Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Habsari Kuspurwahati
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1982
S16701
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Abdul Karib
"ABSTRAK
Penduduk Koto Gadang banyak yang melakukan migrasi ke luar. Hal ini ditandai dengan adanya kenyataan bahwa jumlah penduduk asli lebih sedikit daripada jumlah penduduk pendatang. Jumlah penduduk asli hanya 538 orang. Sedangkan jumlah penduduk pendatang sebanyak 749 orang. Bukti lainnya adalah 161 buah rumah tidak dihuni lagi oleh pemiliknya. Dengan kata lain anggota keluarga dari rumah-rumah yang kosong tersebut telah bermigrasi seluruhnya. Dengan banyaknya penduduk Koto Gadang yang bermigrasi ke luar tersebut, merupakan hal yang menarik untuk diteliti.
Penelitian ini akan menyelidiki, apakah yang menjadi penyebab penduduk bermigrasi dari Kato Gadang ?
1. Apakah lahan pertanian sebagai penyebab penduduk bermigrasi ?
2. Apakah umur seseorang menentukan keputusannya untuk bermigrasi ?
3. Apakah tingkat pendidikan mempengarulii jumlah migrasi ?
4. Apakah sempitnya lapangan pekerjaan penyebab bermigrasinya penduduk ?.
Penelitian ini diawali dengan membahas penggunaan tanah di daerah terpencil yang berdasarkan teori dari Von Thunen (dalam Sandy, 1989: 61). Von Thunen mengatakan bahwa di daerah terpencil pola penggunaan tanah berbentuk sebuah lingkaran konsentrik. Di mana intensitas penggunaan tanah yang paling tinggi terdapat di sekitar pemukiman atau kampung. Makin menjauh dari tempat pemukiman itu, intensitas penggunaan tanah secara bertahap berkurang.
Akan tetapi, gambaran penggunaan tanah Von Thunen itu tidak memperlihatkan dinamika atau perkembangan yang terjadi sesuai dengan waktu dan pertambahan penduduk.
Untuk melihat dinamika penggunaan tanah di suatu lokasi terutama tanah di desa Koto Gadang, maka dipakai teori tahapan-tahapan penggunaan tanah konsepsi wilayah tanah usaha yang dikemukakan oleh Sandy (dalam Sajogyo, 1980: 161).
Berdasarkan teori tahapan-tahapan penggunaan tanah konsepsi wilayah tanah usaha, maka penggunaan tanah di Koto Gadang baru pada tahap G. Tahap penggunaan tanah tersebut dimulai dari tanah masih berupa hutan lebat dan belum ada manusia di situ. Kemudian tanah tersebut digunakan manusia untuk berbagai keperluannya.
Akhirnya penggunaan tanah itu mencapai tingkat penggunaan yang merusak lingkungan (tahap H dan I).
Apabila perjalanan penggunaan tanah di Koto Gadang terus berlanjut, maka kerusakan lingkungan akan terjadi sebagai akibat dari kurangnya tanah usaha bagi petani yang hidup di desa Koto Gadang ini.
Untuk menghindarkan kerusakan lingkungan, penduduk Koto Gadang dihadapkan pada 2 pilihan yaitu: pindah profesi selain petani atau pindah tempat dengan kata lain bermigrasi.
Penduduk Koto Gadang telah melaksanakan kedua hal tersebut. Dalam pindah profesi penduduk ada sebagai pengrajin, pedagang, tukang atau buruh dan pegawai. Akan tetapi penduduk yang telah berubah profesi tersebut tidak dapat menjamin suatu kehidupan yang layak.
Penduduk yang bermigrasi telah diteliti dengan agak rinci. Hasil penelitian itu menuniukkan bahwa:
1. Penduduk yang bermigrasi yang paling banyak berasal dari anggota keluarga yang memiliki lahan sempit (di bawah 0,5 ha).
2. Penduduk yang berpendidikan lebih tinggi lebih banyak bermigrasi darinada penduduk yang berpendidikan rendah. Penduduk Koto Gadang yang bermigrasi yang terbanyak berpendidikan SLTA ke atas.
