Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dewi Erma Latifah
Abstrak :
ABSTRAK
Pondok Pesantren selalu diidentikkan dengan penyakit kulit atau penyakit menularlainnya. Banyaknya masalah-masalah kesehatan yang sering terjadi di PondokPesantren Sunan Drajat harus segera diatasi, sebab kesehatan merupakan salah satuindeks pembangunan manusia dan jika masalah tersebut tetap dibiarkan maka akanberdampak buruk tidak hanya bagi pesantren sendiri akan tetapi juga lingkungansekitar. Tujuan penelitian ini adalah diperolehnya informasi mendalam tentangdimensi kesehatan dalam pengelolaan Pondok Pesantren Sunan Drajat dan peranPemerintah Daerah dalam menangani masalah-masalah kesehatan di PondokPesantren. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain studikasus. Validitas data dilakukan dengan triangulasi sumber dan metode. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa dimensi kesehatan belum dikaitkan dalampengelolaan Pondok Pesantren Sunan Drajat dan Dinas Daerah Kabupaten Lamonganhanya menunggu laporan apabila terjadi masalah di Pondok Pesantren serta tidak adapengawasan dan pengkoordinasian terpadu yang dilakukan terhadap PondokPesantren. Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian adalah agarPondok Pesantren memperbaiki manajemen dan fasilitas yang ada sesuai denganpersyaratan kesehatan yang berlaku dan meninjau kembali kebijakan-kebijakan yangtelah ditetapkan serta bagi Pemerintah agar menambahkan peraturan terkait kesehatandalam Pedoman Izin Operasional Pondok Pesantren. Perlu adanya sinkronisasi dankoordinasi terpadu antara Dinas terkait dan Kementerian Agama agar fungsi darimasing-masing instansi terhadap kesehatan Pondok Pesantren dapat berjalansebagaimana Peraturan yang telah ditetapkan.Kata kunci:Pondok Pesantren, Kesehatan Pesantren, Manajemen Pesantren
ABSTRACT
Islamic Boarding School is always identified with skin diseases or other infectiousdiseases. The number of health problems that often occur in Sunan Drajat IslamicBoarding School must be addressed immediately, because health is one of the humandevelopment index. If the problem is still left, it will be bad for not only IslamicBoarding School itself but also the surrounding environment. The purpose of thisstudy is to obtain in depth information about the health dimension in the managementof Sunan Drajat Islamic Boarding School and the role of the Regional Government inhandling health problems in Islamic Boarding School. This research uses qualitativeapproach with case study design. Data validity is examined by triangulation ofinformant and method. The results showed that the health dimension has not beenlinked in the management of Sunan Drajat Islamic Boarding School. LamonganRegional Office only waits for the report when a problem in Islamic Boarding Schooloccurs and there is no integrated supervision and coordination conducted on PondokPesantren. Suggestions that can be given based on the research result are that IslamicBoarding School has to improve the management and existing facilities in accordancewith the applicable health requirements and review the policies that have beenestablished. The Government has to add health related regulations in the OperationalLicense Guidance of Islamic Boarding School. There needs to be synchronization andintegrated coordination between the relevant regional office and Ministry ofReligious Affairs so that the function of each institution to the health of IslamicBoarding School can be run as a predetermined Regulation.Key words Islamic Boarding School, Islamic Boarding School Health, Islamic Boarding SchoolManagement
2017
T48362
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fariz Rahmanto
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh integrasi sistem perbankan terhadap kemungkinan terjadinya penularan risiko likuiditas antar sistem perbankan pada periode 2000-2012. Dengan menggunakan metode regresi spasial untuk melihat pengaruh sistem perbankan di suatu wilayah terhadap sistem perbankan di wilayah lainnya, hasil penelitiian ini membuktikan bahwa probabilitas kebangkrutan suatu sistem perbankan secara signifikan berpengaruh positif terhadap probabilitas kebangkrutan sistem perbankan lain. Apabila terjadi kekurangan likuiditas pada salah satu sistem perbankan pada sistem yang terintegrasi maka hal tersebut dapat menyebabkan masalah likuiditas sistem lainnya. Selain itu penelitian ini juga membuktikan bahwa suatu sistem perbankandapat meningkatkan stabilitasnya apa bila ia dengan sistem perbankan yang lebih stabil.
