Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arfan Wiraguna
Abstrak :
Penelitian ini adalah studi pertama yang menjelaskan dampak aktivitas sekuritisasi pinjaman Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap stabilitas bank. Penelitian ini turut melihat peran yang dimainkan oleh likuiditas dan persyaratan modal sebagai moderator. Peneliti menggunakan novel hand-collected dataset pada tingkat bank di Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa dalam periode antara tahun 2003 dan 2022. Kumpulan data akhir terdiri atas 1.157 pengamatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan sekuritisasi pinjaman UKM berpengaruh negatif dan signifikan terhadap stabilitas bank. Likuiditas dan persyaratan modal sebagai moderator memperlemah pengaruh tersebut. Sebagai bagian dari robustness checks, penelitian ini mempertimbangkan kondisi krisis keuangan global dan Covid-19. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 2013-2019 adalah satu-satunya periode yang memungkinkan aktivitas sekuritisasi pinjaman UKM memiliki dampak negatif dan signifikan terhadap stabilitas bank. Hasil ini turut menunjukkan penerapan atas kebijakan transparansi yang efektif. Hasil penelitian tetap sesuai setelah peneliti menjalankan berbagai robustness checks dengan langkah-langkah pengujian dan analisis alternatif. ......This study shed light on the impact of Small and Medium Enterprise (SME) Asset-Backed Security (ABS) on bank stability. Using bank-level data, this study also analyzes the moderating roles of liquidity and regulatory capital. To address the relevant issues, this study employs a novel hand-collected dataset of banks in the U.S. and European countries covering the period between 2003 and 2022. The final dataset comprises 1,157 observations. The results show that the SME ABS activity has a negative and significant impact on bank stability. The results also show liquidity and regulatory capital weaken the impact of SME ABS activity on bank stability. As a robustness check, this study also exploits the unique features of the SME ABS during the global financial crisis and Covid-19 crisis to study how these crises impact bank stability. The results indicate 2013-2019 is the only period that allowed the SME ABS activity to have a significant negative impact on bank stability. Hence, it explains the effective implementation of transparency policy. The results are robust to alternative measures of SME ABS and bank stability analysis, controlling for bank fixed effects, among several other robustness tests.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Martani
Abstrak :
ABSTRAK
Disertasi ini bertujuan untuk melihat pengaruh hubungan manajemen informasi terhadap harga saham (harga penawaran, harga saham saat listing), initial return dan kinerja saham dalam jangka panjang. Manajemen informasi diukur dengan menggunakan variabel indek pertumbuhan penjualan sebelum IPO, indek pertumbuhan penjualan sebelum dan sesudah IPO dan pergantian auditor. Untuk melihat pengaruh hubungan tersebut digunakan data empiris di Bursa Efek Jakarta dari tahun 1989 - 2000.

Anomali IPO dalam bentuk initial retuns positif dan penurunan kinerja saham jangka panjang merupakan obyek studi yang banyak digali oleh para peneliti (Mardiyah 2003, Sembel 1996, Ritter 1991). Salah satu alasan yang diberikan atas anomali tersebut adalah praktek window dressing yang dilakukan atas laporan keuangan yang disampaikan sebelum IPO (Jain dan Kini 1994). Gumanti (2002) menemukan adanya manajemen laba yang terjadi pada periode dua tahun sebelum IPO. Teoh et al. (1998) membuktikan adanya hubungan positif antara rnanajemen laba dengan initial return dan penurunan kinerja jangka panjang. Ukuran manajemen laba yang digunakan adalah discretionary accrual dengan menggunakan model Jones (1991) yang dimodifikasi.

Kerangka pemikiran yang dikembangkan dalam disertasi ini merupakan sintesis dari dari beberapa teori IPO yang pemah diteliti oieh penelitia sebelumnya. Berdasarkan hasil penelitian Jain dan Kini (1994), disertasi ini mengasumsikan pemsahaan sebelum IPO melakukan manajemen informasi untuk memperbagus laporan keuangan. Tujuan manajemen inforrnasi ini adalah diperolehnya harga penawaran yang lebih tinggi dari nilai intrinsik perusahaan. Namun karena infomasi yang diberikan tidak mencerminkan nilai intrinsik perusahaan maka emiten akan menetapkan harga saham di bawah nilai informasi yang diberikan. Investor yang tidak menyadari adanya manajemen informasi tersebut menetapkan harga saham berdasarkan inforrnasi yang tersedia dan informasi lain yang ada di pasar yang belum diperhitungkan dalam menetapkan harga penawaran. Akibatnya akan muncul initial return positif. Dalam jangka panjang investor akan melakukan penyesuaian penilaian saham berdasarkan inforrnasi dan kinerja yang diberikan emiten. Akibatnya kinerja saham dan kinerja operasi akan turun dalam jangka panjang. Penurunan harga saham ini akan berada di bawah harga penawaran karena nilai intrinsik perusahaan berada di bawah harga penawaran. Jika harga saham dalam jangka panjang dijadikan proksi nilai intrinsik maka manajemen informasi akan memiliki korelasi negatif dengan indelaharga penawaran dibandingkan harga saham dalam jangka panjang dan abnormal' return dalam jangka panjang.

