Ditemukan 109 dokumen yang sesuai dengan query
Riva Nur Insania
"Penelitian ini membahas tentang ekonomi moral pengrajin bunga kayu Kota Batu sebagai peasant. Saya menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif dalam penelitian ini. Pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan, wawancara, dan studi kepustakaan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pengrajin sebagai peasant memiliki ekonomi moral yang sama dengan petani. Kehidupan ekonomi pengrajin memiliki keterkaitan dengan kehidupan sosial dan kebudayaan masyarakat Kota Batu yang memiliki sejarah sebagai masyarakat petani agrikultural. Selama pengrajin memiliki ikatan sejarah dengan masyarakat petani, memiliki hubungan kekerabatan dan emosional sebagai satu Karuhun, adat-istiadat yang sama dengan petani, menjalankan tradisi yang sama dengan petani, memiliki pola pengaturan sosial yang sama dengan petani, ketergantungan secara sosial dan ekonomi seperti petani, sebagai peasant, pengrajin memiliki ekonomi moral yang sama dengan petani. Penelitian ini penting untuk melihat keterkaitan antara ekonomi moral pengrajin dengan ekonomi moral petani.
This research is about the moral economy of Kota Batu's wooden flower craftsmen as a Peasant. I used the qualitative approach which is descriptive in this research. Data gathering is conducted by observation, interview, and literature studies. This research concluded that craftsmen as peasant has the same moral economy as peasant agriculture. The life of these craftsmen is connected with culture and social life of Kota Batu community who have historical background as agricultural peasant society. As far as the craftsmen have historical connection with peasant community, have some kind of kinship and emotional ties as a singe ancestor, the same custom with peasants, running same tradition with peasants, have a pattern of social arrangements with peasants, social and economic dependence like peasants, thus as peasant, the craftsmen has the same moral economy as the peasants. This research is important to look at the the connectedness between moral economy of the craftsmen with the moral economy of the peasant."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2011
S1403
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Mukhammad Bahtiar
"Penelitian ini tentang pengelolaan sumber daya madu hutan yang dilakukan oleh masyarakat di desa Keliling Semulung, Kecamatan Embaloh Hilir, Kabupaten Kapuas Hulu, Propinsi Kalimantan Barat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk mendapatkan deskripsi tentang pengelolaan sumber daya madu hutan. Pengumpulan data dilakukan dengan metode studi pustaka, pengamatan partisipasi dan wawancara. Penelitian saya menunjukkan bahwa terdapat tiga sumber daya madu hutan yaitu repak, lalau dan tikung. Pada ketiga sumber daya madu hutan tersebut terdapat tiga unsur sumber daya yaitu, tanah, pohon dan sarang lebah. Pengelolaan pohon dan tanah dan sarang lebah pada repak, lalau, dan tikung, dilakukan dengan cara berbeda. Adapun hak kepemilikan sarang lebah pada repak, lalau, tikung adalah sama yaitu sebagai pemilik, sedangkan hak kepemilikan pada tanah dan pohon berbeda. Pengelolaan tanah, pohon dan sarang lebah pada ketiga sumber daya madu tersebut dilaksanakan sesuai dengan pranata yang berlaku di masyarakat dan pranata yang berlaku merupakan aturan adat. Pranata ini memegang peranan penting dalam pengelolaan sumber daya maduhutan.
