Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Panggabean, Budina J.
Abstrak :
ABSTRAK
Masalah Idiom bukanlah masalah yang baru bagi perkembangan Linguistik dunia pada umumnya. Sudah banyak ahli linguistik dunia barat yang menyinggung Idiom dan perma_salahannya. Tidak demikian halnya dengan Idiom Indonesia . Kelihatannya, berdasarkan penelitian kepustakaan, masalah idiom Indonesia belumlah disinggung banyak oleh pakar linguistik Indonesia.

Pembahasan skripsi ini bertujuan untuk mencari dan menentukan definisi idiom bahasa Indonesia yang akurat, disertai pengujian, agar diperoleh definisi idiom yang sesuai dengan kasus bahasa Indonesia; bentuk-bentuk apa saja yang dapat kita golongkan sebagai idiom bahasa In_donesia. Ternyata, seperti halnya Idiom-idiom bahasa lain, masalah-masalah utama idiom dalam bahasa Indonesia pun berkaitan dengan semantik dan sintaksis. Dari hasil analisis, diharapkan pemakai bahasa Indonesia dapat menge_tahui bentuk-bentuk ungkapan kompleks apa saja yang dapat dimasukkan dalam keanggotaan idiom.

Berdasarkan analisis masalah semantik dan sintaktis, berdasarkan data yang dipergunakan, dapat diambil satu definisi idiom yang akurat, yang menyebutkan Idiom sebagai ungkapan kompleks yang benar-benar non-komposisi dalam makna, dan benar-benar non-produktif dalam bentuk. Dengan memakai landasan teori dari Mary McGee Wood, yang telah diujikan dan dibuktikannya, penulis menguji data-data dari Kamus Idiom (Abdul Chaer). Tiga alat pengujian yang penulis pakai untuk meneliti bentuk-bentuk ungkapan kompleks dalam bahasa Indonesia adalah kontinuum, komposi_sionalitas, dan produktivitas.

Di akhir penulisan, sebagai kesimpulan, penulis men_catat kesimpulan-kesimpulan yang diperoleh. Kesimpulan yang penulis peroleh adalah bahwa Idiom harus benar-benar non-komposisional atau bersifat legap dalam makna; ambi_guitas adalah sifat umum (tidak mutlak) dari keidioman; makna idiom tidak dapat dibagi-bagi atas konstituen pembentuknya; idiom dapat bersifat legap dalarn struktur dan juga non-produktif dalam bentuk; tataran gramatikal idiom adalah kata sampai kalimat, kata majemuk merupakan idiom; serta harus dibedakan konsep kata majemuk sebagai konsep gramatikal dengan konsep idiom sebagai konsep semantis atau pragmatik; hubungan konstituen-konstituen konstruksi idiom dengan hubungan di luar konstruksi ter-sebut ada yang bersifat mandiri/tidak tergantung dengan yang di luar konstruksi tersebut, dan ada yang teri-kat/tergantung dengan yang di luar konstruksi tersebut.
1990
S11152
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endahyanti Restisari
Abstrak :
Skripsi ini adalah sebuah analisis secara sintaktis dalam tingkat (rase, klausa, dan kalimat. Data yang digunakan adalah dua buah Surat Melayu Ternate tahun 1521 dan 1522. Kedua surat itu Sudan ditransliterasi dan dianalisis secara umum oleh C.O. Blagden. Pada kedua data surat banyak ditemukan urutan dan bentuk yang menarik. Berdasarkan teori dari Harimurti, penulis bertujuan untuk memberikan deskripsi dan klasifikasi ketiga tingkat gramatikal dan berusaha untuk mencari jawaban atas urutan dan bentuk yang khas yang ada. Selain itu, penulis berusaha untuk mempertajam analisis dan pendapat Blagden. Secara garis besar hasil analisis dapat disimpulkan sebagai berikut:
(1) Sebagian besar dari urutan dan bentuk yang khas ada_lah pengaruh dari bahasa Ternate.
(2) Pendapat Blagden bahwa tata bahasanya banyak, dipengaruhi oleh Bahasa Ternate adalah benar.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1990
S11115
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Samoedera Harapan
Abstrak :
Beberapa pengamat sastra Indonesia antara lain Teeuw, Ajip Rosidi, dan Bakri Siregar mengatakan bahwa sebelum Armijn Pane menulis drama Lukisan Masa dan novel Belenggu ada karyanya yang lain yang menjadi perintis studi atau prototipenya. Perintis studi atau prototipe di sini diartikan sebagai karya yang menjadi dasar dalam penulisan drama Lukisan Masa dari novel Belenggu. Cerita pendeknya Barang Tiada Berharga disebut oleh beberapa pengamat itu sebagai karya prototipenya, namun dari pengamatan tersebut, beberapa pengamat tersebut ternyata beberapa pengamat itu tidak memberikan penjelasan dan argumentasi yang memadai sehingga masih diperlukan kajian ulang mengenai karya prototipe Armijn Pane ini. Untuk membuktikan karya Prototipe Armijn Pane, dipergunakan metode perbandingan. Unsur-unsur formal dalam karya prototipe diperbandingkan dengan unsur-unsur formal yang terdapat dalam karya sesudahnya, dalam hal ini Lukisan Masa dan Belenggu. unsur-unsur yang diperbandingkan meliputi alur, latar, tokoh, dan tema. Setelah dilakukan penganalisisan, ternyata beberapa unsur-unsur formal ketiga karya Armijn Pane itu menunjukkan kemiripan dan kesamaan. Oleh karena itu, cerita pendek Barang Tiada Berharga dapat dipandang sebagai karya prototipe untuk drama Lukisan Masa dan novel Belenggu.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library