Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Herni Primaywati
"Indonesian Journal of Dentistry 2006; Edisi Khusus KPPIKG XIV 2006: 129-133
The premature loss of primary teeth will make the adjacent tooth drift due to the mesial force of the erupting posterior teeth in the growing child. To overcome this problem a space maintainer is need.
But, space maintainer need to undergo a laboratorium process, which means needed more time and money. This paper reported a case with premature loss of maxillary first primary molar using space maintainer which can be used immediately, easy to do, and need low cost, a simple fixed space maintainer bonded wirb flowable resin composite."
Journal of Dentistry Indonesia, 2006
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Indrawati Sumeru
"Didalam karya akhir ini dibahas mengenai pasar kelabu komponen kendaraan penumpang di Indonesia, mulai dari Jatar belakang bidang usaha kendaraan bermotor yang mempengaruhi distribusi komponennya, pengertian pasar kelabu dan sebab-sebab terjadinya, dampak pasar kelabu terhadap pihak-pihak yang terlibat, hingga uraian mengenai transaksi impor komponen kendaraan penumpang di Jakarta. Kemudian dijabarkan suatu analisis kinetja pemasar kelabu dibandingkan terhadap kinerja distributor yang ditunjuk bagi merek kompone kendaraan penumpang tertentu, dengan menggunakan model Pawitra bagi pasar kelabu kendaraan penumpang. Merek komponen yang dipilih adalah Mercedes Benz dan Toyota.
Pada dasarnya fenomena pasar kelabu merupakan masalah jalur distribusi, yakni setiap jalur distribusi diluar jalur yangtelah ditunjuk oleh produsen pemegang merek, baik dalam lingkup domestik maupun internasional. Masalah timbul karena produk yang disalurkan melalui jalur distribusi yang tidak ditunjuk ini sama dengan produk yang disalurkan melalui jalur distribusi yang ditunjuk, yaitu produk asli, akan tetapi dijual kepada pelanggan dengan harga yan jauh lebih murah. Pembahasan masalah dalam karya akhir ini dilihat dari sudut pandang distributor yang ditunjuk, selaku pihak yang paling dirugikan dengan adanya fenomena pasar kelabu.
Dari wawancara yang dilakukan dengan pihak distributor yang ditunjuk serta dengan para pedagang komponen kendaraan penumpang di pasar Asem Reges dan Sawah Besar, diperoleh informasi yang lebih akurat mengenai keadaan pasar komponen kendaraan penumpang di Jakarta, karakteristik pembeli dan jalur distribusi komponen, terutama jalur distribusi yang tidak ditunjuk oleh produsen, serta perbedaan transaksi antara komponen bermerek Mercedes Benz dengan komponen bermerek Toyota. Diperoleh pula data harga dan kuantitas penjualan dari suatu kelompok komponen yang telah memenuhi asumsi-asumsi tertentu. Asumsi-asumsi tersebut adalah bahwa : produk yang dipilih adalah produk asli, komponen kendaraan yang dipilih adalah komponen kendaraan penumpang, bukan kendaraan niaga, sifat komponen kendaraan penumpang yang dipilih adalah fast moving components, serta tingkat harga yang ditawarkan adalah tingkat harga yang berlaku selama masa penelitian, yakni antara bulan Desember 1993 sampai dengan bulan Pebruari 1994.
Analisis kinerja distributor yang ditunjuk dan pemasar kelabu komponen kendaraan penumpang dilakukan berdasarkan model Pawitra yang digunakan untuk menganalisis pasar kelabu kendaraan penumpang. Penjabaran model tersebut mengindikasikan bahwa kinerja yang viable dari pemasar kelabu komponen kendaraan penumpaiig dipengaruhi oleh variabel-variabel: tingkat potongan harga dari produsen di luar negeri, besarnya margin distributor yang ditunjuk dan pemasar kelabu, serta fluktuasi nilai tukar valuta asing. Dari data harga dan kuantitas penjualan dari kelompok komponen yang dipihih, diperoleh pendapatan total dari kelompok komponen dari distributor yang ditunjuk. Dengan peñjabaran model Pawitra diperoleh besarnya laba dari distributor yang ditunjuk maupun pemasar kelabu. Analisis kinerja dilakukan dengan menggunakan profitabilitas dan rasio laba. Hasil analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa pemasar kelabu komponen kendaraan penumpang merek Mercedes Benz dapat menikmati profitabilitas yang sangat baik, sedangkan komponen kendaraan penumpang merek Toyota tidak memberikan profitabihitas kepada pemasar kelabu. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan kebijaksanaan penentuan harga.
