Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 35 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rifqi Aditya
Abstrak :
ABSTRAK
800 ppm), dan low grade (100-200 ppm). Analisis XRD perlu dilakukan untuk mengetahui tipe dan intensitas alterasi yang terjadi di daerah penelitian. Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah hasil analisis dari tiap metode yang dilakukan memberikan informasi yang mendukung terkait proses mineralisasi timah primer di Pulau Bangka.
ABSTRACT
Bangka Island is important tin producer in Indonesia, mostly from the secondary tin deposits. However the secondary tin deposit is depleting, causing further exploration shifted to the primary tin mineral. The purpose of this study is to make a mineralisation model of primary tin deposit in Bangka Island. Methods that implemented in this study are petrography analysis, mineragraphy analysis, XRD (X-Ray Diffraction), and XRF (X-Ray Fluorescence) analysis. The studied rock samples that consisted of granite, meta-sandstone, and sandstone. Some of the rocks have experienced alterations such as tourmalinisation, silicification, greisen, kaolinisation, and oxidation. The petrography and mineragraphy analysis show the presence of minerals that indicate the primary tin deposits, such as cassiterite, tourmalin, topaz, sericite, pyrite and sphalerite. XRF analysis shows data about the value of Sn elements so that they can be classified into two classes, very high grade (> 800 ppm), and low grade (100-200 ppm). XRD analysis necessary to do to determine the type and intensity of alterations that occur in the study area. The results of each analyses will provide supporting information regarding primary tin mineralisation process in Bangka Island.
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwiky Guruh Augusty
Abstrak :
Penelitian dilakukan pada Formasi Cimapag di pantai Tanjung Layar, Kabupaten Lebak, Banten. Penelitian kali ini bertujuan untuk mengetahui kondisi geologi struktur pada daerah pantai Tanjung Layar, Kabupaten Lebak, Banten. analisis yang dilakukan merupakan analisis yang berfokus pada objek struktur geologi yang berada pada permukaan daerah penelitian. Metode yang digunakan adalah pemetaan lapangan dan juga analisis dengan metode fry yang diharapkan dapat menjawab kondisi tektonik pada daerah penelitian. Pada daerah penelitian disimpulkan terdapat pola perlipatan dengan ditemukannya deformasi dalam bentuk kompaksi akibat dari regangan murni. Deformasi kompaksi telah mengurangi volume dari singkapan Formasi Cimapag sebesar 56.8 %. ......The research was conducted in the Cimapag Formation on the coast of Tanjung Layar, Lebak Regency, Banten. This research aims to determine the geological conditions of the structure in the coastal area of Tanjung Layar, Lebak Regency, Banten. The analysis carried out is an analysis that focuses on the geological structure objects that are on the surface of the research area. The method used is field mapping and analysis with themethod fry which is expected to answer the tectonic conditions in the research area. In the research area, it was concluded that there was a folding pattern with the discovery of deformation in the form of compacting due to pure strain. The compacting deformation has reduced the volume of the outcrop of the Cimapag Formation by 56.8%.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Arsyi Amriansyah
Abstrak :

