Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nasution, Nurhayati
"ABSTRAK
Pelayanan kefarmasian di rumah sakit merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan rumah sakit yang berorientasi kepada pelayanan pasien. Praktek Kerja Profesi Apoteker PKPA di Rumah Sakit TNI AL Dr. Mintohardjo dilaksanakan pada 5 September 2016 hingga 14 Oktober 2016 dengan tujuan agar mahasiswa apoteker lebih memahami tugas, peran dan tanggung jawab apoteker di rumah sakit yang berdasarkan pada standar pelayanan kefarmasian. Kegiatan pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai di Rumah Sakit TNI AL Dr. Mintohardjo telah sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 58 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit. Pelayanan farmasi klinik di Rumah Sakit TNI AL Dr. Mintohardjo yang belum dilaksanakan adalah visite, evaluasi penggunaan obat dan pemantauan kadar obat dalam darah.

ABSTRACT
Pharmaceutical care is an integral part of health care system in a hospital that oriented to patient care. Profession Internship at Indonesia Navy Hospital Dr. Mintohardjo was held from September, 5 th 2016 until October, 14 th 2016. This internship was intended to make apothecary student understand the tasks, roles and responsibilities of pharmacist in hospital based on standards of pharmaceutical care. Managerial activities of pharmaceutical products, medical devices, and single use medical tools in Indonesia Navy Hospital Dr. Mintohardjo are appropriated to Regulation of Minister of Health No. 58 Year 2014 about Standarization of Pharmaceutical Care in Hospital. Clinical pharmacy activities Indonesia Navy Hospital Dr. Mintohardjo that are not done are visite, drug use evaluation, and monitoring of drug concentration."
Lengkap +
2017
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Lita Nellyani
"Nama : Lita NellyaniProgram Studi : ApotekerJudul : Praktek Kerja Profesi di Rumah Sakit TNI AL Dr. Mintohardjo Periode Bulan September - Oktober Tahun 2016Praktek kerja profesi di Rumah Sakit TNI AL Dr. Mintohardjo Jakarta Pusat dilaksanakan selama dua bulan dimulai dari bulan September 2016 hingga Oktober 2016. Tujuan dilaksanakannya praktek kerja profesi ini adalah agar calon apoteker mampu memahami peranan, tugas dan tanggung jawab apoteker dalam praktek pelayanan kefarmasian di rumah sakit meliputi pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai serta pelayanan farmasi klinis. Rumah Sakit TNI AL Dr. Mintohardjo telah melakukan pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai sesuai dengan ketentuan perundangan dan etika farmasi yang berlaku yaitu berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 58 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit, sedangkan pelayanan farmasi klinis yang belum dilakukan adalah visite, evaluasi penggunaan obat EPO , dan pemantauan kadar obat dalam darah PKOD .

Name Lita NellyaniStudy Program ApothecaryTitle Internship at TNI AL Dr. Mintohardjo Hospital Period of September October, 2016Internship at TNI AL Dr. Mintohardjo Hospital was held two months started at September 2016 until October 2016. This internship was intended to make apothecary student understand roles and responsilibities of pharmacist in hospital understand managerial activities of pharmaceutical products, medical devices and single use medical tools and also giving pharmaceutical care. Moreover, managerial activities pharmaceutical products, medical devices and single use medical tools in TNI AL Dr. Mintohardjo Hospital are appropriate with Regulation of Minister of Health No. 58 Year 2014 about Standarizationhospital, TNI AL Dr. Mintohardjo, profession internship of Pharmaceutical Care in Hospital. Clinical pharmacy activities in TNI AL Dr. Mintohardjo Hospital that are not done are visite, drug use evaluation and monitoring of drug levels in blood. "
Lengkap +
2017
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yuniar Novitasari
"ABSTRAK
Praktek kerja profesi di Rumah Sakit TNI AL Dr. Mintohardjo Jakarta Pusat dilaksanakan selama 6 minggu dari tanggal 5 September 2016 sampai dengan tanggal 14 Oktober 2016. Tujuan dilaksanakannya praktek kerja profesi ini adalah agar calon apoteker mampu memahami peranan, tugas dan tanggung jawab apoteker dalam praktek pelayanan kefarmasian di rumah sakit yang meliputi pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai serta pelayanan farmasi klinis. Rumah Sakit TNI AL Dr.Mintohardjo telah melakukan pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 58 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan kefarmasian di Rumah sakit, sedangkan untuk pelayanan farmasi klinis terdapat beberapa kegiatan yang belum dilakukan yaitu Evaluasi Penggunaan Obat EPO dan Pemantauan Kadar Obat dalam Darah PKOD .

