Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 28 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sembay, Jimmy Victor John
"Latar belakang: Pemeriksaan sampel whole blood merupakan pemeriksaan yang biasa dilakukan sebagai pemeriksaan penunjang pada kasus kasus toksikologi forensik dan postmortem, termasuk pada kasus dugaan penyalahgunaan obat/zat tertentu. Sebaliknya sampel plasma lebih sering digunakan dalam kepentingan klinis dan penelitian farmakologi. Tesis ini akan membahas tentang perbandingan kadar metamfetamin antara whole blood dan plasma.
Metode: Penelitian merupakan penelitian analisis komparatif untuk menentukan perbandingan kadar metamfetamin dalam whole blood terhadap plasma. Sampel diperoleh secara consecutive sampling pada 9 subyek orang hidup yang memenuhi kriteria inklusi. Sampel darah diambil dengan cara pungsi vena dan kemudian dimasukan ke dalam tabung vakum yang mengandung natrium fluorida dan natrium oksalat. Plasma dipisahkan dari whole blood dengan cara centrifuge sebelum pemeriksaan. Sampel Whole blood maupun plasma dianalisis dengan metode gas chromatography mass spectrometry (GC-MS) dan data yang diperoleh dianalisis statistik dengan uji Wilcoxon.
Hasil: Perbandingan atau rasio kadar metamfetamin whole blood terhadap plasma yaitu sebesar 1,0042 dengan nilai signifikasi p > 0,05 (p=0,753).
Kesimpulan: Tidak ada perbedaan bermakna antara kadar metamfetamin whole blood dan plasma, karena itu dalam pemeriksaan kadar metamfetamin dapat digunakan whole blood maupun plasma sebagai bahan pemeriksaan.

Background: Drug analysis in forensic and postmortem toxicology including drug abused cases is usually performed on whole blood whereas plasma is preferably used in clinical facilities and pharmacological studies. Most drugs are not equally distribute between blood and plasma, so the levels in plasma may differ from in whole blood. This thesis discusses about comparison of methamphetamine levels between whole blood and plasma.
Methods: The research is a study of comparative analysis to compare methamphetamine level in whole blood to plasma. Sampling was performed by consecutive sampling method from 9 live person who fullfiled inclusion criteria. Blood was taken with venipuncture and put in vacum container which containing natrium fluoride dan natrium oksalate . Plasma was separated from whole blood with centrifugation before analyzed. Samples was analyzed with gas chromatography mass spectrometry (GC-MS) and the data was analyzed with Wilcoxon test.
Result: This study showed ratio of methamphetamine levels in whole blood to plasma was 1,0042 and p value > 0,05 (p=0,753).
Conclusion: There is no difference between methamphetamine level in whole blood and plasma.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Muhammad Abdul Rohman
"Dua fenomena perilaku intoleransi dan ketimpangan ekonomi yang muncul belakangan ini di Indonesia dapat mengancam persatuan Indonesia. Wahid Foundation pada 2017 mencatat bahwa insiden pelanggaran kebebasan beragama telah meningkat secara signifikan dan meluas di 27 provinsi di Indonesia. Pada saat yang sama, pertumbuhan ekonomi di Indonesia tidak inklusif karena ketimpangan yang tumbuh cepat. Koefisien Gini telah meningkat dari sekitar 0,33 pada tahun 1996 menjadi 0,41 pada tahun 2015. Meningkatnya ketimpangan ekonomi dapat menjadi katalisator untuk perilaku kolektif seperti perluasan protes sosial yang telah terlihat akhir-akhir ini di Indonesia. Apakah kedua fenomena ini berkorelasi kuat? Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi hubungan antara ketimpangan dan perilaku intoleransi di Indonesia menggunakan Indonesia Family Life Survey (IFLS). Kami mengukur perilaku intoleran menggunakan persepsi individu yang terkait dengan persetujuan untuk hidup dengan agama lain di rumah kos, tetangga dan desa. Estimasi ekonometrika kami menggunakan model order logit menemukan bahwa individu yang memiliki pendapatan serta pencapaian pendidikan di bawah rata-rata masyarakat memiliki kecenderungan lebih tinggi untuk tidak toleran. Ketimpangan dalam pendapatan dan pendidikan dapat menyebabkan kecemburuan sosial yang pada gilirannya mendorong perilaku intoleransi terhadap orang lain. Temuan ini menyerukan keprihatinan serius dari para pemangku kepentingan untuk mempertahankan masyarakat yang damai dari beragam masyarakat di Indonesia.