Batu bara merupakan salah satu sumber energi yang bernilai ekonomis dibandingkan energi lainnya. Diperlukan kegiatan eksplorasi untuk mendapatkan cadangan batu bara. Daerah penelitian dilakukan pada lapangan Banko Barat PIT X PT. Bukit Asam, Tbk., Tanjung Enim, Sumatera Selatan. Batu bara pada daerah penelitian berada pada Formasi Muara Enim. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui estimasi sumber daya batu bara, persebaran kualitas bara, dan kegunaan dari batu bara. Metode penelitian yang dilakukan adalah menganalisis data lubang bor, logging geofisika, dan kualitas batu bara. Dari analisis yang dilakukan dapat diketahui bentuk pemodelan 3D, estimasi sumber daya batu bara, persebaran kualitas batu bara, dan kegunaan batu bara. Pemodelan 3D dan estimasi yang dilakukan menggunakan aplikasi Minescape 5.7. Estimasi Sumber daya pada daerah penelitian pada sumber daya terukur sebesar 109.977.726 ton, Sumber daya tertunjuk 4.091.138 ton, dan Sumber daya terukur 15 ton. Peringkat batu bara pada daerah penelitian termasuk kedalam High Volatile Bituminous B. Dari analisis persebaran kualitas batu bara pada daerah penelitian dipengaruhi oleh lingkungan pengendapan dan tingkat sedimentasi. Daerah penelitian termasuk kedalam tipe rawa raised swamp dan dipengaruhi oleh pengaruh air laut dilihat dari tingginya nilai kandungan sulfur pada seam C1. Nilai kandungan kalori pada daerah penelitian dipengaruhi oleh nilai kandungan abu, kelembapan, fix carbon, dan zat terbang. Nilai kandungan kalori dianalisis menggunakan regresi linear. Didapatkan nilai x yang positif pada nilai zat terbang dan fix carbon yang mengindikasikan nilai yang berbanding lurus sedangkan pada nilai kelembapan dan kandungan abu didapat nilai x yang negatif yang mengindikasikan nilai berbanding terbalik. Dari hasil analisis tersebut dapat ditentukan kegunaan batu bara pada daerah penelitian. Batu bara pada daerah penelitian dapat digunakan sebagai pembangkit listrik dan industrik semen.

 


Coal is a source of energy that has economic value compared to other energies. Exploration activities are required to obtain coal reserves. The research area was conducted in the West Banko field PIT X PT. Bukit Asam, Tbk., Tanjung Enim, South Sumatra. Coal in the research area is in the Muara Enim Formation. This study aims to determine the estimation of coal resources, distribution of coal, and usefulness of coal. The research method used are to analyze borehole data, geophysical logging, and coal quality. From the analysis, it can be seen the form of 3D modeling, estimation of coal resources, distribution of coal quality, and use of coal. 3D modeling and estimation were carried out using Minescape 5.7. Estimated resources in the research area at measured resources were 109,977,726 tons, indicated resources were 4,091,138 tons, and measured resources were 15 tons. The rank of coal in the study area is High Volatile Bituminous B. From the analysis of the distribution of coal quality in the study area is influenced by the depositional environment and sedimentation. The research area is raised swamp and influenced by sea water seen from the high value of sulphur content in seam C1.The value of the calorific content in the study area is influenced by the value of the volatile matter, moisture, fix carbon, and ash. Calorific values were analyzed using linear regression. From the linear regression obtained a positive x value of ash and fix carbon which indicates a value that is directly proportional and a negative x value of ash and total moisture which indicates a value that is inversely proportional. From the results of this analysis, it can be determined the use of coal in the study area. Coal in the research area can be used as a power plant and cement industry.

