Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 54 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fitria Rachmawati
Depok: Universitas Indonesia, 2003
S32380
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andriyani
Depok: Universitas Indonesia, 1999
S32045
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nina Rustiana
Abstrak :
Telah dilakukan penelitian pembuatan sediaan tablet parasetamol cara cetak langsung dengan bahan penolong kombinasi antara pati singkong terpregelatinasi dan pati singkong dibandingkan dengan Starch 1500 dan pati singkong dengan beberapa perbandingan yaitu 75 : 25, 50: 50 dan 25 : 75. Pati singkong terpregelatinasi yang digunakan dibuat dengan double drum dryer pada suhu ±80°C dan kadar air ±44 %b/b dari berat kering pati singkong. Ukuran pati singkong terpregelatinasi yang digunakan yaitu 60/100 mesh. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa kombinasi antara pati singkong terpregelatinasi dan pati singkong yang memberikan keseragaman bobot terbaik, kekerasan tertinggi dan keregasan terendah yaitu formula 1 (75 : 25); formula 11(50 : 50) memberikan disolusi terbaik dan formula III (25 : 75) memberjkan waktu hancur tercepat. Kombinasj antara pati singkong terpregelatinasi dan pati singkong juga memberikan kekerasan yang lebih tinggi, keregasan yang lebih rendah, waktu hancur yang lebih lama dan disolusi yang lebih rendah dibandingkan dengan kombinasj antara Starch 1500 dan pati singkong. Semakin banyak jumlah pati singkong terpregelatjnasj yang digunakan semakin kuat tablet yang dihasilkan. ...... It has been done research on preparation of paracetamol tablet by direct compressed using additional material from the combination of pregelatinized amylum manihot and amylum manihot compared with the combination of Starch 1500 and amylum manihot in several proportions as 75 25, 50: 50 and 25 : 75. Pregelatinized aniylum manihot was made by double drum dryer with the temperature of ±80°C and ±44% 1'/b of water content calculated from the amylum manihot dry weight. Particle size of pregelatinized amylum manihot used in this research is 60/100 mesh. This research obtained result shows that combination of pregelatinized amylum manihot and amylum manihot which gives the best uniformity in weight, the highesthardness and the lowest friability is formula I (75 25); formula 11(50 : 50) gives the best dissolution rate and formula III (25 75) gives the shortest disintegration time . The combination of pregelatinized amylum manihot and amylum manihot also gives higher hardness, lower friability, longer disintegration time and lower dissolution rate compared with the combination of Starch 1500 and amylum manihot. The bigger amount of pregelatinized amylum manihot used could increase the strength of tablets produced.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
cover
Maureen Keke
Depok: Universitas Indonesia, 2005
S32872
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Muliasari
Abstrak :
Dislipidemia merupakan faktor risiko primer untuk penyakit jantung koroner (PJK). Penurunan lipid telah terbukti dapat menurunkan risiko terjadinya PJK. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek obat X terhadap penurunan kadar kolesterol, trigliserida, kolesterol LDL dan peningkatan kadar kolesterol HDL pada tikus putih jantan yang diberi diit tinggi kolesterol. Bahan uji digunakan obat X (sintesa lovastatin). Induksi hiperkolesterolemia dilakukan secara eksogen dengan kuning telur, larutan sukrosa 65%, lemak hewan dan secara endogen dengan propiltiourasil 0,01%. Penetapan kadar secara spektrofotometri dengan metode enzimatik fotometrik (CHOD-PAP) dan enzimatik kolorimetrik menggunakan gliserol-3-fosfat-oksidase (GPO). Hasil menunjukkan bahwa pemberian obat X dengan dosis 1,8 mg/200 g bb/hari dan 3,6 mg/200 g bb/hari selama 8 minggu belum dapat menurunkan kadar kolesterol total secara bermakna tetapi dengan dosis 3,6 mg/200 g bb/hari dapat menurunkan kadar trigliserida dan kadar kolesterol LDL dan meningkatkan kadar kolesterol HDL.
