Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 65 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abdul Cholik
"Penelitian mengenai surat kabar harian Oetoesan Melajoe ini ditujukan untuk melengkapi penulisan tentang sejarah pers masa Kolonial dan juga sejarah lokal Indonesia. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode sejarah yang terdiri dari empat tahapan, yaitu heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Sumber-sumber tertulis yang digunakan, terutama berupa surat kabar yang telah berbentuk mikrofilm. Dari hasil penelitian yang dilakukan didapatkan fakta bagaimana pandangan kelompok masyarakat Minangkabau yang menyebut dirinya sebagai kaum kuno terhadap kaum muda, baik itu kaum muda sekuler yang dianggap melupakan adat Minangkabau, maupun kaum muda Islam yang dianggap warisan kaum Paderi yang hendak mengganti adat Minangkabau dengan syariat Islam. Kelahiran dan gerakan kaum muda dalam masyarakat ini antara lain disebabkan pendidikan yang dijalankan, baik oleh pemerintah Hindia Belanda yang berorientasi kepada sekular maupun yang dilakukan oleh para ulama modernis yang terpengaruh gerakan pembaruan di Makkah dan Kairo. Pandangan kelompok kaum kuno ini disuarakan oleh harian Oetoesan Melajoe yang dipimpin oleh Datoek Soetan Maharadja, salah seorang tokoh kaum kuno adat Minangkabau yang sangat berpengaruh masyarakat dan diakui sebagai bapak pers melayu pada saat itu. Oetoesan Melajoe ini menjadi surat kabar pertama milik pribumi di Sumatera Barat yang pada saat itu menjadi tempat berkembangnya pers yang paling pesat setelah pulau Jawa. Oetoesan Melajoe pula yang menjadi satu dari sedikit surat kabar Pribumi yang bertahan cukup lama di Sumatera Barat, yakni sejak tahun 1911 hingga 1926, suatu prestasi tersendiri bagi Oetoesan Melajoe sebuah surat kabar milik pribumi."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S12166
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Azis
"Dalam rangka pembangunan sarana dan prasarana kota di Jakarta antara tahun 1966 - 1977, Gubernur Ali Sadikin melakukan penggusuran terhadap wilayah pemukiman penduduk di Jakarta karena keterbatasan tanah yang dimiliki Pemerintah DKI Jakarta. Penggusuran yang terjadi seringkali dilaksanakan dengan paksa karena penduduk yang tergusur mempertahankan tanahnya akibat .tidak puas dengan ganti. rugi yang diterima. Secara umum penduduk Jakarta yang tergusur, baik pendatang yang telah bertempat tinggal di Jakarta maupun. Penduduk asli Jakarta ( orang Setawi. ), tidak ingin meninggalkan Jakarta .karena mereka berpendapat bahwa Jakarta masih menjadi tempat turnpuan dan harapan untuk peningkatan hidup, disamping adanya kebanggaan bila tetap rnenjadi penduduk Jakarta."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2002
S12150
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Soibah Hasni Fitrida
"Penulisan ini mengangkat permasalahan mengenai perjuangan yang dilakukan oleh seorang tokoh dari Betawi asal Klender bernama Haji Darip, mulai dari awal revolusi kemerdekaan Indonesia di Klender sampai setelah tertangkapnya ia oleh tentara Belanda di Purwakarta. Di antaranya tentang latar belakang Haji Darip, yang merupakan rakyat biasa tanpa dasar pendidikan politik apapun, ikut berjuang melawan tentara Sekutu Inggris dan Belanda (MICA); dan potensi-potensi yang ada di Klender yang menjadi faktor pendukung perjuangan Haji Darip dan rakyat Klender. Tujuan penulisan ini ialah untuk menampilkan kisah perjuangan seorang tokoh lokal (Haji Darip) dalam memimpin barisan rakyat dan berhasil membuat Klender menjadi daerah pertahanan yang kuat sampai akhir tahun 1945."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2003
S12550
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diana Trisnawati
"Penulisan skripsi ini mengenai program keluarga berencana di Indonesia sebagai suatu kebijakan yang diambil oleh pemerintah Soeharto dalam usahanya mengatasi laju pertumbuhan penduduk Di dalam melaksanakan program tersebut (terutama pada masa-masa awal dicanangkannya keluarga berencana sebagai program nasional), pemerintah dihadapkan pada reaksi negatif dari sebagian besar masyarakat. Hal tersebut terjadi karena pada saat itu nilai yang dibawa dalam program keluarga berencana tidak sesuai dengan nilai serta kebiasaan yang ada dalam masyarakat, sehingga dibutuhkan upaya pendekatan yang intensif dari pemerintah agar program keluarga berencana dapat berhasil. Upaya-upaya yang dilakukan