 

Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gita Cahyani Karlina Putri
Abstrak :
Deposit porfiri dan skarn Grasberg-Ertsberg merupakan deposit penghasil tembaga dan emas yang terbentuk pada tatanan tektonik subduksi antara lempeng Australia dan lempeng Pasifik. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan jenis batuan beku yang mengintrusi deposit ini, jenis alterasi yang terbentuk akibat intrusi dan proses hidrotermal, mineralisasi bijih, dan tipe urat yang terdapat di deposit ini. Batuan beku yang mengintrusi di daerah Grasberg-Ertsberg berkomposisi dioritik. Analisis petrologi dan petrografi menunjukkan bahwa batuan beku intrusi daerah penelitian terbagi menjadi tiga berdasarkan komposisi dan tekstur mineral yaitu diorite free biotite, biotite bearing diorite, dan diorit kuarsa. Terdapat empat jenis alterasi yang terbentuk di deposit porfiri Grasberg, yaitu zona alterasi biotit sekunder-serisit, zona alterasi serisit-kuarsa, zona alterasi epidot-klorit-serisit, dan zona alterasi biotit sekunder-klorit-serisit. Zona alterasi dan metamorfisme yang terbentuk di deposit skarn dibagi menjadi lima, yaitu zona alterasi epidot-klorit- serisit, zona kalsit / marmer, zona serpentin-kalsit, zona alterasi garnek-klinopiroksen-kalsit (endoskarn), dan zona alterasi magnetit-kalkopirit-pirit (eksoskarn). Mineral bijih yang ditemukan di deposit porfiri adalah magnetit, kalkopirit, bornit, kovelit, dan pirit sedangkan mineral bijih pada deposit skarn terdiri dari magnetit, kalkopirit, dan pirit. Tipe urat yang dijumpai di deposit porfiri Grasberg-Ertsberg adalah tipe urat kuarsa, urat kuarsa-anhidrit, urat kuarsa-mineral sulfida, dan urat magnetit
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Safira Nurul Imani
Abstrak :
ABSTRAK
Pulau Sebuku terletak di Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan dan diketahui sebagai salah satu sumber utama besi laterit di Indonesia. Berdasarkan tatanan tektoniknya, Pulau Sebuku terletak di zona sutur yang menghubungkan Southwest Borneo Block (SWB) and East Java West Sulawesi Block (EJWB). Pulau Sebuku terdiri dari variasi batuan yang berasosiasi dengan zona sutur, seperti batuan ofiolit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan karakteristik dan komposisi mineral penyusun batuan, mineralisasi kromitit serta kaitannya dengan tatanan tektonik di daerah penelitian. Penelitian ini dilakukan melalui analisis petrologi, petrografi, mineragrafi dan geokimia (x-ray fluorescence). Sampel batuan dari Pulau Sebuku telah diperoleh dan hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa sampel batuan terdiri dari dunit terserpentinisasi, harzburgit terserpentinisasi, serpentinit, kromitit, dan basalt yang termasuk batuan penyusun ofiolit dengan afinitas magma toleiitik, mikrodiorit mewakili intrusi kalk-alkalin, andesit, tuf mewakili batuan piroklastik yang terbentuk akibat peristiwa vulkanisme pada Kapur Akhir bagian awal, batulempung, konglomerat, breksi basalt dan breksi karbonat. Batuan induk mineral kromit terdiri dari dunit terserpentinisasi dan serpentinit. Mineral kromit (FeCr2O4) ditemukan dalam bentuk masif dengan tekstur kataklastik dan brecciated serta terdiseminasi dengan tekstur pull-apart. Data kimia kromitit menunjukkan komposisi kromitit Pulau Sebuku adalah Al-rich karena memiliki nilai Cr# = Cr/(Cr + Al) sebesar 0.6 dan diklasifikasikan sebagai endapan kromitit podiform. Endapan kromitit di Pulau Sebuku terbentuk di Supra Subduction Zone yang diduga berasal dari magma berkomposisi boninit (high-Cr) lalu mengalami kristalisasi fraksinasi serta magma mixing membentuk kromitit dengan komposisi high-Al di dekat atau di atas zona supra-Moho.
ABSTRACT
Sebuku Island is located in Kotabaru Regency, South Kalimantan and is known as one of the main sources of laterite iron in Indonesia. Based on its tectonic setting, Sebuku Island is located within the suture zone that connects Southwest Borneo Block (SWB) and East Java West Sulawesi Block (EJWB). Sebuku Island is composed of various rocks associated with suture zone, such as ophiolite rocks. The aim of this study was to determine the characteristics and composition of rock samples, characteristics of chromite mineralization and its relation to the tectonic setting in Sebuku Island. This study was carried out through petrological, petrographic, ore microscopy analysis, and geochemical analysis (x-ray fluorescence). Rock samples from Sebuku Island were collected and the results of this study indicate that the rock samples consist of serpentinized dunite, serpentinized harzburgite, serpentinite, chromitite, and basalt which are part of an ophiolite sequence with tholeiitic magma affinity, microdiorite represents calc-alkaline intrusion, andesite, tuff represents pyroclastic rock formed by the volcanism events in Late Cretaceous, claystone, conglomerate, basalt breccia and carbonate breccia. Chromite minerals (FeCr2O4) were found in massive forms with cataclastic, brecciated texture and disseminated with pull-apart texture. Chromitite chemical data shows the chromite composition is Al-rich because it has Cr# = Cr/(Cr + Al) value of 0.6 and classified as podiform chromitite formed by fractional crystallization. Chromitite deposits in Sebuku Island are formed in the Supra Subduction Zone which is interpreted to originate from magma with boninite composition (high-Cr) then undergoes fractionation crystallization and magma mixing process formed chromitite with a high-Al composition near or above the supra-Moho zone.