3. Penduduk Koto Gadang yang bermigrasi kebanyakan mereka belum bekerja atau menganggur.
4. Penduduk yang bermigrasi umumnya yang berusia produktif (15 sampai 39 tahun).
Makna migrasi di sini berbeda dengan transmigrasi. Penduduk yang bermigrasi tidak dibantu oleh pemerintah. Tidak pula migrasi 'bedol deso' dan tidak ada pula pindah satu keluarga sekaligus. Melainkan bentuk migrasi penduduk Koto Gadang ini adalah migrasi swakarsa.
Sebagai akibat penduduk Koto Gadang bermigrasi, tidak kurang dari 161 buah rumah tidak lagi dihuni oleh pemiliknya. Karena penduduk yang tua-tua mungkin sudah meninggal. Sedangkan penduduk yang berumur relatif muda terpaut dengan usahanya di tempat baru.
Akan menjadi penelitian yang baik bagaimana kelanjutan dari kehidupan warga desa Koto Gadang di kemudian hari. Apakah desa itu akan kosong ataukah masih tetap dihuni oleh banyak penduduk asli?
Kasus Koto Gadang mungkin tidak akan merupakan satu-satunya kasus untuk desa-desa yang terpencil di Indonesia. Tidak mustahil kasus seperti di Koto Gadang ini akan terdapat pula pada desa-desa lain, apabila industrialisasi di Indonesia telah mencapai taraf perkembangan yang tinggi.

ABSTRACT
Out-Migration Of West Sumatra Population: Koto Gadang Case StudyA large number of the population of Koto Gadang, a remote village in West Sumatera, had migrated to other places. This can clearly be seen from the ratio between the number of indigenous inhabitants of Kato Gadang used the relatively new arrivals in the village. The number of new arrivals is 749, whereas that of the indigenous people is only 538. There is also the fact that no less than 161 homes have been left empty by their original owners, who moved out. One might wonder why those people left the village which is no less prosperous then other villages around.
This research addressed the following issues:
1. Is agricultural land the cause of this migration ?
2. Does one's age affect one's decision to migrate ?
3. Do educational levels affect the number of migrants ?
4. Does lack of job opportunities lead to migration ?.
This thesis opens with a discussion of land use in remote areas, based on Von Thunen's theory (in Sandy, 1989: 61). Von Thunen argued that the patern of land use in remote areas take the form of a concentric circle in which the highest intensity of land use is found in areas closest to the village. The farther away the areas are from the village, the intensity of land use gradually decreases. Von Thunen's thesis, however, does not take into account the dynamic aspect of settlement based on time and population growth.
The static nature of Von Thunen's model, however has been corrected by Sandy (Saiogyo, 1980: 161) by introducing the time factor and the development of land use due to population growth. According to this theory, land use proceed at several stages of development depending on population growth but in a community consisting of small scale farmers.
In view of this theory, land use in Koto Gadang has now reached stage G. If agriculture continues to expand environment damage is inevitable. To avoid environmental damage, people in the village are faced with the options by either switch trade or migrate. People in Kato Gadang have chosen both which is either switch trade or migrate.
A detailed study has been made of the migrants from Kato Gadang. The results of this study show that:
1. The largest number of migrants came from families having a small area of agricultural land (i.e. less than 0,5a ha.)
2. The higher the level of education of the people of Kota Gadang the more they migrate
3. They also migrate in order to escape unemployment in the village
4. Migrants were mostly of the productive age range (i.e. from 15 to 39 years old).
Migration in this sense is not similar to transmigration in its official meaning of the word. The migration of the people of Koto Gadang is entirely a personal affair. It is not organized nor subsidized by the government, no common plan and no common goal. It is mainly an individual initiative and quite voluntary.
As a consequence of the migration of a substantial part of the population of Koto Gadang, their owners leave no less than 161 homes empty at present.
The question now is: What will happen next ?. Will these homes remain empty forever or what kind of development are going to happen further?
