Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pande Putu Budi Herryawan
"Strategi yang jitu diperlukan untuk memenangkan suatu pertempuran. Pertempuran yang dimaksud tidak harfiah seperti pertempuran antara dua kelompok yang sama-sama mengangkat senjata untuk memaksakan kehendaknya. Pertempuran dalam kondisi saat ini bisa meluas menjadi pertempuran dalam memenangkan persaingan usaha atau bisnis. Perusahaan-perusahaan yang tidak memiliki strategi yang jitu akan terkalahkan oleh perusahaan-perusahaan yang memiliki strategi yang jitu. Saat ini, banyak sekali teori-teori mengenai strategi yang dapat dipakai sebagai acuan untuk pembuatan strategi yang jitu. Teori-teori tersebut beraneka ragam mulai dari strategi yang berasal dari strategi pertempuran pada masa Kekaisaran Ming, Strategi Sun Tzu, sampai dengan strategi-strategi modern seperti Blue Ocean Strategy. Semua jenis strategi tersebut dapat dipakai oleh perusahaan untuk memenangkan persaingan usaha tetapi bila semudah itu dengan hanya mengikuti seperti di buku-buku strategi tersebut dapat memenangkan persaingan usaha maka semua orang di dunia ini akan menjadi pengusaha yang berhasil dan tidak ada lagi orang miskin atau karyawan. Kenyataan di dunia ini adalah persentase pengusaha berhasil sangat kecil sekali dibandingkan jumlah penduduk dunia. Lalu timbul pertanyaan apa yang membedakan pengusaha berhasil dengan sisa penduduk dunia lainnya. Jawaban dari pertanyaan tersebut di atas sebenarnya mudah saja, yaitu perusahaan harus menjadi The Right Man/Woman in The Right Place and Time. Untuk menjadi seseorang yang tepat di tempat dan waktu yang tepat, perusahaan harus melakukan pengenalan lingkungan terlebih dahulu. manajemen harus mengetahui kelemahan dan kekuatan relatif dibandingkan dengan perusahaan pesaing (faktor eksternal). Dengan mengetahui kelemahan dan kekuatan perusahaan, manajemen dapat mengetahui posisi perusahaan dan dapat memilih strategi apa yang harus dipilih bila berada di posisi tertentu. Semua ini karena strategi akan berbeda untuk perusahaan yang memiliki sumber daya berlimpah dengan perusahaan yang memiliki sumber daya minim. Setelah mengetahui posisi dibandingkan pesaing, manajemen melihat faktor-faktor internal perusahaan untuk melihat apakah kondisi internal dapat mendukung perusahaan apabila suatu strategi yang dipilih oleh manajemen diterapkan. Setelah mengetahui kekuatan dan kelemahan eksternal maupun internal, manajemen mulai dapat untuk memformulasikan strateginya. Tahap formulasi strategi harus dimulai dengan menetapkan misi perusahaan yaitu untuk apa perusahaan didirikan atau apa yang selama ini dilakukan perusahaan dan apa yang akan dilakukan oleh perusahaan. Setelah mengetahui batasan untuk apa perusahaan didirikan, manajemen dapat menetapkan visi perusahaan yaitu tujuan perusahaan di masa depan. Penetapan visi ini dapat diperjelas lagi dengan menetapkan tujuan perusahaan dalam rentang waktu tertentu, misalnya dalam waktu lima tahun. Setelah manajemen menetapkan batasan-batasan dalam hal kemampuan dan tujuan perusahaan, maka manajemen dapat dengan mudah untuk memilih strategi apa yang paling tepat dengan kondisi perusahaan. Perlu diingat bahwa formulasi strategi tidak hanya untuk tingkat perusahaan saja tetapi lebih baik lagi apabila dijabarkan ke dalam tingkat unit bisnis dan fungsional. Tetapi manajemen harus menekankan bahwa strategi tingkat bawah harus mendukung strategi tingkat di atasnya sehingga sinergi dapat tercipta.
