Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Popon Rosmayanti
Abstrak :
Pada hakekatnya pokok permasalahan dalam Iesis ini adaiah faktor-faktor apa yang mempengaruhi pelayanan disiribusi minyak goreng pada Koperasi Distribusi Indonesia (KDI) Jakarta. Pengadaan pasokan minyak goreng sangat komplek, uncertainty dan unpredictable, sehingga dalam operasionalnya KDI harus niengeluarkan biaya transaksi yang tinggi. Tujuan dari penelitian ini adaiah untuk memperoleh informasi mengenai biaya transaksi yang ditanggung oleh KDI dalam pendistribusian minyak goreng balk dalam pengadaan dari PT.Perkebunan Nusantara (PT.PN) sebagai Principle maupun ke koperasi primer dan faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya biaya transaksi dalam pelayanan distribusi minyak goreng. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksploratif dengan jumlah responden sebanyak 50 orang, sumber data diperoleh dari KDI, Kantor Menteri Negara Koperasi dan PKM, Departemen Perindustrian dan Perdagangan, Kantor Pemasaran Bersama, Koperasi Serba Usaha dan Koperasi Pasar, Lembaga Swadaya Masyarakat,PT.Perkebunan Nusantara Lil dan III. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui kepustakaan dan studi lapangan dan dianalisis menggunakan tabel frekuensi. Berdasarkan hasii temuan di lapangan bahwa selama 2,4 buian (September 1998 sld Desember 2000) KDI telah menyaiurkan minyak goreng sebanyak 3.640.859 ton. Keberadaan KDI yang dibentuk dalam nafas mekanisme organisasi, dalam operasionalnya menghadapi masalah, KDI sebagai agent dari PT. PN (principle). Peranan KDI yang menjadi jaringan dinilai kurang tepat karena KDI sebagai badan usaha embnonic firm, yang relatif muda usia dalam operasionalnya dihadapkan pada berbagai kendala. Hambatan utama (main problem) dalam persaingan pasar posisi KDI leman, karena tidak menguasai input, penguasaan informasi masih terbatas Sehingga menyebabkan biaya transaksi tinggi dan sulitnya untuk menentukan besaran komponen harga, sehingga KDI menanggung biaya transaksi tinggi. Semakin tingginya biaya transaksi karena KDI mengembangkan struktur organisasi dengan membentuk 26 perwakilan yang tersebar di 24 propinsi, Dalam mendistribnsikan ke perwakilan KDI menggunakan sistem pembayaran tangguh yang berarti KDI menggunakan doubfing time dan tanpa jaminan, hal ini merupakan risiko yang sangat tinggi. Tingginya biaya transaksi dapat direduksi (reduction cost) dengan cara mengadakan perampingan struktur organisasi, menjalankan sistem rewards and punishment, memperbaiki sistem inventory, monitonng dan evaluasi untuk arus barang maupun arus uang atau pembayaran, mengembangkan sistem informasi manajemen serta membangun budaya perusahaan dalam upaya memperbaiki performance pelayanan yang efektif dan etisien.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T6341
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amelia Martira Syafii
Abstrak :
Latar belakang : MenggigiI pasca anestesia merupakan suatu pengalaman yang tidak menyenangkan, yang biasa terjadi dengan insidens mencapai 60% pasca anestesia umum. Meperidin merupakan obat yang paling sering direkomendasikan untuk menghentikan menggigil pasca anestesia. Tramadol memiliki mekanisme kerja yang mirip dengan meperidin untuk menghentikan menggigil pasca anestesia umum. Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan keefektifan tramadol 1 mg/kgBB dengan meperidin 0,4 mg/kgBB untuk menghentikan menggigil pasca anestesia umum. Metode : Penelitian eksperimental acak tesamar ganda ini menggunakan 118 pasien, Iaki-laki dan perempuan, yang menjalani pembedahan elektif dalam anestesia umum dan mengalami menggigil pada masa pemulihan. Pasien dibagi menjadi dua kelompok : kelompok tramadol dan kelompok meperidin, masing-masing terdiri dari 59 pasien. Kelompok tramadol mendapatkan 1 mg/kgBB dan kelompok meperidin 0,4 mg/kgBB. Dilakukan pencatatan proporsi pasien yang tidak menggigil pasca pemberian obat mulai menit pertama hingga menit ketiga puluh pengamatan. Kejadian mual, muntah, sakit kepala, reaksi alergi tingkat sedasi, fungsi hemodinamik dan respirasi diobservasi dan dicatat selama 30 menit pengamatan pasca pemberian obat. Hasil : Tidak terdapat perbedaan bermakna antara proporsi pasien yang tidak menggigil pada menit kelima pasca pemberian obat; 83,1% pada kelompok tramadol dan 86,4% pada kelompok meperidin (p 0,386 IK 95% -0,163; 0,097). Tidak terdapat perbedaan bermakna pada kejadian mual (p 1,00 IK 95% -0,069; 0,103), muntah (p 0,48 IK 95% - 0,158; 0,022) sakit kepala (p 1,00 IK 95% -0,047; 0,046). Tidak terdapat perbedaan bermakna pada tingkat sedasi, laju nafas dan saturasi oksigen. Terdapat perbedaan bermakna pada tekanan diastolik dan laju nadi pada menit pertama pengamatan antara kedua kelompok. Kesimpulan : Trainadol 1 mg/kgbb and meperidine 0,4 mg/kgbb efektif untuk menghentikan menggigil pasta anestesia umum.
