Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 39 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dewi Andriati
"Pecking Order Theory merupakan suatu model struktur pendanaan dalam manajemen keuangan dimana struktur pendanaan suatu perusahaan mengikuti suatu hirarki dimulai dari sumber dana termurah yaitu dana internal hingga saham sebagai sumber terakhir.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kebijakan pendanaan perusahaan, dimana faktor-faktor yang diteliti adalah perubahan belanja barang modal, pembayaran dividen, investasi, arus kas operasi, pertumbuhan penjualan, ROA, struktur aktiva, besaran perusahaan, perubahan modal kerja perusahaan dan operating leverage. Tujuan lain dari karya akhir ini adalah untuk menjelaskan perilaku pendanaan perusahaan yang terdaftar di BEJ apakah sesuai dengan Pecking Order Theory atau tidak. Pengujian dilakukan dengan menggunakan regresi linear, dalam konteks data emiten di BEJ pada periode 2001 dan 2002.
Model yang digunakan dalam karya akhir ini adalah replikasi dari model yang diuji oleh David E. Allen dan Martyn R Clissold pada perusahaan-perusahaan di Australia pada tahun 1995 dan 1997. Kedua model ini digunakan dalam karya akhir ini dengan pertimbangan bahwa variabel-variabel yang digunakan dalam kedua model sesuai dengan kondisi data yang ada di Indonesia.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel-variabel yang secara statistis signifikan dan konstan mempengaruhi kebijakan eksternal perusahaan adalah perubahan capital expenditure, dividend payment, investment, pertumbuhan penjualan, dan perubahan working capital. Hal ini dibuktikan dari hasil pengujian secara bersama-sama dalam cross sectional time series sub periode. Tujuan lain dari penelitian ini adalah untuk melihat apakah perilaku pendanaan perusahaan-perusahaan di Indonesia sesuai dengan teori pecking order. Hasil penelitian menunjukkan kebutuhan defisit perusahaan mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap hutang jangka panjang dari emiten di BEJ pada tahun 2001 dan 2002. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa perilaku pendanaan yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia yang membagikan dividen tiga tahun berturut-turut pada tahun 2000 sampai dengan 2001, dapat dijelaskan melalui pecking order. Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Djakman dan Halomoan pada emiten di BEJ tahun 1994 dan 1995."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T14757
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hani Rochani
"Pricing strategy is influenced by how the consumers perceived the price change. In an oligopolistic market such as cellular industry, posted price shows the firm's commitment to the consumers as well as to the competitors since a firm's decision will affect (he other firms' decision. This thesis discuss about Indosat 's pricing strategy amidst the intense competition of cellular industry in 2003.
This research found that subscribers' acquisition pattern is influenced by the price change. Although the elasticity for one month inelastic, the seven-month elasticity shows that the own price elasticity is elastic On the other hand, the volume of transactions measured by the Minute of Usage shows an inelastic demand These results show a trade-off indosat faced when making a decision to lower its price, The sensitivity analysis shows that the revenue Indosat get from the new subscriber is higher than the potential revenue loss.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T15595
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akbar Harfianto
"Penelitian tentang ini pengaruh kebijakan pemerintah di bidang cukai pada kinerja pasar (market performance) hasil tembakau jenis sigaret di Indonesia. Tujuan penelitian untuk mengetahui serta menganalisis dinamika hubungan kebijakan pemerintah dengan kinerja pasar hasil tembakau jenis sigaret kretek mesin (SKM), sigaret kretek tangan (SKT), dan sigaret putih mesin (SPM).
Ruang lingkup penelitian mencakup kinerja pasar basil tembakau jenis sigaret kretek (SKM dan SKT) serta non-kretek (SPM). Spesifikasi tersebut bertujuan memperjelas dampak kebijakan pemerintah terhadap konsumsi masing-masing jenis sigaret.
