Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Chatarina Pahlewi
"Tanda gejala yang muncul pada pasien Skizofrenia dapat berupa tanda gejala positif dan negatif. Salah satu tanda gejala negatif yang muncul pada pasien Skizofrenia adalah harga diri rendah kronik. Harga diri rendah kronik merupakan gangguan konsep diri, dimana seseorang merasa tidak berharga atau tidak berarti, serta evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan diri yang berakibat pada rendah diri berkepanjangan. Harga diri rendah yang terjadi pada pasien dengan Skizofrenia dapat berkaitan dengan perkembangan dan menetapnya delusi yang lebih parah, gejala negatif yang lebih parah, depresi, risiko keinginan bunuh diri yang lebih tinggi, kekambuhan, dan kualitas hidup yang lebih buruk. Terdapat terapi non-farmakologi yang dapat diterapkan kepada pasien dengan harga diri rendah kronik, yaitu dengan kombinasi gratitude journaling dan mendengarkan musik. Kombinasi antara gratitude journaling dan mendengarkan musik bermanfaat untuk mengurangi tanda gejala harga diri rendah yang terdapat pada pasien. Terapi ini diberikan kepada pasien dengan diagnosis Skizofrenia Paranoid yang menunjukkan tanda gejala harga diri rendah kronik. Gratitude journaling bermanfaat untuk memfasilitasi klien mengungkapkan keberhasilannya dalam satu hari sehingga klien dapat mengembangkan rasa syukur dan afirmasi positif terhadap dirinya, yang dikombinasikan dengan mendengarkan musik yang dapat membuat suasana hati pasien lebih baik. Untuk itu, intervensi ini direkomendasikan untuk dapat diimplementasikan sebagai terapi non-farmakologi untuk mereduksi tanda gejala harga diri rendah pada pasien Skizofrenia. Diharapkan, intervensi ini dapat lebih dikenal dan diterapkan, serta menjadi acuan praktik untuk mereduksi tanda gejala harga diri rendah kronik pada pasien yang mengalami gangguan jiwa.
The symptoms that appear in patients with schizophrenia can include both positive and negative symptoms. One of the negative symptoms in schizophrenic patients is chronic low self-esteem. Chronic low self-esteem is a disturbance in self-concept, where a person feels worthless or insignificant and has a negative evaluation of themselves and their abilities, resulting in prolonged feelings of inferiority. Low self-esteem in schizophrenic patients may be related to the development and persistence of more severe delusions, more severe negative symptoms, depression, a higher risk of suicidal ideation, relapses, and a poorer quality of life. There are non-pharmacological therapies that can be applied to patients with chronic low self-esteem, such as a combination of gratitude journaling and music therapy. The combination of gratitude journaling and music listening is beneficial for reducing the symptoms of low self-esteem in patients. This therapy is provided to patients with a diagnosis of paranoid schizophrenia who show signs of chronic low self-esteem. Gratitude journaling helps facilitate the patient in expressing their daily successes, allowing them to develop a sense of gratitude and positive self-affirmation, which is combined with music listening that can improve the patient’s mood. Therefore, this intervention is recommended to be implemented as a non-pharmacological therapy to reduce the symptoms of low self-esteem in patients with schizophrenia. It is hoped that this intervention will become more widely known and implemented, serving as a reference for practice in reducing the signs of chronic low self-esteem in patients with mental disorders."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Mesyafa Raihan Aldany
"Skizofrenia merupakan gangguan psikologis yang ditandai dengan distorsi kognitif dan realita, salah satunya berupa halusinasi pendengaran. Gangguan halusinasi yang terjadi terus menerus dapat memengaruhi fungsi sehari-hari pasien dan menurunkan kualitas hidup. Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk menggambarkan keberhasilan penerapan intervensi keperawatan jiwa generalis menggunakan terapi musik sebagai kegiatan distraksi dengan aktivitas terjadwal terhadap penurunan tanda dan gejala halusinasi pendengaran pada Ny. S (26 tahun). Jenis terapi yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu terapi musik dalam support group. Pengukuran hasil dilakukan menggunakan instrumen tanda dan gejala halusinasi serta penilaian kemampuan klien mengontrol halusinasi yang telah dikembangkan mahasiswa residen spesialis jiwa FIK UI 2023. Terapi Musik dalam support group dilakukan selama 9 pertemuan di Ruang Srikandi, Rumah Sakit Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor (RSJMM). Hasil penerapan terapi musik menunjukkan penurunan signifikan dalam gejala halusinasi pendengaran, dengan Ny. S memiliki skor gejala awal halusinasi sebesar 24, yang kemudian menurun drastis menjadi skor 2 setelah terapi. Selain itu, kemampuan pasien dalam mengendalikan halusinasi meningkat dari skor 3 menjadi 12. Evaluasi ini menunjukkan bahwa terapi musik terbukti efektif untuk menurunkan tanda dan gejala halusinasi pendengaran dan meningkatkan kemampuan dalam mengontrol halusinasi. Melalui studi kasus ini diharapkan dapat menjadikan terapi musik sebagai tindakan keperawatan inovasi untuk mengendalikan halusinasi dalam pemberian asuhan keperawatan di rumah sakit.
Schizophrenia is a psychiatric disorder characterized by cognitive and reality distortions, including auditory hallucinations. Persistent hallucinations significantly impact a patient's daily functioning and reduce their quality of life. This study aims to illustrate the efficacy of implementing generalist psychiatric nursing interventions utilizing music therapy as a distraction technique through scheduled activities in reducing the signs and symptoms of auditory hallucinations in Mrs. S, a 26-year-old patient. The intervention employed in this research is music therapy within a support group framework. Outcome measurements were conducted using instruments that assess signs and symptoms of hallucinations, along with evaluations of the client’s ability to control hallucinations, developed by psychiatric resident students from Faculty of Nursing. Universitas Indonesia, in 2023. The music therapy sessions were carried out over nine meetings at Srikandi Ward, Dr. H. Marzoeki Mahdi Mental Hospital (RSJMM). The results of the music therapy intervention demonstrated a significant reduction in auditory hallucination symptoms, with Mrs. S’s initial hallucination score of 24 decreasing dramatically to 2 following the intervention. Furthermore, the patient’s ability to manage hallucinations improved, with scores rising from 3 to 12. This evaluation indicates that music therapy is effective approach to reducing the signs and symptoms of auditory hallucinations and enhancing the capability to manage such experiences. Through this case study, it is anticipated that music therapy will emerge as an innovative nursing intervention for the management of hallucinations within psychiatric nursing care in hospital settings. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library