Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hanna Permana Subanegara
"Komite Medik RSU Karawang yang baru berusia satu tahun merupakan wadah non struktural yang melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai pengendali kualitas pelayanan di rumah sakit, masih menghadapi berbagai kendala-kendala yang belum dapat terpecahkan. Dengan struktur ketenagaan, pembiayaan dan piranti lunak dari pimpinan rumah sakit, proses Komite Medik dapat berjalan, namun masih belum optimal, sehingga dampaknya tehadap outcome tindakan bedah, terutama terhadap kualitas pelayanan medik, belum terlihat. Masalah ini diakibatkan karena struktur yang mendukung, belum mecakup dukungan stuktural berupa sarana gedung dan peralatan yang memadai. Disamping itu prosedur tetap tentang kegiatan-kegiatan komite medik masih belum lengkap, sehinga proses belum dapat berjalan dengan optimal. Kaitannya dengan outcome tindakan bedah, oleh karena berdasarkan pengalaman di negara Amerika (Phartenon, 1979) 75% tuntutanmasyarakat pengguna yang diajukan terhadap dokter, 82% diantaranya ditujukan kepada para dokter yang melakukan tindakan pebedahan.
Oleh Karena itu, diperlukan peningkatan peran manajemen rumah sakit, untuk turut serta mengupayakan pemecahan masalah yang dihadapi oleh komite medik dan untuk mencegah terjadinya tuntutan masyarakat pengguna, dengan cara perbaikan struktur dan proses komite medik yang pada akhirnya akan berdampak terhadap meningkatnya kualitas pelayanan (outcome).
Penelitian ini bersifat studi kasus dengan pendekatan kualitatif, karena meneliti struktur proses dan outcome yang sudah memiliki pola. Fokus penelitian adalah komite medik, yang berkaitan dengan struktur, proses kegiatan komite medik, serta outcome dari tindakan bedah di RSU Karawang.
Dari hasil penelitian, didapat suatu gambaran bahwa pengorganisasian komite medik berdampak positif terhadap struktur, proses dan outcome tindakan bedah, sehingga hasil penelitian ini dapat digunakan untuk membentuk suatu konsep pengembangan komite medik di Rumah Sakit Umum Daerah Unit Swadana Daerah kelas C Kabupaten Daerah Tingkat II Karawang. Konsep ini dibentuk berdasarkan tinjuan pustaka dan penelitian langsung di lapangan.
Hasil ini merupakan masukan kepada manajemen rumah sakit, sebagai dasar dalam pengembangan Komite Medik.
Daftar Pustka: 32 (1972 - 1995).

Medical Staff Organization (MSO) is a functional unit in Karawang Hospital , with an objective to monitor and control the quality of medical services. This unit has been working since 1995, and still have a lot of problems in organizing is activities. This study is intended to compare structure, process and outcome of medical staff activities in Karawang Hospital, during the period of pre-MSO (1994) and post MSO (1995).
The trigger initiating MSO activities in Karawang Hospital is the Director's decree (SK) on development of MSO in Karawang Hospital. The new MSO organization has a full support from the Hospital Director with facilities, financial supports and methods.
MSO activities in 1995 was increasing very fast, with 36 MSO meeting where almost 80% of all the doctors present. Mortality evaluation meetings, morbidity meetings, nosocomial task force, statistical evaluation of quality of medical services, completeness of medical records suddenly become a medical concern in the hospital. MSO budget for meetings and training of medical staff jumped from 1,6 millions rupiah in 1994 to 7,7 millions in 1995 and projected to 50 millions in 1996. Result of the study shown that MSO was very active in 1995 compared to the situation in 1994.
Outcome of MSO in this study is measured by the quality of medical surgeries conducted in 1994 and 1995. The study shown the decrease in waiting time for surgery, and length of stay after surgery in 1995 compared to 1994. Since mortality rate is influenced by the condition of patients when they came to the hospital, the outcome data should look further to the increasing rate of infection after surgeries. The study suggest to look at nosocomial infection, quality of nursing of patients facilities, and improvement of quality of medical services through the development of standard operating procedures for every surgeries in Karawang Hospital.
The study concluded that MSO had a positive impact on the quality of medical surgeries in Karawang Hospital. One of the important finding of this study is that MSO will not working properly without a full support and attention of Hospital Director.
Reeferences : 32 (1972 - 1995)."