pemerintah antara lain adalah dengan melakukan pendekatan dengan para pemuka agama dan juga dengan orang-orang yang dituakan atau disegani oleh masyarakat Dengan mengandalkan bantuan mereka, pemerintah yakin bahwa nilai-nilai yang dibawa dalam program keluarga berencana akan lebih mudah menyebar dan diterima oleh masyarakat luas. Selain itu, pemerintah juga menawarkan berbagai fasilitas, bantuan dan kemudahan bagi masyarakat yang mengikuti program keluarga berencana, dengan harapan masyarakat dapat tertarik dan bersedia untuk berkeluarga berencana. Namun di lain pihak, bersamaan dengan usaha pendekatan yang dilakukan oleh pemerintah, tindak pemaksaan juga tampak terjadi di beberapa daerah. Hal tersebut terjadi karena keinginan dari (aparat) pemerintah untuk berhasil mencapai jumlah akseptor (pengguna alat-alat kontrasepsi keluarga berencana) sesuai dengan jumlah yang telah ditargetkan sebelumnya. Pelaksanaan program keluarga berencana dengan melakukan tindak pernaksaan ini, kemudian mendapat kritik dari berbagai lembaga swadaya masyarakat khususnya aktivis pemerhati masalah perempuan. Seiring dengan berjalannya waktu, pelaksanaan program keluarga berencana serta nilai-nilai yang dibawa dalam program tersebut bukanlah menjadi suatu nilai yang baru lagi. Setahap demi setahap, masyarakat mulai membuka diri terhadap program keluarga berencana dan usaha pendekatan dari pemerintah membuahkan hasil. Seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwa pada mulanya sebagian besar masyarakat Indonesia melakukan penolakan terhadap pelaksanaan program keluarga berencana, akan tetapi kini justru sebaliknya, karena sebagian besar masyarakat Indonesia saat ini, sangat peduli terhadap keluarga berencana."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2004
S12192
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Haryanti
"Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui sepak terjang perempuan Indonesia dalam ranah politik, khususnya perjuangan memperoleh hak politik. Kondisi perempuan Indonesia sebelum diberlakukannya Politik Etis belum sepenuhnya sejahtera dalam mengenyam pendidikan. Sehingga kedudukan sosialnya pun juga belum sepenuhnya mendapat perlakuan yang lama dalam kehidupan bermasyarakat. Perempuan lebih cenderung berada dalam wilayah domestik, bahkan sering disebut sebagai perabot dapur. Sungguh, suatu kondisi yang masih sangat jauh dari kemajuan. Dengan hadirnya Politik Etis di Hindia Belanda, pada awalnya secara lambat laun telah memberikan bekalan yang berarti bagi pendidikan kaum laki-laki Indonesia. Kemudian baru diikuti dengan kaum perempuan Indonesia yang juga turut mengenyam pendidikan yang layak. Setelah mendapatkan tingkat pendidikan yang layak, maka kaum laki-laki diikuti kaum perempuan Indonesia mulai menunjukkan eksistensinya terhadap tanah aimya. Namur, tampaknya eksistensi keduanya tidak bisa terpenuhi secara bersamaan. Apabila kaum laki-laki Indonesia telah terlebih dahulu mendapatkan hak-hak politiknya, seperti hak untuk duduk di parlemen dan dewan-dewan di Hindia Belanda, maka sebalilmya bagi perempuan. Baik bagi perempuan Indonesia, Cina, Arab, bahkan perempuan Eropa sekalipun juga pada awalnya belum mempunyai hak politik yang sama dengan kaum-kaum lain-lain bangsa Eropa. Kondisi ini tidak bisa dipungkiri karena terpengaruh dengan konstelasi politik di negeri Belanda yang juga belum memberikan hak politik kepada kaum perempuannya secara luas. Di negeri Belanda sendiri barn memberikan hak politik atau hak pilih kepada kaum perempuannya pada tahun 1919 setelah Perang Dunia I berakhir. Hal ini bisa menjadi ukuran bahwa kaum perempuan Indonesia bare bisa memperoleh hak pilih setidak_tidaknya 20 tahun kemudian sejak 1919. Kelambanan pemerintah Hindia Belanda dalam mengeluarkan kebijakan tentang hak pilih bagi kaum perempuan Indonesia sangat dipengaruhi oleh faktor_-faktor yang tentu saja lebih kompleks daripada negeri Belanda sendiri. Karena penduduk di Hindia Belanda memiliki ras dan suku bangsa yang lebih variatif serta penduduknya memiliki agama yang berbeda-beda dengan Islam sebagai mayoritas. Sehingga pernerintah Hindia Belanda harus menunggu waktu yang tepat dalarn menentukan kapan kebijakan untuk memberikan hak pilih kepada kaum perempuan Indonesia diberikan. Selanjutnya proses menuntut hak politik atau hak pilih bagi kaumnya butch persatuan dan kesatuan serta beribu langkah perjuangan dan pengorbanan. Untuk kemudian kaum perempuan Indonesia dapat meraih apa yang dicita-citakannya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2006