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fachry Reyvaldo
Abstrak :
Pada penelitian ini dilakukan karakterisasi sampel minyak mentah dan rembesan minyak dari sepuluh cekungan sedimen yang berada di wilayah Indonesia bagian timur, mencakup Cekungan Banggai, Buton, Timor, Vulcan, Seram, Bintuni, Salawati, Aru, Cendrawasih, dan Papuan. Dalam melakukan karakterisasi digunakan parameter bulk mencakup API Gravity, kandungan sulfur, persen fraksi saturate-aromatic-resin-asphaltene (SARA), dan parameter molecular mencakup parameter biomarker dan isotope profile. Dengan mengacu pada literatur terdahulu dan dari hasil plotting dan interpretasi setiap parameter yang tersedia, sampel minyak mentah dan rembesan minyak dari kesepuluh cekungan dapat dibedakan menjadi lima grup berbeda, yaitu: 1) Kondensat dengan kandungan sulfur rendah, terendapkan pada lingkungan suboxic paralic-shallow marine, mature, berasal dari litologi non-karbonatan. 2) Medium oil, kandungan sulfur rendah, mature, terendapkan pada lingkungan suboxic paralic-shallow marine, berasal dari litologi non-karbonatan. 3) Biodegraded oil, kandungan sulfur tinggi, API rendah, kandungan resin tinggi, berasal dari litologi non-karbonatan. 4) Medium-light normal crudes, berasal dari material organik darat pada litologi non-karbonat, terendapkan pada lingkungan suboxic-oxic di darat-deltaic, dan 5) Medium-light normal crudes, berasal dari material organik didominasi alga dan bakteri, terendapkan pada lingkungan suboxic paralic-anoxic open marine dengan litologi karbonatan, mature. ......Characteristics of crude oils and oil seeps from ten sedimentary basins were analyzed on this study, which include Banggai, Buton, Timor, Vulcan, Sera, Bintuni, Salawati, Aru, Cendrawasih, and Papuan Basin. To do the characterization, the bulk parameter such as API Gravity, sulfur content, SARA fraction percentage, and molecular parameters including biomarkers and isotope profile were used. By referring to previous study on each basin and the interpretation and plotting that have been made, the crudes and seeps were categorized into five different group: 1) Condensate with low sulfur content, deposited on suboxic paralic-shallow marine environment, comes from non-carbonate source rock. 2) Medium oil with low sulfur content, mature, deposited on suboxic paralic-shallow marine environment, having low hopane which indicates originated from non-carbonate source rock. 3) Biodegraded oil with high sulfur content, low API, high resin percentage, indicated to originate from non-carbonate source rock based on low hopane value on some samples that are available. 4) Medium-light crude oil, originated from organic materials coming from oxic terrigenous (land plant) to suboxic deltaic environment, originated from non-carbonate source rock, and 5) medium-light crudes originated from algae and bacteria organic materials, suboxic paralic-anoxic open marine, non-carbonate lithology, mature.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firdaus Ramadhika
Abstrak :
Pulau Ambon berada di dalam region Laut Banda. Pulau Ambon ini merupakan bagian dari zona fisiografi Busur Banda Dalam, dan termasuk ke dalam Orogen Maluku. Pada area tersebut terdapat sistem panas bumi yang saat ini sedang dalam masa pengembangan. Sistem panas bumi tentunya tidak lepas dengan proses alterasi, dimana proses ini banyak terjadi di sekitar area terdapatnya struktur geologi Sesar Banda Hatuasa dan Sesar Banda. Berdasarkan peta prospek lapangan panas bumi "Ambon" ini, satuan geologi yang banyak terpengaruh oleh proses alterasi adalah Satuan Piroklastik Simalopu, Satuan Batugamping, Satuan Lava Dasitik Salahutu-1, dan Satuan Piroklastik Gunung Eriwakang. Pada penelitian ini, analisis alterasi dimaksudkan untuk mengestimasi zonasi alterasi bawah permukaan, paleotemperatur, tipe fluida, serta prioritas sumur untuk