Depok: Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni`matullah
"Pembangunan kesehatan dalam PJP II ditekankan pada peningkatan kualitas pelayanan kesehatan, sejalan dengan globalisasi dan tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan berkualitas yang makin meningkat. Manajemen SDM Medis memegang posisi sentral dalam manajemen rumah sakit terutama bila dihubungkan dengan kualitas pelayanan medis. Kenaikan jumlah dokter spesialis di Indonesia jauh tertinggal dari kenaikan jumlah rumah sakit, sehingga rumah sakit kekurangan tenaga dokter spesialis. Oleh karena kekurangan tenaga dokter tetap, pada umumnya rumah sakit swasta mempekerjakan dokter PNS yang bekerja di rumah sakit pemerintah sebagai dokter tamunya. Keadaan inimengakibatkan timbulnya masalah pelayanan medis baik di rumah sakit pemerintah maupun di rumah sakit swasta itu sendiri. Pola hubungan kerja dokter dengan rumah sakit swasta sangat bervariasi di berbagai rumah sakit swasta. Sampai saat ini belum ada pedoman yang dapat menggambarkan faktor-faktor yang mempengaruhi pola hubungan kerja tersebut. Peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang pola hubungan kerja dokter spesialis dengan rumah sakit swasta tersebut secara deskriptif analitik dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran tentang hubungan antara karakteristik rumah sakit swasta dan karakteristik dokter spesialis dengan pola hubungan kerja diantara keduanya di berbagai rumah sakit swasta di wilayah Jawa Barat dan Jakarta.
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa pola hubungan kerja sangat berhubungan dengan jenis karakteristik rumah sakit swasta dan karakteristik dokter spesialisnya. Persamaannya adalah adanya dokter tetap dan dokter tidak tetap, sedangkan perbedaannya terletak pada variasi bentuk pola dokter tidak tetap, juga pada cara pembayaran dan pembagian jasa medisnya. Peneliti menyarankan kepada rumah sakit swasta dan dokter spesialis untuk memilih pola yang sesuai dengan karakteristik rumah sakit dan dok ter spesialisnya. Dan bagi pemerintah peneliti sependapat untuk terus memotivasi rumah sakit swasta agar memiliki dokter tetap dan meningkatkan produksi dokter spesialis di masa yang akan datang.

Pattern of Relationship Between Specialist's Doctor and Private Hospital in West Java and JakartaQuality of health service become the Government priority in the development of health program in The Second Long Development Plan (PIP II). Medical Staff management has been placed in the central position in hospital management, since medical staff has a strong impact on the quality of medical services. Pattern of relationship between specialist's doctor and private hospital is not clearly described. No studies has been done on this subject yet. The study objective is to analyze the pattern of relationship between specialist's doctor and private hospital. Specifically, the study could like to describe the relationship between hospital characteristic and specialist's in private hospitals.
The study found that pattern relationship is influenced by hospital characteristic such as : type of ownership, class of hospital, establishment of hospital and bed capacity. The study suggests that private hospital should have their own full time specialist's doctors, therefore the education of specialist's doctor should be increased the near future."
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teguh Ristiwanto
"Masalah utama yang diteliti adalah pelaksanaaunsurveilans ILO SMF Bedah RSU Gunung Jati Kodya Cirebon dengan studi banding 4 RSU di Jawa Timur (RSU Dr. Soetomo Surabaya, RSU Dr. Syaiful Anwar Malang, RSU Dr. Subandi Jember. RSU Dr. Soedono Madiun) dan ruang lingkupnya tentang : Struktur Organisasi. Partisipasi seluruh Staf, Metode Surveilans, Sistim Pencatatan dan Pelaporan, Sistim Pendidikan date Latihan.
Metode yang digunakan Wawancara, Kuisener (Delphi Sistem), Suivei (observasi langsung), Pengambilan data sekunder. Hasil yang diperoleh : 1 RSU berhasil baik sekali. 3 RSU berhasil cukup, dan 1 RSU berhasil kurang.
Kesimpulan : Pertama, Pelaksanaan surveilans ILO masing-masing rumah sakit yang diteliti telah melaksanakan dengan baik, hanya masih diperlukan penyempurnaan/pengembangan program PIN lebih lanjut sesuai dengan sumber daya masing-masing rumalt sakit. Kedua, Pelaksanaan surveilans dipengaruhi 5 faktor yang diteliti Ketiga, diperlukan metode pengeutbangan program tersebut.
