Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 29 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Adinda Meidisa Akhmad
"Pedikulosis kapitis adalah penyakit di rambut dan kulit kepala. Penyakit ini menimbulkan gatal sehingga dapat mengganggu aktivitas dan menurunkan kepercayaan diri. Pada infestasi berat juga dapat terjadi infeksi sekunder. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui prevalensi pedikulosis kapitis, serta hubungan tingkat infestasi dengan karakteristik individu. Penelitian menggunakan desain cross sectional dengan santri putri Pesantren X, Jakarta Timur sebagai respondennya. Pengambilan data dilakukan pada tanggal 22 Januari 2011 dengan melakukan pemeriksaan fisik pada 63 santri putri. Data diolah dengan program SPSS versi 11.5 dan dianalisis dengan uji chi square dan Kolmogorov-Smirnov.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh santri terinfestasi pedikulosis kapitis dan mengeluh gatal. Santri yang terinfestasi ringan sebanyak 77,78% dan yang terinfestasi berat sebanyak 22,22%. Uji chi square dan Kolmogorov-Smirnov tidak menunjukkan perbedaan bermakna antara tingkat infestasi pedikulosis dengan karakteristik santri, yaitu tingkat pendidikan, usia, jenis rambut, panjang rambut, dan frekuensi keramas. Disimpulkan, prevalensi pedikulosis di pesantren X, Jakarta Timur tergolong tinggi, serta tingkat infestasinya tidak berhubungan dengan karakteristik santri.

Pediculosis capitis is a disease of the hair and scalp. The disease can cause itching that can interfere with the activity and also lowers self-esteem. In severe infestations, secondary infection can occur. The study was conducted to determine the prevalence of pediculosis capitis, infestation level and its association with individual characteristics. The study used a cross sectional design with the female students of X Boarding School, East Jakarta as respondents. The data collection was conducted on January 22nd, 2011 by performing physical examination to 63 female students. The data was processed with SPSS 11.5 version and analyzed using chi square test and the Kolmogorov-Smirnov.
The results showed that all students with pediculosis capitis and complain of itch. Students that were infested lightly were 77,78% and 22,22% werre heavily infested. Chi square test and the Kolmogorov-Smirnov test showed no significant differences characteristics of the students, the level of education, age, hair type, hair length, and frequency of hair washing. In conclusion, the prevalence of pediculosis in X Boarding School, East Jakarta was high, and the level of infestation was not associated with the characteristics of the students.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Parlindungan, Aditya
"Pedikulosis merupakan penyakit yang banyak menyerang anak-anak yang tinggal di lingkungan padat dengan tingkat kebersihan yang kurang. Pengetahuan mengenai pedikulosis penting dimiliki masyarakat agar dapat melakukan pemberantasan. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui efektivitas penyuluhan terhadap peningkatan pengetahuan mengenai pemberantasan pedikulosis. Penelitian dilaksanakan di pesantren X Jakarta Timur pada tanggal 22 Januari 2012. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah pre-post study, dengan kuesioner mengenai pemberantasan pedikulosis yang diisi oleh responden sebelum dan sesudah penyuluhan.Data diuji menggunakan uji marginal homogeneity dengan program SPSS versi 11.5. Hasilnya menunjukkan responden terdiri atas 88(58,3%) orang santri laki-laki dan 63(41,7%) santri perempuan,santri tsanawiyah (50,3%) dan aliyah (49,7%) yang berada dalam rentang umur 13-18 tahun. Sebelum penyuluhan,terdapat 70 responden (46,7%) yang mempunyai tingkat pengetahuan sedang dan 81 responden (53,3%) rendah. Setelah penyuluhan, terdapat 88 responden (58,3%) yang mempunyai tingkat pengetahuan sedang dan 63 (41,7%) rendah. Uji marginal homogeneity menunjukkan perbedaan bermakna (p<0,01) pada tingkat penyuluhan sebelum dan sesudah penyuluhan. Disimpulkan bahwa penyuluhan efektif dalam meningkatkan pengetahuan santri mengenai pemberantasan pedikulosis.