ABSTRACT
Internship at TNI AL Dr.Mintohardjo Hospital was held six weeks started at 5th September until 14th October 2016. This internship was intended to make Apothecary student understand roles and responsilibities of Pharmacist in hospital understand managerial activities of pharmaceutical products, medical devices and single use medical tools and also giving pharmaceutical care. Moreover, managerial activities pharmaceutical products, medical devices and single use medical tools in TNI AL Dr. Mintohardjo Hospital are appropriate with Regulation of Minister of Health No. 58 Year 2014 about Standarization of Pharmaceutical Care in Hospital. Clinical pharmacy activities in TNI AL Dr. Mintohardjo Hospital that are not done are drug use evaluation and monitoring of drug levels in blood."
Lengkap +
2017
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ardy Candra Sutandi
"Sistem kendali merupakan hal penting di dalam perancangan sebuah alat bantu berjalan untuk pasien pasca stroke yang mengalami hemiparetik pada kakinya. Sistem kendali yang baik harus mampu mengetahui keinginan bergerak atau berjalan dari manusia dan menerjemahkan keinginan tersebut menjadi sebuah gerakan yang alami melalui alat bantu berjalan yang umumnya digerakkan oleh sebuah perangkat DC motor. Sudah banyak penelitian yang telah dilakukan untuk melakukan deteksi terhadap keinginan manusia untuk bergerak atau berjalan melalui berbagai macam sensor yang dipasang pada otot-otot yang terkait. Fokus dalam penelitian ini adalah melakukan deteksi gaya berjalan melalui sinyal elektromiografi yang diperoleh dengan menggunakan sensor-sensor EMG yang dipasangkan pada permukaan 12 otot yang sangat berkaitan dengan gerakan atau gaya berjalan pada manusia. Adapun 12 otot ini terdiri dari 2 otot bahu yaitu Deltoid Anterior (DA) dan Deltoid Posterior (DP), dan 10 otot kaki yang terdiri dari Rectus Femoris (RF), Biceps Femoris (BF), Vastus Medialis (VM), Vastus Lateralis (VL), Tibialis Anterior (TA), Medial Gastrocnemius (MG), Soleus (S), Gluteus Maximus (GMax), Semitendinosus (ST), dan Peroneus Longus (PL). Sinyal elektromiografi dari 12 otot tersebut direkam dari 2 pasien sehat yang tidak mengalami gangguan berjalan, terdiri dari 1 orang pria dan 1 orang wanita. Sinyal tersebut kemudian diproses melalui aplikasi Matlab untuk dilakukan proses klasifikasi dengan menggunakan teknik Artificial Neural Network (ANN). Di samping itu, metode machine learning juga dilakukan yaitu dengan teknik Linear Discriminant Analysis (LDA), Support Vector Machine (SVM) dan K-Nearest Neighbor (KNN), yang bertujuan untuk mendapatkan perbandingan berbagai teknik tersebut agar didapatkan hasil dengan tingkat akurasi terbaik di dalam melakukan deteksi gaya berjalan yang dibedakan menjadi 3 yaitu: berjalan normal, naik tangga dan turun tangga. Hasil terbaik yang diperoleh dari penelitian ini dengan menggunakan algoritma ANN yang mampu menghasilkan prediksi sempurna dengan tingkat akurasi 100%, kemudian tingkat akurasi terbaik yang diperoleh dengan metode machine learning masing-masing untuk algoritma SVM adalah sebesar 99.2%, algoritma KNN sebesar 98.8% dan algoritma LDA sebesar 97.2% yang semuanaya diperoleh dari dataset kombinasi sinyal EMG otot bahu dan kaki. Hasil ini sangatlah penting di dalam penelitian yang akan dilakukan di kemudian hari dalam merancang sebuah sistem kendali yang mampu mengenali keinginan bergerak atau berjalan manusia baik saat berjalan normal maupun ketika hendak naik atau turun tangga sehingga alat bantu berjalan yang dihasilkan dapat digunakan dengan nyaman dan aman oleh pemakainya.

