Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 42 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Danol Dewanto
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S48238
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ulani Saripulono
Abstrak :
Cahaya merupakan faktor yang amat penting dalam kehidupan manusia_Pencahayaan buatan dapat mempengaruhi tampak sebuah bangunan dari segi arsitektur, menjadi suatu nilai estetis di luar nilai fungsionalnya. Mesjid, sebagai bangunan umum yang dapat ditemukan di seluruh pelosok kota Jakarta dan sebagai bangxman religius, tempat ibadah umat Muslim memiliki karakter dan elemen arsitektur yang khusus. Penulis melakukan Studi kepustakaan, wawancara dengan berbagai pihak terkait dan analisa terhadap kasus. Dari hasil kajian ini, dapat disimpulkan bahwa suatu teknik pencahayaan yang terencana dengan baik pada tampak mesjid dapat memperkuat karakter mesjid sebagai bangunan religius dan memiliki suatu nilai estetis di luar nilai fungsionalnya.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S48222
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budiarti Prananingrum
Abstrak :
ABSTRAK
Keindahan dan estetika pada fasad merupakan hal yang harus diperhatikan dalam merancang sebuah bangunan, karena fasad merupakan bagian bangunan yang pertama kali dilihat dan dinilai oleh orang yang melewati bangunan tersebut. Sebagai bangunan yang mempunyai nilai dagang tinggi, perancangan fasad sangat penting pada bangunan pusat perbelanjaan, karena fasad harus dapat menarik perhatian orang untuk masuk ke dalamnya, sehingga dapat memberikan keuntungan, baik bagi pemilik maupun pengelola bangunan.

Perancangan fasad bangunan pusat perbelanjaan tidak hanya meliputi penataan bentuk bukaan, elemen dekorasi atau omamentasi dengan bentuk dan warna yang berbeda, tapi juga meliputi penataan reklame, yang merupakan identitas dan sarana iklan bagi tiap-tiap toko yang ada di dalam bangunan.

Reklame sebagai representasi dari tiap-tiap toko menampilkan ciri khas, baik berupa tulisan, gambar maupun wama dari masing-masing toko. Adanya keragaman atau variasi dari reklame seharusnya tidak menjadikan fasad kehilangan nilai estetisnya. Kedua elemen tersebut, fasad dan reklame, secara bersama-sama harus dapat memberikan kesan atau citra yang baik pada publik, dan dapat tetap menarik bagi orang yang melewati bangunan tersebut.

Pada skripsi inilah akan dipaparkan dan dibahas mengenai estetika perletakan reklame pada fasad bangunan. Prinsip-prinsip desain klasik akan digunakan sebagai dasar pembahasan penaiaan reklame tersebut, dengan pertimbangan prinsip-prinsip tersebut telah dan masih digunakan dalam merancang bangunan, dan telah menghasilkan karya arsitektur yang tetap indah sampai sekarang.
2001
S48266
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indri Lestari Juwono
Abstrak :
Keberadaan bangunan tinggi dapat mengoptimalkan penggunaan lahan di kota-kota besar. Dalam kehidupan sehari-hari pengguna bangunan tinggi, berada di dalam bangunannya. Namun tetap saja dibutuhkan ruang untuk berinteraksi antar penggunanya, sehingga tidak timbul kebosanan, juga untuk menghirup udara segar. Ruang untuk menampung kegiatan tersebut yang berada di antara bangunan tinggi disebut ruang luar pada kawasan bangunan tinggi. Ruang ini juga berfungsi sebagai transisi sebelum memasuki bangunan.

Jenis aktivitas di ruang luar pada kawasan bangunan tinggi tercipta karena unsur-unsur fisik pada ruang luar tersebut. Batas dan elemen pada ruang luar mempengaruhi apakah orang memilih untuk beraktivitas di ruang luar tersebut atau hanya lewat saja. Ruang luar yang berbatasan langsung dengan jalan umum memerlukan penataan yang open-up terhadap lingkungannya. Keterbukaan pada ruang luar ini memberikan kesan sebagai bagian dan lingkungan sekitarnya, sehingga ruang ini dapat dipergunakan oleh banyak orang. Selain itu, juga dibutuhkan pepohonan sebagai kanopi alami sehingga memberikan kesejukan alami bagi penggunanya.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S48319
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Joice Despin M.