This research aims to determine the effect of banking system integration against probability of liquidity risk transmission across banking systems during 2000-2012. By using Spatial Regression to see how a region's banking system might affect other regions' banking systems, this research has proven that a banking system's probability of bankruptcy significantly affects other banking systems' probability of bankruptcy. Liquidity shortage of a certain banking system that is integrated to other banking systems, can cause liquidity shortage to the other banking systems as well. In addition, this study has also proven that a banking system can increase its stability by being connected to a more stable banking system.
Depok: Universitas Indonesia, 2016
S63347
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R A Myrna Alia
Abstrak :
ABSTRAK
Beberapa dekade terakhir terjadi peningkatan prevalens penyakit alergi di berbagaibelahan dunia. Data prevalens asma, rinokonjungtivitis dan dermatitis atopik untuk anakusia 6-7 tahun di Indonesia adalah 2,8 , 3,6 dan 3,7 didapat dari penelitianInternational Study of Asthma and Allergies in Childhood ISAAC fase III di Bandungtahun 2002 sehingga dibutuhkan data prevalens terbaru. Penelitian ini ditujukan untukmendapatkan data prevalens asma, rinokonjungtivitis dan dermatitis atopik pada anak 6-7 tahun di kota Palembang sebagai bagian dari data nasional di Indonesia serta faktorfaktorlingkungan yang berhubungan. Studi deskriptif dengan desain potong lintangtelah dilakukan pada anak sekolah dasar SD kelas 1 usia 6-7 tahun yang tersebar di 96SD di Palembang dengan menggunakan instrumen kuesioner inti dan lingkunganISAAC. Sebanyak 4007 subjek memiliki data kuesioner inti yang lengkap dimasukkandalam perhitungan prevalens penyakit alergi, sedangkan 2045 subjek dengankelengkapan data kuesioner inti dan lingkungan dilakukan analisis untuk melihatadanya hubungan faktor lingkungan dan prevalens penyakit alergi. Prevalens asma,rinokonjungtivitis dan dermatitis atopik secara berturut-turut adalah 4,2 ,4,5 dan4,4 . Analisis multivariat menunjukkan bahwa dengan faktor lingkungan yangberhubungan dengan asma adalah penggunaan parasetamol 12 bulan terakhir palingtidak sebulan sekali [p=0,007; RO=5,10 IK95 1,56-16,73 ] dan frekuensi menontonTV 3-5 jam [p=0,014; RO=3,09 IK95 1,26-7,60 ]. Faktor lingkungan yangberhubungan dengan asma berat adalah frekuensi truk dan bus melintas hampirsepanjang hari [p=0,004; RO=3,25 IK95 1,45-7,26 ] dan ibu merokok tahun pertamakehidupan anak [p=0,027; RO=4,00 IK95 1,17-13,72 ]. Prevalens rinokonjungtivitisberhubungan dengan pajanan antibiotik pada tahun pertama kehidupan [p=0,003;RO=1,94 IK95 1,25-3,03 ], pajanan hewan ternak pada tahun pertama kehidupan[p=0,009; RO=2,08 IK95 1,20-349 ], frekuensi truk dan bus melintas hampirsepanjang hari [p=0,013; RO=1,94 IK95 1,15-3,27 ] dan penggunaan parasetamol 12bulan terakhir paling tidak sebulan sekali [p=0,008; RO=4,99 IK95 1,52-16,41 ].Dermatitis atopik berhubungan dengan pajanan antibiotik pada tahun pertamakehidupan [p=0,013; RO=1,71 IK95 1,12-2,62 ] dan frekuensi makan sayur ge;3 kaliseminggu [p=0,004; RO=0,47 IK95 0,28-0,79 ]. Prevalens penyakit alergi pada anakusia 6-7 tahun di Palembang ternyata tidak begitu berbeda dengan data prevalensISAAC fase III di Bandung. Faktor-faktor lingkungan yang secara bermaknaberhubungan dengan penyakit alergi perlu diteliti lebih lanjut untuk diteliti pengaruhnyaterhadap kejadian penyakit alergi.ABSTRACT