Dislipidemia is a primary risk factor for coronary heart disease. Reduction of lipid level have been proved to reduce the risk of the coronary heart disease. The purpose of this research was to found the effect of drug "X" reduced the cholesterol level, triglycerides, LDL cholesterol and increase of HDL cholesterol level in male albino rats which gave foods high cholesterol. The experiment materials were the drug X (lovastatin synthesis). A hypercholesterolemia had been done exogen induced with egg yolk, 65% sucrose solution, animal fat, and by endogen with 0,01% propylthiouracil. The measurement had been done by spectrophotometer with enzymatic photometric method (CHOD-PAP) and enzymatic colorimetric used the gliserol-3-phospat oxydace (GPO). The result indicated what a given dose 1,8 mg/200 body weight/day and 3,6 mg/200 body weight/day during 8 week could not reduce the total cholesterol level significantly but with at dose 3,6 mg/200 g body weight/day can decrease the triglycerides level, LDL cholesterol level and increase HDL cholesterol level.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;, 2006
S32794
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Putri Sari, Author
Abstrak :
ABSTRAK Obat antihiperkolesterolemia merupakan obat yang di konsumsi dalam jangka waktu yang lama, untuk itu dilakukan penelitian yang membuktikan keamanan penggunaan obat tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan keamanan penggunaan obat LS yang merupakan obat antihiperkolesterolemia hasil sintesis golongan statin, terhadap organ jantung ditinjau dari aktivitas aspartat aminotransferase (AST) dan kreatin kinase (CK) pada plasma. Hewan coba yang digunakan adalah tikus putih (Rattus novergicus L), galur Sprague Dawley, berumur 2 bulan dengan berat badan kuranglebih 200 gram, berjumlah masing-masing 40 ekor tikus jantan dan betina. Setelah itu, hewan coba dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan, yaitu: 3 kelompok diberikan dosis yang berbeda, dan 1 kelompok merupakan kelompok kontrol. Dosis yang diberikan yaitu: 1,8 mg/200 g bb tikus/hari; 3,6 mg/200 g bb tikus/hari dan 7,2 mg/200 g bb tikus/hari; sedangkan kelompok kontrol diberikan CMC 0,5%. Pemberian obat LS dilakukan secara oral dengan alat sonde lambung, sekali sehari, selama 90 hari. Pemeriksaan pengaruh pemberian Obat LS terhadap organ jantung dilakukan dengan mengukur aktivitas AST dan CK plasma. Data yang diperoleh menunjukkan tidak ada perbedaan aktivitas AST dan CK yang bermakna antar kelompok I, II dan III dibandingkan terhadap kelompok kontrol, sehingga dapat disimpulkan Obat LS aman terhadap organ jantung. ABSTRACT The cholesterol lowering drugs, is consumed for several months. It’s necessary to prove its toxic effect if using that drug in a long term. The research was carried out to prove the toxic effect of LS as cholesterol lowering drug, to the heart by measuring the activities of aspartic aminotransferase and creatine kinase. The research had done on albino rats of 2 month old with body weight about of 200 gram. There was each 40 male and female rats and divided into four groups. Group I, II, and III were treated by giving LS drug with dosage: 1,8 mg/200 g of rat’s weight /day; 3,6 mg/200 g of rat’s weight/day; and 7,2 mg/200 g of rat’s weight/day. Group IV was treated as negative control by giving CMC 0,5%. The whole treatment was given orally, once a day for 90 days. The heart examination had done by measuring the enzymes activities of AST and CK plasm. The report had analysed by ANAVA test if significant difference found, the analysis was continued by LSD test. The result showed that was no significant differences of the activity of AST and CK plasm between group I, II, III compared with group IV as the control. The conclusion of LS drug had tested that wasn’t effect to the heart.
2008
S33034
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Vita Aprilia
Abstrak :
The "FAD" is one of herbal medicine that can be used for diabetes mellitus. Because It will be used for long term repeated administration, so the "FAD" must be assessed especially for liver and renal function. The purpose of this study is to know the acute toxicity effect of the "FAD" before used by people through determining LD50, alanine aminotransferase (ALT) and aspartate aminotransferase (AST) plasma activities; and the level of urea and creatinine plasma of mice. This study used the Deutshe Yoken mices (25 male and 25 female) as an experimental animal. Each sex divided into five groups and each groups consist of five mices. Group I, II, III, and IV were given "FAD" with 0,813; 2,033; 5,083; and 12,708 g/kgbw dosage as a study group, while group V was given 0,5% CMC orally as a control group. Twentyfour hours after administration the test solution, the number of the mice died was counted, and there were none of the mice died so the LD50 value cannot be determined. One way varian analysis of ALT and AST plasma activities; and the level of urea and creatine plasma was done at 24 hours and 14 days after the test solution was given (=0,05) showed that there was no significant differences between study groups and control group. The result was indicated that given "FAD" with maximum concentration of 12,708 g/kgbw did not have significant effect on the liver and renal function through parameter ALT and AST plasma activities; and the level of urea and creatinine plasma.
Obat herbal "FAD" adalah salah satu obat herbal yang memiliki khasiat sebagai antidiabetes. Oleh karena penggunaannya akan berlangsung dalam jangka waktu yang cukup lama maka perlu diketahui pengaruhnya terhadap fungsi hati dan ginjal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji efek toksisitas akut obat herbal antidiabetes "FAD" terhadap fungsi hati dan ginjal dengan parameter nilai LD50, aktivitas Alanin Aminotransferase (ALT) dan Aspartat Aminotransferase (AST), serta kadar urea dan kreatinin plasma pada mencit putih jantan dan betina. Pada penelitian digunakan 50 ekor mencit putih galur DDY (Deutshe Yoken) yaitu 25 ekor mencit jantan dan 25 ekor mencit betina. Masing-masing jenis kelamin dibagi menjadi 5 kelompok yang terdiri dari 5 mencit di setiap kelompoknya. Kelompok I, II, III, IV adalah kelompok perlakuan yang diberikan sediaan uji dengan dosis berturut-turut adalah 0,813; 2,033; 5,083; dan 12,708 g/kgbb. Kelompok V adalah kelompok kontrol yang diberikan larutan CMC 0,5%. Pengamatan jumlah kematian hewan uji dilakukan pada 24 jam setelah pemberian larutan uji dan didapatkan bahwa tidak ada hewan uji yang mati sehingga nilai LD50 tidak dapat ditentukan. Hasil uji statistik ANOVA satu arah (=0,05) terhadap hasil pengukuran aktivitas ALT dan AST, serta kadar urea dan kreatinin setelah 24 jam dan 14 hari dari perlakuan menunjukkan tidak terjadi perbedaan secara bermakna baik antar kelompok maupun dengan kelompok kontrol. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sediaan uji obat herbal "FAD" dengan konsentrasi maksimum 12,708 g/kgbb tidak mempengaruhi fungsi hati dan ginjal mencit putih jantan dan betina dengan parameter aktivitas ALT dan AST, serta kadar urea dan kreatinin plasma.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;, 2008
S32996
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>