Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
hapus3
"Pelayanan Farmasi di RSUP Persahabatan sebagai salah satu sistem yang memegang peranan penting dalam meningkatkan pelayanan di RS, terutama dalam pengobatan dan pelayanan pasien, baik dilihat dari sudut kepentingan pasien maupun kepentingan RS sendiri.
Perkembangan layanan farmasi di RSUP Persahabatan , saat ini menuju pelayanan farmasi dengan menggunakan Unit Dose. Apoteker memastikan bahwa pasien menerima obat dalam waktu singkat, tersedia lengkap, dengan kualitas dan mutu yang baik. Hal ini sangat berhubungan dengan proses distribusi obat dan alkes dari gudang ke unit pemakai.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pendistribusian obat dan alkes yang dilaksanakan di RSUP Persahabatan. Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif kualitatif, menggunakan design suatu telaah kasus karena hanya melakukan penelaahan terhadap proses yang sedang berjalan.
Analisa data dilakukan dengan menelaah data melalui triangulasi data wawancara, observasi dan data sekunder berupa dokumen, kemudian dianalisis sesuai kebutuhan berdasarkan teori yang berkenaan dengan materi penelitian dan pelaksanaan di Rumah sakit. Data disajikan dengan tertular dan tabulasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendistribusian obat dan alkes belum optimal. Hal ini disebabkan perencanaan, pengadaan , penyimpanan, dan pendistribusian serta pengawasan yang kurang baik.
Disimpulkan bahwa untuk menigkatkan pelayanan farmasi di RSVP
Persahabatan perlu peningkatan dari komponen SDM, Sarana dan Prasarana serta kebijakan manajemen Rumah Sakit. Saran yang diusulkan ; perlu ada kebijakan tertulis dari manajemen Rumah Sakit, meningkatkan kemampuan manajemen dari Apoteker Rumah Sakit, perlu peningkatan pengetahuan dan ketrampilan petugas pelaksana di lapangan.

Analysis Factor's to Influence Drugs and Health Tools Distribution From Pharmaceutical Logistics to Stay Care Department, Walk Care Department and Emergency Department in RSUP Persahabatan Jakarta in 1999.Clinical pharmacy in RSUP Persahabatan hold an important role in developing hospital service, especially in treatment and medication to the patients, this can be seen whether from patient?s need point of view or hospital `s need point of view.
The developing of pharmaceutical services in RSUP Persahabatan nowadays is aiming the pharmaceutical service with use Unit Dose System. This service is given by a pharmacist for assuring that the patients get drugs in short time, completely ready stock with well quality.
This research is aimed to get the description of drugs and health tools distribution in RSUP Persahabatan. This observation is an analytical description using the design of studying the case that is taking place right now.
Data was analyzed by using the interview, observation and secondary data, document, based on the theory that suitable with the research material, practice in this hospital , data text and table,
These results showed that drugs and health tools distribution haven't been optimum. This condition because planning, buying, storage, distribution and controlling haven't been good.
The conclusion by developing the components of the service, Manpower, facilities, the system and regulation of hospital management, will develop the pharmacy service in RSUP Persahabatan.
The suggestion is a need for written regulation from the hospital management, augmenting the management capability of Hospital Pharmacist, and augmenting knowledge and skill of Pharmaceutical Department Officers."
2000
T1011
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Brotoseno
"

Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia tinggi. Upaya yang di tempuh untuk menurunkan angka tersebut adalah dengan melalui 'Gerakan Sayang lbu' yang melibatkan seluruh pihak yang terkait. Sebagai jalan keluar dari tingginya AKI di rumah sakit adalah dengan meningkatkan fungsi rumah sakit rujukan dan peningkatan ketampilan penolong persalinan.

RSUD Dr.M.Ashan Pemalang bekerjasama dengan P2KP-KR (Pusat Pelatihan Klinik Primer Kesehatan Reproduksi) pemah mengadakan pelatihan LLS, PONEDIPONEK. Akan tetapi angka kematian maternal masih tetap tinggi. Oleh karenanya, RSUD Dr.M.Ashari menyelenggarakan kegiatan Asuhan Persalinan Dasar (APD) bagi Bidan. Suatu metode pelatihan yang dikembangkan oleh JNPK-KR di bawah pengawasan JHPIEGO. Tujuan diadakan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pelatihan APD dengan kasus rujukan bidan di RSUD Dr.M.Ashari Pemalang.