Berdasarkan hasil simulasi analisis sensitifitas, diperoleh dasar untuk menentukan strategi distributor yang ditunjuk dalam menghadapi fenomena pasar kelabu. Distributor yang ditunjuk mempunyai tiga pilihan strategi untuk menghadapi fenomena pasar kelabu komponen kendaraan penumpang, yakni penurunan harga, konfrontasi atau partisipasi. Ketiga strategi tersebut tidak dapat secara tuttas meniadakan pasar kelabu. Naniun, distributor yang ditunjuk dapat secara efektif mengurangi daya tank kinerja pasar kelabu dengan mehakukan penurunan harga juah untuk suatu periode yang relatif lama sebagai hasil penurunan biaya operasionalnya."
Depok: Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Mirsa
"Paduan aluminium seri 7 adalah material yang banyak digunakan untuk aplikasi dalam dunia transportasi dan industri. Material ini memiliki kombinasi sifat ringan dengan kekuatan tinggi, kekakuan, ketahanan aus tinggi dan koefisien ekspansi termal yang rendah. Namun, material ini tidak luput dari kelemahan terhadap serangan korosi. Diantara paduan aluminium yang lain, seri 7xxx ini merupakan yang paling lemah ketahannya terhadap korosi. Kelemahan ini bisa menjadi keterbatasan penggunaan material pada kondisi lingkungan yang korosif yang bisa mempercepat degradasi sifat mekanik dari material Al7xxx. Oleh karena itu diperlukan suatu perlakuan tambahan untuk memperbaiki sifat dari material tersebut, salah satunya dengan anodisasi.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh parameter proses yakni temperatur dan rapat arus anodisasi terhadap pembentukan lapisan anodik berpori. Anodisasi dilakukan pada tiga temperatur berbeda yakni 25°C, 0°C dan -25°C dengan variasi rapat arus adalah 25 mA/cm2, 20 mA/cm2 dan 15 mA/cm2.
Material hasil anodisasi kemudian diberikan 2 jenis pengujian yaitu pengujian kekerasan dan pengamatan mikrostruktur. Pengujian kekerasan mikro Vickers digunakan untuk mengetahui sifat mekanik lapisan anodik yang terbentuk dan pengamatan struktur mikro menggunakan FE-SEM bertujuan untuk mengetahui morfologi permukaan lapisan anodik dan mengukur ketebalan lapisan anodik."
"Hasil pengujian memperlihatkan adanya peningkatan kekerasan permukaan lapisan anodik alumina saat variabel temperatur dan rapat arus menurun dimana kekerasan tertinggi adalah 264 HV yang didapat pada temperatur 0°C dengan rapat arus 15mA/cm2. Kemudian penurunan temperatur hingga 0°C akan meningkatkan ketebalan lapisan oksida namun ketebalan kembali menurun pada saat diturunkan ke temperatur -25°C. Parameter proses yang paling optimal untuk menciptakan lapisan anodik yang tebal dan keras adalah pada temperatur 0°C dan rapat arus 15mA/cm2.

Aluminum Alloy 7xxx mostly used in transportation and industry application. This material has extremely less weight combined with high specific strength, high specific stiffness, and low coefficient of thermal expansion and good wear resistance. However this type is the most susceptible to corrosion among any other aluminum alloy in various environments. This weakness could be a limitation working area for this material. So, Anodizing has been considered as a modification treatment for enhancing corrosion resistant.
