Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 134 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siregar, Herwin
"Alternatif peningkatan kinerja jaringan jalan kota sangat diperlukan untuk memberikan pilihan dalam meningkatkan produktivitas dan kualitas hidup masyarakat per-kotaan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pemilihan konsep jaringan jalan yang terbaik berdasarkan tingkat pelayanan, seperti waktu tempuh, kecepatan, perbandingan volume lalu lintas dan kapasitas (v/c) serta penurunan biaya kemacetan.
Penggunaan Aplikasi Tranplan memproses data matrik Asal-Tujuan menjadikan model pembebanan jaringan jalan dan memberi nilai untuk kinerja jaringan jalan. Dalam proses ini dilakukan kalibrasi terhadap model yang dibuat sampai model dapat digunakan dengan penyimpangan besar terhadap data. Sedangkan Aplikasi Transyt memproses data pembebanan atau persimpangan dan memberi nilai biaya kemacetan jaringan jalan.
Data dan Analisis pada studi kasus jaringan jalan Kota Depok dengan membuat skenario untuk tahun 2003 dan 2005, yaitu pertama pelebaran ruas jalan dengan v/c ratio > 0,8 untuk jalan utama dan v/c ratio >0,5 untuk jalan lokal, kedua penambahan ruas jalan baru, dan ketiga merupakan kombinasi pertama dan kedua. Setiap skenario dihitung biaya konstruksi dan biaya kemacetan tahun 2005. Dari analisis dan evaluasi bahwa skenario tahun 2003 do something-3 menjadi pilihan untuk tahun 2003, tahun 2005 do something-3 menjadi pilihan pada tahun 2005 dengan penurunan prosentase jalan utama yang mempunyai nilai v/c >0,8 sebesar 38.3 %, jalan lokal yang mempunyai nilai v/c >0,5 sebesar 32.5. Sedangkan biaya untuk konstruksi dibutuhkan sebesar Rp 41572 juta, dan penurunan nilai kemacetan sebesar $ 5360/jam."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
T7414
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alvin Farhan Vilardi
"Penelitian ini membahas tentang persepsi dan potensi dari keberadaan parcel lockers di DKI Jakarta. Umumnya pengiriman barang di Jakarta saat ini dilakukan dengan cara direct delivery. Persepsi merupakan pendapat saat ini dari konsumen yang berbelanja busana secara online terhadap kedua metode pengiriman barang parcel lockers dan direct delivery berdasarkan pengetahuan konsumen, sedangkan potensi merupakan kemungkinan besarnya pilihan konsumen belanja online yang sudah mengetahui kelebihan dan kekurangan kedua metode pengiriman barang. Untuk mendapatkan hasil dari persepsi dan potensi berdasarkan pendapat konsumen dilakukan pengambilan data menggunakan kuesioner. Pada proses pengiriman barang terdapat empat faktor utama yang menjadi pertimbangan bagi konsumen untuk memilih metode pengiriman parcel lockers yaitu lokasi loker; informasi tracking; biaya pengiriman; dan ketepatan waktu pengiriman. Responden merupakan warga DKI Jakarta yang terakhir kali pernah berbelanja produk busana secara online terhitung sejak bulan Februari 2018.
Persepsi dihasilkan berdasarkan analisis pilihan pelayanan tanpa bobot terhadap kedua pilihan metode pengiriman barang. Potensi dihasilkan berdasarkan analisis menggunakan metode Analytical Hierarchy Process AHP terhadap pertanyaan terbobot dari faktor pengiriman barang dan pilihan metode pengiriman barang. Pada umumnya, masih banyak konsumen yang belum mengetahui keberadaan metode parcel lockers. Hasil dari pilihan pelayanan tanpa bobot menunjukkan bahwa berdasarkan faktor lokasi loker dan ketepatan waktu pengiriman direct delivery lebih diminati konsumen. Kemudian berdasarkan faktor informasi dan biaya pengiriman, konsumen lebih memilih parcel lockers sebagai pilihan mereka dalam mengirimkan barang.