Pediculosis is a disease that commonly infest childrens that live in crowded and poorly hygiened environment. Knowledge about pediculosis is an important factor to combat this disease. This study aims to identify the effectiveness of health promotion inpromotingknowledge about pediculosis eradication. The experiment was conducted on islamic boarding school (pesantren) X in East Jakarta, January 22, 2012. The method used in this study is pre-post study, using questionnaires about pediculosiseradication. Respondents aswered the questionnaires before and after the health promotion held. Data were tested using the marginal homogeneity test with SPSS version 11.5. Demographic data showsrespondents consisted of 88 (58.3%) male students and 63 (41.7%) female students, that spread in junior high (50.3%) and senior high (49.7%) within the age range of 13 -18 years. Before the health promotion held, there were 70 respondents (46.7%) with moderate knowledge rate and 81 respondents (53.3%) with lower knowledge rate. After the health promotion held, there were 88 respondents (58.3%) having moderate knowledge rate and 63 (41.7%) lower knowledge rate. Marginal homogeneity test showed significant differences (p<0.01). It was concluded that the health promotion is effective in improving students’spediculosis knowledge rate."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dita Permatasari
"Pengetahuan mengenai pedikulosis kapitis yaitu penyebab dan gejala yang ditimbulkannya penting untuk diketahui masyarakat supaya kasus pedikulosis bisa dideteksi dan ditangani secara dini Penelitian ini bertujuan untuk melihat efektivitas penyuluhan dalam meningkatkan pengetahuan responden mengenai pedikulosis kapitis Bentuk penelitian ini adalah studi pre post Data penelitian diambil pada 22 Januari 2011 di Pesantren X Jakarta Timur Seluruh santri diikutsertakan dalam penelitian ini dengan mengisi kuesioner yang berisi pertanyaan mengenai penyebab dan gejala pedikulosis Survei dilakukan sebelum dan sesudah penyuluhan Data diolah menggunakan program SPSS versi 11 5 dan diuji dengan marginal homogeneity Responden terdiri atas 151 orang berusia 11 18 tahun Responden laki laki 88 orang 58 3 dan perempuan 63 orang 41 7 Sebelum penyuluhan 13 orang 8 6 responden memiliki tingkat pengetahuan sedang dan 138 orang lainnya 91 4 memiliki tingkat pengetahuan kurang Setelah penyuluhan responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik menjadi 3 orang 2 0 sedang 47 orang 31 1 dan tingkat pengetahuan kurang menjadi 101 orang 66 9 Melalui uji marginal homogeneity didapatkan nilai p.

Knowledge about pediculosis capitis especially about the causative agent and the symptoms generated are important for public in order to detect and manage pediculosis early if it happened This research is purposed to observe the effectivity of health promotion in increasing respondents rsquo knowledge about pediculosis capitis This research is a pre post study The data was taken on January 22 2011 at lsquo X rsquo Islamic High School East Jakarta All of the students were included in this study by filling the questionnaire about pediculosis capitis causative agent and symptoms The survey was taken before and after the health promotion The data was processed using SPSS program version 11 5 and checked using marginal homogeneity test There were 151 respondents aged between 11 18 years old The respondents consisted of 88 boys 58 3 and 63 girls 41 7 Before the health promotion 13 respondents 8 6 had fair knowledge and the remaining 138 91 4 had poor knowledge After the health promotion the amount of respondents who had good knowledge increase to 3 respondents 2 0 fair knowledge 47 respondents 31 3 and poor knowledge decreases to 101 respondents 66 9 Using marginal homogeneity test the value of p."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irene Ramadhani Putri
"Pengetahuan yang baik dapat menghasilkan perilaku yang baik pula. Pengetahuan yang baik dapat diberikan melalui metode penyuluhan. Metode penyuluhan perlu dievaluasi dalam bentuk survei untuk menilai efektivitasnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas penyuluhan terhadap peningkatan pengetahuan santri mengenai penularan pedikulosis. Penelitian ini menggunakan metode pre-post study. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 22 Januari 2011 dengan cara pemberian kuesioner. Kuesioner diberikan pada santri Tsanawiyah (50,3%) dan Aliyah (49,7%) yang terdiri atas 88 (58,3%) orang santri laki-laki dan 63 (41,7%) santri perempuan. Santri-santri tersebut berada dalam rentang umur 13-18 tahun. Sebelum penyuluhan, jumlah santri yang memiliki pengetahuan baik mengenai penularan pedikulosis sebanyak 9 orang (6,0%), santri dengan pengetahuan cukup sebanyak 37 orang (24,5%), dan santri dengan pengetahuan kurang sebanyak 105 orang (69,5%). Setelah penyuluhan, santri yang memiliki pengetahuan yang baik mengenai penularan pedikulosis sebanyak 39 orang (25,8%), yang memiliki pengetahuan yang sedang sebanyak 51 orang (33,8%), dan sebanyak 61 orang (40,4%) memiliki pengetahuan yang kurang. Uji yang digunakan adalah uji marginal homogenity pada program SPSS versi 11.5 dengan nilai (p<0,01) yang berarti terdapat perbedaan bermakna tingkat pengetahuan santri sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan.