Background : Post anesthetic shivering is an unpleasant experience which usually happens and has an incidence until 60% post general anesthesia. Meperidine is often recommended for the treatment of post anesthetic shivering. Tramadol has a similar mechanism of action with meperidine for treating post anesthetic shivering. The purpose of this study is to compare the effectiveness between tramadol 1 mg/kg body weight and meperidine 0,4 mg/kgbw for treating post general anesthetic shivering. Methods : This double blind randomized experimental study involved 118 patients, female and male, undergoing elective operation under general anesthesia and complaining of shivering during recovery time. The patients were randomly divided into two groups : tramadol group and meperidine group, each groups contains 59 patients. The tramadol group received lmglkgbw and meperidine group received 0,4 mg/kgbw. Proportion of patient, which the shivering already arrested after injection of the drug, recorded in the recovery room from first minute until 30 minutes of observation. Incidence of nausea, vomiting, headache, allergic reaction, level of sedation, hemodynamics and respiratory function were observed and recorded also until 30 minutes after injection of the drug. Results : No statistically difference between the proportion of patient which shivering already arrested in fifth minutes observation after injection of the drugs; 83,1% in tramadol group and 86,4% in meperidine group (p 0,386 CI 95% - 0,163; 0,097). No statistically difference in incidence of nausea (p 1,00 CI 95% -0,069 ; 0,103), vomiting (p 0,48 CI 95% -0,158; 0,022) , headache (p 1,00 CI 95% -0,04T; 0,046). There were also no statistically difference in the level of sedation, respiratory rate and oxygen saturation. We found that there were statistically difference in diastolic pressure and heart rate in first minute of observation. Conclusion : Tramadol 1 mg/kgbw and meperidine 0,4 mg/kgbw effective in treating post general anesthesia shivering.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2004
T58457
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Indrarti Pudjilestari
Abstrak :
Pengukuran kinerja koperasi saat ini hanyalah diukur berdasarkan aspek keuangan saja. Penilaian kinerja secara formal dilakukan oleh akuntan publik umum atau akuntan yang bergabung dalam Koperasi Jasa Audit Nasional (K3AN). Dalam upaya memperkenalkan dan memberikan dasar pengukuran kinerja yang memadai, penulis menggunakan pendekatan Balanced Scorecard untuk mengukur kinerja Koperasi Pegawai Departemen Koperasi Pengusaha Kecil dan Menengah (KPDKP) pendekatan ini mengukur koperasi tidak hanya dari aspek keuangan saja, melainkan dari aspek non keuangan. Aspek non keuangan ini terdiri dari 3 (tiga) aspek yakni : aspek pertumbuhan dan pembelajaran, aspek proses bisnis internal dan aspek pelanggan. Penelitian mengenai pengukuran kinerja KPDKP dilakukan secara diskriptif analistis untuk mendiskripsikan bagaimana mengukur kinerja perusahaan dengan menggunakan pendekatan Balanced Scorecard serta menganalisis faktor-faktor apa saja yang harus diperhatikan KPDKP untuk memperbaiki kinerjanya dimasa yang akan datang. Dari hasil penelitian diketahui bahwa tingkat kesehatan KPDKP berada dalam kondisi hampir baik dengan total skor 67, dengan perincian : kinerja pertumbuhan dan pembelajaran KPDKP saat ini dalam kondisi hampir baik dengan total 35, kinerja proses bisnis internal dalam kondisi hampir baik dengan total skor 10, kinerja pelanggan juga berada dalam kondisi hampir baik dengan total skor 10, sedangkan kinerja keuangan KPDKP berada dalam kondisi baik dengan total skor 12. Agar KPDKP mampu meningkatkan kinerjanya, dimasa yang akan datang harus bekerja keras khususnya aspek tingkat kepuasan pegawai, peningkatan sistem informasi KPDKP pembelajaran dalam KPDKP, pelayanan purna jual, dan kualitas layanan KPDKP khususnya waktu proses pengerjaan order dan secara rutin melakukan evaluasi untuk mengukur kinerjanya pada setiap aspek.