I believe that Kato Gadang will not be alone in its predicament. Industrialization will bring about urbanization. This means that other "Kato Gadangs" will be found elsewhere, which makes the case the more interesting to investigate.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raihan
"ABSTRAK
Manusia dalam mengelola sumberdaya alam (tanah) akan selalu dihadapkan pada alternatif-alternatif untuk mendapatkan hasil yang maksimal melalui cara berproduksi, sehingga teknologi pertanian diperlukan untuk: meningkatkan produksi pertanian dan sekaligus mempengaruhi pendapatan petani. Penerapan teknologi dibidang pertanian khususnya dalam budidaya sayur-mayur meliputi cara bercocok tanam pemakaian benih, pemupukan, pengolahan tanah, pengendalian hama dan penyakit, irigasi serta penanganan pasca panen.
Tingkat penerapan yang dilakukan petani akan bervariasi. Bagi petani tani yang berorientasi pasar akan memilih jenis sayuran (commercial crops) dan mernpengaruhi penerapan teknologinya. Dalam pemanfaatan sumberdaya alam tanah di Kecamatan Pacet, petani sayurmayur meningkatkan usaha taninya .dengan intensifikasi dan daya tarik pasar. Hal ini disebabkan karena keterbatasan sumberdaya alam tanah. Luas lahan pertanian yang digarap oleh petani sayur-mayur bervariasi, Cara mengelola usaha taninya beraneka ragam. Pengaruh yang ditimbulkan oleh penggunaan teknologi akan mempunyai dampak terhadap produksi, pendapatan dan kelestarian sumberdaya alam serta kualitas lingkungan. Oleh karenanya sebelum melihat kualitas lingkungan lebih jauh perlu kiranya menelaah beberapa hal diantaranya penggunaan sumberdaya alam tanah dengan penerapan teknologi sebagai upaya peningkatan pendapatan petani melalui hasil produksi yang dicapai oleh petani sayur mayur.
Masalah pokok yang diteliti adalah sampai sejauh mana petani sayur-mayur di kecamatan Pacet dapat menetapkan teknologi, sehingga meningkatkan pendapatan melalui hasil produksi yang dicapai.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh penerapan teknologi terhadap peningkatan pendapatan petani sayur-mayur melalui hasil produksi yang dicapai petani.
Penelitian ini diharapkan berguna untuk :
a. Informasi bagi program-program penerapan teknologi di bidang hortikultura.
b. Informasi bagi petani untuk mempertimbangkan Cara mengelala usahataninya dalam mempertimbangkan kemampuan sumberdaya yang ada.
c. Penelitian lebih lanjut di bidang pertanian dan lingkungan dalam hal pemanfaatan sumberdaya alam dengan teknologi pertanian serta mempertimbangkan kualitas lingkungan.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner).
Teknik pengambilan sampel dilakukan secara acak atas 7 desa dengan melihat jumlah luas lahan secara proporsional. Jumlah sampel 140 terdiri dari 80 responden petani melakukan usaha tani wortel ( Daucus carota), 30 responden petani bawang dawn (Allium spp) dan 30 responden petani Saledri ( Apium graveolens).
Analisis data dilakukan dengan uji statistik, menggunakan analisis regresi uji berganda.
Hasil penelitian menunjukkan:
1. Penerapan teknologi berpengaruh nyata terhadappeningkatan pendapatan melalui hasil produksi yang dicapai.
2. Uji statistik menunjukkan faktor--faktor teknologi yang mempengaruhi terdiri dari faktor pemakaian pupuk, pemakaian pestisida, pemakaian benih, irigasi dan penanganan pasca panen.
Persamaan Regresi .
