Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Vera Febria
"ABSTRAK
Latar Belakang: Diabetes Melitus adalah penyakit metabolisme yang ditandai dengan
meningkatnya kadar gula darah dari kondisi normal. Tujuan: Penelitian ini bertujuan
mengetahui hubungan sosiodemografi, gaya hidup dan riwayat kesehatan dengan
kejadian Diabetes Melitus tipe 2 pada penduduk di provinsi DI Yogyakarta tahun 2013.
Metode: Penelitian ini menggunakan data Riskesdas tahun 2013 dengan desain studi
cross sectional. Sampel adalah seluruh penduduk yang berada di Provinsi DIY umur ≥15
tahun yang memenuhi kriteria ekslusi dan inklusi penelitian sebanyak 7.553 orang. Hasil:
Analisis data menunjukkan prevalensi DM terdiagnosis dan gejala di Provinsi DIY
sebesar 3,6%. Pada sosiodemografi, variabel yang berhubungan dengan kejadian DM
adalah umur ≥45 tahun, tidak bekerja dan bercerai. Pada gaya hidup, variabel yang
berhubungan dengan kejadian DM adalah aktivitas fisik kurang aktif dan mantan perokok
yang dahulu merokok tiap hari. Pada riwayat kesehatan, variabel yang berhubungan
dengan kejadian DM adalah IMT obesitas II, obesitas sentral, hipertensi dan stres. Faktor
risiko DM yang memiliki hubungan paling dominan adalah umur (POR: 6,042; 95% CI
4,319?8,452; p<0,001). Kesimpulan dan saran: Promosi kesehatan terkait gaya hidup
sehat perlu didukung semua pihak dan program pengecekkan gula darah secara teratur
sangat disarankan pada penduduk di Provinsi DIY.

ABSTRACT
Background: Diabetes Melitus is a metabolic disease which is a collection of symptoms
that occur due to an increase in blood sugar levels above normal. Objective: This study
aims to determine correlation of sociodemographic, lifestyle and health status with Type
2 Diabetes Mellitus among people in DI Yogyakarta Province. Method: This study used
a data from Riskesdas 2013 and using cross sectional as design study. Samples were adult
above 15 living in DIY Province who has complete inclusion and exclusion criteria. Total
samples were 7.553. Result: Data analysis shows that the prevalence of DM that based
on diagnosis and symptoms is 3,6%. Age, unemployment and divorced have correlation
with DM on sociodemographic. Less activity and former daily smokers have correlation
with DM on lifestyle. BMI obese II, central obesity, hypertension and stress have
correlation with DM on health status. The risk factors that hightly associated is age POR:
6,042; 95% CI 4,319?8,452; p<0,001). Conclussion and recommendation: Therefore,
health promotion to promote healthy living have to be improved and screening for DM to
check the blood sugar level are strongly recommended among adult in DIY.;"
2016
S65562
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pirade, Adolfina
"Salah satu kesepakatan Internasional dalam meningkatkan angka kesembuhan penyakit tuberkulosis paru adalah memberikan pengobatan dengan sistem DOTS. Indonesia telah memulai program DOTS ini sejak tahun 1995 yang dilaksanakan secara bertahap di provinsi, khususnya di DKI Jakarta telah dimulai sejak Juli 1997.
Sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan Program P2TB Paru bahwa seorang penderita dinyatakan sembuh bila hasil pemeriksaan ulang dahak negatif pada akhir bulan ke-516 dan akhir pengobatan. Berdasarkan data sekunder yang dikumpulkan di Jakarta Pusat ternyata bahwa 38,4% penderita TB paru yang selesai berobat tidak memeriksakan ulang dahaknya, sampai saat ini belum ada penelitian di DKI Jakarta mengenai faktor yang berhubungan dengan pemeriksaan ulang dahak.
Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan tidak dilaksanakannya pemeriksaan ulang dahak di puskesmas Jakarta Pusat. Disain penelitian digunakan yaitu kasus kontrol dengan sampel penelitian adalah penderita TB paru baru BTA positif telah selesai pengobatan kategori 1 berumur 15 tahun keatas yang berobat di puskesmas Jakarta Pusat. Besar sampel 150 orang yaitu sampel kasus sebanyak 75 orang dan sampel kontrol 75 orang.
