Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 148 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Uyi Sulaeman
"Degradasi fotokatalitik menggunakan titanium dioksida merupakan teknologi alternatif baru yang memberikan harapan untuk pengolahan berbagai limbah organik. Penelitian ini melakukan degradasi fotokatalitik fenol dengan menggunakan suspensi TiO2 pada suhu kamar. Percobaan dilakukan untuk menyelidiki pengaruh intensitas cahaya terhadap parameter kinetika Langmuir-Hinselwood dan untuk menyelidiki beberapa senyawa intermediet.
Reaktor fotokatalitik didesain seperti kolam. Reaktor tersebut dilengkapi dengan pompa sirkulasi, pompa air dan aerator. Konsentrasi katalis 2 gIL. Konsentrasi fenol awal 20 mg/1 dalam volume 10 L suspensi disinari dengan lampu UV. Parameter kinetika Langmuir-Hinselwood diselidiki terhadap variasi intensitas permukaan suspensi yang terdiri atas: 1,75; 2,05 and 2,73 mW/cm2. Penurunan senyawa fenol ditentukan tiap jam penyinaran dengan metode spektrofotometri hingga delapan jam penyinaran. Konstanta adsorpsi isoterm pada kondisi gelap juga diselidiki pada reaktor. Senyawa intermediet diselidiki pada intensitas yang tertinggi di permukaan suspensi, 4,35 mW/cm2. Senyawa intermediet ditentukan tiap dua jam penyinaran dengan HPLC hingga sepuluh jam penyinaran.
Parameter kinetika Langmuir-Hinselwood berubah terhadap peningkatan intensitas lampu UV. Konstanta kecepatan kinetika Langmuir Hinselwood adalah 1,09; 1,56; 4,67 p.Mmin' dan konstanta adsorpsi isoterm adalah 3,66 x 10-3; 2,73 x 1 Dom; 1,11 x 10-3 berturut-turut. Nilai dari konstanta adsorpsi isoterm pada kondisi gelap adalah 6,63 x 10-3 µM 1. Konstanta adsorpsi isoterm menurun dengan meningkatnya intensitas cahaya, sedangkan konstanta kecepatan kinetika Langmuir-Hinselwood meningkat. Senyawa intermediet pada degradasi fenol dalam reaktor fotokatalitik dapat diselidiki seperti katekol, hidrokuinon dan asam oksalat.

Photocatalytic Degradation of Phenol and Intermediate Compounds in Waste Destruction Reactor by Using TiO2 SuspensionPhotocatalytic degradation using the semiconductor titanium dioxide is one of the new promising alternative technology for treatment of various organic waste. This study conducted a photocatalytic degradation of phenol by using TiO2 suspension at room temperature. Experiments were conducted to investigate the effect of incident light intensity on the parameter of the Langmuir-Hinselwood kinetic and to investigate some intermediate compounds.
Photocatalytic reactor is designed such as pool. It is equipped with circulation pump, water pump and aerator. Catalyst concentration is 2 gIL. Initial concentration of phenol is 20 mg/L within 10 L volume suspension illuminated by the UV lamp. The parameter of Langmuir-Hinselwood kinetic investigated from the variation of the light intensity on surface suspension in the range of 1,75; 2,05 and 2,73 mwlcm2. The decrease of phenol compound is determined every hour illumination by spectrophotometry method until eight hours illumination. Isoterm adsorption constant in the dark condition is also investigated in the reactor. The intermediate compounds are investigated from the highest intensity on the surface suspension, 4,35 mW/cm2. The intermediate compounds are determined every two hours illumination by HPLC until ten hours illumination.