This research is about the management of forest honey resources in Keliling Semulung. This study used a qualitative approach to get a description of forest honey resource management. The data was collected by the method of literature, participation observations and interviews. My research shows that there are three resources of forest honey that are repak, lalau and tikung. On the third of the forest honey resource, there are three elements of resources, that are land, trees and honeycomb. Management of land and trees and honeycomb on repak, lalau, and tikung, carried in a different way. The ownership rights honeycomb on repak, lalau, tikung are the same being as the owner, while the land and tree tenure is different, Management of the soil, tree and honeycomb on all three honey forest resources is implemented according with the institutions who prevailing in society and institutions which applicable constitute customary rules. This instituions holds an important role in the management of forest honey resources."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S46533
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Isti Kholif Maulinur
"Tulisan ini merupakan refleksi pengalaman saya dalam mengikuti Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka yang diselenggarakan oleh Program Studi Antropologi Sosial, Universitas Indonesia bersama Badan Registrasi Wilayah Adat (MBKM UI-BRWA). Pembahasan dalam makalah ini difokuskan pada refleksi metodologi etnografi dalam proses fasilitasi pengakuan dan perlindungan hak-hak masyarakat adat di BRWA. Proses ini juga mengungkap relasi identitas antara saya sebagai mahasiswa program studi antropologi sosial dengan BRWA dan relasi identitas saya sebagai fasilitator dengan masyarakat adat dalam menghasilkan etnografi masyarakat adat. Berdasarkan hal tersebut, makalah ini bertujuan memberikan gambaran kepada etnografer maupun fasilitator terkait kemungkinan yang akan mereka hadapi saat berada di lapangan. Pendekatan etnografi yang digunakan yaitu dengan Rapid Ethnography Assessment (REA) dengan metode pengambilan data melalui Focus Group Discussion (FGD), wawancara, transek, serta kolaborasi aktif dari masyarakat adat. Kegiatan ini dilakukan di beberapa wilayah adat yang berada di Kalimantan Tengah (Gunung Mas), Kalimantan Timur (Penajam Paser Utara), Kalimantan Utara (Nunukan), dan Riau (Kampar). Upaya menghasilkan etnografi masyarakat adat dengan acuan formulir pendaftaran BRWA merupakan hal yang penting dan krusial dalam proses advokasi pengakuan dan perlindungan masyarakat hukum adat di Indonesia. Dalam proses melakukan etnografi banyak kemungkinan yang dihadapi oleh seorang etnografer sekaligus fasilitator, baik ekspektasi dari masyarakat adat hingga tantangan dan penyesuaian saat berada di lapangan.
This paper reflects on my experience participating in the Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program organized by the Social Anthropology Study Program at the University of Indonesia in collaboration with the Indigenous Territory Registration Agency (BRWA). The discussion in this paper focuses on reflecting on the ethnographic methodology in facilitating the recognition and protection of the rights of indigenous communities within the BRWA framework. This process also reveals the identity relationships between myself, as a student of the social anthropology program, and the BRWA, as well as my identity as a facilitator working with indigenous communities to produce an ethnography of these communities. Based on this, the paper aims to provide insight to ethnographers and facilitators regarding the potential challenges they may face in the field. The ethnographic approach employed in this study is Rapid Ethnography Assessment (REA), with data collection methods including Focus Group Discussions (FGD), interviews, transects, and active collaboration with indigenous communities. The activities were conducted in several indigenous territories located in Central Kalimantan (Gunung Mas), East Kalimantan (Penajam Paser Utara), North Kalimantan (Nunukan), and Riau (Kampar). Producing an ethnography of indigenous communities using the BRWA registration form as a guideline is crucial and vital in the advocacy process for the recognition and protection of indigenous legal communities in Indonesia. During the ethnographic process, an ethnographer and facilitator may face various possibilities, from the expectations of indigenous communities to the challenges and adjustments required in the field."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Hany Nurul Nissa Suhendar
"Makalah ilmiah akhir ini membahas fetisisasi tradisi yang saya alami berdasarkan pada pengalaman saya sebagai fasilitator di Badan Registrasi Wilayah Adat (BRWA) dalam upaya pengakuan dan perlindungan hak masyarakat adat (indigenous people). Tulisan ini ditujukan sebagai bentuk kontribusi saya dalam menyajikan narasi terkait implikasi fetisisasi tradisi dalam konteks mencari keaslian masyarakat adat di Indonesia, khususnya di beberapa wilayah adat yang terletak di Provinsi Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Selatan. Temuan analisis memperlihatkan fetisisasi tradisi terjadi ketika saya ikut berpartisipasi secara langsung dalam menjalankan rangkaian proses yang terdiri dari registrasi, verifikasi, dan validasi untuk memperjuangkan pengakuan dan perlindungan atas keberadaan masyarakat adat berdasarkan pada prosedur BRWA.