Two phenomena of intolerance behavior and inequality that have emerged lately in Indonesia can threaten Indonesias unity. The Wahid Foundation in 2017 recorded that incidents of violations of religious freedom have increased significantly and widely in 27 provinces in Indonesia. At the same time, the economic growth in Indonesia has not always been inclusive due to fast-growing inequality. The Gini coefficient has increased from roughly 0.33 in 1996 to 0.41 in 2015. Rising inequalities can be a catalyst for collective behavior such as the expansion in social protests that have been seen lately in Indonesia. Are these two phenomena strongly correlated? This study aims at exploring the relationship between inequality and intolerance behavior in Indonesia using the Indonesia Family Life Survey (IFLS). We measured intolerant behavior using the perceptions of individuals related to consent to live with other religions in boarding houses, neighbors and village. Our econometric estimations using the ordered logit model found that individuals owning income as well as educational attainment below the average of the community have a higher tendency of being intolerance. Inequality in income and education might induce social jealousy which in turn encourages intolerance behavior towards others. These findings call for serious concerns from stakeholders to maintain a peaceful society of diverse society in Indonesia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pratomo Setyadi
"Salah satu cara untuk meningkatkan kestabilan nyala adalah penggunaan ring. Penelitian tentang ring penstabil nyala menemukan bahwa selain meningkatkan kestabilan nyala juga menurunkan kadar emisi NOx [20]. Namun pada penelitian tersebut ring dipasang tepat dikeluaran burner sehingga nyala tetap berpotensi mengganggu ketahanan burner. Dengan memasang ring pada jarak tertentu maka nyala akan berpindah ke ring dan menyala stabil di ring tersebut. Fenomena ini berbeda dengan lift-off dan disebut dengan flame lift-up. Analisa kestabilan nyala dan panjang nyala lift-up telah dilakukan.
Pengalihan nyala api dari ujung burner pada pembakaran premix menggunakan ring maupun pada pembakaran non-difusi memelukan analisis temperatur ring. Hal ini di butuhkan untuk mengetahui adakah pengaruh hot spot pada fenomena lift-up pada pembakaran premix bunsen burner. Hubungan antara ketinggian ring dengan semakin tingginya temperature yang terjadi saat lift-up dengan AFR yang sama, memberikan petunjuk bahwa terjadi efek titik panas terhadap kejadian lift-up.
Temperatur yang bertambah seiring bertambahnya letak ring, mengindikasikan temperatur sebagai akselerator kejadian lift-up. Hubungan antara temperature ring dengan persamaan panjang nyala menunjukkan bahwa semakin tinggi temperature, semakin besar nilai panjang nyala yang dihasilkan, dengan burning load yang sama. Panas yang hilang akibat konduksi dan radiasi ring terhadap campuran,jika sebanding dengan panas yang dihasilkan oleh reaksi pembakaran, maka akan dapat menjaga kestabilan nyala, yang sesuai dengan tujuan pemasangan ring. Hasil simulasi CFD dan hasil pengukuran temperature menunjukkan kesesuaian, bahwa tidak ada api di daerah bawah ring, yang menunjukkan bahwa api berpindah secara keseluruhan.

A method of increasing flame stability is the usage of ring. The research of stabilizer ring found that beside stabilizing the flame, is also reduce the emision factor. But in that research the ring is placed exactly in the burner tip and potentially reduce the burner endurance. By placing the ring on a certain distance, the flame will jump of to the ring and lights stable on the ring. This phenomenon is different form the flame lift-off, and called as a lift-up flame.