Riset empiris atas data perusahaan yang listing di BEJ dari tahun 1989 - 2000, menguatkan dugaan munculnya initial return positif sebesar 15,297%. Perusahaan terbukt melakukan manajernen informasi dengan menunjukkan tingkat pertumbuhan penjualan yang secara rata-rata lebih tinggi pada periode sebelum IPO dibandingkan pertumbuhan penjualan pada periode setelah IPO. Secara rata-rata perusahaan mengalami penurunan kinerja saham dalam jangka panjang, terbukti dari nilai rata-rata dan median abnormal buy and hold return negatif dalam jangka waktu 1 - 5 tahun (yang dihitung setiap akhir tahun), sementara nilai median komulatif abnormal return negatif untuk jangka waktu 2 - 5 tahun. Kinerja operasional yang diukur dengan tingkat pertumbuhan penjualan, net profil margin, operating profit margin, return on investment, return on equrity, operating profit to total asset, earning per share dan price to book value mengalami penurunan pada periode setelah IPO sampai dengan tahun kelima pengamatan dengan tingkat kinerja operasi tertinggi pada tahun IPO. kecuali untuk ROE dan operating profit to total asset pada periode satu tahun sebelum IPO.

Variabel manajemen informasi yang diproksi dengan tingkat pertumbuhan penjualan sebelum IPO memiliki pengaruh positif terhadap harga saham pengaruh variabel pertumbuhan penjualan sebelum IPO terhadap harga saham dipengaruhi oleh variabel pertumbuhan penjualan sebelum dan sesudah IPO dengan pengaruh negatif. Perusahaan yang berganti auditor terbukti memiliki pengaruh pertumbuhan penjualan sebelum IPO yang lebih kecil dibandingkan perusahaan yang tidak berganti auditor. Variabel prosentase jumlah saham yang dipegang oleh pemilik lama, nilai offering dibagi dengan total asset, ROE dan nilai buku berpengaruh positif dengan harga penawaran saham dan harga saham saat listing, hal ini konsisten dengan hasil liset sebelumnya.

Variabel tingkat pertumbuhan penjualan sebelum dan sesudah IPO mempengaruhi intial return (IR) dengan pengaruh positif. Pengaruh variabel ini dipengaruhi oleh pertumbuhan penjualan sebelum IPO dengan pengaruh negatif. Pengaruh variabel ini juga lebih rendah untuk perusahaan yang berganti auditor dibandingkan perusahaan yang tidak berganti auditor. Variabel return indek selama proses penawaran signifikan secara statistik mempengaruhi IR. Beberapa variabel lain yang digunakan dalam model IR. tidak signifikan secara stalistik.

Variabel tingkat pertumbuhan penjualan sebelurn dan sesudah IPO memiliki korelasi negatif dengan kinerja saham dalam jangka panjang yang diukur dengan menggunakan buy and hold return dan kumulatif abnormal return dalam jangka waktu 1- 5 tahun. Variabel IR dan indek harga penawaran dibandingkan harga dalam jangka panjang terbukti berkorelasi negatif dengan abnormal return jangka panjang. Hasil ini konsisten dengan hipotesis yang dikembangkan dalam kerangka pemikiran.

Penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Sembel (1996) yang menghubungkan antara IR dengan return jangka panjang, dan penelitian Tech et al. (1998), Mardiyah (2003) serta Sulistyanto dan Wibisono (2003) yang menghubungkan manajemen informasi dengan IR dan return jangka panjang.

Hasil riset ini membuktikan adanya praktek manajemen informasi yang dilakukan dengan meningkatkan tingkat pertumbuhan penjualan pada periode sebelum IPO yang berakibat penurunan kinerja saham dalam jangka panjang. Untuk itu perlu diadakan pengawasan yang ketat atas laporan keuangan perusahaan IPO unluk menghindari praktek manajemen informasi.
2004
D874
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library