Control strategy is a fundamental role and very important part to create a walking assistive device for patients after stroke with a hemiparetic leg. A good control strategy must have the ability to predict the human motion or walking intention and naturally deliver force by the walking assistive device thereafter. This force is usually generated by the electric actuator using direct-drive motor. Recently, many studies have addressed and put more interest in predicting the human motion intention through various sensors which put on the surface of related skeletal muscles. This study focuses on gait event detection using electromyography signals from 12 muscles comprise of 2 shoulder muscles those are Deltoid Anterior (DA) and Deltoid Posterior (DP) and 10 lower limb muscles those are Rectus Femoris (RF), Biceps Femoris (BF), Vastus Medialis (VM), Vastus Lateralis (VL), Tibialis Anterior (TA), Medial Gastrocnemius (MG), Soleus (S), Gluteus Maximus (GMax), Semitendinosus (ST), and Peroneus Longus (PL). The EMG signals are recorded unilaterally using surface EMG sensor from 2 healthy subjects without walking disorder, consist of 1 male and 1 female. The signals are processed on Matlab platform subsequently for classification process using Artificial Neural Network (ANN) technique. Besides, the machine learning methods are also used in this research i.e. Linear Discriminant Analysis (LDA), Support Vector Machine (SVM) and K-Nearest Neighbor (KNN). The purpose of using several methods is to output the comparison with highest accuracy result in predicting the gait events which are divided into 3 types: normal walking, stair ascent, and stair descent. The best outcome along this research is generated from ANN algorithm which could steadily predict without any error with accuracy rate 100%. Furthermore, the best results from machine learning method are 99.2% using SVM algorithm, 98.8% using KNN algorithm and 97.2% using LDA algorithm. All those performances are resulted from datasets with combination between EMG signals from shoulder and lower limb muscles. This achievement becomes a significant factor for the future studies to design a control strategy with good human-robot interaction that can recognize the human motion intention in each different gait event to contrive comfort and safety walking assistive device for the wearer. "
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauziyah Dwi Utami
"Gastroenteritis akut merupakan peradangan pada saluran cerna yang dapat
disebabkan oleh infeksi bakteri. Adanya infeksi bakteri ini harus ditangani dengan
penggunaan antibiotik spesifik terhadap bakteri penyebab secara tepat. Penelitian
ini dilakukan untuk memperoleh data penggunaan antibiotik pada pasien
gastroenteritis akut di Ruang Perawatan Anak RSAL Dr. Mintoharjdo pada Tahun
2014. Evaluasi ketepatan penggunaan antibiotik dinilai dari ketepatan pasien,
ketepatan indikasi, ketepatan obat, ketepatan dosis dan tanpa interaksi obat.
Pengumpulan data dilakukan dengan pengambilan data penggunaan antibiotik
empiris dari rekam medis, laporan harian dan buku resep pasien gastroenteritis
akut dengan metode pengambilan data retrospektif. Pengambilan data dilakukan
dengan teknik total sampling. Sejumlah 120 pasien diterima sebagai sampel. Pada
penelitian terdapat pasien yang menerima terapi antibiotik 100% tepat pasien;
2,50% tepat indikasi; 1,67% tepat obat; 70,83% tepat dosis dan 99,17% tanpa
interaksi obat."
