Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Indra Suwandi
Abstrak :
Populasi Muslim di Indonesia lebih dari 200 juta, tetapi jumlah rekening perbankan syariah hanya sekitar 30 juta (11% dari Bank Konvensional), dan pangsa pasar untuk pendanaan hanya sekitar 6%. Namun demikian, masih ada sedikit penelitian tentang mengapa umat Islam Indonesia begitu lembam pada Bank Konvensional. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor kelembaman dari pelanggan Muslim dan beralih niat ke Bank Syariah. Hasil dari penelitian ini dapat menjadi input penting untuk perumusan strategi pengembangan perbankan syariah, dan studi tentang perilaku nasabah Muslim. Pendekatan kuantitatif digunakan dalam penelitian ini. Enam anteseden Inersia nasabah telah diidentifikasi sebelumnya, yaitu: Pengetahuan, Kebingungan, Kesamaan, Biaya Peralihan, Kepuasan, dan Norma Keagamaan; dan dua anteseden Niat Beralih yaitu: Inersia dan Kepuasan nasabah. Analisis data dari hasil survei terhadap 303 nasabah bank konvensional yang menggunakan LISREL-SEM menemukan bahwa hanya anteseden Biaya Peralihan dan Norma Keagamaan yang memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Inersia nasabah, sementara empat lainnya tidak memiliki pengaruh signifikan, dan bahwa Inersia dan Kepuasan nasabah memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap Niat Beralih ke bank Syariah. Temuan lain adalah persepsi kemudahan beralih juga dipengaruhi oleh jenis Peralihan itu sendiri, dan pelanggan dapat dibagi berdasarkan tingkat inersia yang berbeda. Penelitian ini adalah sedikit penelitian, jika bukan yang pertama, yang menganalisis inersia nasabah Muslim untuk beralih ke Bank Syariah juga memberikan tipe inersia. ......The Muslim population in Indonesia is more than 200 million, but the number of Islamic banking accounts is only around 30 million (11% of Conventional Banks), and the market share for funding is only around 6%. Nevertheless, there is still little research on why Indonesian Muslims are so inert on Conventional Banks. This study aims to analyze the inertia factors of Muslim customers and switch intention to Sharia Banks. The results of this study can be an essential input for the formulation of sharia banking development strategies, and studies of Muslim customer behavior. This study uses a quantitative approach. Six antecedents of Customer Inertia have been identified previously, namely: Knowledge, Confusion, Similarities, Switching Costs, Satisfaction, and Religious Norms, and two antecedents of Switching Intention, namely: Inertia and Customer Satisfaction. Analysis of data from the results of a survey of 303 conventional bank customers using LISREL-SEM found that only the antecedents of Switching Costs and Religious Norms have a positive and significant influence on Customer Inertia, while four others have no significant effect, and that Customer inertia and Satisfaction have a negative and significant effect on the Switch Intention to Sharia banks. Other findings are the perception of ease of switching is also influenced by the type of Switching itself, and customers can be segmented based on their different levels of inertia. This study is a little research, if not the first, that analyzes the inertia of Muslim customers to switch to Islamic banks in Indonesia, and provides several types of inertia.