Abstrak :
Untuk memulainya, marilah kita kilas balik sesaat Dahulu manusia mencita ramah tinggal, bukan sekedartempat tinggal saja, tapi ada tujuan seperti sarana beribadah, bersosialisasi, atau untuk pengungkapan ekspresi diri Dari latar belakang tersebut, terwujudlah rumah tinggal atau ruang berkegiatan yang di dalamnya mempunyai nilai- nilai atau maksud tertentu. Bentuk yang muncul pun mencerminkan nilai-nilai dan maksud itu. Seperti contohnya bangunan Meru (salah satu komponen dalam pura Bali) yang mempunyai atap berundak/lapis 5, maksudnya menunjukkan 4 arah utama utara- timur-selatan-barat ditambah pusatnya Tuhan. Konsep bangunan tradisional pada penulisan ini, mengandung arti suatu konsep yang dikandung pada bangunan tradisional mengenai bagian-bagian kepala-badan-kaki pada bangunan. Dianalogikan bagian kepala-badan-kaki itu adshh atap-dinding/lantai- pondasi Namun bagian-bagian itu tidak sekedar bentuk semata. Di yakini bagian-bagian tersebut juga mempunyai nilai dan maksud tertentu seperti halnya Meru di atas. Bangunan tinggi, sampai sekarang diyakini sebagai salah satu jawaban aras keterbatasan lahan yang semakin hari semakin bertambah. God still creates everything ecceptland, istilah yang sangat sesuai mengungkapkan atas kondisi sekarang ini. Ruang semakin dijelajah ke arah vertikal, bahkan hasrat menjelajah vertikal itu sampai ke luar bumi, begitu minimnya ternyata bumi kita ini sekarang. Dalam penulisan ini tidak sampai menjelajah sampai luar bumi. Bangunan tinggi diciptakan untuk lebih mementingkan kuantitas ruang yang tingkat fungsionalitasnya tinggi. Terlebih lagi bangunan tinggi kaca. Bangunan tinggi kaca adalah bangunan tingkat tinggi yang bahan penutup fasadenya menggunakan kaca. Dan penulis menspesifikkan(,yang seluruhnya ditutupi oleh kaca Jadi apakah bangunan tinggi kaca masih menatapkan konsep kepala-badan-kaki yang diserap dari bangunan tradisional. Terlebih di era modern ini yang lebih mengutamakan fungsionalitas.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S48312
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laura Rina Matiur
Abstrak :
Dalam melaksanakan tugasnya, seorang arsitek tidak dapat mengabaikan konteks wilayah, keadaan lingkungan dan peraturan, setempat. Elemen fisik yang hendak dibangun harus menyesuaikan dengan kondisi sekitar. Koefisien Dasar Bangunan (KDB) adalah salah satu peraturan, setempat yang harus dipatuhi. Peraturan ini memberi batasan area pada tapak yang dapat dijadikan dasar suatu. bangunan sesuai dengan perencanaan pemerintah daerah, dalam hal ini Dinas Tata Kota. Penerapan KDB dalam perancangan suatu tapak akan menyisakan sebagian area yang tidak diolah menjadi dasar bangunan, dan dapat disebut ruang luar. Pengolahan ruang luar, jika direncanakan dengan baik , dapat memberi nilai tambah pada tapak tersebut. Dalam tipe bangunan tertentu, ruang luar dapat dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan yang berlangsung didalamnya. Di sini , penulis akan membahas masalah pemanfaatan ruang luar pada rumah .sakit sebagai ruang kegiatan manusia, yaitu pengunjung pada khususnya, yang terdapat di sekitar ruang-ruang rawat inap. Sayangnya, hal ini hanya dapat ditemukan di sekitar ruang-ruang rawat inap kelas VIP atau VVIP, mengingat cost yang cukup tinggi untuk pemeliharaannya .Pada akhirnya, diharapkan agar pemanfaatan ruang luar tersebut dapat mendukung fungsi rumah sakit dan kegiatan yang berlangsung didalamnya.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S48353