Setelah strategi diformulasikan, manajemen sebaiknya memasyarakatkan strategi ini ke semua tingkatan di perusahaan sehingga diharapkan pada tahap pelaksanaan strategi tidak ada satupun unsur di dalam perusahaan yang melenceng dari strategi induk perusahaan. Manajemen tidak perlu khawatir strategi ini akan diduplikasi oleh perusahaan pesaing sebab strategi yang tepat untuk satu perusahaan belum tentu akan berhasil jika diterapkan di perusahaan lain. Semuanya bersumber dari faktor kekuatan dan kelemahan eksternal maupun internal perusahaan yang kemungkinan besar berbeda-beda. Apabila strategi telah dilaksanakan maka kemungkinannya hanya akan dua yaitu sukses atau gagal. Penetapan kata sukses atau gagal dapat ditentukan oleh berbagai macam metode. Metode penilaian keberhasilan yang paling umum digunakan adalah dengan memakai indikator-indikator keuangan. Tetapi pada saat ini, penilaian berdasarkan indikator-indikator keuangan ini mulai diragukan keakuratannya. Indikator indikator keuangan hanya dapat menjelaskan kegagalan setelah semuanya telah terjadi (atau disebut lagging indicator) tetapi tidak mampu menjelaskan faktor-faktor penyebab kegagalan atau kesuksesan (atau disebut dengan leading indicator). Teori Balanced Scorecard mencoba untuk menambahkan tiga indikator tambahan sebagai leading indicator yang dapat menjelaskan faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan atau kesuksesan perusahaan. Indikator-indikator ini (atau yang diistilahkan dalam Teori Balanced Scorecard sebagai perspektif) adalah indikator pelanggan, proses bisnis internal, dan pembelajaran dan pertumbuhan.
Karya akhir ini mencoba untuk mengevaluasi langkah-langkah PT. Poultry Agroindustry, Tbk. dalam melakukan kebijakan strategisnya dan mencoba untuk menilai apakah manajemen berhasil melaksanakan kebijakan strategis yang diambil dengan baik atau gagal dengan memakai pendekatan Balanced Scorecard. Berdasarkan hasil analisa yang dilakukan, dapat diambil keputusan bahwa perusahaan telah melakukan tahap-tahap pembuatan strategi yang tepat. Perusahaan telah melakukan analisa kekuatan dan kelemahan internal dan eksternal perusahaan.
Berdasarkan hasil tersebut, manajemen menetapkan misi, visi, dan tujuan perusahaan tetapi tetap terlihat masih ada keterbalikan pengartian misi dan visi yang dilakukan oleh manajemen. Terakhir manajemen telah menetapkan langkah-langkah strategis yang akan diambil oleh perusahaan berdasarkan misi, visi, dan tujuan yang telah ditetapkan. Hal yang dapat dipuji dari tim manajemen adalah manajemen telah menetapkan strategi untuk tingkatan unit bisnis dan fungsional walaupun tidak dipisahkan secara tegas. Dalam penilaian kinerja perusahaan, selama ini PT. Poultry Agroindustry hanya memakai indikator keuangan. Dilihat dari indikatorindikator keuangan, perusahaan masih jauh di bawah para pesaingnya.
Karena hanya memiliki lagging indicator maka manajemen tidak pernah tahu apa penyebab mereka selalu inferior dibandingkan pesaingnya. Oleh karena itu, perusahaan diberikan beberapa indikator yang dapat membantu manajemen mengetahui penyebab mengapa perusahaan lebih inferior dibandingkan pesaing-pesaingnya. Sebagai saran yang membangun, perusahaan disarankan untuk melakukan perubahan perubahan dalam strateginya untuk melakukan alih teknologi, membuka diri terhadap usaha di luar bisnis inti, dan memperbaiki kualitas sumber daya manusia. Selain itu juga disarankan untuk mengembangkan konsep Balanced Scorecard ini sampai per deskripsi kerja dengan harapan perusahaan dapat mendeteksi faktor penghambat (bottle neck) secara lebih akurat dan detail."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T24103
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Ferhat
"Ketidakseimbangan antara jumlah ruas dan panjang jalan dengan luasnya wilayah, kepadatan penduduk dan tingginya mobilitas masyarakat menjadi sebuah permasalahan fundamental di negara kita. Banyaknya waktu yang terbuang di jalan, keterlambatan transfer barang dan jasa produksi, dan dampak lain yang ditimbulkan oleh kemacetan berkontribusi besar terhadap rendahnya produktivitas dan pertumbuhan ekonomi.
Peningkatan supply jalan secara ekstensif maupun intensif di negeri kita adalah sebuah keharusan yang sudah sangat mendesak sifatnya. Ketidakmampuan APBN mendanai pembangunan jalan-jalan baru menjadikan skema jalan tol sebuah solusi bagi permasalahan, ini. Whether ive like it or not, "tolls are the future!"