Untuk tanaman Wortel (Daucus carota)
Y = 2,13456 + 0,369959 XI + 0,462322 X2 +0,394431 X3 + 0,064532 X5 + 0,0760109 X6
Untuk tanaman Bawang daun (Allium spp)
Y = 1,965571 + 0,07.885 XI + 0,348343 X2 + 0,198559 X3 + 0,00 602 X5 + 0,0376B0 X6
Untuk tanaman Saledri (Apium graveolens)
Y = 1,873622 + 0,037401 XI + 0,096426 X2 + 0,08299 X3 + 0,015858 X5 + 0,001076 X6
3. Faktor sumberdaya fisik ( jenis tanah, PH. tanah, topografi dan iklim ) pada daerah penelitian memenuhi persyaratan untuk bercocok tanam sayuran, dalam hal ini juga sesuai dengan usahatani yang dilakukan responden.
4. Teknologi pengeridalian hama dan penyakit yang dilakukan petani dengan menggunakan pestisida, seluruhnya menggunakan bahan kimia (insektisida kimia).
5. Pemakaian pupuk dan pestisida mempunyai kecendrungan melebihi standar yang dianjurkan.
Dari peninjauan lapangan dan hasil penelitian dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut :
1. Perlu adanya penyuluhan pertanian bagi petani hortikultura secara intensif, khususnya penerapan pemakain pupuk dan pestisida.
2. Perlu adanya penelitian lebih lanjut dalam hal yang sama dengan menggunakan lebih banyak lagi jenis usaha tani dari daerah yang berbeda, agar memberikan gambaran pada berbagai jenis komoditi hortikultura. Untuk daerah penelitian ini perlu adanya penelitian kualitas lingkungan, yang dalam hal ini menyangkut kualitas sumberdaya alam tanah, akibat penggunaan teknologi oleh para petani sayur mayur.

ABSTRACT
People will always face many alternatives in the management of natural resources (land & water) in order to obtain the maximum result through production, thus the agricultural technology is needed to increase agricultural products and thus influence the farmers income. The technology application in agriculture especially in horticulture, includes agronomic practices, seeds usage, fertilization, land utilization, pest control and diseases, irrigation and post cropping handling. The level of technology application is varied. Farmers which are market oriented will choose types of vegetables (commercial crops) and influence the technology application.
In using the natural resources in Sub - district of Pacet, the vegetables farmers increase their business by intensification and market attraction. This is because of the limited land. The agricultural land area which is tilled by vegetables farmers is varied. The influence resulted from usage of technology will affect production, income and conservation of natural resources and environment quality. Therefore, prior to further seeing the environment quality, it is appropriate to study several things, among others are soil natural resource usage and technology application as an effort to increase
farmers income through crop production achieved by farmers. The principal problem to be researched is the extent to which the vegetables farmers in Sub district of Pace apply technology, thus increase their income through the production crops achieved.
The purpose of the research is to determine and analyze the influence of technology application to increase the vegetable farmers through production crops achieved.
The research is expected useful for :
a. Information for technology application in horticulture
b. Information for farmers to consider the management of farming business in the existing resource ability.
c. Further research in agriculture and environment in the case of resource usage with agricultural technology and consider the quality of environment.
The data collection is done by interview using questionnaires.
The sampling technique, the data will be collected randomly from 7 villages by considering the land acreage proportionately. The number of samples is 140 which consist, of 80 respondent, with plant carrot (Daucus carota), 30 respondents of leek ( Allium spp ) and 30 respondents of celery farmers (Apium graveolens).
Data analysis was done by statistical test using multiple-test regression analysis.
The test result shows :
1. The technology application influences significantly the income through crop productions achieved.
2. The statistical test indicates of fertilization, pesticides usage, seeds, irrigation and post crop handling.
The regression equation :
For carrot ( DaL.LCUs carota )
Y = 2,13456 + 0,369959 X1 -1- 0,462322 X2 + 0,394431 X3 + 0,064532 X5 + 0,076009 X6
For leek ( Allium spp )
Y = 1,965571 + 0,073985 X1 + 0,348343 X2 + 0, 198559 X3 + 0,002602 X5 + 0,037680 X6
For Celery ( Apium graveolens )
Y = 1,873622 + 0,037401 XI + 0,096426 X2 + 0,08299 X3 + 0,015858 X5 + 0,001076 X6
3. Resource of physical factors ( types of soil, soil pH, topography and climate) in the research region satisfy the conditions of vegetable cultivation, in this case is also suitable for agribusiness conducted by repondents.