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2019
T55061
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pertiwi Alifiani
Abstrak :
Wakaf merupakan salah satu institusi keuangan Islam yang dalam sejarahnya mampu membuktikan memiliki peranan penting dan signifikan dalam pembangunan ekonomi pada sebuah Negara, namun permasalahan yang ada adalah dari besarnya potensi pengumpulan dana wakaf uang, perlu adanya realisasi yang mendukung akan keberadaan lembaga wakaf penerima dan pengelola wakaf uang. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh dari variable Islamic Branding, variable religiusitas dan variable sikap terhadap minat masyarakat muslim dalam berwakaf uang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan Partial Least Squares-Structural Equation Modeling sebagai metode analisis data yang digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi minat masyarakat muslim dalam berwakaf uang. Responden merupakan masyarakat muslim yang telah memiliki penghasilan sebanyak 141 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variable Islamic Branding berpengaruh positif dan signifikan terhadap sikap, selanjutnya variable religiusitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap sikap selanjutnya variable sikap berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat masyarakat dalam berwakaf uang. ......Waqf is one of the Islamic financial institutions that has historically been able to prove to have an important and significant role in economic development in a country, but the problem is the large potential for collecting endowment funds, the need for realization that supports the existence of endowment institutions and endowments managers money. This study intend to look at the influence of Islamic Branding variables, religiosity variables and attitude toward cash waqf variables on the interest of Muslim communities in representing money. This study use a quantitative approach and Partial Least Squares-Structural Equation Modeling as a data analysis method used to analyze the factors that influence the interest of Muslim communities in representing money. Respondents are Muslim communities who have had 141 respondents. The results showed that the Islamic branding variable had a positive and significant effect on attitudes, then the religiosity variable had a positive and significant effect on attitudes.
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2020
T55022
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Gratiyana Ningrat
Abstrak :
Perspektif multi-level memberikan stimulasi inovasi dalam transisi sosio-teknis dalam mengatasi masalah sosial dan lingkungan seperti kemiskinan dan perubahan iklim. Untuk mengatasi masalah ini, dibutuhkan perubahan struktural yang mendalam karena mereka melibatkan perubahan dalam konfigurasi keseluruhan yang melibatkan teknologi, kebijakan, dan pasar. Elemen tersebut dikembangkan, dikelola, dan ditransformasikan oleh pelbagai aktor salah satunya perusahaan bisnis digital yang memiliki orientasi tujuan yang kuat. Bisnis sosial dan Islam memiliki keunggulan kompetitif dalam berperan di transisi sosio-teknis. Penelitian ini bertujuan untuk membangun ekosistem bisnis digital Islam untuk sektor pertanian agar dapat memberikan kontribusi pada transisi sosio-teknis dengan perspektif multi-level. Metode kualitatif pendekatan studi kasus ganda terpancang digunakan untuk membangun model ekosistem. Hasil yang didapatkan dari studi kasus ganda ini menunjukkan bahwa bisnis digital pertanian membutuhkan kolaborasi antara pelbagai aktor dari level lanskap seperti pembuat kebijakan hingga niche seperti komunitas lokal agar skalabilitas bisnis dan transisi sosio-teknis yang diharapkan dapat terjadi. Untuk mengatasi kesenjangan digital, infrastruktur sosial lokal dan institusi yang terintegrasi dengan rantai nilai bisnis pertanian dapat menjadi jembatan antara perusahaan dengan petani berskala kecil. Pengembangan transisi dengan maqasid al-syariah menjadi kerangka penting untuk bisnis digital Islam. Indikator pengukuran keberlanjutan bisnis dan pertanian untuk mencapai kemaslahatan dapat dikembangkan lebih lanjut untuk memastikan transisi sosio-teknis. ......The multi-level perspective provides stimulation of innovation in socio-technical transitions in addressing social and environmental problems such as poverty and climate change. To address these problems, deep structural changes are needed because they involve alterations in the overall configuration which entail technology, policy and markets. These elements are developed, managed, and transformed by various actors for instance a purposeful digital business company. Social and Islamic business have a competitive advantage in playing a role in the socio-technical transition. This research aims to build an Islamic digital business ecosystem for the agricultural sector so that it can contributes to the socio-technical transition with multi-level perspective. The embedded multiple case studies design with qualitative method has been carried out. The results obtained from this study shows that digital agricultural business requires dynamic collaboration between various actors from the landscape level such as policy makers to niches such as local communities hence that business scalability and socio-technical transition are expected to prevail. To overcome the digital divide, local social infrastructure and institutions can be embedded with agricultural business value chain to bridge the gap between companies and smallholder farmers. The development of the transition with the maqasid al-sharia is an important framework for Islamic digital business. Indicators for measuring the sustainability of business and agriculture to achieve public interest can be further developed to ensure the socio-technical transition.