dieksplorasi. Analisis alterasi ini dilakukan dengan metode petrografi dan difraksi sinar-X. analisis yang dilakukan menghasilkan beberapa jenis mineral alterasi seperti klorit, epidot, ilit, monmorilonit, smektit, dan kaolinit. Berdasarkan hasil yang didapat, daerah penelitian dibagi menjadi tiga, yaitu ilit, smektit-monmorilonit, dan ilit-klorit-epidot. Setelah diestimasi zonasi tersebut, parameter yang ditentukan adalah paleotemperatur berdasarkan klasifikasi Reyes. Setelah diestimasi ini, diketahui bahwa sistem panas bumi “Ambon” cenderung mengalami cooling down. Berdasarkan cooling down, diestimasi bahwa sumur Y lebih berpotensi untuk dikembangkan karena cooling downnya yang relatif lebih lambat dibanding Sumur X. ......Ambon Island is located in Banda Sea region. Ambon Island is the part of physiography of Inner Banda Arc and the part of Maluku Orogen. In that area, there is a geothermal field that in development. A geothermal field must be related with alteration process, which is the process often happenned in around of geological structure, included Banda Fault and Banda-Hatuasa Fault. Based on Ambon geothermal field prospect map, geological units that more affected with this alteration project are Simalopu Pyroclastic Unit, Limestone Unit, Salahutu-1 Dacitic Lava Units, and Eriwakang Mountain Pyroclastic Unit. In this research, alteration analysis is done to estimated subsurface alteration zone, paleotemperature, fluids type, and well priority for development. Alteration analysis is done with petrography and X-Ray diffraction. It will give information about some type of alteration mineral like chlorite, epidote, illite, montmorillonite, smectite, and kaolinite. Based on the result, research area is divided become three alteration zones, included ilit, monmorilonit-smektit, and illite-chlorite-epidote zone. After that estimation, the next parameter will researcher get is paleotemperature based on Reyes classification. Paleotemperature give information that “Ambon “geothermal field is relative cooling down. Based on that cooling down, well Y is estimated more potential for development because its cooling down relative slower than well X.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhianaufal
Abstrak :
Daerah penelitian adalah tambang batubara terbuka yang berlokasi di Provinsi Kalimantan Timur, Indonesia. Berdasarkan geologi regional dari daerah penelitian termasuk dalam Formasi Lati, terdiri dari interlaminated antara batu pasir kuarsa, batu lempung, batulanau dan batubara. Penelitian geologi dan hidrogeologi pada stabilitas lereng penting di daerah penelitian untuk memaksimalkan sumber daya batubara di penambangan batubara terbuka. Dalam analisis stabilitas lereng di daerah penelitian, parameter air tanah penting untuk dipertimbangkan, karena peningkatan tekanan air pori dapat digunakan pada tanah longsor. Metode penelitian yang dilakukan adalah survei lapangan untuk mengambil data ketinggian tanah dari sumur pemantauan yang kemudian menjadi kontur permukaan udara tanah. Kemudian pengujian litologi dilakukan dari masing-masing sumur untuk mendapatkan deskripsi litologi litologi bawah permukaan. Setelah itu, teknik pemodelan penampang geologi dilakukan dengan menggunakan data ini dan desain LoM. Nilai FK (Safety Factor) kemudian dihitung dari penampang teknik geologis dengan menggunakan metode kesetimbangan batas. Persamaan regresi nilai FK dan ketinggian permukaan tanah akan diketahui. Hasil persamaan regresi untuk mengkonfirmasi penurunan air tanah menggunakan metode lubang pembuangan terkait dengan nilai tambah FK, untuk desain lereng yang belum mencapai kondisi aman, diperlukan metode lubang drainase untuk menurunkan permukaan tanah ke ketinggian tertentu untuk mendapatkan desain lereng yang aman di geotech (FK ≥ 1.3) metode yang dipilih karena tidak mungkin melakukan reprofiling di lereng lowwall.