Hasil dari AHP menunjukkan bahwa ketepatan waktu pengiriman merupakan faktor yang paling dipertimbangkan oleh konsumen, dan konsumen memilih parcel lockers sebagai metode yang diinginkan berdasarkan keempat faktor. Jadi apabila dilihat secara keseluruhan parcel lockers akan lebih diminati apabila lokasi dari loker dekat dengan rumah atau pusat aktivitas konsumen, mengingat informasi, biaya pengiriman, dan waktu pengiriman yang ditawarkan metode ini dapat diterima oleh konsumen. Selain itu masih banyak konsumen yang belum mengetahui metode parcel lockers, yang menyebabkan saat ini masih sangat sedikit konsumen yang pernah menggunakan metode tersebut.

This study discusses about the perception and potential of parcel lockers in DKI Jakarta. Nowadays, citizens prefer direct delivery method for their package deliveries. Perception is the online consumers opinion on the two methods of package delivery parcel lockers and direct delivery based on their existing knowledge on the two methods. Potencial is the probability of the consumers choice on the two methods of package delivery after they found out about the advantages and disadvantages of the two. To identify the result in perception and potential of the methods, this study uses questionnaires. Package delivery has four main factors that influence the consumers for using parcel lockers. The factors are locker locations, tracking information, delivery service cost, and delivery punctuality. Respondents are citizens of DKI Jakarta that have at shop online at least since February 2018.
Perception results are obtained by weightless service choice analysis of the delivery methods. Potential results are obtained by analytical hierarchy process AHP towards weighted questions of the delivery factors and delivery methods. Most consumers dont know about existence of parcel lockers. The result of weightless service choice analysis shows that direct delivery are chosen by consumers based on locker locations and delivery punctuality. Then, based on tracking information and delivery service cost factor, consumers choose parcel lockers as their choice.
The result of AHP show that punctuality of delivery is the most considered factor for consumers to choose their delivery method, and consumers choose parcel lockers as the most suitable method based on four main factors. In conclusion, parcel lockers method is more attractive for the consumer if locker locations is near the consumers home or activity location, while the tracking information, delivery service cost, and delivery punctuality factors are tolerable. On the other hand, many consumers still dont know about parcel lockers, causing lack of used parcel lockers.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutagalung, Aaron William
"ABSTRAK
Kota adalah sistem jaringan di mana ada kehidupan yang bisa sosial. Setiap kota memiliki masalah sendiri yang muncul dan berkembang yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti faktor dari alam dan dari manusia itu sendiri. Kota berkembang adalah kota di mana ada sistem pemerintahan yang baik. Selain itu, kota ini juga dapat didirikan sebagai pusat kawasan perumahan, pusat ekonomi dan bisnis, pusat industri, dan juga pusat sosial budaya.
Stasiun jalur komuter dirancang untuk mengakomodasi kebutuhan penumpang pada tingkat maksimum untuk periode proyeksi yang telah ditentukan. Tahap awal pengembangan dirancang untuk dapat mengakomodasi jumlah penumpang dalam periode 5 tahun.
Jalur komuter berarti bahwa orang atau kereta penumpang dioperasikan di jalur utama kereta untuk mengangkut penumpang dari daerah asal ke daerah tujuan. Jalur komuter umumnya terdiri dari lokomotif dan sejumlah gerbong. Dimensi gerbong mirip dengan kereta antarkota, tetapi untuk kereta komuter umumnya lebih pendek dari kereta antarkota dan juga memiliki kecepatan yang relatif lebih lambat.
Data dalam penelitian ini adalah hasil pengamatan dan pengamatan penulis. Data berikut adalah data yang ada yang telah disusun dari proses penghitungan jumlah penumpang dalam antrian keluar di Gerbang Utara dan Selatan, pengukuran waktu dalam proses layanan gerbang otomatis, pengukuran dimensi area antrian (pejalan kaki) jebakan) pada kedua Gates, wawancara dengan penumpang komuter dan juga wawancara dengan PT. KAI dan PT. KCJ di Statiun Tanah Abang dan kantor pusat.

ABSTRACT
City is a network system where there is a life that can be social. Every cities have own problems that arise and develop which are caused by several factors such as factors from nature and from humans themselves. A developing city is a city where there is a good governance system. In addition, the city can also be established as a center of residential areas, economic and business centers, industrial centers, and also socio-cultural centers.
Commuter line stations are designed to accommodate passenger needs at the maximum level for a predetermined projection period. The initial stage of development is designed to be able to accommodate the number of passengers within a 5 year period.