The parameter of Langmuir-Hinselwood kinetic is changed to the increasing intensity of the UV Lamp. The rate constants of Langmuir-Hinselwood kinetic are 1,09; 1,56; 4,67 p.Mmin-1 and isoterm adsorption constants are 3,66 x 10'3; 2,73 x 10'3; 1,11 x 10'3 µM-1, respectively. The value of the isoterm adsorption constant in the dark condition is 6, 63 x 10-3 µM-1. The isoterm adsorption constant decreases as the light intensity increases, while the rate constant of Langmuir-Hinselwood kinetic increases. The intermediate compounds of phenol degradation in photocatalytic reactor can be investigated such as catechol, hidroquinone and oxalic acid.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2001
T8501
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iim Rohiman
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1998
S29959
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Eko Warno
Depok: Universitas Indonesia, 1999
S29762
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfi Syakila
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2001
S29667
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meriana Indah Indriastuti
Depok: Universitas Indonesia, 2002
S29696
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yessy Warastuti
"Mineral zeolit memiliki sifat yang khas seperti memiliki kapasitas tukar
kation (KTK) yang tinggi dan sangat berpori, sehingga banyak dimanfaatkan sebagai
adsorben, penyaring molekul, katalis dan Iain-lain. Salah satu fungsi zeolit yaitu
sebagai adsorben, dapat diterapkan dalam bidang pertanian, yaitu untuk menahan
lebih lama unsur-unsur hara di dalam pupuk yang dibutuhkan oleh tanaman, agar
tidak mudah hilang akibat proses pencucian oleh air tanah maupun air hujan. Di
dalam tanah terdapat material humat yang merupakan komponen dari humus . Secara
umum material humat dapat dibagi atas tiga fraksi utama yaitu asam humat, asam
fulvat, dan humin. Material humat dapat berinteraksi dengan zeolit seperti halnya
interaksi antara mineral Hat dengan material humat.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh asam humat terhadap
daya adsorpsi zeolit alam terhadap ion fosfat dari pupuk TSP dan ion kalium dari pupuk KCl. Kedua jenis pupuk tersebut merupakan pupuk yang banyak digunakan
oleh petani selain pupuk Urea. Zeolit alam yang digunakan adalah zeolit alam Bayah
dan Tasikmaiaya. Asam humat diperoleh dengan mengisolasi tanah gambut yang
berasal dari Palembang, Sumatera Selatan , dengan menggunakan campuran larutan
NaOH dan Na4P207 dengan perbandingan 1:1.
Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh basil bahwa daya adsorpsi
zeolit alam Bayah dan Tasikmaiaya yang diaktivasi lebih besar daripada zeolit yang
tidak diaktivasi. Kedua jenis zeolit dapat mengadsorpsi ion fosfat dari pupuk TSP,
sedangkan ion kalium dari pupuk KCl hanya dapat diadsorpsi oleh zeolit alam
Tasikmaiaya. Dengan adanya asam humat, daya adsorpsi kedua jenis zeolit terhadap
ion fosfat dan ion kalium mengalami peningkatan. Peningkatan daya adsorpsi ini
dikaitkan dengan mekanisme pertukaran kation antara asam humat-zeolit-ion kalium,
pada pupuk KCl dan penambahan asam humat pada pupuk TSP menyebabkan ion
fosfat terbebas dari fiksasi oleh senyawa A1 dan Fe sehingga dapat diadsorpsi secara
optimal oleh zeolit"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2002
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Darmawan
Depok: Universitas Indonesia, 2002
S30066
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kartini
"DegradasI fotokatalltik menggunakan titanium dioksida merupakan suatu
teknologi alternatif untuk pengolahan limbah organik. Penelitian ini melakukan
degradasi fotokatalitik fenol dengan menggunakan suspensi Ti02. Percobaan
diiakukan untuk mengetahui pengaruh ion Pb^^, Cu^"^, dan NP terhadap proses
dagradasi serta mengamati pembentukan intermediet katekol dan hidrokuinon
yang terjadi selama proses degradasi fotokatalitik.
Proses degradasi fenol diiakukan dalam reaktor bejana gelas 1L,dengan
konsentrasi katalis 2 g/L dan konsentrasi fenol 20 mg/L. Suspensi ini diiluminasi
dengan sinar UV selama 10 jam. Penurunan Konsentrasi senyawa fenol dan analisis senyawa intermediet
ditentukan tiap jam penyinaran dengan menggunakan HPLC
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa, Ion Pb memberlkan pengaruh
yang signifikan terhadap proses degradasi fotokatalitik pada konsentrasi ion
Pb^^ > 0,2 mM, untuk Ion menampakan pengaruh yang signifikan pada
konsentrasi Ion > 0,4 mM, sedangkan untuk Ion pada konsentrasi
sampal dengan 0,5 mM belum menampakkan pengaruh yang signifikan terhadap
proses degradasi fotokatalitik.