Sebagai lokomotif penggerak perekonomian, penyedia jalan tol dipacu untuk selalu meningkatkan pembangunan ruas-ruas baru. Desakan kebutuhan modal dengan mempertimbangkan struktur permodalan yang ada, mendorong PT Jasa Marga (Persero) untuk menawarkan sahamnya kepada publik lewat IPO.
Penelitian ini ditujukan untuk melakukan penilaian terhadap nilai wajar saham PT Jasa Marga (Persero) dalam penawaran perdananya. Metode yang digunakan adalah melalui pendekatan two-step Discounted Cash Flow to Equily. Analisis fundamental perusahaan dengan analisis lingkungan industri dan asumsi-asumsi digunakan dalam penilaian nilai intrinsik saham pada penelitian ini.
Berdasarkan metode Discounted Cash Flow (DCF) nilai ekuitas (yalue of equity) PT Jasa Marga (Persero) adalah berada diantara Rp. 12.166.351.285.000,- hingga Rp. 17.451.238.325.000,- dan nilai perusahaan (value of the firm) berada diantara Rp. 20.174.999.153.000,- hingga Rp. 28.854.701.311.000,- .
Penjelasan teoritis dalam penelitian ini adalah hasil dari hipotesis yang telah teruji dan diakui penerapannya di dunia keuangan dan investasi. Namun bagaimanapun juga, harga pasar bergerak secara acak (random walk) sehingga mustahil untuk dapat mengetahui secara pasti harga yang akan terbentuk di pasar. Hasil penilaian akan memiliki akurasi yang tinggi hanya bilamana semua asumsi yang ditetapkan sebelumya dipenuhi."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T25764
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sibarani, Basar D.P.
"Pada bulan November 1996, PT Bank Negara Indonesia, Tbk. (Bank BNI) sebagai bank BUMN menawarkan 25% dari jumlah modal sahamnya (1,085,032,000 lembar saham) ke publik dan ini merupakan privatisasi perbankan yang pertama di Indonesia. Upaya ini dilakukan untuk meningkatkan permodalan guna mendukung kegiatan operasional dan menjamin kinerja yang sehat dari Bank BNI dalam memasuki abad mendatang.
Seperti diketahui Bank Indonesia selaku Otoritas Moneter telah mengeluarkan beberapa regulasi seperti ketentuan Giro Wajib Minimum dari 2 persen menjadi 3 persen dan kemudian menjadi 5 persen, persyaratan rasio kecukupan modal (CAR), dan Iain-Iain mendorong bank-bank untuk semakin memperkuat daya saingnya.
Pasar modal merupakan salah satu aiternatif sumber dana bagi perusahaan untuk meningkatkan permodalannya, demikian juga halnya di Indonesia. Hai ini tidak terlepas dari kondisi pasar modal Indonesia yang dari tahun ke tahun semakin menarik dan 'menggairahkan' baik bagi perusahaan pencari modal maupun bagi pihak penanam modal (investor).
Seperti pengalaman sebelumnya, going public dari perusahaan BUMN yang selalu menarik minat para investor di pasar modal, demikian juga dengan penawaran umum dari saham Bank BNI, dimana hal ini tidak terlepas dari faktor harga perdana saham yang dilepas, yaitu Rp 850 saja.
Beberapa pendekatan teoritis dalam penentuan harga saham perdana dibahas daam Karya Akhir ini, seperti: Dividend Discount Model dan Earnings Approach dengan beberapa model. HasiInya, ternyata terdapat 'diskon harga perdana' apabila hasil perhitungan (teoritis) tersebut dibandingkan dengan model Present Value of Earnings yang digunakan oleh pihak penjamin emisi.
Terlepas dari terlalu rendah atau tidaknya harga perdana saham Bank BNI, ada beberapa pertimbangan non-teknis yang mungkin mendasari ditetapkan harga perdana tersebut, seperti: pertimbangan kesuksesan kinerja harga saham di pasar sekunder, pemerataan bagi investor kecil, dan Iain-lain. Akan tetapi, esensi tujuan dari suatu go public khususnya bagi kepentingan stakeholders harus ditempatkan pada prioritas utama.