Disain penelitian berupa studi kros seksional, total sampel sebanyak 80 bidan, 40 bidan yang pernah mengikuti pelatihan APD, 40 bidan belum pernah mengikuti APD yang dipilih secara purposif Analisis yang dilakukan adalah analisis univariat serta analisis bivariat dengan uji Kai-kuadrat (X2)

Hasil yang didapat dalam penelitian ini secara statistik tidak ada hubungan yang bermakna antara pelatihan APD dengan kasus rujukan bidan di RSUD Dr.M.Ashari Pemalang (p > 0,05). Sedangkan hubungan antara rujukan kasus partus fisiologis dengan pelatihan APD terdapat hubungan yang bermakna. Demikian juga terdapat hubungan yang bermakna antara kasus kematian maternal kurang dari 48 jam pertama di rumah sakit dengan pelatihan APD.

Berdasarkan hasil penelitian, maka perlu ditindaklanjuti penelitian yang lebih mendalam dalam kurun waktu yang lebih lama di masa mendatang.

Daftar Pustaka : 28 (1989 - 2000).


Relation Between the Training of Basic Delivery Services for Midwives with The Referal Cases at Regional Hospital Dr. M. Ashari - Pemalang, 2000.The Maternal Mortality Rate (AKI) in Indonesia is very high. The effort done to reduce this rate is by the movement of Safe Motherhood involving all the related element. As the Solution of the high rate of maternal mortality in hospital is by increasing the function of referal hospital and the increasing of attendant's skill.

The Regional Hospital in Pemalang cooperates with P2KP-KR (The Training Centre of Reproduction Health Primer Clinic) it has ever held the Live Saving Skill Training, PONEDIPONEK. However, the rate of maternal mortality remains high. That is why, Pemalang Regional Hospital Dr. M. Ashari hold the activity of basic delivery services for midwives, A Training method developed by JNPK-KR under the supervisory of JHPIEGO. The goal of this research is to know the relationship between the Training of Basic Delivery Services (Training of APD) for Midwives with the Referal Case from Midwives in Pemalang Regional Hospital Dr. M. Ashari. The design of the research is a Cross Sectional Study, the total sample is 80 Midwives. Fourty Midwives have ever attended The Training of APD. Fourty others have never attended the Training of APD chosen purposively.; The Analization done are Univariate Analization and Bivariate Analization with Chi-Square Test.

The result obtained from this reasearch has no relationship statistically between "APD" Training and Midwives referal cases in Pemalang Regional Hospital Dr. M. Ashari . (p > 0.05). Whereas the relationship between the referal cases of partus physiology and the "APD" Training has meaningfully relationship. And there is also meaningful relationship between maternal mortality case from the first 48 hours in hospital and the "APD" Training.

Based on the result of this reasearch , it is necessary to follow up the deeper reasearch in a longer periode in the future time.

Literature List : 28 (1989 - 2000)

"
2000
T1096
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Juslida
"Team method has been implemented in CIPTO MANGUNKUSUMO - National General Hospital (RSUPN-CM), but still inadequate. ?Management training: assignment method? is one of those methods to improve the competencies of team leader in applying team method in nursing care. The objective of this research is to describe the effect of management training on the knowledge and attitude of team leader in applying the team method of assignment either at medical and surgical wards in RSUPN-CM.
The research design used for this study was an experimental quasi with control and intervention groups. The data of this study was analyzed using one-variance and be-variance analysis. One-variance analysis was needed to obtain the frequency distribution of all research variables, such as central tendencies of average, and standard deviation. Be-variance analysis was used to analyze the equivalent of two groups and to find out the differences or improvement for each group after intervention. "Chi square test" was used to analyze the equivalence, and "t test" was used to analyze the differences and improvement made by each group.
The result of one-variance test on independent variables showed that 52,9% respondents were > 48 years old; 70,6% SPK/SPR were educational background, 84,3% had nursing process training program; 70,6% of respondents did not have nursing documentation training program; 90,2% did not have nurse management training program, 82,4% did not have other training in nursing areas; and 80,4% of respondents had working experiences twenty years or more.
From one-variance test on dependent variables with median as categorized limit emerged that 43,1% of respondents had a better knowledge and 56,9% were poor in their knowledge result. Forty five point one percent of respondents reported to have positive attitude and 54,9% showed their negative attitude.
After intervention "management training of assignment method", it was obvious that there was a significant improvement on intervention group with p value = 0001 both for knowledge and attitude. There was also improvement on knowledge on control group, with p value = 0,007. In the other hand there is decreasing on attitude.
The most significant effect of training were on : 1) education : the average of improvement of attitude of SPK/SPR was higher than the respondent with AKPER/DIII background of education; 2) Working experiences : the average value was higher for respondents with longer working experiences ( 20 years or more) as compared to lesser than 20 years of working.
It was obvious that the further experimental research need to be conducted to measure the influence of training on behavior of team leader in management of team under her responsibility. The expected behavior could be maintained and even improved continuously other training to support the competencies of nurses in improvement of nursing care should be continuously developed in line with career leader/clinical leader.