In recent decade, prevalence of allergic disease is increasing worldwide. The Indonesianprevalence of asthma, allergic rhinoconjunctivitis and atopic dermatitis in 6 7 years oldgroup were 2,8 , 3,6 , and 3,7 respectively. These data were derived from phasethree International Study of Asthma and Allergies in Childhood ISAAC conducted 15years ago 2002 in Bandung. Studies to determine latest prevalence of allergic diseasesin Indonesia are in order. Our study aimed to determine the prevalence of asthma,allergic rhinoconjunctivitis and atopic dermatitis in Palembang as a part of our nationaldata and their association with environmental factors. This cross sectional study usingISAAC core and environmental questionnaire was conducted in 96 primary school inPalembang. The eligible subjects were 6 7 years old first grader. Four thousand andseven subjects with complete core questionnaire data were included in prevalencecalculation whereas 2045 subjects with complete core and environmental questionnairedata were included in bivariate and multivariate analysis. Prevalence of asthma, allergicrhinoconjunctivitis and atopic dermatitis were 4,2 , 4,5 and 4,4 respectively. Thecurrent use of paracetamol at least once a month p 0,007 OR 5,10 95 CI 1,56 16,73 and duration of TV viewing 3 5 hours a day p 0,014 OR 3,09 95 CI1,26 7,60 were associated with increased risk of asthma. High frequency of truck traffic p 0,004 OR 3,25 95 CI 1,45 7,26 and maternal smoking in the child rsquo s first yearof life p 0,027 OR 4,00 95 CI 1,17 13,72 were associated with increased risk ofsevere asthma. Factors associated with increased risk of allergic rhinoconjunctivitiswere early antibiotic exposure p 0,009 OR 2,08 95 CI1,20 349 , early farmanimal exposure p 0,009 OR 2,08 95 CI 1,20 349 , high frequency of trucktraffic p 0,013 OR 1,94 95 CI 1,15 3,27 , and current use of paracetamol at leastonce a month p 0,008 OR 4,99 95 CI 1,52 16,41 . Early antibiotic exposure p 0,013 OR 1,71 95 CI1,12 2,62 was associated with increased risk of atopicdermatitis whereas frequent consumption of vegetable ge 3 times a week was inverselyassociated with atopic dermatitis p 0,004 OR 0,47 95 CI 0,28 0,79 . Prevalenceof allergic disease in children 6 7 years old group in Palembang are similar to previousprevalence data from ISAAC phase III. Further study to determine the associationbetween these environmental factors and prevalence of allergic disease is required.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
T55558
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Isman Jafar
Abstrak :
Latar belakang: Dampak Dermatitis Atopik DA terhadap kualitas hidup seorang anak di Amerika dan Negara-negara eropa relatif telah dikenal dengan baik, namun belum pernah di evaluasi di Indonesia. Terlebih lagi hubungan antara derajat dermatitis atopik dan biaya obat belum pernah diteliti, walaupun beberapa penelitian mendeteksi perburukan dan biaya pengobatan yang lebih tinggi pada bayi/anak yang lebih muda dengan DA. Tujuan: Mengetahui kualitas hidup dan biaya pengobatan pada bayi/anak dermatitis atopik DA . Metode: Penelitian ini adalah penelitian cross sectional pada 60 bayi/anak berusia 0 ndash; 4 tahun menjalani pemeriksaan objective SCORAD dan orang tua mereka diwawancara dengan kuesioner kualitas hidup dermatologis bayi dan biaya pengobatan. Hasil: Terdapat korelasi sedang antara keparahan SCORAD obyektif dengan IDQOL r = 0,431, p = 0,001 , sedangkan korelasi sedang juga terjadi antara SCORAD obyektif dan biaya pengobatan r = 0,367, P = 0,004 . Setelah diklasifikasikan menjadi dermatitis ringan, sedang, dan berat , hubungan antara beratnya DA dan rendahnya kualitas hidup serta tingginya biaya obat juga berkorelasi sedang r = 0,545, P = 0,01 . Kesimpulan: Terdapat korelasi sedang antara keparahan DA dengan gangguan kualitas hidup, sesuai dengan yang ditampakkan oleh banyak literatur internasional dan terdapat korelasi sedang antara derajat dermatitis dengan biaya pengobatan dalam manajemen DA.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library