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pertiwi Alifiani
Abstrak :
ABSTRAK
Wakaf merupakan salah satu institusi keuangan Islam yang dalam sejarahnya mampu membuktikan memiliki peranan penting dan signifikan dalam pembangunan ekonomi pada sebuah Negara, namun permasalahan yang ada adalah dari besarnya potensi pengumpulan dana wakaf uang, perlu adanya realisasi yang mendukung akan keberadaan lembaga wakaf penerima dan pengelola wakaf uang. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh dari variable Islamic Branding, variable religiusitas dan variable sikap terhadap minat masyarakat muslim dalam berwakaf uang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan Partial Least Squares-Structural Equation Modeling sebagai metode analisis data yang digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi minat masyarakat muslim dalam berwakaf uang. Responden merupakan masyarakat muslim yang telah memiliki penghasilan sebanyak 141 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variable Islamic Branding berpengaruh positif dan signifikan terhadap sikap, selanjutnya variable religiusitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap sikap selanjutnya variable sikap berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat masyarakat dalam berwakaf uang.
ABSTRACT
Waqf is one of the Islamic financial institutions that has historically been able to prove to have an important and significant role in economic development in a country, but the problem is the large potential for collecting endowment funds, the need for realization that supports the existence of endowment institutions and endowments managers money. This study intend to look at the influence of Islamic Branding variables, religiosity variables and attitude toward cash waqf variables on the interest of Muslim communities in representing money. This study use a quantitative approach and Partial Least Squares-Structural Equation Modeling. as a data analysis method used to analyze the factors that influence the interest of Muslim communities in representing money. Respondents are Muslim communities who have had 141 respondents. The results showed that the Islamic branding variable had a positive and significant effect on attitudes, then the religiosity variable had a positive and significant effect on attitudes.
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanna Diana
Abstrak :
Penggunaan produk skincare saat ini mulai banyak diminati kaum generasi Z, baik laki-laki maupun Perempuan. Sebagai seorang muslim, penggunaan skincare harus jelas kehalalannya dan keamanannya. Sehingga produk skincare berlabel halal menjadi sebuah solusi untuk para muslim dalam menggunakan produk skincare. Penelitian ini bertujuan ingin mengetahui sebuah pengaruh dari literasi halal, ingredients terhadap produk skincare dan kesadaran halal terhadap niat beli produk skincare berlabel halal, studi pada generasi Z di Indonesia. Selain itu, penelitian ini ingin meneliti Tingkat kemampuan literasi halal generasi Z di Indonesia melalui tes soal literasi halal. Penelitian mendapatkan 141 responden, baik laki-laki dan perempuan dari generasi Z (lahir tahun 1997-2012) di Indonesia. Penelitian ini merupakan kuantitatif. Berdasarkan analisis instrument data didapatkan bahwa kuesioner peneltiian ini bersifat valid dan reliabel. Berdasarkan uji asumsi kalsik, penelitian ini bersifat normal, tidak multikolinearitas dan tidak heteroskedastisitas. Hasil analisis data menggunakan regresi linear berganda. Berdasarkan uji hipotesis, bahwa variable X1 (literasi halal), X2 (ingredients) dan X3 (kesadaran halal) generasi z di Indonesia berpengaruh secara simultan terhadap variable Y (niat beli produk skincare berlabel halal) sebesar 51 %, sedangkan 49% dipengaruhi oleh variable lainnya. Secara parsial, variable X2 dan X3 berpengaruh terhadap variable Y. Adapun variable X1 tidak berpengaruh secara parsial terhadap variabel Y. Kemudian berdasarkan soal tes literasi halal menunjukan bahwa Tingkat literasi halal generasi z di Indonesia berkategori baik