Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 17 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Meilania Saraswati
"Latar Belakang: Program Pendidikan Dokter Spesialis Patologi Anatomik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (PPDS PA FKUI) menggunakan kurikulum berdasarkan kompetensi/outcome (competency-/outcome-based curriculum). Namun, PPDS PA FKUI selama ini belum pernah melaksanakan ujian formatif berdasarkan kerja (workplace-based Metode Penelitian: Penelitian ini bersifat kualitatif untuk mengekplorasi secara mendalam pemanfaatan ujian formatif Diskusi berdasarkan Kasus dalam proses pendidikan di PPDS Patologi Anatomik FKUI. Dilakukan wawancara dan focused group discussion terhadap pengelola program, staf pengajar dan peserta PPDS PA FKUI. Staf pengajar diminta melakukan intervensi berupa ujian formatif DbK terhadap PPDS PA FKUI sebanyak tiga kali menggunakan borang yang telah diterjemahkan. Setelah intervensi, kembali dilakukan wawancara dan focused group discussion terhadap staf pengajar dan peserta PPDS PA FKUI.

 

Hasil: Staf Pengajar dan peserta PPDS PA FKUI menunjukkan respons positif terhadap pelaksanaan ujian formatif DbK. Ujian formatif DbK dianggap memungkinkan proses diskusi mendalam antara staf pengajar dan peserta PPDS PA terkait proses penegakkan diagnosis dari suatu kasus. Staf pengajar dapat memantau kemajuan proses pembelajaran serta memberikan umpan balik yang spesifik terhadap peserta PPDS. Peserta PPDS dapat mempelajari suatu kasus dengan lebih komprehensif, memperoleh umpan balik yang spefisik, serta mendapatkan simulasi ujian sumatif.

Kesimpulan: Ujian DbK bermanfaat dalam proses pencapaian kompetensi dalam pendidikan yang menggunakan pendekatan competency- atau outcome-based curricula.

Postgraduate program for Anatomical Pathology Specialist in Faculty of Medicine Universitas Indonesia use competence-/outcome-based curriculum approach. However, until now, the program has not yet adopted formative workplace-based assessment, for example, case-based discussion.
This was a qualitative research to explore the use of formative assessment case-based discussion during educational process in postgraduate program for anatomical pathology specialist in FMUI. Interview and focused group discussion to the program manager, teaching staff and the residents were performed. Teaching staff was asked to perform three times case-based discussion (CbD) formative assessment toward the resident. Postintervention, interview and focused group discussion to the staf and resident were conducted.
The staffs and residents of Anatomical Pathology Specialist Program of FMUI showed positive response toward CbD formative assessment. CbD formative assessment enabled deeper discussion between the staffs and residents regarding establishing diagnosis. The staffs were able to monitor the residents learning process and giving specific feedback toward the residents. The residents were able to learn about a case in a more comprehensive way, acquiring specific feedback and summative assessment simulation.
Conclusion: CbD formative assessment is useful in the process of acquiring competence in diagnosis in a postgraduate education that uses competence- or outcome-based curricula."
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ansari Adista
"Latar Belakang:Presentasi kasus merupakan bagian dari experiential learning dalam Kolb's learning cylce yaitu dalam fase refleksi. Pelaksanaan presentasi kasus saat ini tidak optimal sehingga terjadi penurunan kualitas. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan persepsi antara peserta didik dan dosen klinik mengenai manfaat pelaksanaan presentasi kasus. Penelitian ini menggali secara mendalam proses pelaksanaan presentasi kasus dan mengidentifikasi kendala pelaksanaannya di rumah sakit pendidikan FK Unsyiah.
Metode: Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kualitatif, dengan rancangan studi kasus. Penelitian dilakukan dengan melakukan wawancara mendalam terhadap 6 koordinator pendidikan dan 18 dosen klinik, Focus Group Discussion FGD terhadap 57 peserta didik, studi dokumen dan observasi dari 6 Bagian yang diteliti, yaitu Ilmu Penyakit Dalam, Ilmu Kesehatan Anak, Ilmu Bedah, Obstetri dan Ginekologi, Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin dan Ilmu Penyakit Saraf. Data dianalisis melalui tiga tahapan yang meliputi reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Hasil: Presentasi kasus merupakan metode pembelajaran yang sangat bermanfaat bagi peserta didik dan dosen klinik. Namun, dalam pelaksanaannya terdapat kendala yang dapat mempengaruhi kualitas presentasi kasus. Kendala utama yang teridentifikasi dari dosen klinik adalah kurangnya waktu yang dialokasikan untuk pelaksanaan presentasi kasus. kendala dari peserta didik yaitu kesungguhan dalam mengerjakan dan pemahaman mengenai manfaat terhadap presentasi kasus. Kendala sarana dan prasarana berupa ruangan diskusi yang masih kurang serta format penyusunan dan format penilaian belum dimiliki oleh seluruh Bagian. Kendala dari rumah sakit berupa variasi kasus yang kurang bervariasi karena sistem rujukan bertingkat.