Dalam Karya Akhir ini juga dilakukan sedikit analisa pergerakan harga saham Bank BNI di pasar sekunder untuk kurun waktu 6 (enam) bulan pertama seterah dicatatkan. Diharapkan, ulasan dalam Karya Akhir ini dapat memberikan acuan dan masukan bagi penentuan kebijakan-kebijakan go public di masa mendatang."
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simbolon, Ari Bela Nusa
"ABSTRAK
Bank X adalah bank persero milik pemerintah RI, salah satu cabangnya berada di Jl. Kramat. Bank X Cabang Kramat tersebut semakin lama semakin menghadapi persaingan yang sengit dengan berdirinya bank-bank di daerah tersebut.
Bank X mempunyai segmen yang bermacam-macam (multiple segmentation), yaitu wholesale, middle dan retail. Sedangkan sebagai cabang, Bank X Cabang Kramat mempunyai target market retail/consumer banking. Posisi Bank X dengan pesaingnya di sekitar Kramat adalah bank yang aman, tetapi pelayanannya tidak begitu baik.
Posisi Bank X Cabang Kramat berada pada kwadran banyak ancaman tetapi memiliki banyak kekuatan. Hal ini berarti Bank X Cabang Kramat sebaiknya memi1iki strategi turn around, yaitu dengan memperbaiki kelemahan-kelemahannya terlebih dahulu, baru kemudian agresif.
Di antara produk-produk Bank X, hanya tabunganlah yang menarik untuk dibahas, sebab produk deposito dan giro tidak mengalami perkembangan yang tidak begitu berarti. Pada BCG matriks posisi tabungan berada pada posisi star dan deposito serta persero pada posisi question mark. Dengan tidak adanya cash cow maka Bank X harus berupaya untuk menjaga posisi tersebut. Sedangkan PLC untuk tabungan, yaitu tabungan X berada pada pos1s1 growth dan kartu X berada pada posisi introduction menuju growth.
Kebijakan harga Bank X adalah cost-plus pricing dengan kebebasan berbeda antara 0,25-0,75 dari apa yang ditetapkan oleh kantor pusat.
Sedangkan kebijakan distribusi dilakukan dengan zero channel, yaitu langsung ke konsumen.
Kebijakan promosi dilakukan dengan point of purchase promotion, yaitu dengan memberikan brosur dan lain-lain di counter-counter di Cabang Kramat.
Dengan adanya pembahasan perilaku nasabah, dapat diketahui apa yang melandasi nasabah/calon nasabah dalam mempergunakan produk consumer banking."
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Ilham W.
"Perkembangan yang semakin pesat dan persaingan yang semakin tajam telah membuat dunia usaha melakukan perluasan terhadap usahanya dengan melakukan investasi pada berbagai sektor yang mempunyai peluang untuk meraih keuntungan. Salah satu sektor industri yang sedang mencapai boom ialah sektor industri properti. Perusahaan-perusahaan yang bergerak bukan di sektor properti seperti perusahaan-perusahaan perbankan, industri baja, industri jasa dan lain-lain mulai melakukan diversifikasi dengan melakukan investasi pada sektor properti. Sementara itu perusaHaan industri properti juga semakin rmelebarkan usahanya dengan terus menerus melakukan investasi.
Suatu perusahaan yang ingin melakukan investasi maka perlu menetapkan terlebih dahulu cost of capital daripada proyek investasi tersebut. Cost of Capital. ini akan menjadi unsur diskonto bagi proyeksi cash flow dalam rangka menentukan Net Present Value proyek investasi tersebut. Untuk mengetahui nilai cost of capital maka perlu juga mengetahui komponen-komponen yang. membetuk cost of capital itu, yaitu terdiri dari cost of debt, cost of preffered stock dan cost equity. Cost of Debt dan Cost of Preffered Stock dapat segera ditentukan karena nilainya sudah given, namun penentapan nilai Cost of Equity memerlukan suatu perhitungan karena Cost of Equity merupakan cerminan daripada required rate of return pemegang saham. Terdapat beberapa metode perhitungan Cost of Equity, diantaranya ialah perhitungan dengan metode Capital Assets Pricing Model (CAPM).
Karya Akhir ini melakukan penelitian terhadap Cost of Equity dari perusahaanperusahaan properti yang telah menjual sahamnya di Bursa Efek Jakarta yang mana hasilnya diharapkan dapat menjadi landasan dalam penentuan cost of capital proyek yang selanjutnya berguna sebagai dasar dalam keputusan capital budgetingnya.