Depok: Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Walujo Rahardjo
Abstrak :
Penelitian atau kajian ini menyangkut pengaruh pendidikan dan pelatihan Penjenjangan SPAMEN terhadap peningkatan kemam. puan kerja pejabat eselon II dan III di Jajaran DEPDAGRI dan PEMDA. Dalam kajian ini lebih banyak menganalisis mengenai pengaruh pelaksanaan Diktat dalam lingkup : (1) pengaruh Widyaiswara dalam proses Diktat (2) pengaruh ketepatan metode Pembelajaran dan (3) pengaruh materi Kurikulum. Penelitian ini berawal dari kajian analisis regresi yang berkaitan dengan masalah peramalan hubungan antara 2 variabel. Dua buah variabel yang akan dianalisis yaitu variabel pendidikan dan pelatihan SPAMEN (variabel bebas) dan variabel kemampuan kerja pejabat Eselon II dan III di Jajaran DEPDAGRI dan PEMDA (variabel terikat). Selanjutnya untuk mengetahui besarnya pengaruh antara variabel tersebut dilakukan penelitian lapangan melalui hasil respons peserta Diktat SPAMEN dan Alumni Diktat SPAMEN, yang diolah dan dianalisis berdasarkan berbagai perhitungan statistik, analisis korelasional dan regresi Linier. Pengaruh metode pembelajaran yang diterapkan pada Diktat SPAMEN dilihat dari respons peserta mengenai metode Pembelajaran menunjukkan kecenderungan yang tinggi atau termasuk pada kategori sangat tepat, dengan 7'440 °?o memberikan respons sangat tepat. Sementara itu, bila dilihat dari respons peserta mengenai penguasaan Widyaiswara/Tenaga Pengajar terhadap Materi (Agenda Pembelajaran) menunjukkan pada kategori cukup, dengan respons peserta yang menjawab menguasai sebanyak 81,00 %. Hasil pengujian hipotesis pertama dapat dirumuskan bahwa terdapat perbedaan persepsi antara Lulusan dengan Pengguna Lulusan mengenai relevansi Materi Kurikulum Diktat SPAMEN dengan kemampuan kerja. Hasil pengujian hipotesis kedua dapat dirumuskan bahwa terdapat hubungan positif antara persepsi lulusan mengenai relevansi materi Kurikulum Diktat SPAMEN dengan peningkatan kemampuan kerja, di mana hasil perhitungan regresi diperoleh harga konstanta intersep (a) 32,08 dan harga koefisien regresi (b) 0,76. Dengan kata lain, hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa terdapat pengaruh positif antara persepsi lulusan mengenai pelaksanaan kurikulum dengan persepsinya mengenai relevansi materi kurikulum Diktat SPAMEN dengan kemampuan kerja. Hubungan tersebut bersifat positif signifikan dan linear. Sehingga semakin baik pelaksanaan kurikulum sebagai rencana tertulis untuk mencapai tujuan pendidikan dan pelatihan yang diinginkan, maka akan semakin baik pula respons peserta Diktat mengenai relevansi materi (agenda) kurikulum.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library