhammad
Abstrak :
Perilaku manajemen dalam organisasi dipengaruhi oleh budaya organisasi diantaranya visi dan misi, pemberdayaan sumber daya manusia, manajemen pengetahuan, dinamika proses belajar serta proses perubahan organisasi. Untuk membantu Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang meningkatkan kemampuan organisasi dalam manajemen kesehatan, dilakukan suatu intervensi dalam bentuk kalakarya Quality Management dengan pendekatan siklus PDCA (Plan, Do, Check, Act). Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai pengaruh intervensi kalakarya manajemen mutu terhadap perilaku manajerial pada proses pemahaman tugas pokok dan fungsi di seksi kesehatan keluarga Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dan sebagai informan adalah kepala seksi, kepala sub seksi, staf, bidan koordinator serta kepala puskesmas. Pengumpulan data dengan metode wawancara mendalam dan observasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi seluruh anggota seksi kesehatan keluarga terhadap kegiatan pembuatan, sosialisasi, bimbingan dan pengarahan, monitoring serta evaluasi tugas pokok dan fungsi pada umumnya baik, demikian pula persepsi kepala puskesmas tentang bimbingan dan pengarahan serta monitoring yang dilakukan oleh seksi kesehatan keluarga adalah baik. Sikap seluruh anggota seksi kesehatan keluarga terhadap kegiatan pembuatan, sosialisasi, bimbingan dan pengarahan, monitoring serta evaluasi pada umumnya setuju dengan kegiatan tersebut, demikian halnya dengan sikap kepala puskesmas terhadap kegiatan bimbingan dan pengarahan, monitoring serta evaluasi yang dilaksanakan seksi kesehatan keluarga adalah pada setuju. Dalam hal motivasi, yang memotivasi seluruh anggota seksi kesehatan keluarga untuk melaksanakan kegiatan tersebut adalah adanya keinginan untuk mau merubah ke arah yang lebih baik yaitu bekerja sesuai dengan uraian tugas masing-masing supaya lebih terarah dan lebih teratur. Selama kegiatan pembuatan uraian tugas serta dalam melaksanakan tugas kepala seksi melibatkan seluruh bawahan, demikian juga dalam pengambilan keputusan serta didukung oleh hubungan kerja yang baik antara kepala seksi dengan bawahan maupun diantara sesama staf seksi. Dalam pelaksanaan semua kegiatan tersebut yang telah dilaksanakan adalah pembuatan, sosialisasi tentang uraian tugas, sedangkan bimbingan dan pengarahan, monitoring serta evaluasi dilaksanakan pada pembuatan uraian tugas sampai dengan pelaksanaan. Kegiatan bimbingan dan pengarahan, monitoring dan evaluasi berlangsung terus menerus. Saran sehubungan hasil penelitian ini bahwa kepala seksi hendaknya menggunakan uraian tugas yang telah dibuat menjadi pedoman dalam penilaian terhadap kinerja staf.
Analysis on the Effect of On the Job Training Quality Management Intervention on Managerial Behavior in Understanding Main Tasks and Functions of Family Health Unit of the Health Department in Sintang DistrictManagement behavior in organization is influenced by the organization culture that consists of vision and mission, man power empowerment, knowledge management, learning process dynamics and organization changing process. To assist the Health Department in Sintang district in improving organization competence in health management, an intervention was conducted by using on the job training Quality Management guiding program that employed PDCA (Plan, Do, Check, Act) cycle. This study was aimed at obtaining information regarding the effect of on the job training quality management intervention on managerial behavior in understanding main tasks and functions of family health unit of the health department in Sintang district. This study was qualitative and the informant or respondents of this study were chief of unit, heads of sub unit, staff, midwife coordinator and chief of puskesmas. Data were collected by using in depth interviews and observation methods. Result of study shows that perceptions of all members of family health unit on creating, socializing, coaching and guiding, monitoring as well as evaluating are mostly good. Similarly, the perception of chief of puskesmas concerning coaching and guiding as well as monitoring conducted by the family health unit is good. Stance of members of the family health unit toward creating, socializing, coaching and guiding, monitoring as well as evaluating is in agreement with those activities and so is the stance of chief of puskesmas toward the activities conducted by the family health unit. In terms of motivation, what motivates all members of family health unit to carry out such activities is their willingness to change for better that is to work pursuant to individual tasks to be more directed and regulate. During the job description process and its implementation, chief of unit involved all subordinates. Similarly, the chief involve the subordinates as well in the decision making and is supported by good work relation among the chief of unit and subordinates as well as among unit staffs. In implementing all activities mentioned above, what have been done are creating and socializing job description, while coaching and guiding, monitoring as well as evaluating have been carried out since the establishment up to recent implementation. Coaching and guiding, monitoring as well as evaluating are conducted continuously. The recommendation offered from this study is that chief of unit should utilize the set job description as guidelines in assessing the staff?s performance.