This final scientific paper discusses the fetishization of tradition that I have experienced based on my experience as a facilitator at Badan Registrasi Wilayah Adat (BRWA) in efforts to recognize and protect the rights of indigenous people. This paper is intended as a form of my contribution in presenting a narrative related to the implications of the fetishization of tradition in the context of seeking the authenticity of indigenous people in Indonesia, especially in several indigenous territories located in Central Kalimantan, East Kalimantan, and South Kalimantan Provinces. The findings of the analysis show that the fetishization of tradition occurred when I directly participated in carrying out a series of processes consisting of registration, verification, and validation to fight for the recognition and protection of the existence of indigenous people based on BRWA procedures."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Medina Putri Ramadha
"
ABSTRAKTulisan ini mengkaji tentang model bisnis sharing economy dalam layanan GO-FOOD. Layanan tersebut telah mengemas praktik jual beli makanan dengan cara yang modern, yaitu menggunakan sistem jasa pesan antar melalui aplikasi. Aktivitas yang terjadi dalam layanan GO-FOOD melibatkan lebih dari dua pelaku ekonomi di dalamnya, yaitu adanya peran driver sebagai perantara dari merchant (penjual) dan customer (pembeli). Skripsi ini menyajikan pentingnya hubungan sosial antara merchant dan driver sebagai pihak ketiga dalam membangun trust pada aktivitas ekonomi tersebut. Dengan menggunakan pendekatan etnografi, tulisan ini mengulas interaksi antar kedua pihak dalam menyikapi dinamika layanan GO-FOOD. Aktivitas ekonomi GO-FOOD yang terjadi dalam realitas hubungan sosial antara driver dan merchant menunjukkan bahwa terdapat pertimbangan aspek non-ekonomi dalam menentukan tindakan ekonominya. Fenomena tersebut telah didefenisikan oleh Granovetter (1985) dengan istilah social embeddedness, bahwa suatu tindakan ekonomi melekat dengan hubungan sosial yang terjadi antar pelaku ekonomi.
ABSTRACTThis study examines sharing economy business model in GO-FOOD service. The service has transformed the process of buying and selling food into a modern way by ordering and delivering via application. Transactions that have emerged in GO-FOOD require more than two economic actors, the role of drivers as intermediaries from merchant to customer. This study presents the importance of social relations between merchant and driver as third party in building trust in this economic activity. By using an ethnographic approach, this study analyzes the interactions between them in responding the dynamic changes on GO-FOOD service. Economic activities that occurred in the reality of social relation between driver and merchant, shows that there are some considerations of non-economic aspects in determining their economic actions. This phenomenon has been defined by Granovetter (1985) as social embeddedness, an economic action which is attached to the social relationship that occured between the economic actors."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Prasetyo Aji Laksono
"Skripsi ini membahas hubungan saling menguntungkan antara perusahaan dengan mitra dalam pemanfaatan teknologi informasi. Warung tradisional yang bertransformasi menjadi modern memiliki persoalan adaptasi budaya organisasi dalam relasi antara perusahaan dengan mitra. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam, studi pustaka, dan observasi partisipan. Melalui pendekatan kualitatif, skripsi ini menunjukkan bahwa basis hubungan antara pelaku usaha warung tradisional dengan Warung Pintar adalah kemitraan. Hubungan tersebut berimplikasi pada eksistensi UMKM yang mampu beradaptasi di tengah persaingan bisnis. Terbinanya hubungan tersebut menjadikan proses pertukaran barang dan jasa bersifat kontinyu sehingga bisnis dapat terus berkembang.
This thesis discusses the mutually beneficial relationship between companies and partners in the use of information technology. Traditional shops that are transformed into modern shops have the a problem of organizational culture adaptation in relations between companies and partners. The research methods used in this study were in-depth interviews, literature study, and participant observation. Through a qualitative approach, this thesis shows that the relationship between traditional shop businesses and Warung Pintar is a partnership-based relationship. This relationship has implications for the existence of UMKM that are able to adapt in the midst of business competition. The establishment of these relationships makes the process of exchanging goods and services continuous so that the business can continue to grow."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Arisha Khairunnisha