Good knowledge delivers a good behavior. Good knowledge can be given by the method of seminar. Seminar needs to be avaluated by doing survey.The aim of this study is to know the effectiveness of health promotion in improving Islamic Boarding School Students’ knowledge on the spreading of pediculosis. This study used pre-post study method. This study was held on January 22th, 2011 and data was collected by giving questionnaire. The questionnaire was given to students of Tsanawiyah (50,3%) and Aliyah (49,7%) which consisted of 88 (58.3%) male students and 63 (41.7%) female students. All the students was in the range of 13-18 years old. Before health promotion seminar, students that have good knowledge level about the spreading of pediculosis were only 9 students (6,0%), number of students with fair knowledge level were 37 students (24,5%), and number of student with poor knowledge level were 105 students (69,5%). After health promotion, students that have good knowledge level were 39 students (25,8%), 51 students (33,8%) have fair knowledge level, and 61 (40,4%) students have poor knowledge level of the spreading of pediculosis. Statistic test which is used on this study is marginal homogenity test on SPSS version 11.5 with p<0,01, means that there is significant knowledge improvement before and after health promotion seminar was given."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifda Luthfi Afina
"Pedikulosis kapitis adalah penyakit kulit yang mudah menular dalam lingkungan padat seperti pesantren. Pemberantasan pedikulosis membutuhkan perilaku yang tepat, sehingga dibutuhkan pengetahuan yang baik yang dapat diperoleh melalui penyuluhan. Karakteristik demografi dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan sehingga penyuluhan perlu disesuaikan dengan karakteristik tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan mengenai penularan dan pemberantasan pedikulosis dengan karakteristik demografi. Penelitian menggunakan desain cross sectional. Pengambilan data dilakukan pada 22 Januari 2011 dengan memberikan kuesioner kepada 151 santri pesantren X yang dipilih dengan metode total populasi. Data diolah dengan program SPSS 11.5.
Hasil penelitian ini menunjukkan responden terbanyak adalah santri berusia 16-18 tahun (47%), laki-laki (58,3%), madrasah Tsanawiyah (50,3%). Tidak ada santri yang memiliki tingkat pengetahuan baik, 23,2% santri memiliki tingkat pengetahuan sedang dan 76,8% santri memiliki tingkat pengetahuan buruk. Dari uji chi-square tidak didapatkan perbedaan bermakna antara tingkat pengetahuan mengenai penularan dan pemberantasan pedikulosis dengan usia (p=0,587), jenis kelamin (p=0,814) dan tingkat pendidikan (p=0,358). Disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan santri tergolong buruk dan tidak berhubungan dengan karakteristik santri.

Pediculosis capitis is a skin disease that could be transmitted easily in a crowded environment like Islamic boarding school. Eradication of pediculosis needs appropriate behavior which requires good knowledge which can be given through health promotion. Demographic characteristics might influence the knowledge level, therefore health promotion needs to be adjusted according to the characteristic. This study aims to know the relationship between students? knowledge level about transmission and eradication of pediculosis capitis and their demographic characteristic. This study was conducted on January 22 2011 by giving questionnaire to 151 students (total population method). The data was processed using the SPSS 11.5 program.