Analisis penelitian menggunakan pendekatan Structure-Conduct-Performance (SCP) dengan memfokuskan pengukuran kinerja pasar untuk mengetahui bagaimana dampak kebijakan pemerintah pada pasar rokok sigaret. Dalam penelitian ini kinerja dlhitung dari rasio price-cost margin (PCM) yang dihasilkan oleh pasar sigaret. Rasio PCM atau dikenal dengan indeks Lerner menunjukkan kemampuan industri mengeksploitasi pasar untuk memaksimalkan laba. Nilai rasio sama dengan kebalikan dari nilai elastisitas permintaannya.
Menggunakan data triwulanan tahun 1996-2004, penulis mengestimasi permintaan hasil tembakau berdasarkan model myopic addiction yang direkomendasi World Bank dimana variabel terikat konsumsi dipengaruhi oleh variabel bebas harga, pendapatan perkapita, laju konsumsi (t-1), trend konsumsi dan dummy. Model direkonstruksi Wang menyesuaikan kondisi penelitian.
Dari hasil estimasi, elastisitas permintaan jangka pendek sebesar -0,57 untuk SKM, 0,23 untuk SKT dan -1,18 SPM. Sedangkan nilai rasio PCM masing-masing jenis hasil tembakau searah dengan semakin inelastis permintaannya yaitu sebesar 0,47 untuk SKM, 0,60 untuk SKT dan 0,23 untuk SPM.
Kebijakan pemerintah di bidang cukai hasil tembakau ternyata lebih memberikan dampak menguntungkan pada kinerja pasar sigaret kretek dibandingkan sigaret non-kretek, hal tersebut dapat dilihat dari besarnya rasio PCM untuk sigaret kretek dibanding sigaret non-kretek.
Variabel lag konsumsi yang mencerminkan sifat adiksi bhsil tembakau dalam penelitian ini terpaksa dihilangkan karena tidak signifikan terhadap variabel terikatnya. Sehingga perhitungan elastisitas permintaan dan rasio PCM untuk jangka panjang tidak dapat dilakukan.
Penulis menyarankan pada penelitian berikutnya dapat menggunakan data dengan rentang waktu lebih panjang (enam bulanan atau tahunan) untuk periode lebih lama sehingga dapat menggambarkan sifat adiksi basil tembakau.
Berdasarkan hasil penelitian, penulis memberikan rekomendasi : (1) Optimalisasi penerimaan negara melalui cukai; (2) Kebijakan yang lebih bersifat membatasi konsumsi hasil tembakau."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T17069
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kwok, Yvonne Maretta
"Obligasi merupakan salah satu instrumen keuangan yang cukup menarik baik bagi kalangan investor di bursa efek maupun bagi perusahaan untuk mendapatkan dana bagi kepentingan perusahaan.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Shyam-Sunder (1991), Best (1997), dan Zuhrotun dan Zaki Baridwan (2005) dengan modifikasi.
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisa sejauh mana hubungan (pengaruh) antara penerbitan obligasi dengan kinerja harga saham. Penelitian dilakukan dengan mengambil sampel data dad 44 perusahaan yang melakukan penerbitan obligasi yang tercatat (listing) di 2 (dua) Bursa Efek - yaitu Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya, dan peringkat (rating) obligasi oleh Pefindo selama periode 1997 - 2003 dengan menggunakan konsep pendekatan metodologi studi peristiwa (event study).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan (pengaruh) yang signifikan antara variabel penerbitan obligasi yang diproksi oleh tujuan penggunaan dana obligasi, nominal obligasi, dan peringkat (rating) obligasi dengan kinerja harga saham balk secara parsial maupun secara agregat pada 20 hari sebelum tanggal efektif, pada saat tanggal efektif, dan pada 20 hari setelah tanggal efektif.

A bond is one of the most attractive financial instruments both for the investors at the stock exchange and for the company to get the source of funds for the purpose of the company.