The research area is an open-pit coal mine located in East Kalimantan Province, Indonesia. Based on the regional geology of the study area included in the Lati Formation, it consists of interlaminated between quartz sandstone, clay stone, siltstone and coal. Geological and hydrogeological research on slope stability is important in the study area to maximize coal resources in open coal mining. In the analysis of slope stability in the study area, groundwater parameters are important to consider, because increased pore pressures can be used in landslides. The research method carried out was a field survey to retrieve land height data from monitoring wells which then became ground surface contours. Then lithology testing is carried out from each well to get a description of lithology subsurface lithology. After that, the geological cross-sectional modeling technique is carried out using this data and the LoM design. The FK (Safety Factor) value is then calculated from a cross section of geological techniques using the boundary equilibrium method. The regression equation for FK values ​​and land surface height will be known. The results of the regression equation to confirm the decrease in groundwater using the drain hole method related to the added value of FK, for slope design that has not yet reached a safe condition, a drainage hole method is needed to lower the ground surface to a certain height to get a safe slope design in geotech (FK ≥ 1.3 ) the method chosen because it is not possible to do reprofiling on lowwall slopes.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuraiman Febiansyah
Abstrak :
Gunung Endut merupakan salah satu gunung yang berada pada Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Daerah Gunung Endut didominasi oleh batuan vulkanik kuarter produk Gunung Endut, Sedimen tersier dari Formasi Bojongmanik dan batuan intrusi tersier. Formasi Bojongmanik tersusun atas batupasir tufan, batulempung, konglomerat, dan sisipan batubara muda. Sisipan batubara pada Formasi Bojongmanik memiliki ketebalan sekitar 2cm – 2m. Karakteristik batubara Formasi Bojongmanik pada daerah penelitian masih belum diketahui. Oleh karena itu, hal ini penting dilakukan untuk mengkarakterisasi batubara agar dapat mengetahui kualitas dari batubara tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengkarakterisasi batubara dari Formasi Bojongmanik di daerah Gunung Endut menggunakan analisis batubara maseral, analisis proksimat, dan analisis ultimat. Lima sampel batubara dari darah penelitian telah dikumpulkan dan dianalisis. Analisis petrografi menunjukkan bahwa empat dari lima sampel menunjukkan bahwa lingkungan pengendapan dari batubara tersebut merupakan rawa yang masih dipengaruhi oleh pasang surut air laut, sehingga kualitas batubara buruk. Tetapi ada satu sampel batubara yang memiliki kualitas cukup baik namun tetap memiliki kandungan abu yang cukup tinggi, yaitu sampel batubara yang berada cukup dekat dengan intrusi batuan beku. Selain itu, hasil analisis proksimat dan ultimat menunjukkan bahwa hampir seluruh sampel memiliki kandungan abu yang tinggi dan mineral pirit yang cukup banyak sehingga menyebabkan nilai kalori batubara pada daerah ini buruk. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa kualitas batubara pada daerah penelitian ini memiliki kualitas yang buruk namun terdapat satu sampel batubara yang memiliki kualitas yang cukup baik. ......Gunung Endut is a mountain positioned in Lebak Regency, Banten Province. The region is consisted of Quarternary volcanic rocks of Gunung Endut and Tertiary Bojongmanik Formation. The Bojongmanik Formation consisted of tuf f aceous sandstone, mudstone, conglomerate, and intercalation of young coal, with thickness from 2cm to 2 m. The coal characteristic s of Bojongmanik formation in study area are still