Commuter line mean that peoples or train passangers is operated on the main line of the train to transport passangers from the origin area to destination area. Commuter line generally consist of a locomotive and a number of carriages. The dimension of the carriages are similar to intercity trains, but for commuter trains are generally shorter than intercity trains and also have relatively slower speeds.
The data in this study are the results of observations and observations of the author. The following data is the existing data that has been compiled from the process of counting the number of passengers in the exit queue at the North and South Gate, time measurement in the automatic gate service process, measurement of the dimensions of the queue area (pedestrian trap) on both Gates, interviews with commuter passengers and also interviews with PT. KAI and PT. KCJ located in Tanah Abang Station and at the head office.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fajar Surya Muhammad
"Skripsi ini membahas tentang aplikasi untuk persimpangan bersinyal di Indonesia dengan menggunakan metode Quick Estimation Method dari Highway Capacity Manual 2010. Perbandingan antara HCM 2010 dan Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997 dapat terlihat dari perbedaan faktor penyesuaian yang diterapkan. Maka diperlukannya penyesuaian dari metode HCM 2010 untuk diaplikasikan pada kondisi di Indonesia. Manual yang dimiliki Indonesia pada saat ini terakhir dipublish pada tahun 1997 yang menjadi pemicu penulis untuk meneliti lebih lanjut metode HCM 2010 untuk diaplikasikan dengan kondisi di Indonesia. Metode HCM 2010 memiliki tingkat kerumitan yang tinggi sehingga membutuhkan penkajian menyeluruh terhadap metode tersebut, sehingga digunakannya Quick Estimation Method dari HCM 2010 untuk memudahkan penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Quick Estimation Method ini sendiri merupakan metode dari HCM 2010 yang dapat digunakan ketika variabel yang diketahui sangat minim, maka hasil perhitungan dari aplikasi pada skripsi ini masih membutuhkan kajian lebih lanjut dengan menggunakan metode HCM 2010 secara menyeluruh.

This thesis discusses the application for signal intersections in Indonesia using the Quick Estimation Method from the Highway Capacity Manual 2010. The comparison between the HCM 2010 and the 1997 Indonesian Road Capacity Manual can be seen from the different adjustment factors applied. So the necessary adjustments from the 2010 HCM method to be applied to conditions in Indonesia. The current Indonesian manual was published last year in 1997 which triggered the author to further research the HCM 2010 method to be applied to the conditions in Indonesia.
HCM 2010 method has a high level of complexity that requires a thorough assessment of the method so that the use of the Quick Estimation Method from HCM 2010 to facilitate the authors to complete this thesis. This Quick Estimation Method itself is a method of HCM 2010 that can be used when a variable is known to be very minimal, so the calculation results of the application in this thesis still require further study using the HCM 2010 method as a whole.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kevin Lawyer Christian
"Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat antusiasme masyarakat terhadap pengoperasian layanan transportasi berbasis rel yaitu LRT DKI Jakarta. Penelitian ini menganalisis kesediaan untuk membayar dan kesediaan untuk berpindah pengguna kendaraan pribadi terhadap layanan LRT DKI Jakarta dengan menggunakan model pilihan. Pada penelitian ini digunakan metode Revealed Preference RP dan Stated Preference (SP). Data yang didapat dilakukan analisis hubungan Willingness to Pay dan Willingness to Shift dan analisis tarif termahal, lalu dilakukan uji korelasi & uji signifikansi Spearman, selanjutnya dibangun model utilitasnya dan dilakukan uji kelayakan model Hosmer & Lemeshow dan uji Omnibus. Setelah dihasilkan model dari setiap kelompok data, dilakukan uji validasi untuk menghasilkan nilai Root Mean Square Error, lalu dilakukan pemilihan model berdasarkan hasil uji uji. Pada model yang terpilih dilakukan uji sensitifitas untuk mengetahui variabel paling sensitif. Hasil dari penelitian ini adalah potensi perpindahan moda pada kelompok pengguna motor adalah 49.2% pada tarif Rp 15.000, 68.6% pada tarif Rp 12.500, 83.1% pada tarif Rp 10.000, 91.7% pada tarif Rp 8.500, 96.1% pada tarif Rp 6.500 dan 98.2% pada tarif Rp 5.000 dan pada kelompok pengguna mobil adalah 50.2% pada tarif Rp 15.000, 64.2% pada tarif Rp 12.500, 76.1% pada tarif Rp 10.000, 85.0% pada tarif Rp 8.500, 90.9% pada tarif Rp 6.500 dan 94.7% pada tarif Rp 5.000.