S15595
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haryo Mojopahit
"Penelitian ini membahas sejarah dan sikap politik surat kabar Sin Tit Po mulai dari tahun 1929 sampai tahun 1942. Sejak diterbitkan pada tahun 1929, surat kabar Sin Tit Po selalu berpihak pada pergerakan nasional Indonesia. Ini terlihat dari sikap politik Sin Tit Po dalam menghadapi beragam isu politik dalam dalam pergerakan nasional Indonesia. Sikap politik Sin Tit Po yang diambil dalam penelitian ini berhubungan dengan enam isu politik penting dalam pergerakan nasional Indonesia. Pertama, sikap politik Sin Tit Po mengenai pergerakan nasional Indonesia. Dalam hal ini amat jelas terlihat sikap politik Sin Tit Po yang mendukung pergerakan nasional. Kedua sikap politik Sin Tit Po yang tidak setuju pada penagkapan para pemimpin Partai Nasional Indonesia (PNI). Ketiga, sikap politik Sin Tit Po pada Fraksi Nasional. Fraksi ini terdiri dari wakil-wakil kaum Bumiputera yang memilih jalan kooperasi. Sikap politk Sin Tit Po pad Fraksi Nasional dapat dilakukan mendukung sepenuhnya perjuangan Fraksi Nasional. Keempat, sikap politik Sin Tit Po pada Petisi Soetardjo yang mengusulkan perubahan ketatanegaraan Hindia Belanda. Sin Tit Po amat mendukung petisi Soetardjo. Ini dapat dilihat dari berita-berita yang disajikan Sin Tit Po dalam menyikapi Petisi Soetardjo. Kelima, sikap politik Sin Tit Po yang juga mendukung Mosi Thamrin tentang perubahan penyebutan Inlander menjadi Indonesier. Keenam, sikap politik pada Gabungan Politik Indonesia. Dalam hal ini, sikap politik Sin Tit PO adalah unik. Unik dalam artian Sin Tit Po mendukung hal-hal yang diperjuangkan Gapi, tapi tidak menyukai Gapi secara kelembagaan karena Gapi tidak mau memasukkan kaum Tionghoa Peranakn menjadi anggota biasa Gapi. Sikap politik Sin Tit Po yang berpihak pada pergerakan nasional ini tetap tidak berubah sampai surat kabar Sin Tit Po ditutup oleh Pemerintah Pendudukan Jepang tahun 1942. Oleh karena itu, dapat dikatakan surat kabar Sin Tit Po, yang merupakan surat kabar milik kaum Tionghoa Peranakan, berpihak pada pergerakan nasional Indonesia untuk turut memperjuangkan kemerdekaan Indonesia"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2006
S12369
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Hilman
"Penelitian mengenai Program Perbaikan Kampung : Proyek Muhammad Husni Thamrin di Jakarta Tahun 1969-1979 ini ditujukan untuk melengkapi penulisan tentang sejarah Perkembangan Kota Jakarta yang di dalamnya terdapat pelaksanaan program perbaikan kampung yang diadakan di Jakarta 1969. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode sejarah yang terdiri dari empat tahapan, yaitu heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Selain menggunakan sumber-sumber tertulis, penelitian ini juga dilengkapi dengan menggunakan sumber-sumber lisan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dengan dilaksanakannya program perbaikan kampung di Jakarta tahun 1969-1979, telah mendorong masyarakat kampung untuk lebih peduli terhadap kebersihan di lingkungan tempat tinggalnya. Program perbaikan kampung yang dicetuskan Gubernur Ali Sadikin telah mendapat tanggapan positif dari Dunia Internasional, terbukti dengan turut sertanya Bank Dunia untuk memberi bantuan terhadap program tersebut. Pada tahun 1980 program perbaikan kampung yang diadakan di Jakarta mendapat penghargaan dari Agha Khan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S12269
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Marjuni
"Penelitian ini menjelaskan mengenai majalah Isteri Soesila yang mengangkat isu kemajuan perempuan Bumiputra dalam sudut pandang Islam. Saat itu, Islam dianggap sebagai agama yang menghambat kemajuan perempuan dilihat dari ajaran-ajarannya yang mendiskriminasi perempuan seperti pemberlakuan poligami, hukum waris yang dianggap tidak adil bagi perempuan karena lebih memberi bagian yang lebih besar kepada laki-laki, hukum talak, pembatasan pergaulan dengan laki-laki, dll. Isteri Soesila berusaha mempresentasikan bahwa Islam bukan agama yang menghambat kemajuan perempuan, sebaliknya Islam menjunjung tinggi kedudukan perempuan. Hal ini dapat dilihat dari penulisan artikel-artikel dalam Isteri Soesila yang mengangkat hal ini. Metode dalam penelitian ini menggunakan beberapa tahap berawal dari pengumpulan data-data antara lain mengumpulkan