This research is replicated from the previous research, such as Shyam-Sunder (1991), Best (1997), and Zuhrotun and Zaki Baridwan (2005) with some modification.
This research is aimed to examine the relationship (influence) between bond issuing and the stock performance_ The sample for the research are 44 companies of the bond issued that listed in two stock exchange - Jakarta Stock Exchange and Surabaya Stock Exchange, and bond's rating by Pefindo from 1997-2003, by using the event study methodology.
The result of this research shows that there is no significant relationship (influence) between variable of bond issuing that proxy by the purpose of using source of fund, bond's price, and bond's rating and the stock performance both in partial and in aggregate at 20 days before the effective date, at the effective date, and 20 days after the effective date.
"
2006
T19954
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mustafid Gunawan
"Perubahan pengaturan pengusahaan minyak dan gas bumi melalui pemberlakuan regulasi baru UU No. 22 tahun 2001 beserta peraturan pelaksananya merupakan upaya penerapan kebijakan persaingan melalui pemisahan antara fungsi regulator yang ada pada pemerintah dan fungsi usaha pada perusahaan (PERTAMINA), serta pemberian kesempatan partisipasi yang terbuka luas bagi pihak swasta untuk melakukan pengusahaan minyak dan gas bumi. Terdapat perbedaan yang mendasar terhadap struktur pengusahan minyak dan gas bumi di Indonesia sebagai akibat pemberlakuan regulasi baru, yaitu berakhirnya pemberian monopoli oleh pemerintah kepada PERTAMINA dan menjadi lebih terbukanya pengusahaan minyak dan gas bumi di Indonesia. Berdasarkan regulasi baru tersebut maka jumiah minyak bumi yang dapat dialokasikan bagi kebutuhan dalam negeri terdiri dari bagian pemerintah dan DM0 sebesar 25% dari bagian kontraktor.
Pasokan minyak mentah hasil kegiatan hulu dalam negeri sangat dipengaruhi oleh beberapa perusahaan yang mendominasi pasokan tersebut. Hal ini ditunjukkan dari hasil analisis regresi yang menunjukkan bahwa perubahan penguasaan oleh dominan menentukan besaran pasokan minyak mentah hasil kegiatan huku dalam negeri. Data pasokan minyak mentah ke kilang dalam negeri tahun 2000 s/d 2005 menunjukkan bahwa pasokan minyak mentah hasil kegiatan hufu dalam negeri ke kilang dalam negeri didominasi oleh Caltex, Pertamina, Expan, dan Unocal serta ARCO yaitu mencapai lebih dari 70%. Caltex merupakan posisi dominan dengan pasokan mencapai 52,3 dan 53,1% pada tahun 2004 dan 2005. Regulasi baru yang membuka kesempatan secara luas kepada swasta tersebut akan dapat mendorong terjadinya persaingan dalam pengusahaan migas yang efisien, namun di sisi lain juga memberikan peluang munculnya perusahaan dominan.
Berdasarkan data produksi minyak bumi nasional tahun 2000 s/d 2005 dapat diketahui bahwa konsentrasi produksi minyak bumi sebesar 70% ada pada 4 (empat) perusahaan terbesar. Dengan kondisi yang demikian maka diharapkan melatul kebijakan persaingan akan dapat menjadi insentif bagi perusahaan untuk Iebih agresif dalam melakukan pencarian migas. Penemuan lapangan baru sebagai hasil eksplorasi akan dapat mempertahankan dan meningkatkan potensi pasokan minyak bumi hasil kegiatan hulu dalam negeri ke kilang dalam negeri. Analisis regresi dengan mempergunakan data pasokan, produksi den dummy kebijakan tahun 2000-2005 menunjukkan banwa kebijakan yang diterapkan selama ini memberikan pengaruh positif terhadap potensi pasokan minyak mentah ke kilang dalam negeri.
