Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siswati Setiasih
Abstrak :
Onggok merupakan limbah padat tapioka yang masih mengandung kadar pati tinggi sehingga berpotensi sebagai pakan. Namun alternatif tersebut mempunyai kendala karena onggok mempunyai kandungan protein rendah, dan serat kasarnya tinggi serta adanya sianida yang dapat menyebabkan keracunan. Untuk mengatasi hal tersebut perlu dilakukan perbaikan, misalnya melalui proses fermentasi menggunakan kapang Aspergillus niger UICC159 yang mampu memecah pati menjadi glukosa sebagai sumber karbonnya. Sedangkan sebagai sumber nitrogennya dapat digunakan campuran amonium sulfat dengan urea. Untuk mendapatkan produk fermentasi (biomassa) dengan kadar protein tinggi dilakukan variasi ketebalan media (1, 2, dan 3 cm), kadar air (30, 40, dan 50%), serta perbandingan amonium sulfat dengan urea (1:4; 2:3; 3:2; dan 4:1). Kondisi optimum diperoleh pada ketebalan media 2 cm, kadar air 30% dan perbandingan amonium sulfat dan urea 1:4. Biomasa yang dihasilkan memiliki kandungan protein 10,05%, lemak kasar 3,60%, serat kasar 19,00%, dan energi metabolis kimiawi 2806,10 kkal/kg serta energi metabolis biologis 3140,00 kkal/kg.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2000
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
M. Aryanti Sukarmanto
Abstrak :
ABSTRAK
Penjernihan Air Sungai Lahan Gambut Menggunakan Karbon Aktif Gambut. Di daerah lahan gambut seperti Riau dan Kalimantan masyarakat menggunakan air sungai untuk keperluan sehari-hari. Air sungai tersebut berwarna kuning kecoklatan karena terlarutnya senyawa humat dari gambut.

Pengolahan air secara klorinasi menyebabkan residu humat membentuk trihalometana yang bersifat karsinogenik. Dapat pula digunakan metode adsorpsi dengan karbon aktif, tetapi harganya mahal. Untuk itu diteliti kemungkinannya membuat karbon aktif dari gambut dan dicoba untuk mengadsorpsi warna air gambut. Pengaktifan karbon dilakukan dengan cara kimia menggunakan ZnClz dan cara fisika dengan pemanasan pada suhu 800 °C.

Hasil penelitian menunjukkan karbon aktif kimia (KAK) mempunyai daya adsorpsi lebih baik daripada karbon aktif fisik (KAF). Daya serap optimum karbon aktif di peroleh pada kondisi pH 5, waktu kontak 1,5-2 jam dengan dosis 20 gll, menghasilkan penurunan kadar warna sebesar 94,6%dari 709,46 TCU menjadi 38,01 TCU dan kadar organik sebagai bilangan KMnO4 sebesar 91,5%dari 152,5 mg/l menjadi 9,5 mg/l. Kondisi air demikian telah memenuhi baku mutu air bersih (PERMENKES No. 416/MENKES/PERAX/1990).
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Siswati Setiasih
Abstrak :
Onggok merupakan limbah padat tapioka yang masih mengandung kadar pati tinggi sehingga berpotensi sebagai pakan. Namun alternatif tersebut mempunyai kendala karena onggok roempunyai kandungan protein rendah, dan serat kasarnya tinggi serta adanya sianida yang dapat menyebabkan keracunan. Untuk mengatasi hal tersebut perlu dilakukan perbaikan, misalnya melalui proses fermentasi menggunakan kapang Aspergillus niger UICC 159 yang mampu memecah pati menjadi glukosa sebagai sumber karbonnya. Sedangkan sebagai sumber nitrogennya digunakan campuran ammonium sulfat dengan urea. Pencapaian produk fermentasi (biomassa) dcngan kadar protein tinggi diperoleh dengan memvariasi ketebalan media (1,2, dan 3 cm), kadar air (30, 40, dan 50%), serta perbandingan antara ammonium sulfat dengan urea (1:4, 2:3,3:2, dan 4:1). Kondisi optimum diperoleh pada ketebalan media 2 cm, kadar air 30% dan perbandingan ammonium sulfat dan urea 1 : 4. Biomassa yang dihasilkan memiliki kandungan protein 10,05%, lemak kasar 3,60%, serat kasar 19,00%, dan energi mctabolis kimiawi 2806,10 kkal/kg serta energi metabolis biologi 3140,00 kkal/kg.
A fermentation of tapioca solid waste (onggok) by Aspergillus niger UICC 159 to enrich protein content was explored. The growth condition of fungi was carried out for six days incubation at room temperature with the addition of inorganic nitrogen compound such urea and ammonium sulphate in varying ratio from 1:4 to 4:1. The water content was varied from 30% to 50% with substrate thickness from 1 cm to 3 cm. The optimum condition was found in the ratio of urea and ammonium sulphate of 1:4; water content of 30% and substrate thickness of 2 cm. The crude protein and glucose content of onggok increased from 0,14% to 10,05% and 0,00% to 8,10%, respectively. Whereas, the fermented onggok had chemical energy metabolism of 2806,10 kcal/kg and biological energy metabolism of 3130,00 kcal/kg.
[Place of publication not identified]: Sains Indonesia, 2004
SAIN-9-2-2004-1
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library