Lengkap +
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fithrotul Aini
"Bedah ortopedi adalah suatu tindakan bedah untuk memulihkan kondisi disfungsi muskuloskeletal.Infeksi Luka Operasi (ILO) adalah infeksi pada luka operasi atau organ/ruang yang terjadi dalam 30 hari setelah operasi atau dalam kurun 1 tahun apabila terdapat implan. Salah satu cara pencegahan ILO adalah dengan menggunakan antibiotik profilaksis. Namun, penggunaan antibiotik yang tidak tepat dapat menimbulkan resistensi antibiotik yang sangat merugikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh data dan mengevaluasi kerasionalan penggunaan antibiotik profilaksis bedah ortopedi di RSAL Dr. Mintohardjo Jakarta Pusat periode tahun 2012. Penelitian dilakukan dengan desain potong lintang dan metode retrospektif dengan mengambil dan mengumpulkan data dari dokumen rekam medis pasien yang menjalani operasi ortopedi selama tahun 2012. Sebanyak 163 sampel yang diperoleh terdiri dari laki-laki 73% dan perempuan 27% dengan rentang usia dibawah 12 tahun 9,8%, 12-25 tahun 23,3%, 26-65 tahun 28,9% dan diatas 65 tahun 8,0%. Antibiotik profilaksis yang sering digunakan adalah seftriakson 87,8%, gentamisin 3,7%, sefotaksim 3,7%, sefoporakson 1,2%, siprofloksasin 1,2%, fosfomisin 0,6%, meropenem 0,6%, dan vankomisin 0,6%. Sebanyak 55,8% antibiotik yang diberikan sudah tepat waktu, sedangkan sebanyak 93,9% antibiotik tidak tepat obat. Terdapat 8 kasus ILO (4,9%) dari seluruh pasien bedah ortopedi yang mendapat antibiotik profilaksis. Jenis mikroorganisme yang paling sering ditemukan di RSAL Dr. Mintohardjo, Jakarta, adalah Eschericia coli (23,08%), Coliform (18,62%), Staphylococcus aureus sp. (18%). Pseudomonas Sp. (12,15%) dan Alkaligenes Sp (9,31%). Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan antibiotik profilaksis bedah ortopedi di RSAL Dr. Mintohardjo tidak rasional. Hasil yang diperoleh dari uji kai kuadrat menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara jenis antibiotik profilaksis yang digunakan dengan kondisi pasien pasca operasi.

Orthopedic surgery is a surgery to recover muskuloskeletal dysfunction. The Surgical Site Infection (SSI) is an infection of the surgical wound or organ / space that occurs within 30 days after surgery or within 1 year if an implant there. One way to prevent SSI is by using prophylaxis antibiotics. However, improper use of antibiotics can lead to antibiotic resistance wich is very harmfull. The purpose of this study was to collect data and evaluate the rational use of prophylaxis antibiotic in orthopedic surgery at RSAL Dr. Mintohardjo Central Jakarta in 2012. The study was designed cross sectional and conducted retrospectively by taking and collecting data from the medical record document of patients who were undergoing orthopedic surgery during 2012. A total of 163 samples consisted of men 73% and women 27% with an age range under 12 years 9.8%, 12-25 years 23.3%, 26-65 years 58.9% and over 65 years 8.0%. Prophylaxis antibiotics which common used were ceftriaxone 87.8%, gentamycin 3.7%, cefotaxime 3.7%, cefoporaxone 1.2%, siprofloksasin 1.2%, fosfomycin 0.6%, meropenem 0.6%, and vancomycin 0.6%. A total of 55.8% of these prophylaxis antibiotics were given on time, and 93.9% of them were not appropriate drugs. There were 8 SSI cases or 4.9% of all orthopedic surgical patients who received prophylaxis antibiotics. The types of microorganisms which most frequently found at RSAL Dr. Mintohardjo Central Jakarta was Eschericia coli (23.08%), Coliform (18.62%), Staphylococcus aureus sp. (18%). Pseudomonas Sp. (12.15%) and Alkaligenes Sp (9.31%). From these results we could concluded that the use of prophylaxis antibiotics in orthopedic surgery RSAL Dr. Mintohardjo was irrational. Data were tested by chi square test and the results showed that there were a relationship between the types of antibiotic used with patient’s condition after surgery."