Dalam melakukan perhitungan cost of equity ini maka terlebih dulu melakukan perhitungan terhadap return market, corporate security return dan beta perusahaan. Dalam perhitungan beta maka risk free rate menggunakan tingkat bunga Sertifikat Bank Indonesia.
Hasil penelitian ternyata menunjukkan bahwa Cost of Equity perusahaan-perusahaan properti yang telah menjual sahamnya di Bursa Efek Jakarta ialah antara 12,95 % sampai dengan 27,93% dan juga menunjukkan bahwa Cost of Equity daripada industri properti ialah sebesar 18,21 %. Berdasarkan perhitungan R-Squared pada saat penghitungan beta temyata menunjukkan bahwa kelima belas perusahaan properti tersebut mempunyai risiko sistimatis antara 0,04 % sampai dengan 49,41 %."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1995
T7376
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Fajar Suryani
"Countertrade merupakan salah satu bentuk perdagangan Internasional yang telah dikenal lama dengan istilah barter. Dengan semakin tingginya tingkat kompetisi pasaran tradisional di pasaran Internasional dan banyak negara dalam keadaan defisit dalam neraca pembayaran, maka dibutuhkan alternatif baru dalam melakukan perdagangan. Countertrade merupakan alternatif perdagangan yang telah berkembang dengan pesat sejak awal 1980-an.
Dengan adanya peningkatan pola perdagangan Internasional terutama dengan tercapainya persetujuan GATT, maka terbukanya peluang bagi Indonesia untuk melakukan akses pasar di perdaganagan Internasional, sehingga countertrade merupakan alternatif perdagangan yang sangat mendukung akses market terutama dengan negara dunia ketiga yang mengalami defisit neraca keuangan.
Hal yang menarik dari countertrade di Indonesia adalah dilakukan untuk memecahkan masalah yang terjadi dalam pola perdagangan terutama untuk mencari pasar baru dan promosi bagi produk dalam negeri. Dengan mengetahui strategi dan pembiayaan yang dilakukan oleh PT"X", maka dapat diperoleh data yang akurat mengenai prospek Countertrade di Indonesia secara menyeluruh.
Permasalahan yang dihadapi oleh PT"X" saat mi adalah masalah pembiayaan karena banyak bank dalam negeri kurang banyak mengetahui secara langsung prosedur dan cara kerja Countertrade. Dan juga masaláh delivery barang yang kurang lancar karena penggunaan dokumen penginiman yang merugikan pihak eksportir.
Dalam melihat strategi yang dilaksanakan perusahaan, kerangka analisis yang digunakan adalah kerangka analisis dari Pearce II & Richard B. Robinson tentang lingkungan usaha yang mempengaruhi perusahaan, Hax & Majluff yang menjelaskan teñtang strength matrix in strategic planning serta cara pembiayaan yang dilakukan perusahaan untuk meminimisasi resiko.
Dari hasil analisis terhadap keadaan strategi dan pembiayaan, hal yang umum dilaksanakan oleh PT"X"adalah menggunakan strategi proactive dalam mencari pasar Internasional sedangkan dalam jangka panjang perusahaan dapat terus melanjutkan strategi countertradenya tetapi membutuhkan dana yang cukup tinggi dalam hal pembiyaan Pembiayaan yang dilakukan perusahaan adalah menggunakan cara time value of money untuk meminimisasi resiko dan untuk mengantisipasi perubahan suku bunga.
Walaupun banyak cara pembiayaan lain yang dapat digunakan, cara pembiayaan yang dilakukan oleh PT"X" sangat sederhana, karena hanya menilai harga barang yang diperdagangkan berdasarkan future value berdasarkan tingkat suku bunga yang berlaku."
Depok: Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Januar R. Sumardi
"Investasi properti merupakan suatu investasi jangka panjang, sehingga peranan waktu menjadi krusial dalam penentuan strategi dan keputusan investasi. Pemahaman akan masalah properti tidak hanya dflihat dari sudut sempit yang mengandalkan intuisi semata tetapi iebih dari itu harus memperhitungkan faktor-faktor internal dan eksternal serta memperhatikan kriteria-kriteria finansial maupun non-finansial. Kompleksnya analisis yang diperlukan disebabkan setiap jenis properti mernpunyai karakteristik dan permasalahan yang berbeda satu dengan yang lain.