Kesimpulan: Kendala dalam pelaksanaan presentasi kasus harus menjadi bahan evaluasi bagi pengelola program pendidikan profesi dokter, agar manfaat presentasi kasus dapat maksimal diraih oleh peserta didik tahap klinik.
......Background: Case presentation is a part of reflection in experiential learning in Kolb rsquo s learning cycle. Literatures demonstrates many benefits that students can reach with a good case presentation. But, there is a mismatch between clinical educators rsquo expectation and students rsquo perceptions of case presentation, so that the students cannot obtain an optimum benefits of case presentation. This research was conducted to explore in depth process of case presentation implementation and also to identify its implementation barriers in teaching hospital of Unsyiah Medical School.
Methods: Qualitative research with case study design was used for this research. Study casetheme used is case presentation implementation in Dr.Zainoel Abidin teaching hospital Banda Aceh. Data were taken using in depth interview with 6 education coordinators and 18 clinical teachers, focus group discussions with 57 students, observation, and documentation studies, from six departments. Followed by analysis through three stages including data reduction, data presentation, and conclusions.
Results: Case presentation is an useful and effective teaching method in clinical eduation. But, there were various barriers from clinical teacher, students, teaching hospital and learning support that can influence the benefit of case presentation identified. Factors identified in the clinical teachers are lack of time allotted. Factors identified in the students are lack of preparations about case presentation, and also lack understanding about case presentation method. Factors identified in the teaching hospitals are less variation of patients in some cases. Means of learning support in the form of modules containing learning outcomes and objectives clearly, form of assessment and also comfortable rooms supporting case presentation is yet exist.
Conclussion: There are various barrier factors of case presentation implementation which have been identified in this qualitative study. This barriers must becoming parameters on monitoring and program evaluation to improve the quality of a case presentation. "
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gladys Dwiani Tinovella Tubarad
"Latar Belakang : Pembelajaran keterampilan komunikasi pada tahap akademik seringkali tidak diterapkan di tahap klinik. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi proses komunikasi mahasiswa dalam melakukan anamnesis di Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta PSKD FKK UMJ secara mendalam.
Metode : Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Pengumpulan data dengan melakukan pengamatan terhadap mahasiswa yang sedang melakukan anamnesis dengan pasien di klinik penyakit dalam, dan focus group discussion FGD dengan mahasiswa di stase penyakit dalam. Triangulasi data dilakukan dengan melakukan wawancara mendalam dengan staf pengajar di stase penyakit dalam. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan The Calgary Cambridge Observation Guide. Hasil FGD dan wawancara dituliskan dalam bentuk transkrip verbatim lalu dilakukan analisis tematik dan koding. Selanjutnya dilakukan reduksi dan penyajian data.
Hasil : Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mahasiswa memiliki kekurangan dalam mengumpulkan informasi, membangun struktur anamnesis, membangun hubungan, dan mengakhiri anamnesis, yang dapat disebabkan oleh beberapa faktor yang berhubungan dengan mahasiswa seperti pelatihan keterampilan komunikasi yang meliputi pelatihan pada tahap klinik dan tahap akademik, faktor pesonal, role model, faktor kepercayaan diri, faktor pengetahuan, faktor psikologis, faktor waktu, dan faktor yang berhubungan dengan pasien. Hal ini juga disebabkan karena belum adanya panduan khusus yang digunakan untuk melakukan keterampilan komunikasi.
Kesimpulan : Pembelajaran keterampilan komunikasi di PSKD FKK UMJ sudah diberikan sejak awal pendidikan sampai tahap klinik dan terintegrasi dalam keterampilan anamnesis, namun masih banyak mahasiswa kepaniteraan klinik yang tidak melakukan proses komunikasi dengan baik, yang dipengaruhi oleh faktor mahasiswa dan faktor pasien.