This study aims to analyze the influence of anodizing process parameters which is temperature and current density on the formation of porous anodic coating, Anodizing process has been done at three different temperatures which are 25°C, 0°C and -25°C with variation of current density which is 25 mA/cm2, 20 mA/cm2 and 15 mA/cm2. Sample that has been done being anodized then will be tested by 2 types of method. First is Vickers micro hardness testing was used to determine the mechanical properties of anodic layer and another is observation of microstructure using FE-SEM to determine surface morphology and to measure anodic layer thickness.
Test results showed that decreasing temperature and current density would increase surface hardness of aluminum anodic layer. The highest surface hardness was 264 HV which was got by anodizing at temperature 0°C with using 15 mA/cm2 of current density. Decreasing temperature and current density would also relatively increasing density and make the surface smoother and looks more uniform. Decreasing temperature until 0°C would increase thickness of the oxide layer but the thickness would be decreased when the temperature was decreased to -25°C. The most optimum process parameters to form anodic layer that has hardest surface and thickest layer is in temperature 0°C with the current density is 15mA/cm2.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S53293
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Miftakhur Rohmah
"ABSTRAK
Lumpur Bledug Kuwu mengandung 0,0029 Li dalam bentuk fasa Li-Montmorillonit sehingga berpotensi sebagai deposit litium di Indonesia. Li-Montmorillonit dilindih menggunakan media akuades pada variasi rasio padatan/cairan 1/2, 1/5, 1/10 , temperatur 25oC, 30 oC, 35 oC, dan 45 oC , selama 2,3,4,dan 5 jam. Kondisi optimal adalah kondisi dengan kadar Li tertinggi dan rasio impuritas paling rendah, yaitu pada temperatur ruang selama 3 jam , rasio S/L = . Brine mengandung 15,11 ppm Li dengan rasio kadar Na/Li = 80,74 ; K/Li = 11,91 ; Ca/Li = 4,77 ; Mg/Li = 1,97. Semakin kecil rasio S/L maka perolehan kadar litium semakin kecil hingga 3,09 ppm dengan persen perolehan 92,71 . Semakin tinggi temperatur hingga 45oC maka perolehan litium semakin kecil hingga 9,29 ppm dengan persen perolehan 46,75 . Perolehan kadar litium meningkat seiring waktu pelindian namun mencapai maksimum setelah 3 jam dan kemudian menurun hingga 12,47 ppm dengan persen perolehan sebesar 69,67 . Hasil Uji XRD dan SEM mengonfirmasi bahwa Li-Montmorillonit telah berhasil dilarutkan dengan akuades pada semua kondisi pelindian. Selanjutnya, brine digunakan sebagai bahan baku pada tahap penguarangan kadar Mg dengan reagen batu kapur CaO . Penghilangan ion Mg dan Ca pada konsentrat menggunakan prinsip presipitasi kimia berdasarkan nilai kelarutan senyawa. Tahapan ini menghilangkan Mg hingga kadar akhir 0,02 ndash; 0,1 ppm. Semakin banyak jumlah CaO yang ditambahkan, semakin kecil kadar Mg dan B, namun kadar Li, Ca, dan K cenderung meningkat. Endapan dikonfirmasi oleh SEM-EDX dan XRD sebagai MgO. Kondisi optimal pada penambahan CaO sebesar 0,1875 gram ke dalam 100 ml brine. Reagen asam oksalat digunakan untuk membentuk presipitat Ca-Oksalat dengan adanya ion C2O42-. Namun, adanya ion HC2O4- dan H dapat meningkatkan kelarutan Ca-oksalat dalam larutan, sehingga kadar Ca semakin meningkat seiring penambahan asam oksalat. Reagen oksalat tidak stabil terhadap Li. Semakin banyak massa oksalat, litium mulai mengendap sebagai litium hidrogen oksalat hingga kadar Li berkurang menjadi 3,7119 ppm. Konsentrat 2 selanjutnya sebagai inluen pada proses pertukaran kation. Resin Lewatit S-108 dengan gugus aktif sulfonat hanya mampu mengadsorpsi fisika ion Li dan K, serta adsorpsi elektrostatik ion exchange ion Ca dalam kandungan inluen yang divariasikan pH 4, 6, dan 12 dan laju alir 50ml/0,5jam ; 50ml/1jam ;dan 50ml/2jam . Jumlah adsorpsi ion Li sebesar 0,0030 ndash; 0,0032 mmol/g, adsorpsi ion K sebesar 0,0027 ndash; 0,0028 mmol/g, adsorpsi ion Ca2 sebesar 0,0001 ndash; 0,0002 mmol/g, dan adsorpsi Na bernilai negatif. Semakin cepat laju alir, semakin tinggi juga efisiensi perolehan Li, Ca, dan K. Semakin tinggi pH mendekati basa , jumlah dan kapasitas maksimum adsorpsi Li, Ca, dan K.