Tanpa adanya ketiga ion logam tersebut, degradasi berlangsung leblh
balk.selama perlode 5 Jam penurunan fenol yang terdegradasi sudah 100%,
sedangkan degradasi dengan adanya ketiga logam tersebut, terslsa fenol sekltar
39% untuk perlode 10 jam. Senyawa Intermediet pada degradasi fenol
fotokatalitik yaltu seperti katekol dan hidrokulnon, maka dengan adanya Ion Pb^^
dan Cu^^, laju pembentukan dan laju penguraian dari kedua intermediet tersebut
menjadi terganggu"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Jeferi
"Bentonit merupakan mineral alimuna siilkat terhidrat dengan beberapa
logam alkali dan alkali tanah yang terikat didalamnya. Ion-ion logam tersebut
dapat diganti oleh kation lain dan dapt menyerap air secara reversibel.
Struktur bentonit sendiri terdiri dari tiga lapis atau berbentuk pebandingan 2 :
1, yaitu tetrahedral-oktahedral-tetrahedral (T-O-T). Secara umum bentonit
dibagi atas dua golongan yaitu natrium bentonit dan kalsium bentonit dengan
rumus {A\^\ fe^\ Cr®^ Mn^^) (Aly^'+ Si4.y^^) OioCOH; F)2 Xo.ss-
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari kemampuan bentonit alam
Karangnunggal yang diaktivasi dalam rangka untuk menyerap ion logam Ni^"",
Co^'^ dan Gd^"^ di dalam air.
Untuk mengetahui daya serapnya, bentonit tersebut divariasikan
dengan 3 perlakuan 1. Bentonit alam Karangnunggal tanpa aktivasi
2. Bentonit alam Karangnunggal diaktivasi dengan H2SO4 0,025 M; 0,05
M; 0,10 M; 0,25 M; 0.5 M; 1,0 M; 1,5 M; 2,0 M dan 2,5 M.
3. Bentonit alam Karangnunggal diaktivasi dengan pemanasan 150 °C:
200 °C: 250 °C; 300 °C dan 500 °C.
Masing-masing bentonit diuji daya serapnya terhadap ion logam Ni^'^,
Co^"" dan Cd^"" dengan pengadukan menggunakan shaker selama 120 menit.
selanjutnya diukur adsorpsinya dengan menggunakan alat AAS. Selain itu
untuk mengetahui adanya perubahan struktur dari bentonit dilakukan dengan
MU.IK PEHPUSTfiKAAN
menggunakan alat XRD. _____F_MIPA-U I
Dari percobaan yang dilakukan diperoleh hasil adsorpsi maksimal
pada bentonit alam Karangnunggal dengan aktivasi asam sulfat 0,025 M dan
aktivasi pemanasan pada suhu 150-200 °C jika dibandingkan dengan
bentonit tanpa aktivasi. Ketika Ni^"" 0,1703 mek dicampurkan dengan 0,5 g
bentonit aktivasi pemanasan, Ni^"" yang terserap mencapai 0,1360 mek/g
(200 °C) dan 0,1549 mek/g (0,025 M), untuk Co^"^ 0,1697 mek/g yang
terserap mencapai 0,2111 mek/g (150 °C) dan 0,1844 mek/g (0,025 M) serta
untuk Cd^"" 0,0890 mek yang terserap mencapai 0,1218 mek/g (150 °C) dan
0,1159 mek/g (0,025 M).
Selanjutnya bentonit yang menyerap maksimal dilakukan varigsi
terhadap pH buffer phosfat 4, 5 dan 6. Didapat hasil untuk Ni^" yang terserap
0,1023 mek/g (0,025 M) dan 0,0971 mek/g (150 °C), untuk yang terserap 0,1439 mek/g (0,025 M) dan 0,1575 mek/g (150 °C) serta untuk yang
terserap 0,1615 mek/g (0,025 M) dan 0,1615 mek/g (150 °C)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>