......Background: Learning communication skill in undergraduate medical student are not applied into the clinical phase. This study is aimed to explore of clinical clerkship student rsquo s communication process during the medical interview at Faculty of Medicine Muhammadiyah University of Jakarta.
Method: This study used qualitative research methods with phenomenological approach. Data was collected through observation to student clinical clerkship during the medical interview with patient rsquo s polyclinic in internal medicine and focus group discussion with students in internal medicine. Triangulation data through in depth interview with faculty polyclinic in internal medicine. Observation used The Calgary Cambridge Observation Guide. The result of FGD and interview were transcribed verbatim, analysed thematically and coded, to reduce and present the data.
Result: The results obtained in this study indicate that the student has some weakness in gathering information, providing structure, building relationship, and closing the session which can be caused doctor related factors such as communication skill training in academic phase and clinical phase, personality, role model, self confidence, knowladge factors, psychological factors, time factors, and patient related factors. It can also be caused due to the absence of spescific guidelines that are used to perform communication skills.
Conclusion: Communication skill learning in PSKD FKK UMJ were conducted since in undergraduate and clinical phase by integrated in medical interview skills, but students rsquo performance during clerkship showed that their communication skill still need improvement."
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mahrani
"Perluasan Akses Pendidikan Dokter (PAPD) adalah upaya untuk memberikan kesempatan yang setara pada semua pihak dari berbagai latar belakang untuk mengakses pendidikan dokter. PAPD menjadi perhatian di berbagai negara karena terkait dengan kemampuan empati dokter dan pemerataan dokter di daerah tertinggal. Penelitian tentang PAPD di Indonesia masih sangat terbatas, profil keberagaman mahasiswa kedokteran pun belum tersedia. Oleh karena itu, penelitian ini bermaksud memberikan gambaran awal tentang posisi PAPD di Indonesia saat ini dengan mengeksplorasi sudut pandang para pimpinan Fakultas Kedokteran mengenai konsep PAPD di Indonesia. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara mendalam secara daring terhadap pimpinan Fakultas Kedokteran. Kemudian dilakukan transkripsi verbatim, pengkodean, pencarian tema, dan deskripsi tema. Diperoleh 6 tema utama yaitu pemahaman konsep, manfaat, peran pemangku kepentingan, penerapan tahap pra-seleksi, penerapan tahap seleksi, dan penerapan tahap pasca seleksi. Temuan menarik dalam penelitian ini diantaranya mengenai manfaat mempererat persatuan nasional, kurangnya peran lembaga akreditasi, tantangan dalam merancang metode seleksi masuk mahasiswa, stigma biaya pendidikan FK mahal, kurangnya tenaga dosen di bidang kedokteran, dan rendahnya resiliensi mahasiswa asal daerah tertinggal. PAPD di Indonesia adalah upaya mewujudkan kesetaraan kesempatan mengakses pendidikan dokter bagi mahasiswa asal daerah tertinggal dan status sosio-ekonomi rendah dengan tujuan utama memenuhi kecukupan dokter di daerah tertinggal.
......Medical Education Widening Access is an effort to provide equal opportunities for all people from various backgrounds to access medical education. It has been concerned in various countries because it related to the doctors’ empathy and distribution of doctors in rural areas. However, research on this subject in Indonesia is still very limited. Therefore, this study intends to provide a preliminary overview of Medical Education Widening Access in Indonesia by exploring the perspectives of medical school’s leaders regarding its concept. Data collection was carried out by online in-depth interviews with the leaders of the Faculty of Medicine then verbatim transcriptions analyzed by coding, theme search, and theme description. Six main themes emerged in this study are the conceptual understanding, benefits, roles of stakeholders, pre-selection staged implementation, selection staged implementation, and post-selection staged implementation. Some interesting findings are about impact on strengthening national unity, challenges in designing selection methods, stigma that medical education must be expensive, inadequacy of lecturers, and the low resilience of students from rural areas. In conclusion, Medical Education Widening Access in Indonesia is an effort to achieve equal opportunity to access medical education for students from rural areas and low socio-economic status aiming to meet the adequacy of doctors in rural areas."