The diversion of flame form burner tip to a ring on premix combustion, needed a study on the effects of ring temperatur to a lift-up phenomenon. This is done to get information is there any hot spot effects on a lift-up phenomenon. The relation between of ring heights and the rise of ring temperature gives a clue that the hotspot effects is occured.
The rise of the temperature is indicating as accelerator of lift-up phenomenon. Higher ring temperature gives longer the flame length for the same burning load, based on the new equation. Ring will be functioned as a stabilizer when the heatlosses due to conduction and radiation are equal to the heat that generated during the combustion reaction. This result is verified by simulation using the CFD
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T 29884
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Risdawaty Rizar
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T34572
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Leonardo
"Latar belakang : Dalam pembuktian kasus persetubuhan, anamnesis dan pemeriksaan fisik memiliki nilai bukti yang rendah. Dokter Forensik hanya dapat membuktikan persetubuhan dengan ditemukannya cairan mani atau sel sperma pada pemeriksaan penunjang. Baru-baru ini dikembangkan rapid test SD Bioline Semen Inspection yang sensitif dan spesifik untuk menemukan prostate-spesific antigen (PSA) yang merupakan salah satu dari kandungan cairan mani. Diharapkan metode ini dapat menjadi alternatif dalam pembuktian kasus persetubuhan.
Tujuan : Untuk mengetahui nilai diagnostik alat SD Bioline Semen Inspection dalam mendeteksi adanya PSA pada usapan vagina, dan gambaran perbandingan nilai diagnostiknya pada subyek yang bersetubuh antara 1-3 hari dan 4-7 hari sebelum dilakukan pemeriksaan.
Metode : Uji diagnostik dengam metode potong lintang, membandingkan antara rapid test SD Bioline Semen Inspection dengan Automatic Immuno Assay (AIA).
Hasil : Nilai diagnostik alat SD Bioline Semen Inspection pada penelitian ini menunjukkan sensitivitas 44,44%, spesifisitas 100%, nilai duga positif 100%, nilai duga negatif 86,11%, prevalensi 22,5% dan akurasi 87,5%. Pada subyek yang bersetubuh antara 1-3 hari sebelum pemeriksaan menunjukkan nilai diagnostik sensitivitas 50%, spesifisitas 100%, nilai duga positif 100%, nilai duga negatif 89,29%, prevalensi 9,35% dan akurasi 90,32%. Pada subyek yang bersetubuh antara 4-7 hari sebelum pemeriksaan menunjukkan nilai diagnostik sensitivitas 33,33%, spesifisitas 100%, nilai duga positif 100%, nilai duga negatif 75%, prevalensi 33,33% dan akurasi 77,78%.
Kesimpulan : SD Bioline Semen Inspection dapat digunakan dalam pelayanan kedokteran Forensik untuk membuktikan adanya PSA, namun perlu dilakukan uji konfirmasi dengan modalitas lain jika didapatkan hasil negatif.

Background : History and physical examination alone could not prove a sexual intercourse. Thus, forensic doctors also need to find evidence of seminal fluid or sperm in determining sexual intercourse. Recently, there is an advancement in diagnostic tool in examining prostate specific antigen (PSA) in seminal fluid, which is a SD Bioline Semen Inspection. As a rapid test, this diagnostic tool is expected to be used in daily practice as an alternative method in determining sexual intercourse.
Objective : To determine diagnostic value of SD Bioline Semen Inspection in detecting Prostate Specific Antigen ( PSA) from vaginal swabs; To have an overview of diagnostic value of SD Bioline Semen Inspection in detecting Prostate Specific Antigen ( PSA) between 1-3 days and 4-7 days of intercourse prior to the examination.
Methods: This study is a cross-sectional research to compare SD Bioline Semen Inspection tool to Automatic Immuno Assay (AIA).