The result showed that the majority of respondents are students aged 16-18 years old (47%), males (58,3%), Tsanawiyah students (50,3%). No student had good knowledge, 23,2% had fair knowledge, and 76,8% had poor knowledge. Based on chi-square test, there were no significant differences between knowledge level of transmission and eradication of pediculosis and age (p=0,587), sex (p=0,814) and grade of study (p=0,358). It was concluded that the students? knowledge about transmission and eradication of pediculosis was poor and had no association with their characteristics."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lindayani Halim
"Latar belakang. Chlamydia trachomatis (CT) merupakan bakteri penyebab infeksi menular seksual (IMS) yang tersebar luas di berbagai negara. Insidens infeksi CT yang rendah pada populasi umum, karena infeksi ini sering bersifat asimtomatik sehingga kurang diperhatikan. Infeksi CT berpengaruh pada organ reproduksi manusia, namun peran CT pada infertilitas laki-laki masih kontroversial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proporsi kepositivan CT yang diperiksa dengan teknik polymerase chain reaction (PCR) pada semen lakilaki pasangan infertil dan hubungannya dengan konsentrasi serta motilitas sperma.
Metode. Desain penelitian ini bersifat deskriptif-analitik dengan rancangan studi potong lintang. Berdasarkan perhitungan, sampel minimal penelitian ini sebesar 97 orang.
Hasil. Berdasarkan pemeriksaan PCR, tidak didapatkan SP yang mengandung CT pada cairan semennya. Penelitian ini mendapatkan 54 dari 100 SP (54,0%) mengalami gangguan sperma, yaitu gangguan konsentrasi, motilitas, atau keduanya. Sebanyak 41 dari 100 (41,0%) SP mengalami gangguan konsentrasi sperma dan 46 dari 100 SP (46,0%) mengalami gangguan motilitas sperma.
Kesimpulan. Tidak ditemukan C. trachomatis pada cairan semen semua SP. Hubungan kepositivan C. trahomatis dengan konsentrasi dan motilitas sperma pada penelitian ini tidak dapat dinilai karena hasil PCR CT yang negatif pada semua SP. Chlamydia trachomatis bukan merupakan penyebab infertilias laki-laki pada penelitian ini.

Background. Chlamydia trachomatis (CT) infection is the most common sexually transmitted infection and has a worldwide distribution. The reported of incidence rates of genital CT infections in the population likely are an underestimate because of the highly asymptomatic nature of the pathogen. Chlamydia trachomatis infection influences human reproductive organs, but the role of this infection in male infertility is discussed controversial. This study ascertained the proportion of CT infections by polymerase chain reaction (PCR) in semen from male partners of infertile couples and its correlation with sperm concentration and motility.
Methode. This study was descriptive-analytic with cross sectional design. Based on sample calculation, minimal sample acquired for this study was 97 subjects.
Result. Of the 100 male partners of infertile couples in the study, none were positive for CT. Sperm concentration or motility were abnormal in 54% of the 100 evaluated semen specimens. Sperm concentration and sperm motility were abnormal in 41% and 46% of the 100 evaluated semen specimens.
Conclusions. Chlamydia trachomatis was found in none of th e male partners of the infertile couples. Correlation between the detection of CT in semen and sperm concentration and motility could not be analyzed because no semen samples were positive for CT. Chlamydia trachomatis was not the underlying cause of men infertility in this study.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Vania Vashti Lasrindy
"Latar belakang: Penyakit kusta adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae yang dapat melibatkan organ mata. Kelainan mata pada kusta perlu dideteksi lebih dini untuk mencegah kebutaan. Alat deteksi dini kelainan mata yang tersedia bervariasi, sehingga perlu dikembangkan suatu instrumen daftar tilik yang valid dan sensitif untuk mempermudah deteksi kelainan mata pada kusta, yang disesuaikan dengan kompetensi dokter bukan spesialis mata yang menangani kusta.
Tujuan: Uji validitas suatu instrumen daftar tilik untuk mempermudah deteksi dini kelainan mata pada kusta.
Metode: Sebuah daftar tilik disusun berdasarkan tanda dan gejala kelainan mata pada kusta, sesuai dengan masukan ahli di bidang dermatovenereologi dan oftalmologi. Pasien kusta yang berobat di Poliklinik Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr. Cipto Mangunkusumo, diperiksa mata dengan menggunakan instrumen daftar tilik tersebut oleh dokter bukan spesialis mata, kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan mata yang lebih lengkap oleh dokter spesialis mata, untuk konfirmasi hasil pemeriksaan sebagai baku emas. Data yang dihasilkan dianalisis untuk mendapatkan nilai validitas dan sensitivitas instrumen daftar tilik.
Hasil: Daftar tilik pada penelitian ini memiliki validitas dan reliabilitas baik, dengan koefisien korelasi 0,664 p.