ABSTRACT
The Bledug Kuwu rsquo s Mud contained 0,0029 Li in Li Montmorillonite phase form so that it could potentially be a lithium deposit in Indonesia. Li Montmorillonite was leached using water with variation of solid liquid ratio 1 2, 1 5, 1 10 , temperature 25oC, 30 oC, 35 oC, dan 45 oC , for 2, 3, 4, and 5 hour. The optimum leaching process was the condition that yield the highest Li content with the lowest impurity ratio. Water leaching at ambient temperature for 3 hours with the S L ratio of is the best condition. Brine contained 15,1086 ppm Li with content ratio of Na Li 80,74 K Li 11,91 Ca Li 4,77 Mg Li 1,97. The smaller the ratio of S L, the acquisition rate of lithium was the smaller until 3,0902 ppm with 92,71 of recovery. The increasing of temperature up to 45oC, the yield of litium was decreased until 9,29 ppm with 46,75 of recovery. The XRD and SEM results confirmed that Li Montmorillonite has been succesfully dissolved with aquadest under all condition of leaching process. Furthermore, Brine was used as a Raw Material at the removal stage of Mg content with a reagent of limestone solid CaO . The removal of Mg and Ca for concentrate used the principle of chemical precipitation based on the solubility of the compound. This reagent could remove Mg with an initial content of 29,76 ppm to concentrate with a final content of 0,02 ndash 0,1 ppm. The more CaO levels were added, the more Mg and B levels would decrease. While, the levels of Li, Ca, and K tend to increase. The phase of precipitate was confirmed by SEM EDX test as a cubic shaped MgO. The optimum condition concentrate 1 was obtained by adding CaO of 0,1875 gram into 100 ml Brine, so that final composition of lithium was 14,73 ppm. Oxalic acid reagents were used to form precipitates of Ca oxalate in the presence of C2O42 ions during ionization. However, the presence of HC2O4 and H ions could increase the solubility of Ca oxalate in solution, so that Ca content increased with the addition of oxalic acid. The oxalate reagent was unstable against the Li content, the more oxalate mass 4,7 grams added , the lithium began to settle as lithium hydrogen oxalate until the concentration of Li at Concentrate 2 decreases to 3,71 ppm. Concentrate 2 as an inluent in cation exchange process. Lewatit S 108 resin with sulfonate active group was only capable of adsorbing the physics of Li and K ions, as well as electrostatic adsorption ion exchange Ca ions in inluent content that varied on pH 4, 6, and 12 and flow rate 50ml 0,5hour 50ml 1hour and 50ml 2hour . The amount of Li ion adsorption is 0,003 0,0032 mmol g, adsorption of K ion 0,00274 ndash 0,00284 mmol g, Ca2 ion adsorption 0,0001 ndash 0,00022 mmol g, and Na adsorption is negative. The faster the flow rate, the higher the percentage recovery of Li, Ca, and K. While, the higher the pH near base , the maximum amount and the adsorption capacity of Li, Ca, and K. "
2018
T51641
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library