Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fathiya Nissa Mulyaningrum
"Keluarga berencana dinilai sebagai upaya pasangan dan individu dalam merencanakan jumlah dan jarak kelahiran yang diinginkan. Kebutuhan yang tidak terpenuhi dalam penggunaan kontrasepsi, memunculkan masalah unmet need kontrasepsi khususnya jika terjadi kelahiran pada usia ibu yang berisiko. Usia ibu yang sudah berada pada fase biologis terakhir(pre-menopause) jika mengalami kehamilan akan merugikan janin dan kesehatan ibu ketika persalinan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan unmet need pada wanita usia 35-49 tahun di berbagai regional di Indonesia. Metode yang digunakan berupa analisis bivariat dan stratifikasi data sekunder berdasarkan regional wilayah survei demografi dan kesehatan Indonesia. Melalui analisis data SDKI 2017, UMN di Indonesia wanita rentang usia ≥35 tahun mencapai 11.7% dengan jumlah limiting paling banyak(79.8%) yaitu 1226 kasus. Yogyakarta memiliki prevalensi kebutuhan kontrasepsi yang terpenuhi tertinggi sebesar 95.8%. Papua Barat mencatat prevalensi unmet need tertinggi secara nasional sebesar 27.4%. Hasilnya faktor yang mempengaruhi adalah faktor pekerjaan dan tingkat ekonomi rumah tangga, jumlah paritas, durasi tinggal bersama, dukungan suami, dan sumber informasi metode kontrasepsi melalui petugas kesehatan.

Family planning is regarded as an essential effort by couples and individuals to manage the desired number and spacing of births. The unmet need for contraceptive use poses a significant concern, particularly when pregnancies occur at an advanced maternal age, which carries inherent health risks. Pregnancies in women approaching the final biological phase (pre-menopause) can adversely affect both fetal and maternal health during childbirth. This study aims to analyze the factors associated with unmet contraceptive need among women aged 35-49 years across various regions in Indonesia. The research employs bivariate analysis and data stratification based on regional data from the Indonesian Demographic and Health Survey (IDHS). Analysis of the 2017 IDHS data reveals that the unmet need for contraception among Indonesian women aged ≥35 years stands at 11.7%, with the majority of unmet need cases (79.8%) being for limiting births, amounting to 1226 cases. Yogyakarta exhibits the highest prevalence of met contraceptive needs at 95.8%, while West Papua reports the highest national prevalence of unmet need at 27.4%. The study identifies several influencing factors, including employment and household economic status, parity, duration of cohabitation, husband’s support, and the source of contraceptive method information provided by health workers."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indinesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nooridha Febriyanti
"Indonesia menjadi salah satu negara dengan jumlah jemaah haji terbanyak yang datang melaksanakan ibadah haji. Setiap tahun, jemaah Indonesia yang berangkat sekitar 30% hingga 40% merupakan jemaah lanjut usia (lansia). Penyakit komorbid terbanyak yang dimiliki oleh jemaah haji Indonesia adalah hipertensi dan diabetes melitus. Studi ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh hipertensi dan diabetes melitus terhadap kematian akibat penyakit kardiovaskular pada jemaah haji lansia tahun 2023. Penelitian ini dilakukan dengan desain studi kohort retrospektif menggunakan data sekunder dari Siskohatkes Shar’i pada Pusat Kesehatan Haji, Kementerian Kesehatan RI. Jumlah sampel penelitian ini sebanyak 80.483 jemaah haji lansia. Outcome pada penelitian ini adalah kejadian kematian akibat penyakit kardiovaskular pada jemaah haji lansia dan variabel independennya terdiri dari hipertensi dan diabetes melitus. Variabel kovariat meliputi jenis kelamin, status dislipidemia, obesitas, status merokok, TB, PPOK dan anemia. Analisis data dilakukan dengan menggunakan regresi logistik. Hasil studi menunjukkan bahwa jemaah haji yang hipertensi berisiko 1,32 kali lebih tinggi setelah dikontrol variabel diabetes melitus, PPOK dan jenis kelamin (95%CI:1,04-1,69) dan jemaah haji yang diabetes melitus berisiko 1,40 kali lebih tinggi mengalami kematian akibat penyakit kardiovaskular setelah dikontrol variabel hipertensi, PPOK dan jenis kelamin (95%CI:1,08-1,82). Pada jemaah haji yang memiliki hipertensi dan diabetes melitus memiliki risiko 1,83 kali lebih tinggi mengalami kematian akibat penyakit kardiovaskular setelah dikontrol variabel PPOK dan jenis kelamin (95%CI:1,28-2,60). Prioritas utama dalam upaya menurunkan angka kematian akibat penyakit kardiovaskular pada jemaah haji lansia adalah dengan melakukan pengelolaan pada status hipertensi-diabetes melitus, karena akan menurunkan 23,53% kematian pada populasi jemaah haji dan menurunkan 43,48% kematian pada kelompok yang terpapar hipertensi-diabetes melitus.

