Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ahmad Fadly
"Bahasa yang diekspresikan dalam artikel ilmiah tidak hanya berfungsi merepresentasikan realitas (ideasional), tetapi juga menjalin hubungan sosial (interpersonal). Fungsi ideasional menghendaki objektivitas; fungsi interpersonal mengharapkan interaksi sosial dalam mempertukarkan kebenaran atau pandangan. Penulis artikel ilmiah dihadapkan pada dua tuntutan beroposisi: objektivitas dan evaluatif-kritis dalam mengekspresikan realitas dan kebenaran. Setakat ini belum ditemukan pemetaan bahasa evaluatif dalam artikel ilmiah berbahasa Indonesia yang dapat dijadikan strategi objektivasi dan negosiasi kebenaran. Melalui kerangka Appraisal, penelitian ini bertujuan memadukan dua orientasi yang beroposisi itu dalam artikel ilmiah berbahasa Indonesia. Peneliti menggunakan ancangan kualitatif untuk memperoleh kedalaman analisis atas fungsi interpersonal pada artikel ilmiah. Sumber data penelitian ini adalah artikel-artikel ilmiah nasional, yang terakreditasi dan terindeks Science and Technology Index (SINTA), dan memiliki faktor dampak peringkat sepuluh teratas. Data yang dikumpulkan berasal dari artikel-artikel ilmiah berbahasa Indonesia, yang diklasifikasikan ke dalam sepuluh bidang ilmu, yaitu ilmu kesehatan, ilmu sosial, humaniora, ilmu pertanian, ilmu agama, sains, ilmu ekonomi, ilmu pendidikan, teknik, dan seni. Berdasarkan analisis data, penelitian ini menemukan bahwa preferensi sikap penulis artikel ilmiah berpengaruh pada tingkat objektivitas dan subjektivitasnya. Pada artikel ilmiah bidang kesehatan, penulis menghindari subjektivitas dengan nominalisasi dan objektivasi perasaan atau emosi. Pada artikel ilmiah bidang ilmu sosial, penulis mengupayakan pasivasi dan menggeser sumber daya Afek menjadi Penilaian, yang berimplikasi pada pelembagaan sumber daya emosi dan perasaan. Pada bidang-bidang lainnya ekspresi sikap yang dinominalisasi paling banyak digunakan untuk mengupayakan objektivitas. Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk penulis artikel ilmiah dalam mengoperasikan bahasa evaluatif.

Writers of scientific articles are required to avoid subjectivity through their language. On the other hand, he is expected to provide an evaluation of phenomena or meta-phenomena so that he is considered critical. So far, no evaluative language mapping has been found in scientific articles in Indonesian that can be used as a strategy for objectivation and negotiation of truth. Through the Appraisal framework, this study aims to reconcile two opposing orientations in writing scientific articles: objective and evaluative-critical. This researcher uses qualitative elements to obtain in-depth analysis of scientific articles. The data sources for this research are national scientific articles, which are accredited and indexed by the Science and Technology Index (SINTA), and have an impact factor ranking in the top ten. The data collected comes from scientific articles in Indonesian, which are classified into ten disciplines, namely health sciences, social sciences, humanities, agriculture, religion, exact sciences, arts, economics, education, and engineering. Based on data analysis, this study found that the attitude preferences of scientific article writers affect the level of objectivity and subjectivity. In scientific articles in the field of health, the authors avoid subjectivity by nominalizing and objectifying feelings or emotions. In scientific articles in the field of social sciences, the author seeks passivation and shifts Affect resources to Judgement, which has implications for the institutionalization of emotional and feeling resources. In other fields, the expressions of attitudes that are nominated are most widely used to strive for objectivity. The results of this study can be used for scientific article writers in operating evaluative language."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Pramania Adnyana
"Penelitian ini menganalisis metafora tubuh rupawan dalam artikel opini bertema bedah plastik di surat kabar daring Korea tahun 2010-2019 untuk mengungkapkan pandangan masyarakat Korea terhadap tubuh rupawan yang dikonstruksi melalui metafora. Dengan metode kualitatif, penelitian ini menggunakan data dari Chosun Ilbo, Donga Ilbo, Hankyoreh, dan Kyeonghyang Sinmun. Landasan teoretis dalam penelitian ini adalah teori metafora konseptual (Lakoff dan Johnson, 2003), skema citra (Croft dan Cruse, 2004), dan analisis metafora kritis (Charteris-Black, 2004). Hasil penelitian mengidentifikasi 7 (tujuh) ranah sumber untuk tubuh rupawan, yaitu produk hasil pabrik, senjata, pemeran utama, modal/harta, tubuh di dalam korset, tujuan perjalanan, dan bangunan hasil renovasi. Skema citra daya, identitas, ruang, skala, wadah, kesatuan dan eksistensi menjadi landasan kognitif yang mendasari produksi metafora tersebut. Surat kabar konservatif menggunakan metafora jaephum (produk) secara dominan untuk menormalisasi komodifikasi tubuh dan mendukung kebijakan pemerintah terkait bedah plastik. Sebaliknya, metafora thuja (investasi) dominan ditemukan pada surat kabar progresif untuk mengkritik ketidakadilan sistemik yang mendorong masyarakat Korea untuk melakukan bedah plastik. Penelitian ini menyimpulkan bahwa tubuh rupawan dipandang sebagai aset ekonomi yang dapat dimodifikasi dan berkontribusi pada pembangunan negara. Metafora tubuh rupawan pun merefleksikan nilai sosial-ekonomi Korea dan menjadi alat persuasi yang membentuk pemahaman tentang tubuh di masyarakat Korea kontemporer.

This study analyzes the metaphor of beautiful body in opinion articles on plastic surgery published in Korean online newspapers between 2010 and 2019, aiming to reveal Korean's perceptions about beautiful body constructed through metaphor. Using a qualitative method, the data were sourced from Chosun Ilbo, Donga Ilbo, Hankyoreh, and Kyeonghyang Sinmun. The theoretical framework of this research includes conceptual metaphor theory (Lakoff and Johnson, 2003), image schema (Croft and Cruse, 2004), and critical metaphor analysis (Charteris-Black, 2004). The findings identified 7 (seven) source domains for the target domain of beautiful body, namely factory product, weapon, main actor, capital/asset, body in a corset, destination, and renovated buildings. The cognitive foundation of these metaphors is grounded in the image schemas of force, identity, space, scale, container, unity, and existence. Conservative newspapers predominantly used the jaephum (product) metaphor to normalize the commodification of body and support government policies promoting plastic surgery. Conversely, progressive newspapers predominantly employed thuja (investment) metaphor to critique systemic inequities compelling individuals to undergo plastic surgery. This study concludes that the beautiful body is perceived as an economic asset, modifiable, and capable of contributing to national development. The metaphor of the beautiful body reflects Korea's socio-economic values and serves as a persuasive tool shaping societal understandings of the body in contemporary Korean society."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2025
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library