Results: This study showed SD Bioline Semen Inspection tool has 44.44% sensitivity, 100% specificity, 100% positive predictive value, 86,11% negative predictive value, prevalence is 22.5% and 87.5% accuracy. On the subject who have history of intercourse between 1-3 days prior to the examination, it showed 50% sensitivity, 100% specificity, 100 % positive predictive value, 89,29% negative predictive value, prevalence is 9.35% and 90.32% accuracy. On the subject who have history of intercourse between 4-7 days prior to the examination, it showed 33.33% sensitivity, 100% specificity, 100% positive predictive value, 75% negative predictive value , prevalence is 33.33%, and 77.78% accuracy.
Conclusion: The SD Bioline semen Inspection can be used in forensic medical services to prove the existence of PSA, but if the results are negative it still needs confirmation from other diagnostic modalities.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eric Irawati
"Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi hubungan antara kepuasan kerja, kepemimpinan transformasional dan budaya organisasi terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB). Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain cross sectional melibatkan 69 staf pegawai di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan dengan menggunakan sampel total sampling. Hasil analisis bivariat menggunakan analisis regresi linier.
Hasil penelitian menunjukkan:1) kepuasan kerja, kepemimpinan transformasional dan budaya organisasi secara masing-masing memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB); 2) Kepuasan kerja, kepemimpinan transformasional dan budaya organisasi secara bersamasama diuji yang memiliki hubungan signifikan dan paling dominan mempengaruhi terjadinya Organizational Citizenship Behavior (OCB) adalah kepuasan kerja setelah dikontrol variabel kepemimpinan transformasional dan budaya organisasi.
Peningkatan perilaku Organizational Citizenship Behavior (OCB) pegawai di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan harus selalu ditingkatkan antara lain menciptakan dan meningkatkan unsur-unsur kepuasan kerja pegawai, kepemimpinan transformasional di antara para pimpinan dan staf serta menciptakan lingkungan budaya organisasi yang mendukung terjadinya perilaku Organizational Citizenship Behavior (OCB).

This study aimed to identify the relationship between job satisfaction, transformational leadership and organizational culture on Organizational Citizenship Behavior (OCB). The method used in this research is quantitative with cross sectional design involving 69 staff employees in the Education and Training of Health Workers using total sample sampling. Results of bivariate analysis using linear regression analysis.
The results showed: 1) job satisfaction, transformational leadership and organizational culture each has positive and significant relationship to the Organizational Citizenship Behavior (OCB); 2) Job satisfaction, transformational leadership and organizational culture jointly tested that has a significant relationship and most dominant influence on the occurrence of Organizational Citizenship Behavior (OCB) is job satisfaction after the controlled variable transformational leadership and organizational culture.
Improved behavior of Organizational Citizenship Behavior (OCB ) employees in the Education and Training of Health Workers should be improved , among others, create and enhance elements of employee satisfaction , transformational leadership among the management and staff as well as creating an environment that supports the organizational culture Organizational Citizenship behavior behavior (OCB).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T44201
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Boge Priyo Nugroho
"ABSTRAK