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T4424
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Sudirman
Abstrak :
Pada saat ini tuntutan akan pelayanan kesehatan yang bermutu semakin meningkat seiring dengan perbaikan tingkat pendidikan masyarakat. Oleh sebab itu sebagai upaya antisipasi terhadap perubahan-perubahan yang sangat cepat terjadi, maka Departemen Kesehatan telah melaksanakan jaminan mutu di puskesmas melalui proyek kesehatan IV bantuan Bank Dunia. Puskesmas dilatih dalam dua tahapan yaitu tahapan pelatihan analisa sistem dan tahapan pelatihan team based. Kedua pelatihan ini merupakan satu rangkaian pelatihan yang diharapkan dapat meningkatkan kinerja tim puskesmas dalam memberikan pelayanan kesehatan terutama pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat_ Sebagai tindak lanjutnya tim puskesmas yang dilatih dapat menerapkan hasil pelatihan di puskesmas. Kinerja tim jaminan mutu diukur dengan melihat hnsil-hasil yang telah dicapai oleh puskesmas sesuai dengan indikator keberhasilan jaminan mutu di puskesmas menurut Departemen Kesehatan. Laporan tahunan proyek kesehatan IV propinsi Kalimantan Barat menunjukkan bahwa masih rendahnya kinerja tim jaminan mutu puskesmas di Kabupaten Ketapang. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh informasi bagaimana gambaran kinerja tim jaminan mutu puskesmas setelah melaksanakan program jaminan mutu. Di samping itu dilihat juga bagaimana gambaran komitmen pimpinan dinas kesehatan, pelaksanaan supervisi, kepemimpinan kepala puskesmas, motivasi, pengetahuan, sikap dari petugas serta dinamika kerja tim jaminan mutu puskesmas. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang dilakukan dengan wawancara mendalam dan observasi terhadap pimpinan, staf yang sudah dilatih dan staf yang belum dilatih jaminan mutu di Puskesmas Sei Awan dan Puskesmas Sukabangun masing-masing 5 orang. Pengolahan data dibuat dalam bentuk matriks yang diperoleh dari transkrip wawancara mendalam, sedangkan analisis data dilakukan terhadap isi dengan melakukan eksplorasi sesuai dengan teori kemudian dibandingkan antara harapan dengan kenyataan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja tim jaminan mutu Puskesmas Sukabangun dan Puskesmas Sei Awan pada tahapan analisa sistem sudah baik. Tetapi tingkat adopsi pelayanan kesehatan dasar masih statis. Tim jaminan mutu Puskesmas Sukabangun telah mampu menemukan dan memecahkan dua masalah kompleks sejak dilaksanakan program jaminan mutu di puskesmas. Komitmen pimpinan yang masih kurang, supervisi yang kurang efektif serta pengetahuan yang kurang memadai tentang jaminan mutu menjadi alasan yang dapat mempengaruhi kinerja tim jaminan mutu pada puskesmas. Komitmen pimpinan yang terus menerus dalam pelaksanaan program jaminan mutu di puskesmas sangat diharapkan. Oleh sebab itu disarankan seiring dengan telah dimulainya pelaksanaan otonomi daerah maka kegiatan yang dapat meningkatkan motivasi perlu diperhatikan seperti upaya menciptakan sistem penghargaan dan imbalan untuk meningkatkan kinerja tim jaminan mutu puskesmas, sehingga kesinambungan program jaminan mutu tetap berlangsung dengan baik
Qualitative Analysis to Performance Quality Assurance Team of Public Health Center at Sei Awan and Sukabangun, in Ketapang District on 2000This recent time quality health service demand has increase as well as level educational of community. That is way anticipation efforts toward the changes are going faster, so that Department of Health employed quality assurance in Public Health Center or called Puskesmas by Health Project IV contributed by World Bank. Puskesmas is trained by two stages are system analysis training and team based training. Both of them is a chain of expecting training to increase team performance of puskesmas in health service, in priority at basic health services to community. The Puskesmas team trained is expecting to implement their knowledge at Puskesmas. The performance of quality assurance team assessed by the achievement results of the puskesmas according the success of quality assurance by the Department of Health. Annual report of Health Project IV on 