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rimonta F. Gunanegara
"Latar belakang: Self directed learning (SDL) merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang dokter. Kurikulum berbasis kompetensi dengan pendekatan problem based learning (PBL) didukung dengan motivasi diri mahasiswa yang tinggi akan meningkatkan kesiapan penerapan SDL mereka. Penelitian dilakukan untuk mengetahui tingkat motivasi diri, kesiapan penerapan SDL pada mahasiswa kedokteran dan mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhinya.
Metode: Penelitian dilakukan dengan mixed method pada kelompok mahasiswa tahun pertama dan kelompok mahasiswa kepaniteraan. Penelitian kuantitatif menggunakan kuesioner motivasi diri (MSLQ) dan kuesioner penerapan SDL (SDLRS). Responden dipilih dengan total sampling. Penelitian kualitatif dilakukan menggunakan Focus Group Discussion (FGD) pada mahasiswa dan tutor/preseptor. Informan dipilih secara purposive sampling.
Hasil: Hasil penelitian kuantitatif mengungkapkan bahwa sebagian besar mahasiswa kedokteran memiliki motivasi diri yang cukup baik tetapi dengan kesiapan penerapan SDL yang rendah. Nilai rerata kesiapan penerapan SDL pada kedua kelompok penelitian tidak berbeda bermakna. Penelitian kualitatif mengidentifikasi empat faktor yang berperan besar dalam kesiapan penerapan SDL mahasiswa yaitu karakteristik mahasiswa, proses pembelajaran, peran tutor/preseptor dan sarana penunjang pembelajaran.
Kesimpulan: Kesiapan penerapan SDL pada kelompok mahasiswa tahun pertama dan mahasiswa kepaniteraan tidak berbeda. Faktor yang berperan dalam kesiapan penerapan SDL pada mahasiswa yaitu karakteristik mahasiswa, proses pembelajaran, peran tutor/preseptor dan sarana penunjang pembelajaran.
......Background: Self-Directed Learning (SDL) is an important skill that should be achieved by medical students. Competence-based curriculum with problem-based learning (PBL) as one of its learning approach, supported by high self-motivation of the students will enhance their readiness for SDL. The research is carried out to identify the level of self-motivation and SDL readiness in medical students as well as identify factors affecting SDL.
Methods: This research? design is a mixed method study. Samples were first-year and clinical year medical students. A quantitative research was conducted by distributing self-motivation (MSLQ) and SDL questionnaire (SDLRS). A total sampling was applied to select the respondents. Furthermore, focus group discussion (FGD) on students and tutors/preceptors was carried out. Informants were chosen by purposive sampling method.
Results: The quantitative research revealed that most of medical students had a good level of self-motivation but a low level of SDL readiness. Nevertheless, the mean scores of SDL readiness in both groups showed no significant differences. In addition, the qualitative research identified four major factors affecting the SDL readiness, which were the students? characteristics, learning process, the role of tutors/preceptors and supporting facilities for learning.
Conclusions: There was no significant difference between SDL readiness of the first-year and clinical year medical students. Students? characteristics, learning process, the role of tutors/preceptors and learning resources were found to be the mayor factors influencing SDL readiness."
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T58753
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Resti Rahmadika Akbar
"ABSTRAK
Lingkungan pembelajaran pada pendidikan kedokteran menentukan kesuksesan akademik mahasiswa. Akan tetapi, pendidikan kedokteran merupakan sumber terbesar yang menyebabkan mahasiswa stres, selain masalah pribadi, finansial ataupun masalah keluarga. Tujuan dari penelitian ini untuk menilai hubungan antara persepsi mahasiswa terhadap lingkungan pembelajaran dengan tingkat stres mahasiswa. Penelitian ini merupakan studi dengan desain potong lintang, dilaksanakan mulai dari Desember 2016 sampai Juni 2017, melibatkan mahasiswa tingkat I, II, III dan IV Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah (FK UNBRAH), Padang, dengan total jumlah mahasiswa 595 orang. Persepsi mahasiswa terhadap lingkungan pembelajaran dinilai menggunakan kuesioner Dundee Ready Educational Environment Measure (DREEM) dan tingkat stres mahasiswa dinilai dengan kuesioner Depresion Anxiety Stress Scale (DASS) 42. Kedua kuesioner telah tervalidasi dan tersedia dalam Bahasa Indonesia. Responden yang terlibat dalam penelitian ini sejumlah 477 (80,1%). Persepsi seluruh mahasiswa terhadap lingkungan pembelajaran didapatkan nilai median 132(92-200), yang bermakna "lebih banyak positif dibandingkan negatif". Terdapat perbedaan bermakna persepsi mahasiswa tingkat I terhadap lingkungan pembelajaran dengan tingkat lainnya. Tingkat stres mahasiswa FK UNBRAH termasuk kategori normal. Hubungan persepsi mahasiswa terhadap lingkungan pembelajaran dan tingkat akademik bermakna dengan korelasi negatif sangat lemah (p<0,05). Semakin baik persepsi mahasiswa terhadap lingkungan pembelajaran, semakin rendah tingkat stres mahasiswa.