Meskipun demikian, kebijakan persaingan yang diterapkan pemerintah perlu untuk dilakukan pembenahan terutama dengan munculnya perusahaan dominan. Regulasi yang ada memungkinkan perusahaan untuk menguasai kegiatan hulu dan hilir sekaligus."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T20540
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ori Abdurahman Wadjo
2007
T24538
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yon Samelly
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tanzil, Helen Riyanti
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1992
S18310
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aida Fathya Umaya
"Penjualan kredit menimbulkan permasalahan modal kerja bagi perusahaan. karena sebagian modal kerja tertanan dalam piutang. Untuk mengatasinya perusahaan nembutuhkan pembiayaan eksternal. Hadirnya lembaga pembiayaan seperti Anjak Piutang memberikan alternatif terhadap sunber pembiayaan eksternal tradisional seperti Bank. Anjak Piutang juga merupakan alternatif pembiayaan ekspor bagi eksportir. Dengan menyerahkan dokumen ekspor, pengusaha dapat segera nellperoleh pembayaran di muka. Penerapan transaksi Anjak Piutang Internasional (API) ini mirip dengan transaksi Letter of Credit (L/C) yang selama ini digunakan. Kelebihan API terutalla adalah fleksibilitas yang ditawarkan. Dengan adanya penetapan Credit Limit. eksportir bebas melakukan transaksi tanpa harus mellbuat perjanjian baru. Hal ini berbeda dengan LIC yang lebih berorientasi pada transaksi. Selain fasilitas financing, eksportir dapat pula memanfaatkan jasa non~financingnya. Seperti perlindungan atas risiko kredit, manajemen kredit, multi currency, accounting. dll. API juga menguntungkan importir dalam hal peningkatan daya beli tanpa harus menggunakan credit lines dari banknya. dan berkurangnya penundaan dan kerumitan yang harus dihadapi dalam pembukaan L/C. Karena sifatnya yang memudahkan konsumen ini, dapat dikatakan bahwa API bukan hanya fasilitas pembiayaan tetapi juga sangat efektif sebagai sarana pemasaran. Pengembangan Anjak Piutang di Indonesia perlu didukung peraturan yang mengatur dan melindungi hak dan kewajiban pihak-pihak yang terkait dalam perjanjian piutang. Selain itu sebaiknya perusahaan anjak piutang di ijinkan untuk nempergunakan fasilitas bank-checking baik antar bank maupun kepada Bank Indonesia. Dan yang tak kalah pentingnya adalah peningkatan promosi dan infornasi kepada masyarakat luas nengenai instrumen pembiayaan yang baru ini, agar lebih dikenal sebagai alternatif pembiayaan yang potensial."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1992
S18441
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marcello Theodore Taufik
"Perubahan suatu bank umum menjadi bank devisa menyebabkan timbulnya resiko baru. Resiko baru tersebut adalah interest-rate risk dan foreign exch8nge r8te risk. Dengan munculnya resiko baru maka diperlukan pengelolaan untuk menghindarkan terjadinya kerugian. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui cara-cara pengelolaan interest-rate risk dan foreign exchange rate risk. Metoda yang digunakan dalam skripsi ini adalah membandingkan teori pengelolan resiko dengan pengelolaan yang dilakukan pada suatu bank devisa (PT X). Pada pelaksanannya PT X dalam mengelola interest-rate risk maupun foreign exchange rate risk hanya menggunakan satu cara dari berbagai cara yang dapat ditempuh. Adapun alasan hanya digunakannya satu cara pengelolan karena PT X menganggap bahwa transaksi multi currencies account yang ada pada bank tersebut masih relatif kecil. Usul yang dapat diberikan untuk PT X dalam mengelola resiko yang timbul karena adanya l1Jul ti cUl'rencies account adalah untuk mengelola interest-rate risk terdapat 4 cara pengelolaan dan untuk foreign exchange rate risk terdapat 3 cara pengelolaan yang dapat digunakan oleh PT X tersebut."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
S18438
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>