This study intends to calculate peoples enthusiasm of the LRT DKI Jakarta service. This study analyzes the willingness to pay and willingness to shift of the private transportation user for LRT DKI Jakarta Service using choice model. The survey methods being used are Revealed Preference RP and Stated Preference SP. The data obtained will be analyzed on the relationship between Willingness to Pay and Willingness to Shift and the most expensive price analysis, the Spearman correlation test & Significance test are performed, then the utility model is built and the feasibility test of the Hosmer & Lemeshow model and the Omnibus test. After the model of each data group is generated, a validation test is performed to produce the value of Root Mean Square Error, then the model is selected based on the results of the tests. In the selected model, a sensitivity test is performed to determine the most sensitive variable. The results of this study are probabilities of mode shifting on specific price. The potentials for motorcycle user group are 49.2% at Rp 15,000, 68.6% at Rp 12,500, 83.1% at Rp 10,000, 91.7% at Rp 8,500, 96.1% at Rp 6,500 and 98.2% at Rp 5,000 and for the car user group are 50.2% at Rp. 15,000, 64.2% at Rp. 12,500, 76.1% at Rp. 10,000, 85.0% at Rp. 8,500, 90.9% at Rp. 6,500 and 94.7% at Rp. 5,000."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Satria Gumilang Kriska Nagara
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak penerapan kebijakan Electronic Road Pricing (ERP) yang diberlakukan di Jakarta. Kebijakan ERP yang diberlakukan menggunakan sistem zonasi kawasan. Metode analisis dalam penelitian ini berbasis pada model pemilihan diskrit logit binomial. Untuk menggunakan model logit binomial perlu dibangun fungsi utilitas dengan menggunakan pendekatan regresi logistik. Model regresi dari fungsi utilitas dibangun dari data hasil survei Stated Preference dan Revealed Preference. Proses pembangunan model regresi logistik diawali dengan uji korelasi menggunakan metode uji spearman, lalu uji kelayakan model menggunakan metode uji hosmer lemmeshow dan omnibus, uji validasi menggunakan metode uji RMSE (Root Mean Square Error), analisis pemilihan model dengan syarat lolos uji kelayakan dan uji validasi serta uji komparasi, uji sensitifitas, dan analisis potensi perpindahan moda. Hasil uji korelasi menunjukkan variabel bebas yang siginifikan pada penelitian ini yaitu tarif ERP. Dari hasil analisis hubungan Willingness To Pay (WTP) dengan Willingness To Shift (WTS) dibangun 6 fungsi utilitas yang didasarkan atas perpindahan zona karena terdapat pola preferensi yang cenderung sama antar perpindahan zona lainnya tetapi memiliki tingkat persentase WTP dan WTS yang berbeda antar perpindahan zona lainnya. Hasil dari uji kelayakan model menunjukkan keenam fungsi utilitas lolos uji kelayakan. Selanjutnya, hasil uji validasi menunjukan 2 model fungsi utilitas dengan nilai RMSE < 10% dan 4 model fungsi utilitas dengan nilai RMSE > 10%. Hasil uji komparasi didalam proses pemilihan menunjukkan keenam model tetap merupakan model yang berbeda. Hasil pembuatan fungsi utilitas digunakan untuk menganalisis persentase perpindahan menggunakan angkutan umum di tiap pengenaan tarif . Terdapat kecenderungan bahwa semakin mahal tarif ERP maka akan semakin tinggi tingkat perpindahan pengendara motor ke angkutan umum dan kesediaan pengendara motor untuk menaiki angkutan umum di daerah pusat kota lebih kecil dibandingkan di daerah pinggir kota. Selain itu, didapatkan kesimpulan bahwa pengendara motor bersedia membayar ERP dengan tarif termahal yaitu sebesar Rp 7.500 untuk pola perjalanan 1 dengan rata rata persentase perpindahan menggunakan angkutan umum sebesar 66% , Rp 10.000 untuk pola perjalanan 2 dengan rata rata persentase perpindahan menggunakan angkutan umum sebesar 79%, dan Rp 17.500 untuk pola perjalanan 3 dengan rata rata persentase perpindahan menggunakan angkutan umum sebesar 65%.