ABSTRACT
Learning environment in medical education is one of several aspect determine students' academic success. The medical education itself has been the biggest source of depression or stress for students, besides personal, financial, or family problems. The purpose of this study is to assess the correlation between students' perception about their learning environment and their stress levels. This study was a cross sectional study, conducted from December 2016 to April 2017, involving the 1st, 2nd, 3rd, 4th year students of the Faculty of Medicine, Baiturrahmah University (FK UNBRAH), Padang, with a total of 595 students. Students' perceptions on their learning environment were assessed using the Dundee Ready Educational Environment Measure (DREEM) questionnaire and the student stress level was assessed by the questionnaire of Depression Anxiety Stress Scale 42 (DASS 42). Both questionnaires have been validated and available in Bahasa. Respondents involved in the study were 477 (80.1%). The median of the students's perceptions on their learning environment was 132 (92-200), which means "more positive than negative". Students' perceptions on learning environment between 1st year students with other academic year differed significantly. The median value of student stress level was categorized as normal. There was no statistically significant difference in stress level based on academic level and gender. The correlation between students' perception toward learning environment and academic level was found to be significant with very weak negative correlation (p<0,05). The better students' perception of the students to the learning environment, the lower the stress level."
Lengkap +
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Parikesit Muhammad
"Salah satu faktor penyebab kulit kering pada lanjut usia adalah penurunan konsentrasi asam hialuronat pada epidermis dan dermis. Asam hialuronat berat molekul kecil dianggap lebih efektif melembapkan kulit dibandingkan asam hialuronat berat molekul besar. Penelitian ini merupakan uji klinis acak terkontrol tersamar ganda yang dilakukan pada 36 orang berusia 60-80 tahun dengan kulit kering di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 3. Setelah prakondisi selama satu minggu, setiap subjek penelitian mendapatkan tiga pelembap yang berbeda secara acak pada tiga lokasi di tungkai bawah, yang dioleskan dua kali sehari. Penilaian skin capacitance (SCap), transepidermal water loss (TEWL), dan skor SRRC dilakukan pada minggu ke-0, 2, dan 4. Nilai SCap lebih tinggi pada area pengolesan asam hialuronat berat molekul kecil dibandingkan dengan asam hialuronat berat molekul besar (56,37 AU vs 52,37 AU, p=0,004) dan vehikulum (56,37 AU vs 49,01 AU, p<0,001). Tidak terdapat perbedaan nilai TEWL dan skor SRRC yang bermakna antara ketiga kelompok perlakuan. Tidak ditemukan efek samping subjektif dan objektif pada ketiga kelompok perlakuan. Pelembap yang mengandung asam hialuronat berat molekul kecil meningkatkan SCap lebih tinggi secara bermakna daripada asam hialuronat berat molekul besar dan vehikulum serta memiliki keamanan yang sama dalam mengatasi kulit kering pada populasi lansia.
......A contributing cause to dry skin is a reduced concentration of hyaluronic acid (HA) in both the epidermis and dermis. Low molecular weight HA (LMWHA) is believed to be more effective in replenishing skin hydration in aging skin compared to High Molecular Weight HA (HMWHA). A double-blind, randomized controlled trial was conducted on 36 residents of a nursing home in Jakarta, aged 60 and 80 years with dry skin. Following a week of preconditioning, each test subject was administered three distinct, randomized moisturizing lotions, to be topically applied to three separate sites on the leg. Skin capacitance (SCap), transepidermal water loss (TEWL), and SRRC scores were measured at weeks 0, 2, and 4. After four weeks of therapy, area that was treated with LMWHA showed greater SCap values compared to the area treated with HMWHA (56.37 AU vs 52.37 AU, p=0.004) and vehicle (56.37 AU vs 49.01 AU, p<0.001). All groups did not show any significant differences in TEWL and SRRC scores. No side effects were found in all groups. The application of a moisturizer containing LMWHA to the dry skin of elderly resulted in significant improvements in skin hydration compared to moisturizers containing HMWHA and vehicle. Furthermore, these moisturizers demonstrated similar safety in treating dry skin in the elderly."