1999/2000 in West Kalimantan showed the performance of quality assurance team of puskesmas in Ketapang District is still low. This research purpose is to get information on how the performance of quality assurance team of puskesmas after employ quality assurance program. Beside, it also observe the commitment of leader, the realization of supervision, the leadership of puskesmas leader, motivation, knowledge, attitude of puskesmas officer and also work dynamics of quality assurance team in puskesmas. This research used qualitative approach by interviewed and observed the head, trained staff and untrained staff in Puskesmas Sei Awan and Puskesmas Sukabangun, 5 people for each. Data processed in metric which get from the interview transcript, while data analyzed by doing theoretical exploration then compared between actual and expectation. The results showed performance of quality assurance team at both puskesmas in system analyse stage is quite good. But the adoption level of basic health services still static. Quality assurance team in Puskesmas Sukabangun can find and solve two complex problems since the realization of quality assurance program in puskesmas. The less of head commitment, less effectiveness of supervision and unknowledgeable to quality assurance become the reason influenced the force of quality assurance team. The continually of head commitment in realization of this program is really expecting. As the regional autonomy begins, the activity to increase the motivation is suggested to be noticed as well as the efforts to create recognition and reward system to increase the performance of quality assurance team in puskesmas. At last the continually of quality assurance program in Puskesmas can be held adequately.
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T7741
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nenni Hadisunjoto
Abstrak :
Perkembangan pelayanan di Indonesia sampai saat ini sangat pesat yang berdampak pula pada peningkatan biaya pelayanan kesehatan, dimana sampai saat ini pelayanan kesehatan masih dianggap sebagai komoditi sosial sehingga penetapan tarif yang dibebankan kepada pasien harus dilakukan secara hati - hati melalui analisis biaya dengan mempertimbangkan biaya satuan, kemampuan dan kemauan membayar masyarakat. Saat ini belum diketahui besarnya tarif yang realistis, dengan demikian tujuan umum penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran berapa tarif Puskesmas yang realistis untuk suatu wilayah kerja tertentu dengan mempertimbangkan biaya satuan, kemampuan dan kemauan membayar masyarakat dalam pernbiayaan pelayanan kesehatan. Penelitian dilakukan secara purposive sampling dari 40 Puskesmas yang ada, diambil 2 Puskesmas yang diharapkan mewakili berdasarkan pertimbangan besar kecilnya Puskesmas, lokasi Puskesmas ( perkotaan dan pedesaan) , tingkat kemampuan masyarakat ( Desa IDT dan Non IDT ) dan jumlah kunjungan Puskesmas. Lokasi yang diambil dalam penelitian ini yaitu Puskesmas TelukJambe dan Puskesmas Loji. ......Rapid development of health services provision in Indonesia to date affects the increase of the cost of providing these service, and currently provision of such services is still considered as a social commodity in such a way that billing of the costs involved which could be passed on the patient should be in a careful manner. The objective of this research was to obtain estimation what a realistic price would be for the Puskesmas involved within certain operational area in providing their services, based on the variables of unit cost, ability to pay and willingness to pay. We purposively sampled two out of 40 existing Puskesmas based on size, location (town or village), level of affordability (whether or not the village has presidential Decree assistance) and the number of patient visits. The two Puskesmas selected for this study were Puskesmas Telukjarnbe and Puskesmas Loji.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
T2520
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andy Jap
Abstrak :
