Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Darusuprapta, 1931-
Abstrak :
ABSTRAK
Masalah umum dalam studi filologi adalah penggarapan naskah dengan tujuan mendayagunakan hakikat naskah, se_dangkan masalah yang khusus adalah penggarapan yang ber_talian dengan dan menyangkut segi naskah itu sefdiri. Jadi, kekhususan penelitian terletak pada segi teksnya. Tujuan utama penelitian adalah usaha mencapai'bentuk semula sebuah teats, setidak-tidaknya bentuk yang mende_katinya, yang bersih dart kekeliruan. Usaha ini meme rlu_kan perbandingan sejumlah banyak naskah yang harus dila_kukan dengan teliti, tekun dan cermat. Berdasarkan pene_litian tersebut dapat dicapai ketetapan take yang benar_benar dapat disajikan dalam bentuk yang dapat dipertang_gungjawabkan secara ilmiah, dan yang dapat dianggap sede_kat mungkin dengan teks yang ditulis o1.eh pengarang per_tama. Garapan ini mengutahakan penyajian teks Babad Blam_bangan dalam bentuk yang seutuh mungkin, dengan menggu_nakan metode sterna, salah satu metode kritik teks dalam teknik filologi. Vasil penggarapan yang- dicapai bahwa teks dapat dipakai sebagai sumber data yang mantap bagi penelitian lain lebih lanjut.Ada dua macaw naskah Babad Blambangan. Pertama, nas-;jcah.Babad Alambangan Qancar, beragam bahasa prosa, ber_jumlah enam buah. Isi cerita bertalian dengan . silsilah keluarga penguasa Blambangan tujuh seketurunan, dart Pa_ngeran Mas Tanpauna di Kedhawung, Kangjeng Siwhun Ta.wang_alum dii Macanputih, sampai dengan Raden . Adipati Wiirya_danuningrat dan Raden Tumenggung Pringgakusuma di Banyu_wangii. Kedua, naskah Babad Blambangan Macapat, beragam bahasa puisi, berjumlah lima buah. Isi cerita bertalian dengan perlawanan tiga wilayah : Panarukan-Blambangan, Lumajang- Malang, Lopura-Ngantang, terhadap perluasan ke_kuasaan IGzmpeni. Di camping suntingan naskah yang disajikan disertai Pula. terjemahannya dalam bahasa Indonesia.Denga.n.demi.kian lebih membantu pemahamannya dan lebih memperluas penggu_naannya.
1984
D1676
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sulastin Sutrisno
Abstrak :
MAKSUD DAN TUJUAN KAJIAN STRUKTUR DAN FUNGSI HIKAYAT HANG TUAH Hikayat Hang Tuah adalah karya sastra Melayu klasik yang paling panjang (500 halaman) dan sangat terkenal. Dalam bunga rampai sastra Melayu lama selalu terdapat nukilan hikayat 111i sebagai contoh cerita lama. Dari kenyataan tersebut dan dari banyaknya salinan naskah (tidak kurang dart dua puluh buah) yang tersimpan di berbagai perpustakaan di dunia tampak, bahwa cerita ini sangat digemari oleh rakyat. Hingga sekurang pun cerita klasik ini masih dihargai sebagai seni rakyat yang patut dibanggakan, terbukti antara lain dart diangkatnya suatu babak kepahlawanan dalam hikayat ini ("Hang Jebat Mendurhaka") sabagai sandiwara radio dan pendratari di televisi; dari pertunjukan film berwarna "Hang Tuah"; dari nama "Hang Tuah" yang pernah diberikan kepada kapal perang pertama Republik Indonesia sebagai lambang kejayaan agar kapal tersebut selalu mencapai kemenangan di laut seperti Hang Tuan selama is menjadi Laksamana; dari nama Hang Tuah dan kawan-kawannya yang dipakai sebagai nama jalan seperti halnya nama pahlawan-pahlawan yang lain; dari nama keris di istana Perak yang disebut...
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1979
D1615
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Susanto Zuhdi
Abstrak :
ABSTRAK
"Kesultanan Butun memperlihatkan poly ""ketidakstabilan yang tetap"". Corak ini disebabkan oleh faktor ancaman balk yang datang dari luar maupun dari dalam negeri. Keberadaan Butun di tengah kekuatan-kekuatan besar--Gown, Ternate, dan VOC--mengakibatkan dirinya memilih secara bergantian antara sekutu dan seteru. Oleh karena ancaman Gowa, Butun bersekutu dengan VOC, pihak yang juga berlawanan kepentingan dengan Gowa. Dalam menghadapi Gowa itu pula, Butun, VOC, dan Ternate secara bersama-sama menggalang kekuatan mereka. Bahkan untuk menghadapi Gowa itu pula Butun bersekutu dengan Bone, kerajaan yang berusaha lepas dari tekanan Gowa. Dalam hubungan Butun dengan Gowa tampaknya lebih merupakan soal perluasan kekuasaan dan ekonomi. Bagi Gowa, Butun hares dikuasai atau setidaknya dipengaruhi agar dapat memudahkan orang Makasar berlayar ke Kepulauan Maluku. Beberapa kali pasukan Gowa menyerang Butun dan mengambil ""upeti"" serta merhmpas penduduknya. Bagi Butun, Gowa adalah ancaman yang datang dari arah haluan (rope). Tidak sebagaimana terhadap Gowa, dalam hubungannya dengan Ternate, Butun menempatkan dirinya secara politik dan kultural berada di bawah Ternate. Meskipun selalu ada upaya Butun untuk berdiri sejajar dengan Ternate tetapi setiap kali hal itu dilakukan setiap kali itu pula is hares mengakui hegemoni kultural Ternate. Hal itu berkaitan dengan latar belakang mitos ""dunia Maluku"" dan masuknya Islam ke Butun dari Ternate. Meskipun demikian dalam kenyataan politik, Butun mencoba beberapa kali menantang Ternate untuk mempertahankan daerahnya dari aneksasi dan perampasan warganya oleh Ternate. Bagi Butun, Ternate merupakan ancaman yang datang dari arah buritan (u.unuu). Berakhirnya dua ancaman di atas, VOC merupakan bentuk ancaman yang lain dan mempunyai karakteristik tersendiri. Pola hubungan Butun dengan VOC terlihat dalam kontrak tahun 1613 yang menunjukkan bentuk aliansi militer. Pola hubungan berikutnya tercermin dalam kontrak tahun 1667 yang memperlihatkan peneguhan kekuasaan tunggal sultan Butun terutama untuk menghadapi perebutan kekuasaan"
1999
D1823
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library