atau tinggi dengan nilai 73,9%. Hasil penelitian ini memberikan kontribusi terhadap para stakeholder industri halal; Pemerintah, BPJPH, Kemendikbud, Kemenag, Pendidik, Influencer dan lainnya berupa bahan evaluasi dan informasi terkait tingkat literasi halal, pengetahuan ingredients skincare dan kesadaran halal yang dimiliki generasi z di Indonesia dengan meningkatkan edukasi halal dan ingredients skincare yang menjadi titik kritis halal. ......The use of skincare products is now becoming increasingly popular with Generation Z, both men and women. However, as a Muslim, the use of skincare must be clearly halal and safe. So that skincare products labeled halal become a solution for Muslims when using skincare products. This research aims to find out the influence of halal literacy, ingredients in skincare products and halal awareness on the intention to purchase skincare products labeled halal, a study on generation Z in Indonesia. Apart from that, this research wants to examine the level of halal literacy abilities of Generation Z in Indonesia through a halal literacy test. The research obtained 141 respondents, both men and women from generation Z (born 1997- 2012) in Indonesia. This research is quantitative. Based on instrument data analysis, it was found that this research questionnaire was valid and reliable. Based on the classical assumption test, this research is normal, not multicollinearity and not heteroscedastic. Results of data analysis using multiple linear regression. Based on hypothesis testing, variables X1 (halal literacy), X2 (ingredients) and other. Partially, variables X2 and X3 influence variable Y. The variable X1 has no partial effect on the variable Y. Then, based on the halal literacy test questions, it shows that the halal literacy level of Generation Z in Indonesia is in the good or high category with a score of 73.9%. The results of this research contribute to halal industry stakeholders; The government, BPJPH, Ministry of Education and Culture, Ministry of Religion, Educators, Influencers and others in the form of evaluation materials and information regarding the level of halal literacy, knowledge of skincare ingredients and halal awareness of generation z in Indonesia by increasing halal education and skincare ingredients which are the critical points for halal.
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teddy Kusuma
Abstrak :
ABSTRAK
Cryptocurrency adalah mata uang virtual yang tidak memiliki bentuk fisik atau wujud konkrit dan terdapat di dunia maya. Salah satu dari beberapa macam uang kripto yaitu bitcoin. Penggunaan bitcoin sebagai alat pembayaran dalam transaksi jual beli online belakangan ini semakin tak terbendung, meski Pemerintah telah melarang praktek tersebut. Pada awal tahun 2019, Pemerintah Indonesia telah menerbitkan peraturan tentang dilegalkannya bitcoin (kripto aset) dalam Perdagangan Berjangka Komoditi. Dwifungsi bitcoin sebagai komoditas dan alat tukar transaksi online memunculkan pro dan kontra di kalangan ulama dan pakar ekonomi. Penelitian ini memiliki tujuan untuk memperoleh jawaban seputar mata uang kripto sebagai komoditas di Indonesia dan bagaimana peluang bitcoin sebagai subjek dalam komoditi syariah di Bursa Komoditi. Teori yang diterapkan adalah teori transaksi bisnis yang sah dan batil dalam Islam. Penelitian ini merupakan studi pustaka dan bersifat kualitatif. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif analitis dengan pendekatan hukum Islam yuridis normatif. Dari penelitian ini didapatkan hasil bahwa cryptocurrency dapat diperdagangkan dalam bursa komoditi syariah dengan syarat, negara melindungi perdagangan tersebut dengan payung hukum serta menerbitkan mata uang kripto dimana penetapan harganya bersandar pada emas atau mata uang negara tersebut. Bitcoin tidak bisa dijadikan komoditas dalam Kontrak Derivatif Syariah di Indonesia, karena bitcoin masih mengandung spekulasi, maysir dan rentan digunakan untuk kegiatan ilegal. Bitcoin hukumnya haram lighairihi atau haram karena faktor luar, maka sebaiknya dihindari.