Pada era globalisasi dan persaingan bebas termasuk dalam bidang pelayanan kesehatan saat ini, maka peningkatan mutu pelayanan menjadi sesuatu yang mutlak harus diperhatikan oleh para petugas kesehatan. Salah satu dimensi mutu adalah kepatuhan petugas terhadap standar pelayanan. Semakin tinggi kepatuhan petugas penyelenggara pelayanan kesehatan terhadap standar, maka akan semakin tinggi pula mutu pelayanan tersebut terhadap pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tingkat kepatuhan bidan terhadap standar pelayanan antenatal care (standar dari Depkes RI tahun 1997) yang merupakan salah satu kegiatan pokok di Puskesmas. Selain itu juga untuk mengetahui bagaimana hubungan kepatuhan bidan dengan karakteristik bidan serta faktor eksternal lainnya yang berhubungan, dan faktor paling dominan yang berhubungan dengan kepatuhan bidan terhadap standar pelayanan antenatal care. Jenis penelitian adalah cross sectional, dilakukan di Puskesmas se Kabupaten Sanggau pads bulan Oktorber 2000 sampai dengan Nopember 2000. Sampel penelitian adalah seluruh bidan yang bertugas di 27 Puskesmas se-Kabupaten Sanggau, sebanyak 30 orang. Analisis yang digunakan adalah chi-square dan regresi logistik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proporsi kepatuhan bidan di Kabupaten Sanggau masih sangat rendah, terutama pada komponen kegiatan pemberian tindakan/terapi. Dari analisis bivariat didapat faktor yang berhubungan dengan tingkat kepatuhan bidan adalah usia, pengetahuan, sikap, dan supervisi. dan analisis multivariat didapat bahwa variabel yang paling dominan berhubungan dengan kepatuhan bidan adalah supervisi. Dari hasil ini disarankan terutama kepada para kepala puskesmas agar melakukan supervisi internal kepada bidan di wilayah kerjanya secara kontinu dan berkesinambungan, minimal 3 bulan sekali, dalam rangka bimbingan teknis dan meningkatkan pengetahuan serta ketrampilan bidan dalam memberikan pelayanan antenatal di puskesmas. ......Global era and free competition have great influence on today's health services. For that reason, the quality of services is undoubtedly becoming highly considered by health workers. One of quality dimensions is the providers? compliance to the service standard. The higher compliance of the provider health service the higher the quality of service to the patient will be. This study aims to obtain the description of level midwives' compliance to antenatal care service standard (issued by Ministry of Health Republic of Indonesia,1997) that is one of public health center main activities. Moreover, this study was also focused on investigating the correlation between midwives' compliance to the standard and their characteristics as well as other external factors that correlate, and factor that predominant midwives' compliance to the antenatal care service standard. This study, a cross sectional one, was carried out at all public health centers in Sanggau District from October 2000 to November 2000. The samples were all midwives serving at all of public health centres in Sanggau district, which were 30 peoples. The analysis techniques employed were chi square and logistic regression. The study results show that level of midwives' compliance to the standard is low, particularly on treatment/therapy item. Age, knowledge, attitude and supervision were significance correlated to midwives compliance while supervision was found as a predominant factor. This study recommends chiefs of public health centers to perform internal supervision on midwives throughout their work area regularly and continuously at least once within three months, to give technical guidance and to improve the midwives knowledge and skills in providing antenatal care service at public health centers.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T3348
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hamdani
Abstrak :