4. The pest control technology and disease used by the farmers by using pesticides, all respondents uses chemicals (chemical insecticides).
5. Usage of fertilization and pesticides have the tendency to exceed the standard suggested.
Out of the field study and research can be suggested several points .
1. Agricultural extension is necessary for horticulture intensification especially for application of fertilizer and pesticides.
2. It is necessary to do further research in the same aspect; more agribusiness types in different areas, in order to provide illustration in various types of horticultural commodities. For this. research area it is necessary to do an environment quality research, which in this case involves quality of natural resource (soil), due to application of technology by vegetable farmers.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salindeho, Rosalind Robertina
"Upaya pengembangan kelistrikan desa di Indonesia, pada dasarnya mempunyai dua tujuan utama, yaitu meningkatkan segi material dan segi spiritual dari masyarakat desa itu sendiri. Seperti dimungkinkannya peningkatan produktivitas, dimana akan dapat menambah pendapatan masyarakat desa, serta bimbingan--bimbingan, kursus-kursus dan penyuluhan-penyuluhan yang sebelumnya hanya diselenggarakan pada waktu siang hari, akan dapat dilakukan pada waktu malam hari. Segi keagamaan, kegiatan-kegiatan sosial pun dapat lebih ditingkatkan. Listrik mempunyai peranan penting untuk pengembangan pedesaan. Program listrik masuk desa dapat berpengaruh jauh di dalam perkembangan teknologi dan informasi (Soemardian 1990:10).
Sejauh ini pengembangan listrik pedesaan di Indonesia diterapkan dengan berbagai pendekatan seperti unit percontohan dari teknologi energi terbaharui. Terutama bagi desa-desa yang terpencil dan tidak terjangkau oleh jaringan distribusi listrik dari PLN. Listrik untuk pedesaan ini diutamakan dengan memanfaatkan sumber daya energi setempat, diantaranya energi matahari dan air. Serta bisa dikelola koperasi, swasta, atau masyarakat desa itu sendiri. Salah satu unit percontohan ialah listrik mikro-hidro yang terdapat di desa Winong, yang telah menggunakannya selama kurang lebih 5 tahun, dengan memiliki konsumen sebanyak 141 Kepala Keluarga.
Penerapan listrik mikro-hidro ini memerlukan dukungan sikap penduduk desa itu sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah sikap penduduk terhadap listrik mikro-hidro. Selain itu apakah sikap tersebut ada hubungannya dengan tingkat pendidikan, tingkat pendapatan dan jenis pekerjaan.
Kegunaan penelitian ini ialah:
1. Untuk mendapatkan data/bukti-bukti empiris tentang sikap penduduk terhadap adanya listrik PLTM.
2. Untuk mendapatkan kejelasan lebih rinci tentang manfaat adanya listrik PLTM di pedesaan.
3. Memperkaya bahan pertimbangan pengambil keputusan dalam upaya meningkatkan kualitas hidup penduduk pedesaan, terutama yang menggunakan listrik mikro-hidro.
4. Memberikan dasar bagi penelitian selanjutnya.
Pengumpulan data melalui kuesioner dan wawancara mendalam pada responden tertentu untuk menunjang hasil penelitian. Sedangkan analisis statistik dilakukan dengan menggunakan skor T untuk mengubah skor mentah dari kuesioner sikap yang menggunakan skala Likert. Berdasarkan skor T tersebut dilakukan penggolongan-penggolongan setuju, tidak setuju, netral. Untuk melihat hubungan antara sikap dengan tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan, dan jenis pekerjaan digunakan metode Chi-square (X2) dan Koefisien Kontingensi (C). Penelitian ini mengambil sampel secara random sebanyak 40 orang Kepala Keluarga, karena populasi sampel cukup homogen.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa penduduk yang menggunakan listrik PLTM pada dasarnya memiliki sikap setuju atau mendukung terhadap adanya listrik PLTM di desanya yaitu sebanyak 72,5% dan yang bersikap tidak setuju atau tidak mendukung sebanyak 27,5%. Sedangkan berdasarkan uji statistik ada hubungan antara sikap setuju terhadap adanya listrik PLTM dengan tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan. Tidak ada hubungan antara sikap setuju dengan tingkat pendapatan. Tidak ada hubungan antara sikap tidak setuju terhadap adanya listrik PLTM dengan tingkat pendidikan, tingkat pendapatan dan jenis pekerjaan.