Metode tim sudah lama diterapkan di Rumah Sakit Umum Nasional Dokter Cipto Mangunkusumo (RSUPN-CM), namun dalam pelaksanaannya masih Iemah. Pelatihan ?Manajemen: Metode Penugasan? merupakan suatu cara untuk meningkatkan kemampuan atau keterampilan ketua tim dalam menerapkan metode tim pada pemberian asuhan keperawatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelatihan ?Manajemen: Metode penugasan? terhadap pengetahuan dan sikap ketua tim dalam menerapkan metode tim di ruang penyakit dalam dan penyakit bedah RSUPN - CM.
Rancangan penelitian adalah kuasi eksperimen dengan kelompok kontrol dan intervensi. Analisis data penelitian menggunakan analisis univariat dan bivariat. Analisis univariat dilakukan untuk memperoleh gambaran frekuensi distribusi seluruh variabel penelitian, nilai rata-rata hitung dan standar deviasi. Analisis bivariat digunakan untuk menganalisis kesetaraan antara kedua kelompok dan untuk mengetahui perbedaan atau peningkatan yang terjadi pada masing-masing kelompok setelah diadakan intervensi. Untuk menganalisis kesetaraan dilakukan uji ?Chi Square?, sedangkan untuk menganalisis perbedaan atau peningkatan pada masingmasing kelompok digunakan ?uji t?.
Hasil analisis univariat terhadap variabel bebas menunjukkan bahwa 52.9% responden berusia > 48 tahun; 70,6% berpendidikan SPK/SPR, 84,3 % sudah mengikuti pelatihan proses keperawatan; 70,6% belum mengikuti pelatihan pendokumentasian asuhan keperawatan; 90,2% belum mengikuti pelatihan manajemen keperawatan; 82,4% belum mengikuti pelatihan lain di bidang keperawatan; 80,4% responden memiliki masa kerja lebih dari 20 tahun. Hasil analisis univariat untuk variabel terikat dengan median sebagai batas kategori menunjukkan 43,1% responden berpengetahuan balk dan 56,9% kurang, sedangkan untuk variabel sikap yaitu 45,1% responden mempunyai sikap positif dan 54,9% bersikap negatif.
Setelah diadakan pelatihan ?manajemen: metode penugasan? terlihat peningkatan yang bermakna pada kelompok intervensi, yaitu dengan nilai p = 0001 untuk pengetahuan, dan nilai p = 0,0001 untuk sikap. Untuk kelompok kontrol terjadi peningkatan untuk pengetahuan dengan nilai p = 0,007, tetapi untuk sikap terjadi penurunan. Dari semua variabel bebas yang dianalisis dalam penelitian ini, yang mempunyai pengaruh bermakna menurut kategori variabel internal adalah: 1). Pendidikan: peningkatan nilai rata-rata sikap SPK/SPR lebih tinggi daripada AKPER/D III); 2). Lama kerja : peningkatan nilai rata-rata sikap responden yang telah bekerja 20 tahun atau lebih ternyata lebih besar daripada responden yang bekerja kurang dari 20 tahun.
Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan mengembangkan penelitian sampai dengan eksperimen sehingga dapat diukur apakah pelatihan ?Manajemen : metode penugasan? juga dapat meningkatkan perilaku ketua tim dalam mengelola tim yang berada di bawah tanggung jawabnya. Peningkatan perilaku yang diharapkan terjadi dipertahankan dan ditingkatkan terus. Pelatihan lain yang menunjang kemampuan dalam memberikan asuhan perlu dikembangkan secara berjenjang dan berlanjut."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
T3332
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Putu Suprapta
"Rumah Sakit yang mempunyai tugas utama penyembuhan dan pemulihan, perlu mempunyai manajemen yang baik agar operasional rumah sakit dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Pengendalian intern yang merupakan alat pengawasan manajemen, perlu dilaksanakan dengan efektif khususnya dalam pengelolaan penyimpanandan distribusi obat. Di RSUP Persahabatan diidentifikasi adanya masalah inefisiensi dalam pengelolaan penyimpanan dan distribusi obat, dengan asumsi inefisiensi tersebut bersumber dari tidak efektifnya mekanisme kontrol dari pengendalian intern dan aspek-aspeknya.