"Bawang merah dikenal sebagai komoditas nasional yang selalu dikaitkan dengan kegiatan impor. Komoditas ini dikatakan berfluktuatif tinggi karena sewaktu-waktu harganya bisa melonjak naik atau turun, bergantung pada keadaan pasar yang didasari oleh tingkat kuantitas dan kualitas hasil produksi saat musim-musim tertentu. Tentu saja petani tidak mampu mengatasi hal ini secara mandiri. Pemerintah berusaha mengatasi permasalahan tersebut melalui pemberian penyuluhan hingga bantuan modal terhadap petani komoditas di desa-desa yang ada di Indonesia. Di Desa Gebang yang terletak di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, regulasi tersebut diupayakan melalui peran UPT (Unit Pelaksana Teknis) dan BPP (Balai Penyuluh Pertanian) sebagai organisasi yang terkait dengan Pemerintah (
Governmental Organization) di tataran desa. Pemerintah berusaha membentuk solusi pendirian Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) dengan terdiri dari beberapa kelompok tani di dalamnya. Melalui beberapa strategi program, UPT dan BPP berusaha menyatukan tujuan menyejahterakan perekonomian dan efisiensi usaha petani dan juga tujuan pemenuhan kebutuhan nasional. Disamping itu, di lingkungan desa juga terdapat dua kios pertanian yang dikelola oleh dua warga lokal dan lepas dari pengaruh organisasi pemerintah (
Non-Governmental Organization). Kios-kios ini didirikan secara pribadi dengan harapan mampu memenuhi kebutuhan usaha tani yang bersifat kompleks. Dengan beragam program dan promosi yang diberikan, petani merasa peran kios juga menjadi vital bagi permodalan mereka. Penelitian kualitatif ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bentuk respons petani terhadap beragam program bantuan dari kelembagaan lokal yang ada. Berdasarkan alternatif bantuan tersebut, petani pada kasus ini cenderung memberikan respons yang berarti terhadap program bantuan modal yang berasal dari kios pertanian. Saya juga akan mengkaji aspek-aspek yang menjadi bahan pertimbangan petani dalam pengambilan keputusan tersebut.
Red onion is always known as national commodity that related to import activity. This commodity has highly scale of fluctuation, because sometimes the prize gets unstable. The prize can suddenly go up and down. It depends on market situation that firstly based on the red onion harvest productivity (quantity & quality) by any seasons. Of course the farmers can not solve this problem autonomously. The government have been trying to solved the problem by giving the counselling activity and giving capital farming needs for almost all farmers in Indonesia. Here in Gebang Village, Cirebon District, that regulations have been aided by UPT (Unit Pelaksana Teknis/Technical Implementer Unit) and BPP (Farming Counselor Office) as the Governmental Organization at the local level. The government has trying to solve the problem by formed the Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani/Integrated Farming Teams) for each villages in one sub-district area. UPT and BPP working the strategies together with the purpose of eficiency for fulfill the capital needs of the farmers, morover to solve the national needs problem. On the other side, in this village, there are 2 (two) farming kiosks which managed by two local citizens and apart from governmental influence (Non-Governmental Organization). These two kiosks were built privately with hope: could help the farmers fulfill their needs which are very complex. With many programs and promotions, the farmers consider that the kiosk’s role has become vital for their capital needs. The aim of this study is for reviewing deeper the forms of farmer’s response toward some capital farming programs aided by local institutions. Based on that some kind of alternatives, the farmers in this case prefer give their response toward kiosk’s programs. By this research too, i will reviewing some aspects that underlie their decision-making for that response."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Karin Aurelia Permana
"Budaya organisasi merupakan faktor penting yang menentukan keberhasilan sebuah organisasi atau perusahaan. Di dalam budaya organisasi, terkandung sistem makna berupa prinsip nilai yang berfungsi mengatur individu untuk berperilaku sebagaimana mestinya selama menjadi anggota organisasi. Maka, penting bagi organisasi untuk memberikan pemahaman budaya organisasi kepada anggotanya melalui sosialisasi, terlebih kepada anggota baru. Makalah ini merupakan bentuk refleksi pengalaman magang saya selama lima bulan (Juli 2021-Desember 2021) sebagai divisi Culture Engagement di Stockbit & Bibit. Penulisan akan berfokus pada bagaimana cara sosialisasi budaya organisasi yang dilakukan dalam program kerja performance review. Budaya organisasi di Stockbit & Bibit terdiri dari lima culture DNA, yaitu Creativity & Innovation, Continuous Improvement, Take Ownership, Team Collaborations dan Customer Obsession. Hasil akhir menunjukkan bahwa cara sosialisasi budaya organisasi yang dilakukan dalam program kerja performance review menggunakan sistem rewards (penghargaan) dan punishment (hukuman). Rewards dan punishment menjadi cara sosialisasi yang efektif karena anggota baru memiliki pengalaman dalam berbagai jenis perilaku anggota lainnya yang sudah lebih dahulu ada di dalam organisasi. Karyawan baru di Stockbit & Bibit dapat mengetahui perilaku yang perlu dilakukan sesuai dengan peran, fungsi, dan tanggung jawabnya dengan memahami budaya organisasi yang berlaku melalui proses sosialisasi.