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2004
616.5 DER
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Luh Putu Pitawati
"ABSTRAK
Tesis ini meneliti perbandingan efektivitas antara antibiotik topikal dengan vaselin
album untuk mencegah infeksi pada luka superfisial pasca tindakan bedah listrik (BL)
tumor jinak kulit berdiameter 1-3 mm. Penelitian analitik dengan rancangan uji klinis
acak buta ganda ini dilakukan di Poliklinik Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
FKUI/RSCM pada tahun 2012. Hasil penelitian menunjukkan bahwa antibiotik
topikal dan vaselin album memiliki efektivitas yang sama untuk mencegah terjadinya
infeksi pada luka superfisial pasca tindakan BL tumor jinak kulit berdiameter 1-3
mm. Antibiotik topikal tidak diperlukan untuk mencegah infeksi pada luka superfisial
pasca tindakan BL, khususnya pada tumor jinak kulit berdiameter 1-3 mm.

ABSTRACT
This thesis compares the effectiveness between topical antibiotics and vaseline album
to prevent superficial wound infection post electrosurgery benign skin lesions,1-3 mm
in diameter. The Analytical research, double blind randomized clinical trial was
conducted in dermatovenerology outpatient clinic, Cipto Mangunkusumo Hospital,
Jakarta. The results showed that topical antibiotics as effective as vaseline album for
preventing superficial wound infection post electrosurgery benign skin lesions, 1-3
mm in diameter. Topical antibiotics may not be necessary to prevent superficial
wound infection post electrosurgery, especially for benign skin lesions, 1-3 mm in
diameter."
Lengkap +
2012
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nainggolan, Evelyn Lina, auhor
"Latar Belakang: Prevalensi akne vulgaris (AV) pada perempuan dewasa tinggi dengan morbiditas psikososial bermakna. Akne vulgaris yang timbul saat remaja dan berlanjut hingga umur lebih dari 25 tahun disebut sebagai AV menetap (AVM). Hormon androgen memiliki peranan terpenting dalam patogenesis AVM. Indeks Androgen Bebas (IAB) adalah metode yang bagus untuk mengevaluasi kadar hormon androgen. Perbedaan ras berpengaruh pada variasi kadar hormon androgen antara individu.
Tujuan: Untuk mengetahui perbandingan nilai IAB dalam darah pada perempuan dewasa dengan AVM dan tanpa AV.
Metode: Penelitian kasus kontrol.
Hasil: Nilai IAB dalam darah pada perempuan dewasa dengan AVM memiliki median 1,93 (minimum 0,46 - maksimum 9,88). Nilai IAB dalam darah pada perempuan dewasa tanpa AV memiliki median 1,05 (minimum 0,24 - maksimum 2,42). Nilai IAB dalam darah pada perempuan dewasa dengan AVM lebih tinggi dibandingkan tanpa AV, dengan perbedaan yang bermakna secara statistik (p=0,014).
Kesimpulan: Nilai IAB dalam darah pada perempuan dewasa dengan AVM lebih tinggi dibandingkan tanpa AV.
......
Background: The prevalence of acne vulgaris (AV) in adult women is high with significant psychosocial morbidity. Acne vulgaris which occur in adolescence and continue until age more than 25 years is mentioned as persistent acne vulgaris (PAV). Androgen hormone has the most important role in PAV pathogenesis. Free Androgen Index (FAI) is a good methode to evaluate androgen hormone level. Race difference influent the variation of androgen hormone level between individual.
Objective: To investigate the comparison of blood FAI in adult women with PAV and without AV.
Methods: Case control study.
Result: The blood FAI in adult women with PAV has median 1,93 (minimum 0,46 - maksimum 9,88). The blood FAI in adult women without AV has median 1,05 (minimum 0,24 - maksimum 2,42). The blood FAI in adult women with PAV is higher than without AV, with difference which is statisticaly significant. (p=0,014).
Conclusion: The blood FAI in adult women with PAV is higher than without AV."
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>