Indonesia is one of the countries with the largest number of pilgrims who come to perform the Hajj pilgrimage. Every year, around 30% to 40% of Indonesian pilgrims who depart are elderly pilgrims. The most common comorbid diseases owned by Indonesian pilgrims are hypertension and diabetes mellitus. This study aims to determine effect of hypertension and diabetes mellitus to mortality of cardiovascular disease in elderly pilgrims in 2023. This Study was retrospective cohort using secondary data from Siskohatkes Shar'i at the Hajj Health Center, Indonesian Ministry of Health. The sample size of this study was 80,483 elderly pilgrims. Outcome of this study was mortality from cardiovascular disease in elderly pilgrims and independent variables were hypertension and diabetes mellitus. Covariate variables include gender, dyslipidemia, obesity, smoking, TB, COPD and anemia. Data analysis was performed using logistic regression. The results showed that hypertensive pilgrims had a 1.32 times higher risk after controlling for diabetes mellitus, COPD and gender (95%CI: 1.04-1.69) and diabetes mellitus pilgrims had a 1.40 times higher risk from  cardiovascular disease mortality after controlling for hypertension, COPD and gender (95%CI: 1.08-1.82). Hajj pilgrims with hypertension and diabetes mellitus had a 1.83 times higher risk to have cardiovascular disease mortality after controlling for COPD and gender (95%CI: 1.28-2,60). The main priority in reducing cardiovascular disease mortality in elderly pilgrims is to manage the hypertension-diabetes mellitus, as it will reduce 23.53% of deaths in the pilgrim population and reduce 43.48% of deaths in the hypertension-diabetes mellitus among exposed group."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muthia Haniffa Zakiyah
"Berat lahir merupakan indikator penting untuk kesehatan bayi baru lahir, karena mencerminkan kondisi gizi dan metabolisme ibu, serta perkembangan janin selama kehamilan. Bayi yang dilahirkan dengan berat badan rendah mempunyai konsekuensi kesehatan jangka pendek maupun jangka panjang. Cut off BBLR 2500 gram  yang berkaitan dengan morbiditas dan mortalitas bayi. Namun penelitian terbaru menunjukkan bayi yang lahir dengan berat <3000 gram juga beresiko terkena penyakit degeneratif di masa depan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara status gizi ibu, faktor ibu dan faktor bayi dengan berat lahir. Desain studi yang digunakan adalah cross sectional dengan hasil BB prahamil ibu, tinggi badan ibu, IMT prahamil ibu, LILA ibu, Kadar Hb Trimester I ibu, paritas ibu, jenis kelamin bayi dan urutan kelahiran bayi berhubungan dengan berat lahir bayi (p<0.05), hasil dampak terbesar pada populasi yaitu variabel PBBH dan Kadar Hb Trimester I (PAR=31%; PAR=34%). Status gizi ibu yang baik penting pada masa kehamilan.