Lengkap +
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S52658
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azizah Nurrakhmani
"Penggunaan antibiotik yang tidak rasional dapat menyebabkan sulitnya penanganan penyakit infeksi karena dengan meningkatnya penggunaan antibiotik yang tidak rasional, tingkat resistensi kuman terhadap antibiotik akan terus meningkat. Salah satu penyakit infeksi yang mempunyai prevalensi tinggi di Indonesia adalah SIRS, yang mencakup sepertiga dari pasien yang dirawat di ICU. SIRS (Systemic Inflammatory Response Syndrome) merupakan respons klinis terhadap rangsangan spesifik dan nonspesifik, yang disebabkan oleh faktor infeksi maupun non-infeksi. SIRS yang terjadi akibat infeksi perlu diberikan terapi antibiotik yang rasional. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pola penggunaan antibiotik pada pasien SIRS di Ruang ICU RSAL Dr. Mintohardjo dan melakukan evaluasi kerasionalannya dilihat dari ketepatan pasien, ketepatan indikasi, ketepatan obat, ketepatan dosis, dan tanpa interaksi obat.
Penelitian ini merupakan studi survey yang dilakukan dengan cara pengambilan data penggunaan antibiotik dari rekam medis pada periode 2012-2013 secara retrospektif dengan desain cross-sectional dan pengambilan sampel dengan teknik total sampling. Populasi penelitian bejumlah 148 pasien dan 35 pasien diterima sebagai sampel penelitian dengan total administrasi antibiotik sebanyak 91 kali dengan rincian sebagai berikut, antibiotik tunggal sebanyak 8 kali dan kombinasi 62 kali. Antibiotik yang paling sering digunakan adalah meropenem, sedangkan antibiotik yang paling sering dikombinasi adalah meropenem+metronidazol. Penggunaan antibiotik yang memenuhi kriteria tepat pasien sebanyak 100,00%, tepat indikasi 22.86%, tepat obat 2.86%, tepat dosis 74.29% dan tanpa interaksi obat 31.43%. Hasil secara keseluruhan pemberian antibiotik empiris pada pasien penderita SIRS dinilai tidak ada yang memenuhi kriteria rasional.

The irrationality of antibiotics usage can lead to difficulty in handling infectious diseases. This occurs due to the increased of antibiotics usage that are not rational will rising the level of resistance of germs to antibiotics. One of the diseases that have a high prevalence of infection in Indonesia is SIRS, which covers one-third of the patients treated in the ICU. SIRS (Systemic Inflammatory Response Syndrome) is a clinical response to specific and nonspecific insult, which are caused by infectious or non-infectious. SIRS caused by infection should be given a rational empirical antibiotic therapy. This study was conducted to determine the pattern of antibiotic usage in patients with SIRS in ICU Naval Hospital Dr. Mintohardjo and evaluation of the accuracy of precision patient, an indication of accuracy, precision medicine, precision dosing, and no drug interactions.
The study is a survey study done by collecting data from medical records of antibiotic usage in 2012-2013 with a retrospective methods, cross-sectional design and sampling with a total sampling technique. Population of study included 148 patients and 35 patients were accepted as samples of study. The study showed that the administration of antibiotics were given 91 times with the following details, a single antibiotic were given 8 times and the combination of antibiotic were given 62 times. The antibiotics most commonly used are meropenem, while most antibiotics are often combined meropenem + metronidazole. Patientd that giben empirical antibitocs with following criteria like right patients as much as 100.00%, 22.86% precise indications, 2.86% right drug, the right dose 74.29% and 31.43% with no drug interactions. There is no rationality in empirical antibiotics usage for patient with SIRS in Naval Hospital Dr. Mintohardjo.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
S54925
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fibya Indah Sari
"Bedah merupakan salah satu prosedur medis yang dilakukan secara manual dan menyebabkan banyak perlukaan dan berisiko tinggi menyebabkan infeksi Adanya infeksi harus ditangani dengan antibiotika empiris yang tepat dan rasional. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data penggunaan antibiotika empiris pada pasien pascabedah di Ruang ICU RSAL Dr Mintohardjo selama periode 2012 2013 dan melakukan evaluasi kerasionalannya dilihat dari ketepatan pasien ketepatan indikasi ketepatan obat ketepatan dosis dan interaksi obat. Penelitian dilakukan dengan pengambilan data penggunaan antibiotik empiris dari rekam medis pasien pascabedah dengan metode retrospektif dengan desain cross sectional. Pengambilan sampel penelitian dilakukan dengan tekniktotal sampling. Populasi penelitian berjumlah 299 pasien dan 35 pasien diterima sebagai sampel penelitian. Pada penilaian terhadap jumlah pasien pascabedah terdapat 100 pasien mendapatkan terapi antibiotik tepat dengan kondisi pasien 11 43 pasien mendapatkan antibiotik sesuai indikasi 0 pasien mendapatkan antibiotik tepat obat 85 71 pasien sudah mendapatkan dosis yang tepat dan 51 43 pasien tidak mengalami interaksi obat. Sehingga dapat disimpulkan pengobatan antibiotik empiris pada pasien pascabedah di RSAL Dr Mintohardjo tidak rasional.