ABSTRACT
Cryptocurrency is a virtual money that does not have a physical form or concrete form in cyberspace. One of the few types of crypto money is bitcoin. The use of bitcoin as a means of payment in e-commerce lately has become increasingly widespread and unstoppable, even though the Government has banned the practice. In early 2019, the Government of Indonesia issued regulations regarding the legalization of bitcoin (crypto assets) in Commodity Futures Trading. The dual function of bitcoin as a commodity and exchange tool raises the pros and cons of scholars and economists. This study aims to obtain answers about bitcoin and cryptocurrencies, its usage in commodity futures trading according to the perspective of Islamic law and bitcoins chance as sharia commodity in Indonesia . The theory applied is theory of legitimate and vanity business transactions in Islam. This research is a literature study and is qualitative in nature. The data analysis technique used is descriptive analytical with normative juridical Islamic law approach. From this research, the results show that cryptocurrency can be traded in Islamic commodity exchanges, provided that the State issues or create their own cryptocurrencies whose price depends on gold or the countrys currency. Bitcoin cannot be used as a commodity in Sharia Derivative Contracts in Indonesia, because it contains a lot of speculation, maysir and is vulnerable to use for illegal activities. Bitcoin is haram lighairihi or haram because of external factors, so it should be avoided.
2019
T55197
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Velly Priliana
Abstrak :
Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar yaitu dengan jumlah mencapai 87,18 % dari populasi 232,4 juta jiwa pada tahun 2018. Tahun 2015, Indonesia menduduki peringat pertama terhadap interaksi mengenai halal lifestyle, ini menjadi potensi yang baik guna meningkatkan perkembangan wisata halal di Indonesia. Era digital telah menjadi bagian penting dalam perkembangan pariwisata halal karena saat ini telah memasuki era revolusi industri 4.0. Pada 2018, pengguna internet di Indonesia sekitar 64,8 % dan alasan utama dari penggunaan internet adalah untuk melakukan komunikasi. Social Media sebagai platform yang paling banyak dipilih untuk berkomunikasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemasaran media sosial terhadap minat wisatawan muslim pada destinasi wisata halal. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis SEM yang diolah melalui Lisrel. Survei dilakukan terhadap 304 responden. Adapun variable exogen yang digunakan yaitu Social Media Marketing, Sharia Compliance in Social Media Marketing, dan Sharia Compliance in Destination, sedangkan variable endogen yang digunakan yaitu Attitude Towards Destination dan Intention to Visit. Hasil yang didapatkan, social media marketing dan sharia compliance in destination memiliki hubungan yang positif pada attitude, dan attitude berpengaruh signifikan terhadap intention, sedangkan sharia compliance in social media marketing tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap attitude. Berdasarkan hasil tersebut, banyak faktor yang menyebabkan keapatuhan pemasaran media sosial terhadap aturan syariah tidak berpengaruh signifikan terhadap sikap wisatawan. Cara yang dapat dilakukan adalah dengan mengembangkan pemasaran media sosial yang membahas tentang wisata halal secara khusus.
Indonesia is a country with the largest Muslim population, with a number reaching 87.18% of the population of 232.4 million people in 2018. In 2015, Indonesia was the first warning of interactions regarding halal lifestyle, this has a good potential to increase the development of halal tourism in Indonesia. The digital age has become an important part in the development of halal tourism because it has now entered the era of the industrial revolution 4.0. In 2018, internet users in Indonesia are around 64.8% and the main reason for using the internet is to communicate. Social Media as the most chosen platform for communication. This study aims to determine the effect of social media marketing on Muslim tourist interest in halal tourist destinations. This research uses a quantitative approach with SEM analysis which is processed through Lisrel. The survey was conducted on 304 respondents. The exogenous variables used are Social Media Marketing, Sharia Compliance in Social Media Marketing, and Sharia Compliance in Destination, while the endogenous variables used are Attitude Towards Destination and Intention to Visit. The results obtained, social media marketing and sharia compliance in destination have a positive relationship on attitude, and attitude has a significant effect on intention, while sharia compliance in social media marketing has no significant effect on attitude. Based on these results, many factors that cause social media complicity with sharia rules are not significant to tourist attitudes. The way to do this is to develop social media that specifically addresses halal tourism.
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2019
T55029
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library