Organizational culture is a determining factor in the overall success of a company. Within the organizationional culture, there are set values that governs how an individual functions according to their respective roles within an organization. Thus, it is essential for an organization to educate its members on organizational cultures, especially towards its new members. This paper is written as a reflection of the writer's experience during their five-month internship (July 2021-December 2021) as a member of the Cultural Engagement Division of Stockbit & Bibit. This writing focuses on how organizational culture is socialized in the performance review work programme. Organizational culture in Stockbit & Bibit consists of five cultural DNAs, which are Creativity & Innovation, Tale Ownership, Team Collaborations and Customer Obsession. The conclusion shows that the socialization method used by the company is by rewards & punishments. Rewards and punishments are shown to be an effective way of socializing the company's organization culture as new members are able to learn from the experiences of senior employees. Newer members of the company are subsequently able to act accordingly based on their roles, function, and responsibilities by understanding the company's organization culture."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Harahap, Chisa Belinda
"Fenomena geng klitih merupakan suatu sebutan masyarakat Yogyakarta terhadap kasus kejahatan jalanan (street crime) yang dilakukan oleh sekumpulan geng remaja/pelajar. Motif kejahatannya beragam dan di luar orientasi materi, seperti balas dendam antarkelompok, menunjukkan solidaritas kelompok, pemberontakan terhadap sistem, hingga ajang unjuk eksistensi diri. Sementara itu, latar belakang lingkungan keluarga, pergaulan di sekolah, dan lemahnya social bond memiliki peran vital dalam pembentukan faktor kriminogen individu yang terlibat. Tesis ini membahas fenomena geng klitih dengan pendekatan kriminologi budaya yang berhubungan dengan subkebudayaan delinkuen, pengaruh dinamika kota dan penduduk, serta peranan agen kontrol sosial baik lembaga pemerintahan hingga masyarakat. Hasil penelitian ini berupa suatu gagasan pengendalian sosial kejahatan di luar peradilan pidana yang berbasis pada pelibatan agen masyarakat sesuai dengan konteks pandangan kriminologi budaya.
A phenomenon of Klitih gang is a term mentioned by the people of Yogyakarta toward street crime conducted by a group of youth/student geng. The motive of the crimes are vary and beyond money orientation, such as revenge among groups, to expressed groups solidarity, rebellion against the system, and to show self exsistence. Meanwhile, family background, school‘s association, and weak social bond have a vital role in forming a criminogenic factor of the person involved. This thesis discusses the phenomenon of the Klitih gang with a cultural criminology approach that is related to delinquent subcultures, the impact of city and population dynamics, and the role of social control agents in both the government agency and society. The result of this thesis is in a form of a notion of social crime control throughout criminal justice based on the involvement of the community in accordance to the context of the cultural criminology views."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Hygia Namirah
"Masuknya Candirejo ke dalam zona merah kemiskinan, mendorong organisasi lokal menciptakan suatu gerakan untuk mengentas kemiskinan melalui pendirian desa ekowisata. Berdiri nya desa ekowisata, membuat adanya pemanfaatan potensi budaya dan alam sehingga menghasilkan rekacipta sebagai kunci utama daya tarik dalam kegiatan ekowisata. Sebagai sebuah objek wisata, Candirejo memiliki faktor pembentuk ekowisata seperti budaya, alam, dan masyarakat yang saling memberikan efek terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat. Karya penelitian ini berupaya melihat bagaimana kegiatan ekowisata di Candirejo dapat berkembang dengan faktor-faktor yang ada didalamnya dan bagaimana kegiatan ekowisata dapat memberikan manfaat terhadap kesejahteraan masyarakat desa.
As Candirejo has enter into the red zone of poverty, this has stimulated local organization to create a movement in purpose to end the poverty through the establishment of ecotourism village. The establishment of an ecotourism village has made the use of cultural and natural potentials, resulting in an invention as the main key to attraction in ecotourism activities. As a tourism object, Candirejo has ecotourism factors such as culture, nature, and society which effect each other in improving the welfare of the community. This research work tries to investigate how ecotourism activities in Candirejo can develop with the factors involved and how ecotourism activities can give benefit the welfare of rural communities."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library