Tujuan utama penulisan karya akhir mi adalah untuk mengembangkan suatu kerangka kerja analitis yang diperlukan oleh seorang investor untuk menentukan keputusan investasi properti. Berbeda dengari karya-karya akhir yang mengambil topik properti lainnya, fokus utama dari karya akhir mi ialah investasi properti denganmengakuisisi bangunan yang sudah ada (exist). Topik inisengaja kami pilih mengingat semakin terbatasnya luas lahan yang ada di Jakarta terutama di kawasan pusat bisnis. Cara-cara akuisisi bangunan seperti ini menguntungkan karena investor mempunyai banyak alternatif dalam meimilih bangunan, tidak perlu melibatkan diri dalam tahap pembangunan yang memakan waktu lama dan menimbulkan development risk serta dapat memanfaatkan momen dan siklus bisnis yang sedang peak.
Kerangka kerja yang digunakan dalam karya akhir mi adalah perhitungan trade off antara return dan risiko yang muncul. Ada tiga bagian utama, pertama menentukan strategi, art'inya mendefinisikan return dan nisiko. Didalarnnya menyangkut filosofi investasi, kriteria keputusan serta rencana dan kebijakan. Kedua melakukan anailisis, yakni mengukur return dan risiko yang ada. Yaitu tahap awal dengan menentukan tahapan analisis, mempergunakan teknik analisis keuangan dasar, analisis discounted cash-flow untuk melihat berapa besar tingkat pengembalian yang ada, inelakukan analisis nisiko dan menggunakan sumber-sumber data eksternal untuk melihat keadaan dan kemampuan pasar pada saat investasi. Dan ketiga menentukan keputusan yang akan diambil, yaitu dengan mengevaluasi return dan risiko yang ada.
Untuk memperjelas kerangka kerja yang dibahas, kami inengambil studi kasus sebagai bahan perbandingan terutama dalam menentukan keputusan yang akan Diambil. Perusahaan yang dipilih adalah perusahaan publik dengan tujuan untuk mempermudahkan penolehan data. Penusahaan tersebut juga telah mempunyai kinerja yang baik dan mempunyai pengalaman luas dalam investasi properti. Hasil analisis mempenlihatkan bahwa hal yang paling menentukan keberhasilan suatu investasi properti adalah bila mengikuti urutan sistematika analisis yang koinprehensif, yang meliputi semua aspek yang ada, baik aspek finansial, aspek peinasaran, sampai aspek sosial. Hal-hal ini akan menentukan keberhasilan investasi. Sedangkan kegagalan investasi lebih banyak disebabkan karena seorang investor hanya mengandalkan intuisi semata tanpa melihat fakto-faktor yang akan mempengaruhi nilal suatu properti. Investasi dalain bidang properti membutuhkan dana yang besar sehingga keputusan investasi atau divestasi harus dilakukan dengan sangat hati-hati agar tidak terlanjur mengalami kerugian dalam arus point of no return."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manurung, Mirvan Julian
"Akuisisi merupakan salah satu topik dalam Corporate Finance. Ada beberapa rasionalisasi bagi perusahaan untuk melakukan akuisisi seperti menerima keuntungan dari perusahaan target yang undervalued, diversifikasi dan penyebaran risiko, mencapai sinergi keuangan, menggabungkan kekuatan fungsional dan mempertahankan pertumbuhan tinggi perusahaan. Pada tanggal 28^ Mei 2007, PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. mengusulkan akuisisi PT. Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk. (Lonsum). Bagian utama dari akuisisi adalah penilaian perusahaan target. Valuasi mencoba menemukan nilai riil perusahaan dan harga sahamnya. Tesis ini bertujuan untuk mengetahui nilai sebenarnya dari Lonsum sebagai target firm saat diakuisisi oleh Indofood. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah discounted cash flow, free cash flow to the firm model (FCFF).