Berdasarkan data SUSENAS 2004 diperoleh data bahwa pemanfaatan fasilitas kesehaman dalam rangka Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) yang diselenggarakan oleh pihak di luar pcmerintah (rumah sakit swasta, praktik dokter, poliklinik, prakzik pemugas kesehatan) sangat tinggi yaitu mencapai 5l,08%, hal ini menunjukkan bahwa besamya peranan sarana pelayanan kesehatan yang diselanggarakan oleh swasta. Keadaan tersebut tidak _iauh berbeda dengan keadaan di Kabupatcn Bekasi, hal ini dikarenakan sarana pelayanan kesehatan swasta yang sangat lmnyak di Kabupaten Bekasi dimana wilayahnya yang berbatasan langsung dengan ibukota DKI Jakarta dan laju pertmnbuhan yang cukup tinggi yang disebabkan urbanisasi. Hal tersebut memicu pesatnya perkembangan sarana pelayanan kesehatan swasta yang melakukan perizinan, narnun belum semua sarana pelayanan kesehatan swasta melakukan dan mengetahui tentang perizinan di Kabupaten Bekasi. Oleh karena itu periu adanya sistem informasi pcrizinan penyclenggaraan sarana pelayanan kesehatan swasta yang berbasis web, sehingga pihak terkait dengan perizinan dapat mengakses informasi dan melakukan perizinan dengan lebih cepat. Pengembangan sistem yang dilakukan berdasarkan metode System Development LM; Cycle, yaitu planning ana&sis system, design, implementation, maintencmce dan evaluation system dengan memadukan konsep Data Base Management System dan data website sehingga menjadi kekuatan dalam Sistcm Informasi Perizinan Penyelenggaraan Sarana Pelayanan Kesehatan Swasta (SIP-PSPKS). SIP-PSPKS di desain untuk kemudahan input data dan otomasi proses pengolaharmya menjadi informasi. Output yang dihasilkan bempa laporan data sarana pelayanan kesehatan swasta berizin, tabulasi indikator perizinan, dan informasi perizinan herbasis web yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan dalam menentukan kebijakan dalam meningkatkan persentase sarana pelayanan kcsehatan swasta berizin dan dapat melihat penyebaran Iokasi sarana pelayanan kesehatan swasta. Prototype aplikasi SIP-PSPKS dan Website informasi perizinan telah terbangun dan dapat diterapkan di Dinas Kesehatan Kabupatcn Bekasi karcna menggunakan teknologi yang sederha.na dengan spcsiiikasi sistem yang rendah dan ditunjang dcngan akan adanya jaringan LAN.
Pursuant to SUSENAS 2004 obtained by data that health facility exploiting in order to Individual Health Effort (UKP) which is carried out of outside government (private sector hospital, practical doctor, polyclinic, practical health officer) very high that is reaching 5l,08%, this matter indicate that the level of health service facility which carried out by private sector. The situation do not far differ from situation in Bekasi District, it because so many private health service facilities in Bekasi District where its region which abut on direct capital of DKI Jakarta and high enough growth rate caused by urbanization. The mentioned trigger its fast is growth of private health service facilities conducting permit, but not yet all private health service facilities conduct and know about permit in Bekasi District. Therefore need thc existence of permit infomation system of private health service facilities based on web, so that related parties with permit can access information and conduct permit faster. System development conducted by pursuant to System Development Life Cycle method, that is planning analysis system, design, implementation, maintenance and evaluation system with combine concept of Data Base of Management System and website data so that become strength in permit infomation system of private health service facilities ( SIP-PSPKS). SIP-PSPKS designed for amenity of data input and automation process its processing become information. Output yielded by in the form of data report of private health service facilities have pennitted, tabulation of permit indicator, and information of pemiit base on web able to be used for decision making in determining policy in improving percentage of private health service facilities have pcmiit and can see spreading of location of private health service facilities, The prototype of SIP-PSPKS application and Website of permit information have been developed and applicable in Bckasi District Health Service because using modestly technology by the low system specification and it has supported by developed of Local Area Network (LAN).
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T34585
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library