Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Prioyulianto Hutomo
"Candi yang merupakan salah satu hasil karya seniman-seniman Indonesia, yang jelas terkena pengaruh India, baik di Jawa Tengah maupun di Jawa Timur. Di Jawa Tengah khususnya, candi dapat dibagi ke dalam dua kelompok daerah pembangunan. Kelompok pertama terletak di Jawa Utara dan kelompok keduadi Selatan. Bagian Utara diwakili oleh candi-candi, yang terpenting, Gunung Wukir, Badut, Dieng dan Gedong Songo. Sedangkan diselatan dapat ditemui candi-candi Kalasan, Sari, Borobudor, Mendut, Sewu, Plaosan dan Loro Jongrang (Soekmono 1973b: 87). Dari sekian banyak candi yang telah diteliti, masih ada sekelompok candi yang perlu mendapat perhatian lebih lanjut. Candi tersebut adalah Candi Gedong Songo yang merupakan salah satu candi di Jawa Tengah Utara, di kaki gunung Ungaran sebelah Selatan. Hal yang menarik dari candi-candi kelompok Gedong Songo inin adalah adanya kenyataan bahwa semua candinya dibangun tidak pada satu ketinggian yang relatif sama melainkan dibangun pada ketinggian yang berbeda dan letak tersebar. Hal ini tentunya menimbulkan berbedaan-berbedan, baik perbedaan arsitektur maupun perbedaan gaya. Serta yang jelas pula adanya perbedaan waktu pembuatan. Dengan beberapa masalah seperti diatas, dalam penelitian candi-candi kelompok Gedong Songo ini akan ditinjau: (A). segi arsitektur dan( B). urutan-urutan waktu candi-candi tersebut..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1983
S12289
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dien Ahdiani
"ABSTRAK
Penelitian mengenai arti lambang rasi dari masa Jawa Kuna ini dilakukan berdasarkan ragam hias piala zodiak di Museum Nasional Jakarta (MNJ) dan prasasti-prasasti masa Jawa Kuna yang sistem penanggalannya menggunakan nama-nama rasi. Dari hasil pengamatan ragam hias bagian sisi luar pi_ala zodiak diketahui ada dua baris ragam hias, yaitu ragam hias bagian bawah yang menggambarkan 12 lambang rasi dan ragam bias bagian atas yang menggambarkan 11 figur manusia serta seekor burung. Masing-masing figur dan seekor burung ini berada di atas sebuah lambang rasa. Penelitian ini di-maksudkan untuk mengetahui lambang-lambang rasi yang digu_nakan pada masa Jawa Kuna, untuk mengetahui tokoh-tokoh pa_da bagian atas masing-masing rasi serta hubungannya dengan rasi tersebut, dan juga untuk mengetahui perbedaan rasi ma_sa Jawa Kuna dan rasi sekarang baik dilihat dari fungsi- ra_si, lambang-lambang rasi ataupun masa perhitungan rasi. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode komparatif, karena rasi tidak hanya terdapat pada piala zo diak tapi juga digunakan dalam sistem pertanggalan baik prasasti atau kalender tradisional, dan dalam menentukan perubahan musim. Selain itu 12 rasi yang disebut pula se_bagai zodiak masih dipergunakan hingga saat ini.Hasil dari penelitian ini dapat diketahui bahwa lam-bang rasi yang terdapat pada piala zodiak sesuai dengan na_ma rasi yang terdapat pada prasasti. Nama dan lambang rasi masa Jawa Kuna berbeda dengan rasi yang digunakan sekarang, karena adanya pengaruh yang berlainan. Ragam hias yang ber_ada di atas tiap-tiap rasi merupakan tokoh-tokoh petani, raksasa, brahman dan punakawan dan ragam hias ini berhu_bungan dengan rasi-rasi yang ada di bawahnya. Dari hubungan ragam hias yang berada di atas rasi dengan rasi itu sendiri diketahui bahwa rasi pada masa Jawa Kuna digunakan dalam menentukan kegiatan pertanian. Hal ini berbeda dengan rasi sekarang yang hanya digunakan untuk menentukan watak dan nasib seseorang. Masa perhitungan rasi masa Jawa Kuna sama dengan perhitungan rasi yang digunakan sekarang, karena pergeseran rasi akan terjadi setelah 2000 tahun.

"
1986
S11582
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nugroho Surio Ananto
"Alasan Penelitlan di antara mahluk--mahluk ciptaan Tuhan manusia menduduki tempat yang tertinggi, karena ia dikaruniai dengan kecerdasan dan akal yang melebihi mahluk--mahluk lainnya. Sesungguhnya tidak ada yang melebihi kebesaran-nya di antara mahluk kecuali manuaia. Dan dalam diri manusia tidak ada yang lebih besar kecuali kemampuannya dalam berfikir.
Lingkungan geografis yang memberikan tantangan kepada manusia dan telah ditanggapi selama berabad-abad lamanya dengan cara yang efektif, cenderung untuk menumbuhkan kebudayaan yang bercorak khusus dan bersifat regional. Manusia dan kebudayaan merupakan satu kesatuan yang erat sekali dan tidak mungkin dipisahkan. Untuk melangsungkan kebudayaan, pendukungnya harus lebih dari satu orang dan keturunan guna meneruskaaa kepandaian, pengalaman dan lain-lain."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1985
S11935
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library