This study aims to determine the impact of the implementation of the Electronic Road Pricing (ERP) policy that was implemented in Jakarta. The ERP policy is implemented using a regional zoning system. The analytical method in this research is based on the discrete binomial logit selection model. To use the binomial logit model a utility function needs to be built using a logistic regression approach. Regression models of utility functions are built from Stated Preference and Revealed Preference survey results. The process of building a logistic regression model begins with the correlation test using the Spearman test method, then the feasibility test of the model using the Lemmeshow and Omnibus hosmer test methods, the validation test uses the RMSE (Root Mean Square Error) method, the analysis of the model selection with the requirements of passing the feasibility test and validation test and comparative test, sensitivity test, and modal shift potential analysis. Correlation test results showed a significant independent variable in this study, namely ERP rates. From the results of the analysis of the relationship between Willingness To Pay (WTP) and Willingness To Shift (WTS), 6 utility functions are based on zone displacement because there is a preference pattern that tends to be the same between other zone transfers but has different percentages of WTP and WTS among other zone movements . The results of the model feasibility test show that all six utility functions passed the feasibility test. Furthermore, the validation test results showed 2 utility function models with RMSE values <10% and 4 utility function models with RMSE values> 10%. Comparative test results in the selection process show the six models remain different models. The results of the creation of the utility function are used to analyze the percentage of movement using public transportation at each rate. There is a tendency that the more expensive ERP rates, the higher the rate of movement of motorcyclists to public transport and the willingness of motorcyclists to ride public transportation in downtown areas is smaller than in suburban areas. In addition, it was concluded that motorcyclists are willing to pay ERP with the most expensive tariff of Rp 7.500 for travel pattern 1 with an average percentage of transfers using public transportation of 66%, Rp 10.000 for travel pattern 2 with an average percentage of transfers using public transportation by 79%, and Rp 17.500 for travel pattern 3 with an average percentage of transfers using public transportation by 65%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A. Martha K.
"Jalan yang merupakan infrastruktur penghubung antara kawasan satu dengan yang lain dan digunakan oleh masyarakat umum sudah seharusnya memiliki struktur perkerasan dan kinerja yang baik sehingga dapat memberikan kenyaman bagi penggunanya. Skripsi ini membahas tentang usaha peningkatan kinerja campuran aspal dengan menggunakan material BGA dan polimer SBS. Pengujian dilakukan secara eksperimental di dalam laboratorium dengan kadar BGA yang digunakan adalah 5% dan 7% dari total campuran, serta kadar polimer 2% dan 4% dari total aspal yang digunakan.
Hasil pengujian menyatakan bahwa campuran aspal modifikasi polimer P4-B5 memiliki nilai stabilitas paling tinggi diantara seluruh campuran yaitusebesar 1333,181 kg. Namun tinjauan ekonomis terhadap material yang digunakan pada campuran aspal menyebabkan campuran aspal P2-B7 menjadi pilihan campuran yang paling memungkinkan untuk direalisasikan mengingat nilai stabilitasnya pun tidak jauh berbeda dengan nilai stabilitas campuran P4-B5, yaitu 1280,471 kg.

Road as infrastructure that connecting one place to another and used by society should has a good quality pavement that can give comfort to anyone who use it. This thesis is about research of hot mix asphalt workability using BGA and SBS Polymer. Variation of BGA?s composition in this research are 5% and 7% from total mixture and SBS Polymer are 2% and 4% from content of asphalt used.