Penelitian ini juga menggunakan analisis fundamental dan analisis lingkungan industri untuk mengumpulkan informasi sebagai Nilai Lonsum yang dihasilkan dari penelitian untuk tiga skenario pertumbuhan perusahaan adalah sebagai berikut : Rp. 6.434,50 per saham untuk pertumbuhan optimis, Rp. 4.309,20 per saham untuk skenario moderat dan Rp. 3.569,32 per saham untuk skenario pesimis. Nilai ekspektasi saham berdasarkan probabilitas masing-masing skenario adalah Rp. 4.724,82 per saham. Valuasi tersebut menunjukkan bahwa harga penawaran akuisisi sebesar Rp. 6.500 per saham memang harga yang overvalued. Alasan menawarkan harga yang dinilai terlalu tinggi dapat bervariasi dari nilai sinergi yang dicapai hingga antisipasi tindakan pertahanan dan penghapusan saingan dalam akuisisi. Namun alasan-alasan tersebut tidak dikaji lebih lanjut dalam tesis ini
Acquisition is one of the topic in Corporate Finance. There are several rationalizations for a firm to do an acquisition such as receiving gains from an undervalued target firm, diversification and spreading risks, achie^hng financial synergy, combining functional strengths and maintaining firm's high growth. On 28^ May 2007, PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. proposed an acquisition of PT. Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk. (Lonsum).
The main part from an acquisition is the valuation of target firm. The valuation tried to find a real value of the firm and the price of its stocks. This thesis' purpose is to find the real value of Lonsum as target firm when acquired by Indofood. The method that is used in this study is discounted cash flow, free cash flow to the firm model (FCFF).
The study also used fundamental analysis and analysis of industiy environment to gathered information as The value of Lonsum resulted from the study for the three scenarios of firm's growth are as follow : Rp. 6.434,50 per stock for optimistic growth, Rp. 4.309,20 per stock for moderate scenario and Rp. 3.569,32 per stock for pessimistic scenario. The expected value of the stock based on the probability of each scenario is Rp. 4.724,82 per stock. The valuation showed that the offer price of acquisition of Rp. 6.500 per stock is indeed an overvalued price. The reasons of offering an overvalued price may varied from the value of synergy achieved to the anticipation of defense action and elimination of rivals in acquisition. However, these reasons is not studied further in this thesis.
"
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Auw Fatmawati
"Pemerintah Indonesia menerapkan bea keluar terhadap kelapa sawit dan produk turunannya dalam upaya untuk mengontrol supply dan harga minyak goreng di dalam negeri. Dampak dari kebijakan ini berimbas tidak hanya terhadap industry kelapa sawit saja tetapi juga terhadap ekonomi indonesia secara keseluruhan. Bea keluar telah menyebabkan ekspor sawit tidak mencapai level maksimum. Industry hilir CPO tidak. berkembang, maraknya penyeludupan, penurunan daya saing industri dan peningkatan ketidakpastian usaha. Disisi lain bea keluar merupakan mekanisme yang dimiliki pemerintah untuk meredam kenaikan harga minyak goreng yang terlalu tinggi yang diakibatkan oleh kondisi pasar komoditas di luar negeri.

Government of Indonesia impose export duty on palm oil and its product in the effort to control the supply and price of domestic cooking oil. The impact of this policy affect not only palm oil industry, but also to Indonesian economy as a whole. Export duty has caused palm oil export fail to reach its maximum potential, discourages development of downstream industry. lower industry competitiveness and increase business uncertainty. On the other hand, export duty give govemmert a mechanism to control domestic cooking oil price when international commodity market fluctuates."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T 26977
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Daniel Monario
"Tesis ini menganalisis dan membandingkan proses penyusunan, pemilihan, dan implementasi strategi usaha penusalann yang sudah ada di PT.Garuda Indonesia dengan menggunakan beberapa konsep menajemen strategi yang ada. Penelitian ini menggunakan data-data pendukung berupa laporan keuangan dan informasi lainnya yang berasal dari diskusi dengan pihak manajemen perusahaan. Penelitian ini menyimpullan bahwa strategi perusahaaa saat ini sudah dirancang dengan baik dan sesuai dengan aturan yang dikeluarkan oleh pemerintah sebagai pemegang sahamnya. Hasil dari strategi yang dirancang perusahaan dan implentasinya,melalui pengawasan indikator-indikator kunci perusahaan sudah tampak dari perbaikan kinerja perusahann saat ini
The focus of this study is to analyze the process of existing PT.Garuda Indonesia corporate strategy designing, selection and implementation. This using strategic management basic model, corporate financial report, and discussions with the management of PT. Ganda Indonesia Airline. The researcher's conclusion pointed that the stralegic planning process of the company is already well designed and aligned with govemment rules, as the owner of uhe company. The outcome of the corporate stategic planning, selection, and implementation has shown in the recent corporate performance."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>