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Matondang, Sudung Sarosa
Abstrak :
Desain dan konstruksi bangunan di suatu daerah dipengaruhi, selain oleh faktor-faktor lainnya, terutama oleh iklim dan lingkungan fisik daerah tersebut. Dalam sejarah umat manusia, upaya-upaya untuk membangun dengan tepat meliputi faktor-faktor teknologi lokal, material, iklim, dan kondisi sosial. Terutama di negara berkembang, perancang dihadapkan juga pada batasan-batasan ekonomi, teknologi, dan faktor-faktor sosial lainnya yang mengikat perancangan menjadi suatu paket masalah yang harus dipecahkan. Indonesia sebagai negara berkembang dengan banyak batasan diatas, memiliki banyak kekayaan alam yang layak dieksplorasi untuk manfaat rakyat kebanyakan. Tulisan ini memfokuskan Pohon Kelapa sebagai pohon yang mudah ditemukan dan pohon yang sangat berpotensi. Dengan melihat karakter yang terdapat di dalamnya dan mempelajari teknik penerapannya pada contoh-contoh yang sudah ada, penulisan ini mengekspos pohon Kelapa sebagai bahan bangunan yang mudah ditemukan, ekonomis, nyaman dan sekaligus estesis.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S48468
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Dwi Wulandari
Abstrak :
Atop bangunan merupakan bagian teratas dari sebuah bangunan yang berfungsi sebagai naungan. Bangunan mempunyai fungsi untuk memwadahi aktivifas dari manusia sehingga dalam proses konsfruksinya harus mempertirnbangkan aspek seperti pemilihan rnaferial yang digunakan, dalam hal ini aiap sebagai elemen penfing dalam bangunan terutama menerima beban Terlebih dahulu baik beban maii dari beraf bangunan Tersebui, beban angin (beban norisonfal) dan beban hidup dari aldiviias atau kegiaian manusia didalamnya. Penggunaan material yang dibahas dalam penulisan ilmiah ini adalah kayu dan baja yang berpengaruh terhadap konstruksi clari bangunan. Penggerjaan afap Iebih sulit dibandingkan elemen siruktur Iain dalam bangunan, sehingga memerlukan ketelirian dan kefepafan uniuk Tiap hubungan yang diiunjukkan oleh perfemuan elemen-elemen pembeniuk kerangka itu sendiri.

Karakteristik dari tiap material juga memberikan persyaratan dan aspek pertimbangan untuk setiap konstruksi yang bisa dilakukan. Selain iiu untuk mengefahui sejauh mana keefisienan, kelebihan dan kekurangan dari penggunaan material kayu dan baja dengan karakteristik masing-masing yang dipunyai diperlihaikan dari pembahasan mengenai beban yang ierjadi pada afap, sifat masing-masing material, bentuk, kekuatan, claya Tahan, konsrruksi dan kemudahan pelaksanaan konstruksi. Benruk dari bangunan akan mempengaruhi penggerjaan konstruksinya, bentuk melengkung Iebih sulir dibanaingkan benfuk Iurus. Elemen penutup atap juga mempunyai peranan peniing dalam penenruan jenis konstruksi yang akan digunckon don jenis material yang dipilih uniuk penggerioon konstruksinycx korencm dengon pegnggunocm penutup atop yang berbedcl cukon memberikcln persyorcion berbedcx jugo dolcm penggerjocm konstruksinycl. Koyu memiliki kelebihon sifof olomi don ieksiur dibcmding bojo don sifclfnyo ycmg Iebih fohon [Gmc podo suhu tinggi dibondingkon kudo-kudc: bojo yang menggelioi setelcah Terbokor. Woloupun mosih terdopoi kekurongon yang dimiliki koyu seperti cocci koyu don doyc iczhcm 'rerhodop cucxco. Jodi sefiop mcxieriol boik koyu don boio, horus diberikcm periokuon khusus sesuoi dengon korckteristiknyo musing-mosing dolcm konstruksi rongkcu atop dolom bonguncm.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S48496
