Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sriana Azis
Jakarta: Pustaka Populer Obor, 2005
615 SRI k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Kristina Lisum
"Latar belakang: Indonesia menduduki peringkat kedua kasus Tuberkulosis tertinggi di dunia, untuk itu dibutuhkan pelibatan peran serta anggota masyarakat, termasuk pemuda. Pemuda sering kali diabaikan untuk menjadi agen pembaharu dalam keluarga, karena dianggap memiliki gaya hidup berisiko terhadap masalah kesehatannya. Tujuan penelitian: mengembangkan dan melakukan uji model penguatan kapasitas pemuda. Metodologi: Dua tahap penelitian; tahap pertama berupa identifikasi masalah dengan penelitian kualitatif dilanjutkan dengan pengembangan model penguatan kapasitas pemuda berupa program edukasi dan pendampingan dalam bentuk kunjungan rumah; tahap kedua adalah melakukan uji model penguatan kapasitas pemuda dengan desain quasi eksperimen. Jumlah sampel adalah 104 klien TBC paru yang terdiri dari 52 responden masing masing pada kelompok intervensi dan kontrol. Hasil: Penelitian tahap satu menghasilkan 4 tema, dan penelitian tahap dua membuktikan bahwa terdapat pengaruh model penguatan kapasitas pemuda terhadap peningkatan pengetahuan yang dikontrol dengan variabel sumber informasi sebesar 2.83 kali; terhadap peningkatan sikap sebesar 71,4 kali setelah dikontrol oleh variabel sumber informasi, lama pengobatan dan skor pengetahuan klien. Walaupun pengaruh model penguatan kapasitas pemuda tidak signifikan terhadap perubahan tindakan secara langsung, namun perubahan tindakan pengobatan dan perawatan klien TBC paru setelah tiga bulan intervensi terjadi 3.13 kali lebih besar dibanding kelompok kontrol. Simpulan: Model penguatan kapasitas pemuda secara efektif dapat meningkatkan pengetahuan, sikap klien TBC paru; termasuk dalam tindakan pengobatan dan perawatan TBC paru. Perubahan tersebut membutuhkan waktu untuk beradaptasi dari pelaku model. Saran: Model penguatan kapasitas pemuda diharapkan dapat digunakan sebagai panduan untuk puskesmas dalam melibatkan keberadaan pemuda yang dapat dimulai pada tatanan sekolah.

Background: Indonesia ranks second among countries with a high burden of tuberculosis; consequently, community involvement was required including youth. Youth tend to disregard their role as agents of change, moreover youth also engage in risky behavior. The purpose: To develop and test the youth capacity strengthening model. Methodology: This study consisted of two phases. Phase I: problem identification using qualitative methods, followed by development of the youth capacity strengthening model in the form of an education program and home visit. Phase II: testing the model using a quasi- experimental design with a control group design. The total number of respondents were 104 that consisted of 52 respondents in each of the intervention and control groups. The first phase yielded four themes, and the second phase revealed that the capacity strengthening model influenced an increase in knowledge controlled by source of information 2.83 times and an increase in attitude controlled by source of information, duration of treatment, and client TBC knowledge 71.4 times. Even though the capacity strengthening model had no direct effect on the client's treatment practice, after three months the client's practice changed 3.13 times more than the control group. More opportunities are required to adapt to youth as a model actor due to the evolution of practice. Suggestion: Youth capacity strengthening model can be used as a guide for primary health center by involving youth participation that can be started in a school area."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitriana Suprapti
"ABSTRAK
Kemajuan teknologi dalam skrining dan terapi meningkatkan jumlah penyintas kanker. Kelelahan menjadi dampak akibat kanker dan terapi kanker. Hal ini dialami oleh penyintas walaupun sudah selesai terapi primer. Kelelahan yang dialami mengakibatkan ketidakberdayaan dan kualitas hidup menurun. Studi ini merupakan studi kualitatif kuantitatif yang dilakukan terhadap penyintas kanker di Jabodetabek pada tahun 2018. Tujuan studi adalah mengembangkan model manajemen diri untuk meningkatkan efikasi diri, menurunkan kelelahan dan meningkatkan kualitas hidup penyintas kanker. Studi kualitatif terhadap 15 partisipan kunci menghasilkan 5 tema yaitu ketidakberdayaan yang tidak terbayangkan yang meliputi dimensi fisik, psikis, kognitif, mental dan sosial ekonomi serta spiritual. Tema lain adalah tindakan yang pernah dilakukan; dukungan doa dan kekuatan, serta usulan terhadap sesama penyintas dan tenaga kesehatan. Model manajemen diri berdasarkan teori regulasi diri, kualitas hidup, efikasi diri dan kelelahan disintesis dan dikembangkan. Modul panduan diberikan pada penyintas kanker berupa 11 panduan mengelola kelelahan. Hasil uji coba selama 2 minggu terhadap 31 responden kelompok intervensi yaitu diperolehnya dampak model manajemen diri beserta variabel perancu terhadap peningkatan efikasi diri, penurunan kelelahan dan peningkatan kualitas hidup. Jenis kanker menentukan penurunan kelelahan, tahun diagnosa menentukan peningkatan efikasi diri serta penurunan kelelahan menentukan kualitas hidup penyintas. Disarankan mengembangkan panduan nasional asuhan bagi penyintas kanker dan penelitian lebih lanjut dan mendalam.

ABSTRACT
The advanced of technology in screening and therapy has improved the number of survivor cancer. Fatigue has become the delayed effect related to cancer and its therapy months and years after therapy ended. The fatigue caused the survivor feel powerless and decrease the quality of life. This is a qualitative-quantitative study for cancer survivor at Jabodetabek in 2018. The aim of the study is to develop a self-management model to improve self-efficacy, decrease fatigue and increase quality of life of cancer survivor. Qualitative study for15 key informants results in 5 main themes. Unimaginable powerlessness with the subtheme of physical, psychological, cognitive mental, emotional, social economics and spiritual dimension of fatigue experienced by survivor cancer. Another theme is the strength of the prayer, previous successful fatigue management and suggestion for cancer survivors and health care professionals. Self management model is developed and synthesized based on the self-fegulation theory, quality of life, self-efficacy, and fatigue theory. The guidelines module is given consisted of 11 guidelines to be chosen and implemented by cancer survivors in the intervention group for 2 weeks n=31 . The result shows that there is an effect of self-management model with the confounding variables to the improved self-efficacy, decrease of fatigue and inrease of quality of life. Cancer diagnosis determined the decrease of fagitue, diagnosis year determine the increase of self-efficacy and the decrease of fatigue determined the increased of quality of life. It is recommended to develop a national guidance of survivorship care and conducting a deeper and broader research. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
D2496
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library