Latar Belakang: Data dari WHO pada tahun 2010 diperkirakan kematian pejalan kaki akibat kecelakaan lalu lintas di jalan secara global mencapai angka 273.000 jiwa, setara dengan 22 dari seluruh total kematian akibat kecelakaan lalu lintas di jalan. Jumlah kendaraan bermotor di DKI Jakarta khususnya roda dua mengalami peningkatan yang cukup tinggi yaitu sebesar 10,54 persen pertahunnya. Tetapi peningkatan jumlah kendaraan tidak diimbangi dengan peningkatan luas jalan, serta kurang adanya sarana bagi pejalan kaki. Berdasarkan data dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo di Jakarta periode Januari 2013 hingga Desember 2015, didapatkan jumlah korban kecelakaan lalu lintas dengan surat permintaan visum et repertum sebanyak 254 orang yang hidup dan sebanyak 707 korban yang meninggal.Tujuan: Mengetahui hubungan antara pola luka dengan usia dan keadaan korban pada kasus pejalan kaki yang ditabrak kendaraan bermotor roda dua di Jakarta.Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian studi potong lintang cross sectional pada korban pejalan kaki yang ditabrak oleh kendaraan bermotor roda dua di wilayah kerja Satuan Lalu Lintas Kepolisian Daerah Metro Jaya yang diperiksa di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Penelitian ini dimulai 01 September 2016 hingga 31 Desember 2016, dengan menggunakan sumber data sekunder yang didapat dari rekam medis dan laporan abduksi yang disertai dengan surat permintaan visum, terhitung dari bulan Januari 2013 hingga Desember 2015. Data diuji menggunakan uji Chi-square dan hasil dinyatakan bermakna apabila nilai p

ABSTRACT
Background WHO found that the prevalence of pedestrian deaths caused by traffic accidents estimated 273.00 of life, equals 22 of total deaths by traffic accidents. The Number of vehicle in DKI Jakarta especially motorcycle elevated 10,54 per year. This situation is not followed by the widening of the road and improvement of pedestrian facilities.Data collected using from Cipto Mangunkusomo Hospital from January 2013 until Desember 2015, which came with a police request for a medical report visum et repertum showed that 707 victims died and 254 victims still a live from motor vehicle accidents.Purpose to determine the relationship between injury pattern with the age and state of pedestrians hit by two wheeled motor vehicles in Jakarta.Methode This study uses a cross sectional study research design to analyze the injury patterns found on pedestrians hit by two wheeled motor vehicles in the Traffic Unit of Jakarta rsquo s Police Department Region which were examined in Cipto Mangunkusomo Hospital. This study was performed during September 2016 until 31 Desember 2016. The data used were secondary data from the medical records of the patients and external examination records of the dead victims which came with a police request for a medical report from Januari 2013 until Desember 2015. The data was analyzed using Chi square test and was declared significant when p 46 years old . There was a significant relationship between injury patterns to the age of the victim. There was a significant relationship between injury patterns to the state of the victim alive or dead , the amount of abrasions on four extremities was found two to three and a half times more frequent to dead victims compared to living victims and on the head was found almost twice 1,9 times more frequent to the victims who died compared to a living victims. Key Words Injury Patterns, Pedestrians, Two Wheeled Vehicles."
2017
T55691
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu Azmi
"ABSTRAK
Pembentukan scale pada pipa maupun unit proses lainnya dapat terjadi di dalam proses produksi. Scaling pada pipa dapat mengurangi diameter pipa sehingga mengurangi laju alir dan bahkan mengakibatkan pipa tersumbat. Pengukuran scaling pada pipa diperlukan untuk mengetahui keberadaan dan persentase scaling pada pipa. Teknik tomografi merupakan teknik yang digunakan untuk menginvestigasi struktur dalam suatu obyek secara non-intrusive dan non-invasive. Tomografi gamma untuk industri memiliki tantangan tersendiri dikarenakan sistem pemindainya harus dapat menyesuaikan kepada obyek yang akan diukur dan lingkungannya serta dapat dipindah dengan mudah. Oleh karena itu dibutuhkan suatu sistem portabel yang dapat menyesuaikan terhadap obyek dan lingkungan pengukuran. Dalam penelitian ini sistem tomografi melakukan melakukan pemindaian translasi dan rotasi secara otomatis serta dapat diinstal dengan relatif mudah. Sumber radiasi gamma Cs-137 yang terkolimasi mentransmisikan foton gamma menembus obyek uji yang kemudian akan dideteksi dengan menggunakan detektor sintilasi NaI Tl . Kumpulan dari beberapa data proyeksi akan dibentuk menjadi citra dengan menggunakan perangkat lunak rekonstruksi citra. Citra hasil rekonstruksi akan dianalisis untuk menghitung persentase scaling yang terdapat di dalam pipa yang bertujuan untuk mengetahui persentase area fluida yang tersisa setelah terjadinya scaling.