Result of the research shows that P4-B5 mixture has the highest stability from all of mixtures, specifically 1333.181 kg. However, from economic consideration, P2-B7 mixture is the possible one to be realized considering its stability, 1280.471 kg, is not much different from P4-B5's.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1166
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Almaurizka Verninda
"Penelitian dilakukan untuk mengetahui potensi penggunaan fasilitas pejalan kaki sebagai penunjang proses transfer antarmoda angkutan umum berbasis rel berdasarkan kondisi hipotetikal fasilitas pejalan kaki sebagai moda yang dapat dipilih masyarakat untuk melakukan transfer dibandingkan dengan atribut waktu dan biaya moda kompetitor (mikrotrans) dengan pedekatan choice model. Metode analisis pada penelitian ini menggunakan model logit biner yang dibuat berdasarkan data primer hasil survei. Survei dilakukan dengan metode stated preference. Fungsi utilitas dibuat dengan metode regresi logistik dengan variabel hasil uji korelasi Spearman berdasarkan kelompok data pendapatan dan jenis kelamin diikuti dengan uji kelayakan menggunakan parameter uji Omnibus Test of Model Coefficients, Hosmer and Lameshow Test, Overall Percentage, -2 Log Likelihood, dan Nagelkerke R Square. Kemudian dilakukan uji validasi dengan membandingkan data hasil model dan data real menggunakan metode Root Mean Square Error. Selanjutnya dilakukan uji komparasi dengan metode Mann-Whitney dan Kruskal-Wallis untuk mengetahui signifikansi perbedaan dari model untuk setiap kelompok. Berdasarkan hasil analisis, model – model yang diuji dapat digabungkan dan diwakilkan oleh satu model. Probabilitas potensi penggunaan fasilitas transfer pejalan kaki adalah sebesar 70,74%. Keluaran lainnya dari penelitian ini adalah besaran value of time proses transfer antarmoda angkutan umum berbasis rel melalui jembatan pejalan kaki yaitu Rp586,52/menit (pendapatan rendah-sedang), Rp761,90/menit (pendapatan tinggi), Rp666,67/menit (perempuan) dan Rp577,64/menit (laki-laki).

The research was conducted to determine the potential use of pedestrian facilities as support for the intermodal transfer process of rail-based public transportation based on the hypothetical condition of pedestrian facilities as a mode that can be chosen by the public for transfer compared to the attributes of time and cost of competitor modes (mikrotrans) using a choice model approach. The analysis method in this study uses a binary logit model based on primary data from surveys. The survey was conducted using the stated preference method. The utility function was created using logistic regression methods with variables resulting from the Spearman correlation test based on income and gender data groups followed by feasibility test using the parameters of the Omnibus Test of Model Coefficients, Hosmer and Lameshow Test, Overall Percentage, -2 Log Likelihood, and Nagelkerke R Square. Then proceed with conducting validation test by comparing the model data and real data using the Root Mean Square Error method. Afterward, a comparative tests with the Mann-Whitney and Kruskal-Wallis methods were performed to determine the significance of differences in the model for each group. As the result, models tested can be combined and represented by a single model. The calculated probability for potential use of pedestrian transfer facility is 70,74%. Another output of this research is the value of time for the transfer process between rail-based public transportation through pedestrian bridge are Rp586,52/minute (low-medium income group), Rp761,90/minute (high income group), Rp666,67/minute (female gender group) and Rp577,64/minute (male gender group)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Alwin Almeir Zidane
"Keberhasilan skema work from home dalam mengurangi jumlah perjalanan dan kemacetan selama pandemi COVID-19 menunjukkan potensi untuk menerapkannya sebagai strategi pengelolaan permintaan transportasi dengan sistem obligatory dari pemerintah. Namun, kebijakan ini juga berpontensi menghasilakan rebound effect berupa pertambahan bangkitan perjalanan baru di daerah asal pekerja yang bekerja dari rumah. Oleh karena itu, penelitian ini akan menganalisis potensi tersebut dengan menggunakan sampel Provinsi DKI Jakarta sebagai provinsi yang menerapkan kebijakan dan Kota Bekasi sebagai kota tinjauan. Analisis penelitian ini dilakukan dengan menggunakan model pemilihan diskrit logit binomial dengan membentuk fungsi utilitas menggunakan pendekatan regresi logistik. Fungsi utilitas dibentuk oleh variabel yang memiliki korelasi tinggi dengan keputusan responden. Selanjutnya, fungsi utilitas yang terbentuk akan diuji menggunakan uji omnibus, uji hosmer-lemeshow, uji -2 Log Likelihood dan uji validitas dengan metode root mean square error. Fungsi utilitas dengan hasil uji terbaik dipilih pada setiap kelompok, kemudian dibandingkan menggunakan metode Mann Whitney untuk mengetahui signifikansi perbedaan setiap model yang terbentuk. Model terpilih merupakan dasar analisis potensi perjalanan baru di Kota Bekasi akibat penerapan kebijakan work from home (WFH) di Jakarta. Generasi usia, waktu, dan biaya perjalanan merupakan variabel yang mempengaruhi mobilisasi saat skema work from home dilakukan, dengan 66,79% generasi Z dan 62,63% non-generasi Z pengguna motor; serta 77,55% generasi Z dan 59,15% non-generasi Z pengguna mobil di Kota Bekasi yang bekerja di Kota Jakarta akan melakukan mobilitas di luar rumah pada 5 sampai 10 hari work from home mereka. Nilai ini merupakan pertambahan bangkitan perjalanan lokal baru yang terbentuk akibat kebijakan.