Saran : Pertama, untuk RSU yang menjadi fokus penelitian dukungan pimpinan rumah sakit ditingkat lagi untuk menentukan motor penggerak kegiatan- pembentukan GKM. Dan mengaktifkan surveilans selektif : Kedua, Penggunaan komputer untuk kecepatan, kctepatan, dan akurasi data.

The main subject observed is the surveillance implementation of surgery IL() SMF of Gluing Jati Hospital District Cirebon with comparative study in 4 general hospitals in East Java (Dr. Sotomo Hospital Surabaya, Dr. Syaiful Anwar Hospital Malang. Dr. Subandi Hospital ]ember, Dr. Sudono Hospital Madiun) and with the scopes as follows:
organization structure, all staff participation, surveillance method, recording and reporting system, education and training system.
The methods use are : interview, questionnare ( Delphi system ).survey (direct observation), secondary data taking. The result is : I hospital is very good. 3 hospital are fair, and 1 hospital is bad.
Conclusion are : First, the implementation of ILO surveillance in the hospitals observed is mostly well done, but it is still needed to be developed and perfected based on resources or facilities available in each hospital; second the surveillance implementation is influenced by 5 factors observed ; third, the method of program development is needed.
Suggestions are : First, for the hospital where the observation focuses on, the hospital head's support is more improved to decide moving force behind the activities, GKM establishment, and to activate selective surveillance ; second , the use of computer for the save of speed , efficiency and data accuracy.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dadang Supriadi
"Penilaian penampilan kerja Rumah Sakit merupakan salah satu upaya dalam rangka menilai dan meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit . Prosesnya menggunakan indikator-indikator berdasarkan struktur, proses dan outcome Rumah Sakit, juga standar, sistem dan prosedur pelayanan medis dan manajemeri pasien serta melibatkan sumberdaya manusia yang terlibat didalam sistem informasi manaiemen Rumah Sakit. Sumberdaya manusia mempunyai peranan yang sangat penting karena didalam mencapai tujuan, cita-cita serta misinya, Rumah Sakit sangat tergantung dari tingkat kompetensi, jumlah serta perilaku tenaga yang bekerja didalamnya.
Penelitian ini merupakan penelitian kwalitatif yang bersifat deskriptif dan analitis untuk melihat faktor-faktor yang berhubungan dengan proses penilaian penampilan kerja Rumah Sakit di R.S.U.D. Kab. Bekasi, dengan melakukan wawancara dan memberikan kwesioner terhadap seluruh petugas pencatatan dan pelaporan yang ada pada unit-unit kerja, juga melakukan penelusuran data thn.1992 s/d 1994.
Faktor peranan atasan langsung, peranan petugas dan peranan koardinasi merupakan faktor-faktor yang sangat berhubungan dengan proses penilaian penampilan kerja Rumah Sakit.
Disarankan dibentuk. Kelompok Kerja yang bertugas membantu pimpinan Rumah Sakit dalam memantau dan mengupayakan peningkatan kwalitas sumberdaya manusia terutama yang terkait dengan sistem informasi manajemen, juga kelengkapan sarana-sarana penunjangnya.

The Hospital Work Presentation Evaluation in the means of increasing the service quality in the R.S.U.D at the District of Bekasi.The Hospital Work presentation evaluation is one of the means in evaluating and increasing the Hospital service quality. The process is using all the indicators based upon the structure, the process and the outcome of the Hospital and also the standard system and procedure of the medical service, the patient management, and to include the human resource that to be involved in the Hospital management. The human resource is no doubt possessing a very important roll due to that the goal of the Hospital mission is dependent upon the competency, the amount and the behavior of the power that works in it.
This research is a qualitative research which is naturally descriptive and analytic to see the all factors those are connected with the Hospital work presentation evaluation process in the R.S.U.D. at the District of Bekasi, through interviewing and questioning against all the duty persons who were in charge to record and to report those were existing in the work units, and also to conduct a search through the data from 1992 up to 1994.
The direct superior roll factor, the roll of the duty persons and coordination roll are all the factors those are very connected with the Hospital work presentation evaluation.
To be suggested, to create a Working Group that holds a duty assist the Hospital Chief in observing and in taking measures for increasing the human resource, especially those are connected with the Management Information System, and also the complete outfit of the supporting facilities.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library