Hasil penelitian dilakukan analisis multivariat dengan logistic regression dengan maksud untuk mengetahui hubungan variabel dependen dengan variabel independen. Berdasarkan hasil analisis bivariat dari 15 variabel maka didapatkan variabel yang nilai p<0,25 ada 9 variabel, ternyata pada analisis multivariat didapatkan hanya 3 variabel yang berhubungan bermakna (p<0,05) yaitu pengetahuan (OR=28,44 95% CI 4,66-173,62), persepsi (DR 13,90 95% CI 3,54-54,57), kemudahan mengeluarkan dahak (OR=7,54 95% CI 3,31-17,18), serta interaksi antara pengetahuan dengan persepsi (0R=0,11 95%CI 0,14-0,81) dan nilai p=0,031.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa dengan pengetahuan rendah, persepsi buruk, sukar mengeluarkan dahak dan interaksi antara pengetahuan kurang dan persepsi buruk secara bersama-sama mempunyai hubungan yang bermakna (p<0,05) dengan tidak dilaksanakannya pemeriksaan ulang dahak penderita TB paru baru BTA positif di puskesmas Jakarta Pusat tahun 2000. Sesuai dengan hasil demikian maka disarankan agar dilakukan penyuluhan kepada penderita sebelum pengobatan dan setiap penderita melaksanakan pengambilan obat oleh petugas program P2TB di puskesmas, sehubungan dengan hal tersebut maka diperlukan petugas kesehatan yang mampu dan mau benar-benar melaksakanan pekerjaan ini tentunya dengan pelatihan, supervisi dan pertemuan yang membahas masalah pelaksanaan Program TB Paru di puskesmas.

Study of Factors Associated With Not to Re-Examine Their Sputum among New Cases with Positive Fast Acid Bacilli Pulmonary Tuberculosis in Health Centers in Central JakartaOne of the International commitments in increasing the cure rate of pulmonary tuberculosis is to give therapy with DOTS system. Indonesia has started the DOTS program since 1995 beginning in some provinces and gradually expanded to the others. Jakarta began the program in 1997.
According to the criteria set by the Pulmonary TB Eradication Program, a patient is cured if laboratory examination of the sputum shows negative result by the end of the 5th or 6th month of therapy and by the end of the therapy. Secondary data collected in Central Jakarta showed that 38.4% of TB patients which have completed their therapy did not re-examine their sputum. So far there was no study in Jakarta which tried to find out factors related to this re-examination rate.
This research was conducted to know what factors that influence TB patients not to re-examine their sputum in Health Centers in Central Jakarta. The research design used is a case control study where samples were taken from new pulmonary TB patients with positive Fast Acid Bacilli having completed their Category I therapy, aged more than 15 years who came to health centers in Central Jakarta. The sample size was 150, consists of 75 cases and 75 controls.
The data were analyzed by multivariate analysis using logistic regression to know the relation between dependent variables with independent variables. Bivariate analysis from 15 variables showed that 9 variables had p value < 0.25, while multivariate analysis showed that only 3 variables had significant relation (p <0.05), knowledge (OR = 28.44 95% CI 4.66-173.63) p = 0.000, perception (OR = 13.90 95% CI 3.54- 54.57) p = 0.000, the ease to produce sputum (OR = 7.54 95% CI 3.31-17.18) p= 0.000 and interaction between knowledge and perception (OR = 0.11 95% CI 0.14- 0.8I) p = 0.031.
The conclusion of this research is that low knowledge, bad perception, difficulties in producing sputum and interaction between lack of knowledge and bad perception have significant relation (p < 0.05) with the unwillingness to re-examine the sputum among new pulmonary TB patients with positive AFB who came to health centers in Central Jakarta in 2000. Therefore it is suggested that TB program officers in health centers give proper information/education to the patients before starting the TB therapy and every time the patients come to get the TB drugs and hence we need to have officers who are capable and willing to do their work and this certainly can be created by training, supervisions and series of meeting which discuss about pulmonary TB program in health centers."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T5783
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library