Introduction: Leprosy is a disease caused by Mycobacterium leprae that affects peripheral nerve, skin, and other organs including eye. Ocular leprosy needs early detection to prevent blindness. Early detection tools for ocular leprosy varies, thus it is important to develop a valid and sensitive screening tool that can easily be used by general practitioner and doctor other that ophtalmologist who treat leprosy.
Purpose: This study aimed to test the validity of a checklist for early detection of eye involvement in leprosy.
Methods: A checklist was designed according to signs and symptoms of ocular leprosy, based on suggestion from dermatovenereologist and ophtalmologist. Leprosy patients in Dermatovenereology clinic of Cipto Mangunkusumo National General Hospital was examined by a general practitioner non ophtalmologist using the checklist as a screening tool, then those patients were re examined by an ophtalmologist as gold standard. Data were later analized to get the validity and sensitivity of the screening tool.
Results: This checklist had good validity and realibility with correlation value was 0,664 p
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simamora, Laura Sendy
"ABSTRAK
Latar belakang: Kepatuhan terhadap pengobatan multidrug therapy (MDT) merupakan
salah satu kunci utama keberhasilan terapi penyakit kusta. Kepatuhan terhadap
pengobatan akan meminimalkan risiko relaps, mencegah resistensi obat, serta
menurunkan risiko kejadian reaksi kusta dan disabilitas. Untuk memahami perilaku
pengobatan, faktor-faktor penyebab ketidakpatuhan pengobatan, serta untuk efektivitas
usaha meningkatkan kepatuhan pengobatan pasien, diperlukan penggunaan suatu alat
yang akurat dan praktis secara rutin dalam mengukur kepatuhan pengobatan. Kuesioner
penilaian mandiri untuk menilai kepatuhan pengobatan merupakan metode yang mudah
dilakukan, singkat, nyaman dan dapat diterima pasien, murah, serta dapat memberi
informasi mengenai perilaku dan kepercayaan pasien terhadap pengobatan yang dijalani.
Hingga saat ini belum ada kuesioner yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya dalam
menilai kepatuhan terhadap pengobatan MDT pada pasien kusta.
Tujuan: Menyusun kuesioner penilaian mandiri yang valid dan reliabel untuk evaluasi
kepatuhan terhadap pengobatan MDT pasien kusta tipe multibasiler.
Metode: Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian metode campuran, yaitu tahap
pertama kualitatif dan tahap kedua kuantitatif. Tahap pertama terdiri atas tahap
pengembangan instrumen dan tahap pre-test instrumen. Tahap pengembangan instrumen
melibatkan 10 orang pakar dengan menggunakan 4 putaran metode Delphi. Butir
penilaian yang dianggap relevan adalah yang memenuhi skala Likert 4-5 oleh minimal
75% pakar atau yang memiliki skor penilaian >3,75. Kami melakukan pre-test instrumen
kepada 10 orang subjek dan kuesioner direvisi jika diperoleh hasil yang tidak valid.
Setelah mendapatkan set instrumen yang valid dan reliabel, dilakukan tahap kedua yaitu
uji coba instrumen kepada 100 orang subjek di 4 fasilitas kesehatan (RSUPN dr. Cipto
Mangunkusumo, RSUP Fatmawati, RS Sitanala, Puskesmas Kecamatan Cakung).
Hasil: Pada uji validitas internal diperoleh 9 butir penilaian yang valid yang mewakili 9
dimensi penilaian, dengan nilai koefisien korelasi masing-masing butir penilaian >0,3,
dan reliabilitas-Cronbach sebesar 0,723. Pada uji validitas eksternal diperoleh 3 butir
penilaian yang tidak valid. Instrumen yang dihasilkan memiliki sensitivitas 88,46% dan
spesifisitas 78,37%. Berdasarkan penilaian kuesioner, dari 100 orang subjek diperoleh
61% subjek dengan kepatuhan baik dan 39% subjek dengan kepatuhan buruk terhadap
pengobatan MDT.
Kesimpulan: Telah dihasilkan sebuah instrumen untuk evaluasi kepatuhan terhadap
pengobatan MDT yang valid dan reliabel, yang terdiri dari 9 dimensi dan 9 butir
penilaian.
"
2019
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Sagung Seto, 2017
610.7 PAN
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: FKUI, 2015
616.951 ATL
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>