Tujuan dari penelitian adalah meningkatkan efisiensi pengelolaan penyimpanan dan distribusi obat dengan meningkatkan pelaksanaan pengendalian intern. Diharapkan agar penelitian ini bermanfaat dalam memberikan masukan bagi pimpinan dalam upaya pengembangan manajemen rumah sakit.
Metodologi yang digunakan adalah metode telaah kasus dan pendekatan pemecahan masalah. Dengan kata lain penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif, dimana pengumpulan data dilakukan dengan pencatatan berperan serta, focus group discussion (fgd), indepth interview dan rangkuman data sekunder. Analisa data dilakukan secara kualitatif deskriptif.
Dari hasil penelitian diperoleh data bahwa mekanisme pengendalian intern dalam penyimpanan dan distribusi obat sudah berjalan cukup baik, namun masih ditemukan beberapa kelemahan dalam hal pengorganisasian, prosedur pencatatan, praktek yang sehat dan aspek tenaga.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah ternyata elemen-elemen dari pengendalian intern itu sendiri sangat berperan dalam pengelolaan dan distribusi obat dan keberadaan/ketersediaan data-data yang diperlukan untuk pengambilan keputusan manajemen.
Saran yang dapat diajukan adalah pengendalian hendaknya dilakukan secara terpadu, tersedianya protap, pedoman tertulis dan kebijaksanaan yang baku serta optimalisasi fungsi depo-depo obat."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herawati Rahayu Adi Santoso
"Saat ini sudah disadari bahwa kegiatan pemasaran produk-produk rumah sakit merupakan hal yang layak, bahkan sudah merupakan suatu keharusan rumah sakit untuk mengenalkan produknya ke konsumen. Untuk itu rumah sakit harus menetapkan prinsip-prinsip pemasaran dan teknologi pemasaran. Kegiatan pemasaran meliputi riset konsumen, komunikasi dengan konsumen, menciptakan atau mengembangkan produk yang dibutuhkan konsumen, mempelajari saluran distribusi, menetapkan tarif dan melakukan pelayanan. Selanjutnya rumah sakit harus mengikuti perkembangan tentang adanya peluang, ancaman, kekuatan, dan kelemahan yang dimilikinya melalui analisa SWOT serta melihat bagaimana posisi organisasinya di dalam pasar, yang ditentukan oleh lima unsur pemasaran atau marketing mix, yaitu product, place, price, promotion, dan people (5P).
Dengan mempertimbangkan hal-hal tersebut, rumah sakit kemudian menyusun strategi pemasaran yang harus dievaluasi pelaksanaannya secara periodik. Berkaitan dengan hal ini, peneliti menganalisis salah satu produk sosial rumah sakit Brayat Minulya, dengan hal ini, peneliti menganalisis salah satu produk sosial rumah sakit Brayat Minulya, yaitu pelayanan antenatal care yang disertai dengan kursus ibu dan senam hamil. Yang menjadi pokok masalah adalah apakah produk tersebut berhasil meningkatkan jumlah partus dari ibu yang mengikuti kursus. Peneliti juga menganalisis faktor-faktor lain yang diduga ikut menentukan ibu hamil untuk partus di Rumah Sakit Umum Brayat Minulya, seperti lokasi, agama, gravida, dan frekuensi jumlah kunjungan antenatal care.
Data diambil dari catatan rekam medik rumah sakit umum Brayat Minulya tahun 1994. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian adalah Relative Risk, sedangkan alat uji signifikasinya digunakan Bentang Relative Risk, X2 , dan Probabilita Value. Setelah dianatisis, terbukti bahwa faktor-faktor lain yang tadinya diduga ikut mempengaruhi ibu hamil untuk partus, ternyata tidak signifikan. Hasil penghitungan RR adalah 1,94 yang artinya bahwa ibu hamil ANC yang ikut kursus dan senam ibu hamil kemungkinan untuk partus di Rumah Sakit Umum Brayat Minulya 1,94 kali dibandingkan dengan ibu ANC yang tidak mengikuti kursus. Tni berarti bahwa produk pelayanan antenatal care yang disertai kursus ibu dan senam hamil berhasil meningkatkan jumlah partus bagi ibu yang mengikuti kursus.
Oleh karena itu, produk pelayanan antenatal yang disertai dengan kursus ibu dan senam hamil ini perlu lebih dikenalkan pada masyarakat luas, misalnya dengan memasang iklan.