Surgery is a manual medical procedure which causes many wounds and has a high infection risk Patient who has infection must be given antibiotic immediatelyand rationally. The aim of this study was to collect empiric antibiotics usage data in Intensive Care Unit of Naval Hospital Dr Mintohardjo 2012 2013 and to evaluate rationality of the administration through the appropriate patient appropriate indication appropriate drug appropriate dose and drugs interaction. This retrospective cross sectional study was done by collecting empiric antibiotics usage data from medical record of postoperative patients on 2012 2013 using total sampling. Population of study included 299 patients and 35 patients were accepted as samples of study. Appropriate assessment based on number of postoperative patients showed 100 appropriate patient 11 43 appropriate indication 0 appropriate drug 85 71 appropriate dose and 31 43 no drugs interaction. It was concluded that empirical antibiotic treatment in postoperative patients in Naval Hospital Dr Mintohardjo were irrational."
Lengkap +
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
S54986
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Septia Bintang Kinanti
"Apendisitis adalah peradangan dari apendiks vermiformis yang biasa terjadi karena disebabkan oleh infeksi atau obstruksi. Pemberian antibiotik dapat menurunkan resiko infeksi pada luka operasi.
Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data penggunaan antibiotika empiris pada pasien apendisitis di Ruang Perawatan RSAL Dr. Mintohardjo selama tahun 2014 dan melakukan evaluasi kerasionalannya dilihat dari ketepatan pasien, ketepatan indikasi, ketepatan obat, ketepatan dosis dan interaksi obat.
Penelitian dilakukan dengan pengambilan data penggunaan antibiotik empiris dari rekam medis pasien apendisitis dengan metode retrospektif dengan desain penelitian cross- sectional. Pengambilan sampel penelitian dilakukan dengan teknik total sampling.
Populasi penelitian berjumlah 130 pasien, dan 111 pasien diterima sebagai sampel penelitian. Pada penilaian terhadap jumlah pasien apendisitis, terdapat 100% pasien mendapatkan terapi antibiotik tepat dengan kondisi pasien; 83,78% pasien mendapatkan antibiotik sesuai indikasi; 100% pasien mendapatkan antibiotik tepat obat; 97,30% pasien sudah mendapatkan dosis yang tepat, dan 100% pasien tidak mengalami interaksi obat. Sehingga dapat disimpulkan pengobatan antibiotik empiris pada pasien apendisitis di RSAL Dr. Mintohardjo hampir semua rasional.

Appendicitis is an inflammation of the appendix vermiformis commonly happened because it is caused by an infection or obstruction. Antibiotics can reduce the risk of infection in the surgical wound.
This study aimed to obtain empirical data on the use of antibiotics in patients with appendicitis at Inpatient Unit Hospital Dr. Mintohardjo. This research was conducted to obtain data on the use of empiric antibiotics in appendicitis patients at Inpatient Unit Hospital Dr. Mintohardjo during 2014 and evaluate rationality of the administration through the appropriate patient, appropriate indication, appropriate drug, appropriate dose, and drugs interaction. This retrospective cross-sectional study was done by collecting empiric antibiotics usage data from medical record of appendicitis patients on 2014 using total sampling.
Population of study included 130 patients, and 111 patients were accepted as samples of study. Appropriate assessment based on number of appendicitis patients, showed 100% appropriate patient, 83,78% appropriate indication, 100% appropriate drug, 97,30% appropriate dose, and 100% drugs interaction. It can be concluded that empirical antibiotic treatment in patients with appendicitis at RSAL Dr. Mintohardjo most of all is rational.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
S60761
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library