Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Petrus Filio Garth Wiguna
"Skripsi ini membahas tentang epistemologi kaitannya dengan etika. Epistemologi sebagai landasan berpikir mempunyai masalah utama, yaitu arogansi epistemik. Arogansi epistemik ini tidaklah realistis, mengingat epistemologi tidak lepas dari latar belakang budaya, konteks wacana, dan pluralitas potensi kognitif manusia. Maka dari itu, etika sebagai salah satu cabang filsafat, berperan dalam mengembangkan toleransi epistemik. Toleransi epistemik inilah yang membawa potensialitas kognitif, ke arah pluralitas kognisi berbasis humanitarian.

This Scription discusses the epistemological relation to ethics. Epistemology as the foundation of thinking has a major problem, namely epistemic arrogance. Epistemic arrogance is not realistic, considering that epistemology can not be separated from cultural background, context of iscourse, and plurality of human cognitive potential. Therefore, ethics as a branch of philosophy, plays its role in developing epistemic tolerance. These epistemic tolerance brought cognitive potential, in the direction toward the plurality of cognition based humanitarian."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S16154
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sabrina Salsalina
"ABSTRAK
Peradaban modern di satu sisi menjadikan manusia berkembang dalam parameter progresif, namun di sisi lain efek negatif kedisiplinan menyembunyikan kekerasan. Hal ini menimbulkan permasalahan eksistensialisme. Skripsi ini membahas studi kasus Dave Pelzer dianalisis secara filosofis dengan pemikiran Emmanuel Levinas. Tidak hanya sebatas pada eksistensialisme, Levinas melampaui egosentris eksistensialisme dalam humanisme dengan eksistensialisme etis dalam humanitarianisme. Ini adalah pembuktian bahwa kedalaman eksistensialisme tidak hanya sekedar berhenti pada Ada melainkan melampaui dirinya menuju substitusi, yaitu kehadiran Yang Lain dalam keberagamannya (pluralitas). Ide atas totalitas (kepenuhan Ada) didobrak oleh ide atas infinitas (keberagaman) dalam bahasa. Humanitarianisme sebagai pergerakan pengakuan dan kepedulian terhadap Yang Lain membuka jalan keadilan dan kedamaian. Hal ini dapat kita implementasikan dalam keluarga dan tetangga yaitu perhatian dan etika di dalam keluarga.

ABSTRACT
In one side, modern civilization made human depelopment in progressive parameter, but in the other side there is negative effect from those dicipline system which hiding the violent character back of it. Consequently this sense made appeared existentialism problem. This graduate thesis discussing about studied a case of Dave Pelzer analized philosophically by Emmanuel Levinas thought. This wasn?t limited in existentialism, Levinas want to reached beyond existensialism?s egosentric on humanism with existensialism ethics on humanitarianism. He maked evidence that existensialism didn?t stop on Being but beyond him/her self through substitution, the presents of The Others in their diversity (plurality). The idea of totality (the completeness of Being) breached by the idea of infinity (diversity) through the language. Humanitarianism as a movement in recognitions and cares to The Others open the way of justice and peace. We can implementing this movement start from family and neighbourhood, such as attentions and ethics in family."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesiaa, 2011
S490
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library