The success of the work-from-home (WFH) scheme in reducing travel and congestion during the COVID-19 pandemic underscores its potential as a government-mandated transportation demand management strategy. However, this policy also carries the risk of a rebound effect, leading to increased trips originating from employees working from home. This study analyzes this phenomenon using samples from DKI Jakarta province, where the policy is implemented, with Bekasi City as the focal area. The analysis employs a discrete choice model using binomial logit and constructs a utility function via logistic regression. This function is built on variables strongly correlated with respondents' decisions. Validation includes tests like omnibus, Hosmer-Lemeshow, -2 Log Likelihood, and root mean square error. The utility function yielding the best results in each group is selected and compared using the Mann-Whitney method to assess model differences. This selected model serves as the basis for forecasting potential new trips in Bekasi City resulting from Jakarta's WFH policy. Generation age, travel time, and travel cost are variables influencing mobility during the WFH scheme, with 66.79% of Generation Z and 62.63% of non-Generation Z motorbike users; and 77.55% of Generation Z and 59.15% of non-Generation Z car users in the City of Bekasi working in Jakarta likely to engage in mobility outside the home during 5 to 10 days of their WFH period. These findings highlight the anticipated increase in local trip generation as a consequence of the WFH policy implementation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Camaro Zetri Ibrahim
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat potensi permintaan perjalanan (demand) LRT Jabodebek akibat pengaruh layanan hipotetikal berupa pengumpan (feeder) dengan sistem tarif terpadu serta faktor yang paling memengaruhinya. Rute dan alur layanan dari feeder dirancang dan kemudian dilakukan survei dengan penyebaran kuesioner yang terdiri atas pertanyaan revealed preference dan stated preference untuk mengetahui preferensi populasi terhadap penggunaan LRT Jabodebek akibat adanya layanan feeder yang dihipotesakan. Data responden yang diperoleh dari survei dikelompokkan berdasarkan kategori pendapatan/pemasukkan dan pengguna mobil pribadi, Uji korelasi Spearman Rank yang dilakukan menunjukkan variabel tarif sebagai yang paling berpengaruh terhadap preferensi responden. Kemudian dilakukan analisis regresi logistik untuk menghasilkan fungsi utilitas yang diuji kelayakannya, lalu disusun model prediksi dari fungsi utilitas berupa model logit biner yang diuji validasinya dengan metode Root Mean Square Error (RMSE) untuk menentukan model terbaik. Uji komparasi Kruskal Wallis menghapus pengelompokkan data berdasarkan pendapatan/pemasukkan karena tidak signifikan, sehingga dilakukan pengelompokkan data serta pembentukan model prediksi secara ulang, Model prediksi terbaik diperoleh atas kelompok data pengguna mobil pribadi dengan maksud bekerja/bisnis dengan potensi demand terbesar adalah penggunaan layanan LRT Jabodebek dengan penggunaan layanan feeder dengan tarif layanan sebesar Rp10.000 dengan persentase 67,26%.

The purpose of this research is to determine the potential demand for LRT Jabodebek’s ridership due to the influence of a hypothetical feeder service with an integrated tariff system and the factors that most affect it. The service scenario and route of the hypothesized feeder service were designed, and then a survey was conducted by distributing a questionnaire consisting of revealed preference and stated preference questions to understand the population's preferences towards using LRT Jabodebek by using the hypothesized feeder service. The respondents’ data obtained from the survey were categorized based on income and private car users. Spearman Rank correlation shows that fare is the most influential variable on the respondents' preferences. Logistic regression analysis was then conducted to produce a utility function whose feasibility was tested, followed by the development of a prediction model from the utility function in the form of a binary logit model validated with the Root Mean Square Error (RMSE) method to determine the best model. The Kruskal Wallis comparative test removed data grouping based on income as it was not significant, so data grouping and prediction model development were reconducted. The best prediction model was obtained from the group of private car users with work/business purposes, with the highest potential demand towards LRT Jabodebek’s ridership is with the usage of the hypothesized feeder service with a fare of Rp10,000 (67.26%). "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>