ABSTRACT
Scaling in pipeline or other process units may occur in the production process. Scaling in pipes can reduce the diameter of the pipe, thereby reducing the flow rate and even lead to clogged pipes. Pipe scaling measurement is needed to determine the existence of scaling and its persentation. Tomography is a technique used to investigate the inner structure of an object in a non intrusive and non invasive. Industrial gamma tomography has its challenges due to the need to adjust to the object to be measured and the environment. Therefore, we need a portable system that can adjust to the object and the measurement environment. In this study tomography system perform measurements with the translational motion and rotation automatically and can be easily installed. Gamma radiation source Cs 137, which transmits collimated gamma photons penetrate the test object will then be detected using scintillation detector NaI Tl . A packed of data will be reconstruct to image using image reconstruction software. The reconstructed image will be analyzed to calculate the scaling percentage contained in the pipe which aims to determine the percentage of fluid area remaining after the scaling."
2017
T48491
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendra
"ABSTRAK
Cedera kepala traumatik merupakan penyebab kematian tersering pada kecelakaan. Trauma tumpul pada kepala dapat menimbulkan contusio cerebri berupa lesi coup dan contrecoup. Namun, mekanisme dari terjadinya lesi coup dan contrecoup belum diketahui dengan jelas. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara letak trauma tumpul pada kepala dengan terjadinya lesi coup dan contrecoup.Metode: Sampel penelitian diambil dari rekam medis jenazah dengan trauma tumpul pada kepala yang diotopsi di Departemen Forensik dan Medikolegal RSCM pada tahun 2012-2016. Peneliti kemudian mencari tahu mengenai letak trauma tumpul dan temuan contusio cerebri pada rekam medis jenazah.Hasil: Dari 97 sampel dengan trauma tumpul pada kepala, didapatkan proporsi lesi coup sebesar 5,2 , 11,3 , dan 2,1 , dan proporsi lesi contrecoup sebesar 1,0 , 15,5 , dan 2,1 pada trauma tumpul yang terjadi di depan, samping, dan belakang kepala secara berturut-turut. Hasil uji chi square menunjukkan hubungan yang bermakna antara trauma tumpul pada sisi depan p=0,005 dan samping p=0,002 kepala dengan lesi contrecoup.Pembahasan: Terjadinya lesi coup tidak selalu diikuti oleh terjadinya lesi contrecoup, dan berlaku juga sebaliknya. Hubungan bermakna antara trauma tumpul pada sisi samping kepala dengan lesi contrecoup secara teori dapat dikaitkan dengan teori sistem suspensori otak.Kesimpulan: Dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara trauma tumpul pada sisi depan dan samping kepala dengan lesi contrecoup.

ABSTRACT
Traumatic brain injury remains the most common cause of mortality in accidents. Blunt trauma in the head may cause cerebral contusion, which includes coup and contrecoup contusion. However, the mechanism of coup and contrecoup contusion formation remains unknown. This research aims to know the relationship between the position of head blunt trauma with coup and contrecoup contusion.Methods Research samples were taken from corpse medical records with head blunt trauma who had undergone autopsy in Forensics and Medicolegal Department of Cipto Mangunkusumo Hospital from 2012 2016. The position of head blunt trauma and findings of cerebral contusions were recorded.Results Out of 97 samples with head blunt trauma, the proportions for coup contusion were 5,2 , 11,3 , and 2,1 , while the proportions for contrecoup contusion were 1,0 , 15,5 , and 2,1 in blunt trauma happening at the front, side, and back part of the head respectively. Chi square tests showed significant relationships between blunt trauma of front p 0,005 and side p 0,002 part of the head with contrecoup contusion.Discussion Coup contusion is not always followed by contrecoup contusion, and vice versa. The significant relationship between blunt trauma of the side part of the head and contrecoup contusion can be explained by the theory of brain suspensory system.Conclusion This research concludes that blunt trauma of the front and side part of the head is related to contrecoup contusion."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>