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitanggang, Mira Christiani
Abstrak :
Saat ini banyak sekali bangunan yang menggunakan gypsum sebagai salah satu komponen bahan bangunan. Penggunaannya sebagai bahan bangunan cukup diakui. terutama karena selain memiliki nilai fungsional juga estetis. Penggunaannya dalam bangunan banyak ditemui pada langit-langit maupun ornament cetakan yang terdapat pada langit-langit Gipsum merupakan mineral yang ditemukan dalam bentuk sedimentasi batu-batuan. Hingga kini pengembangan terhadap gipsum semakin ditingkatkan. Pada· masa kekaisaran Romawi, gipsum dlgunakan dalam rangka memenuhi kebutuhan akan bahan bangunan yang memiliki sifat aman dan tahan api. Memang salah satu keunggulan material ini ialah kemampuan dalam tahan api sehingga pemakaiannya sebagaielemen dari suatu bangunan tidak disangkal lagi. Salah satu produk jadi dari gypsum adalah gypsum board yang dikenal sebagai drywall. wallboard, plasterboard. atau sheetrock. Gypsum board diproduksi dan bahan dasar bubuk gipsum yang kemudian dibungkus dengan kertas penguat di bagian depan dan belakang lembaran papan. Selain tahan api, pamilihan gypsum board juga di karenakan alasan ekonomis, yaitu lebih murah. Dibalik kesan tampilannya yang sederhana terdapat performance yang utama, daya tahan dan permukaan yang sungguh-sungguh rata. Namun sebenarnya apakah...
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S48525
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wilopo Rusmaraji
Abstrak :
Pelat lantai adalah salah satu elemen dalam struktur bangunan yang salah satu fungsinya adalah untuk membagi ruangan secara vertikal. Selain itu secara struktural, pelat lantai juga berfungsi untuk menambah kekakuan dari keseluruhan elemen struktur dalam bangunan. Sebagai pembagi ruangan secara vertikal, keberadaan pelat lantai sangat diperlukan apabila kita ingin menambah ruangan untuk her aktifitas di atas ruangan yang lama atau dengan kata lain menambah lantai ke-dua. Pelat lantai sendiri menurut arah penyaluran gayanya dibagi menjadi pelat lantai sate arah, pelat lantai dua arah dan pelat datar. Sedangkan menurut komposisi bahan penyusunnya pelat lantai dapat diklasifikasikan menjadi lantai monolitik, precast dan komposit. Masing-masing tipe memiliki kelebihan dan kekurangan dan dapat dipergunakan sesuai dengan kebutuhan masing-masing orang. Sudah menjadi sifat dasar manusia untuk mencari segala sesuatu yang lebih murah, lebih cepat, lebih praktis, dsb. Begitu juga dalam menentukan jenis pelat lantai yang akan digunakan. Untuk itulah manusia mengembangkan sistem komposit yang banyak digunakan dalam bangunan bertingkat tinggi. Selain itu manusia juga berupaya mencari bahan bangunan yang lebih ringan untuk membuat pelat lantai agar dapat lebih tahan terhadap gaya gempa. Salah satu caranya adalah dengan membuat rongga pada pelat lantai seperti terlihat pada hollow precast prestressed concrete slab Salah satu kelemahan bahan komposit di alas adalah harganya yang mahal dan kurang mampu dijangkau oleh masyarakat banyak sehingga di Indonesia dikembangkan pelat lantai dengan menggunakan keramik komposit beton. Bahan bangunan ini sudah teruji sebagai bahan penyusun pelat lantai yang kuat, cepat, dan ramah lingkungan karena terbuat dari material alami (tanah liat). Selain itu harganya juga relatif lebih murah ketimbang bahan bangunan penyusun pelat lantai konvensional lainnya (beton bertulang).
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S48527
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>