not well known. Therefore, its important to characterise the coal in order to understand its quality. This study attempted to characterise the coal from the Bojongmanik Formation in the Endut Mountain Area using coal maceral analysis, proximate analysis, and ultimate analysis. Five coal samples from the study area have been collected and analysed. Petrographic analysis indicate that four of the five samples has swamp depositional environment that was still affected by tidal sea water, causing the poor coal quality. However, there is one sample of coal that has a fairly good quality althoughstill has a fairly high ash content, which is a coal sample that is quite close to igneous intrusion. In addition, the results of the proximate and ultimate analysis showed that almost all samples had high ash content and pyrite minerals which caused the calorific value of coal in this area is poor. From these results, it can be concluded that the quality of coal in this study area is poor but there is one sample of coal still has a fairly good quality.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pandiangan, Paiyan
Abstrak :
Pit Purnama merupakan salah satu prospek Tambang Emas Martabe yang berlokasi di Desa Aek Pining, Kecamatan Batangtoru, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara dengan jenis endapan epitermal sulfidasi tinggi dan merupakan wilayah kerja PT. Agincourt Resources. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sebaran litologi, alterasi dan mineralisasi emas yang selanjutnya akan dikelompokkan menjadi zona litologi, alterasi dan mineralisasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah logging core, analisis petrografi irisan tipis, mineragrafi sayatan poles serta didukung data sekunder berupa data ASD (analitycal spectral device) dan data assay. Core logging terdiri dari 6 lubang bor yang terdiri dari 3 bagian XY, PQ, dan AB. Hasil penelitian ini menunjukkan litologi kawasan Pit Purnama terbagi menjadi 7 litologi, yaitu batuan andesit hornblend, dacite feldspar, breksi polimik kemasan terbuka, breksi polimik kemasan tertutup, andesit, dan batupasir dengan zonasi alterasi klorit ± kalsit, ilit ± smektit, silika ± sedikit ± alunite. ± kaolinit, dan silika dengan karakteristik kuarsa masif hingga tekstur vuggy. Zona mineralisasi emas dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu sangat rendah (0 - 0,12 ppm), rendah (0,12 - 0,26 ppm), sedang (0,26 - 0,585 ppm), tinggi (> 0,585 ppm). ......Pit Purnama is one of the prospects for the Martabe Gold Mine located in Aek Pining Village, Batangtoru District, South Tapanuli Regency, North Sumatra with high sulfidation epithermal deposits and is the working area of ​​PT. Agincourt Resources. This research was conducted to determine the distribution of lithology, alteration and mineralization of gold, which will then be grouped into lithology, alteration and mineralization zones. The method used in this research is the logging core, thin slice petrographic analysis, polishing cut mineragraphy and supported by secondary data in the form of ASD data (analitycal spectral device) and assay data. Core logging consists of 6 drill holes consisting of 3 sections XY, PQ, and AB. The results of this study indicate that the lithology of the Pit Purnama area is divided into 7 lithologies, namely hornblend andesite, dacite feldspar, open-pack polymic breccias, closed-pack polymic breccias, andesite, and sandstones with alteration zoning chlorite ± calcite, illite ± smectite, silica ± slightly ± alunite. ± kaolinite, and silica with the characteristics of massive quartz to vuggy texture. Gold mineralization zones are divided into 4 groups, namely very low (0 - 0.12 ppm), low (0.12 - 0.26 ppm), moderate (0.26 - 0.585 ppm), high (> 0.585 ppm).
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>