Penduduk masih banyak yang memiliki persepsi bahwa listrik PLTM adalah lama dengan listrik PLN sehingga timbul ketidak-puasan karena tidak sesuainya harapan dan kenyataan. Hal ini bisa dikatakan kurang berhasilnya program listrik PLTM di desa Winong. Selain itu terbatasnya pengadaan suku cadang mesin-mesin hidro mengganggu penggunaan listrik PLTM. Selain itu walaupun sikap penduduk yang setuju akan adanya listrik PLTM sebesar 72,5%, yang menyatakan tidak memenuhi kebutuhan sebesar 65%.

The effort of developing village?s electricity mainly has two goals: to improve their material needs as well as spiritual life. Such as the possibility to increase people productivity, on one hand, and can improve and increase their income, on the other hand. Besides the other night and day activities can be carried out continually such as courses, counseling. Electricity has contributed some evening creative activities to improve their social needs. It has played a very important role in developing rural life.
Electricity for the Rural Program has affected deeply for rural technology and information (Soemardjan 1990:10), The Development of Rural Electricity in Indonesia has been applied in various approaches such as by sampling-units, of Renewed-Energy Technology. As for remote rural areas in particular where the PLN (State Electricity Central Unit) is unoperationable, power can be gained and supplied by local possible power such as Solar Power and Hydro Power. This can be carried out and operated by social cooperative, private bodies, or by the people themselves. One of the Sampling-Unit is the Micro-Hydro Power (MHP) located in Winong Village which has been operated and used for about five years, supplying 141 families (houses).
The operation of such unit acquires and needs a full support of the villages. This research has taken place to study the attitude towards Micro-Hydro Power itself. Besides, it is also to find out whether such attitude has any relationship with their education, income rate and kind of job.
The purpose of this Research is:
1. To obtain the data and empirical proof on villager?s attitude towards the Micro-Hydro Power.
2. To obtain more detailed information on the need of Micro-Hydro Power in villages.
3. To enriched those who might concern to improve rural people quality of life, especially people who are using micro-hydro electricity.
4. To supply basic data for further research.
The data have been collected by questionnaire and interview to certain people to support the research results. Statistical analysis is used with T score to change raw data from attitude questionnaire which using Likert scales. Based on T score it is done to classify approve, disapprove, and neutral attitude. To know the relations among attitude with educations income rate, and kind of job, chi-square (X2) method is used and contingency coefficient (C). The sampling technique is random sampling, with 40 family heads because of the homogenous of sample population.
The data analysis has pointed out that villagers, who have been using MHP, basically have had an approval and supporting attitude toward the existence of MHP they are 72,5%, and 27,5% villagers with disapproval attitude. From the statistical test, it is found that there is a relation among people's approval attitude with educational level, and kind of job. There is no relation between people's approval attitude with income level. There is no relation among people's disapproval attitude toward HHP with educational level, income level and kind of job.
There are a lot of villagers perception that MHP is the same with Government Electricity (PLN) so that dissatisfied happened because of the reality is against the expectation. This is because of the unsuccessful MHP in Winong village, and the limitation of MHP spare-parts. Besides even though there is 72,5% people's approval of MHP but there is 85% said that unsatisfied using.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pollard, A.H.
Jakarta: Bina Aksara, 1982
304.6 POL dt
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Pollard, A.H.
Jakarta: Bina Aksara, 1984
304.6 POL d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library