artikel-artikel yang terdapat dalam Isteri Soesila mengenai isu-isu kemajuan perempuan Bumiputra serta data sekunder yang mendukung penelitian ini. Setelah data tersebut terkumpul tahap selanjutnya adalah mengkritik sumber dengan cara memperbandingkan isu yang diangkat Isteri Soesila dengan majalah yang sejaman dengan keberadaan Isteri Soesila. Hal ini untuk mendapatkan sudut pandang yang berbeda dan melihat tanggapan dari majalah lain tentang isu yang diangkat oleh Isteri Soesila. Setelah tahap tersebul dilakukan maka langkah selanjutnya adalah menginterpetasi tentang isu-isu yang diangkat oleh Isteri Soesila dari sumber-sumber yang telah didapatkan dari sudut pandang penulis. Langkah terakhir dalam penelitian ini adalah penulisan tentang permasalahan yang ingin diangkat dari sumber - sumber yang telah melalui proses sebelumnya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S12677
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Raisye Soleh Haghia
"Skripsi ini membahas mengenai pemikiran majalah Keoetamaan Isteri tentang kemajuan perempuan yang diungkapkan melalui artikel dalam majalah Keoetamaan Isteri. Majalah tersebut terbit di Medan pada tahun 1937-1941. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa majalah Keoetamaan Isteri lahir sebagai salah satu alat untuk mewujudkan visi Perhimpunan Keoetamaan Isteri dalam mempertinggi derajat kaum puteri. Majalah tersebut merupakan media untuk menyebarkan segala tujuan, harapan, dan aktivitas perhimpunan ke berbagai daerah. Pemikiran yang terungkap yaitu derajat kaum perempuan dapat meningkat apabila perempuan tersebut memiliki ilmu pengetahuan. Dengan demikian, mereka akan memiliki kemandirian dan harga diri sebagai seorang perempuan yang bertanggung jawab untuk membangun keluarga, bangsa dan negara.
This research discusses about Keoetamaan Isteri magazine_s thought concerning women development which was showed through articles in Keoetamaan Isteri magazine. This magazine published at Medan in 1937-1941. The results conclude that Keoetamaan Isteri magazine published as a tool to achieve the vision of Keoetamaan Isteri Association in enhance women dignity. That magazine is a media to disseminate the vision, hopes, and activity of the association everywhere. Thought that found is women dignity will enhance if they have good knowledge. So, they will have independence and pride as a woman who responsible in developing family, society and nation"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S12371
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Gemita Tranka Megaeltra K.
"Penelitian ini membahas mengenai upaya Pemerintah DKI Jakarta dalam usaha memajukan industri serta fasilitas hiburan di Jakarta khususnya dan Indonesia umumnya dalam bentuk Djakarta Fair. Pengumpulan data yang dilakukan selama penelitian ini menggunakan metode sejarah yang terdiri dari heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi.
Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan suatu gambaran mengenai Djakarta Fair. Pemahaman akan kegiatan Djakarta Fair pada masa Gubernur Ali Sadikin ini diharapkan akan menimbulkan rasa kepedulian untuk terus menyelenggarakan festival ini.
Hasil dari penelitian ini adalah bahwa Djakarta Fair dibentuk dengan perencanaan yang baik dan memperhatikan segala aspek, yaitu aspek ekonomi dan aspek sosial budaya serta hubungan internasional, sehingga dapat memberikan dampak positif dalam tiga bidang tersebut.

This research tries to explain about the efforts of Jakarta’s Government in increasing industry and entertainment sectors in Jakarta and Indonesia in general, in the form of Djakarta Fair. The method that had been used by the writer for this research is The Historical Method which consists of Heuristic, Critics, Interpretation, and, Historiography.
The purpose of this research is to give a view of Djakarta Fair in the past, from the background, the process, and how it is finally held in Jakarta. The writer hopes that readers will have enough information about Djakarta Fair, so they will always support this event.
The result of this research is that Djakarta Fair, which still continues until today, was well-planned and considering many aspects, from economic, cultural social, and the International relationship and also giving positive impacts in that three aspects above.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S39
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7   >>