Birthweight is an important indicator for the health of newborns, because it reflects the nutritional and metabolic conditions of the mother, as well as the development of the fetus during pregnancy. Babies born with low birth weight have short-term and long-term health consequences. Cut off LBW 2500 grams related to infant morbidity and mortality. However, recent studies have shown that babies born weighing <3000 grams are also at risk of developing degenerative diseases in the future. This study aims to look at the relation between maternal nutritional status, maternal factors and infant factors with birthweight. The study design used was cross sectional with the results of the mother's pre-pregnancy weight, mother's height, mother's pre-pregnancy BMI, mother's LILA, mother's first trimester Hb levels, mother's parity, baby's sex and birth order associated with baby's birthweight (p<0.05), the results of the greatest impact on the population are the variables of gestational weight gain and first trimester Hb levels (PAR=31%; PAR=34%). Good nutritional status of the mother is important during pregnancy."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hariyona Fitrin
"Prevalensi Ketuban Pecah Dini (KPD) di dunia sekitar 5,0%-10,0%. Namun KPD merupakan salah satu komplikasi kehamilan yang dapat menyebabkan morbiditas dan mortalitas baik pada bayi maupun ibu. Salah satu faktor yang diduga berperan dalam terjadinya KPD adalah Infeksi Saluran Kemih (ISK) pada kehamilan. Penelitian sebelumnya memperlihatkan adanya hubungan ISK pada ibu hamil terhadap kejadian persalinan dengan KPD, namun perlu dilakukan penelitian pada populasi berbeda seperti di RSUD Cengkareng Jakarta Barat. Oleh karena itu, dilakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh ISK pada ibu hamil dengan kejadian KPD di RSUD Cengkareng. Penelitian ini menggunakan desain kasus kontrol dengan menggunakan data sekunder dari status rekam medis ibu melahirkan periode Januari-Desember 2023. Hasil analisis bivariat diperoleh nilai OR 3,08 (95%CI: 1,73-5,53 dan p=0,000) sebelum dikontrol dengan variabel kovariat. Setelah dilakukan analisis multivariat diperoleh model akhir pengaruh ISK dengan persalinan KPD dengan mengendalikan faktor jumlah kehamilan, riwayat abortus, dan riwayat SC di peroleh nilai OR 2,43 (95%CI: 1,36-4,34 dan p=0,003. Kesimpulan, ISK pada ibu hamil berisiko 2,43 kali untuk mengalami persalinan dengan KPD setelah dikontrol dengan variabel jumlah kehamilan, riwayat abortus, dan riwayat SC.

The prevalence of Premature Rupture of Membranes (PROM) in the world is around 5.0%-10%. However, PROM is one of the complications of pregnancy that can cause morbidity and mortality in both infants and mothers. One factor that is thought to play a role in the occurrence of PROM is Urinary Tract Infection (UTI) in pregnancy. Previous studies have shown a relationship between UTI in pregnant women and the incidence of labor with PROM, but research needs to be done in different populations such as at Cengkareng Hospital, West Jakarta. Therefore, a study was conducted with the aim to determine the effect of Urinary Tract Infection (UTI) in pregnant women with the incidence of Premature Rupture of Membranes (PROM) at Cengkareng Hospital. This study used a case control design using secondary data from the medical record status of mothers giving birth in the period January-December 2023. The results of the study on bivariate analysis of the influence of UTI with PROM labor obtained (OR: 3.08; 95%CI: 1.73-5.53 and p=0.000) before controlling with covariate variabels. After multivariate analysis, the final model of the influence of UTI with PROM labor by controlling the factors of gestational age, number of pregnancies, abortion, and history of SC was obtained (OR: 2,43; 95%CI: 1,36-4,34 and p=0,003). In conclusion, UTI in pregnant women has a risk of 2,43 times to experience labor with PROM after controlling for the variabels of number of pregnancies, history of abortion, and history of SC."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library