It has been realized recently that a marketing activity of hospital's product is a proper thing. It is even to be a must for hospitals to introduce their product to consumers. For this purpose, hospital have to apply the principles and the technology of marketing.
The marketing include a consumer research, communication to consumers, creating products needed by the consumers, studying the distribution channels, determining tariffs and doing the services. The next step is to examine the chance, threats and weakness they have by using SWOT analysis and by seeing the organization position in the market, which is determined by five principles of marketing or marketing mix, which are product, Place, Price, Promotion, and People (5P).
Considering the above things, hospitals then should arrange a marketing strategy that has to be evaluated periodically. Because marketing is the key for hospital success identification about what consumer need and what is a very important factor. Related to this effort the researcher analyzed antenatal care service which include mother training and pregnant exercise as one of the product of the Brayat Minulya Public Hospital. The problem here was whether the product succeeds in increasing in number of partus in the hospital for the mother who joint the training. In this case, the researcher also analyzed other factors which are presumed to determine pregnant mothers to partus in Brayat Minulya Public Hospital which were location, religion, gravida, and frequency of antenatal visit.
The data were taken from medical records of Brayat Minulya Public Hospital in the year 1994. Relative risk its confidence internal were used to check its significances. After being analyzed, it was proved that all those other factors which had been influences mothers to partus were not significant. The Relative Risk of the antenatal care was 1,94. It mean that ANC mothers and pregnant gymnastics had the probability to partus in Brayat Minulya Public Hospital 1,94 times compared to ANC mothers who do joint the training. Therefore, providing antenatal care service with training for mothers and pregnant gymnastic could increase the number of partus for mother who joint the training. Therefore antenatal care service with training for mother and pregnant gymnastics should be introduced more to the broad society."
Depok: Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andri Nurtito
"Perlunya rumah sakit merencanakan ulang SDM-nya, biasanya didahului oleh adanya rencana perubahan pelayanan atau adanya gejala yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan itu sendiri. Perawat, yang merupakan tenaga kesehatan terbanyak di rumah sakit, paling intens berhubungan dan melayani pelanggan rumah sakit selama hampir 24 jam terutama di ruang rawat. Namun masih ada keluhan terhadap kualitas pelayanan keperawatan yang belum memuaskan pelanggan. Kualitas pelayanan keperawatan ditentukan antara lain oleh kecukupan jumlah tenaga perawat yang melayani pasien, profesionalisme perawat, dan struktur serta proses dalam memberikan asuhan keperawatan.
RSUD Depati Hamzah (RSDH) Pangkalpinang, sebagai rumah sakit rujukan (Kelas C) di Propinsi Kepulauan Bangka-Belitung, saat ini menghadapi masalah, antara lain adanya pernyataan kekurangan tenaga perawat dan kepuasan pelanggan yang masih rendah terhadap pelayanan keperawatan. Dalam beberapa bulan ke depan. RSDH berencana untuk meningkatkan statusnya menjadi kelas B. Untuk dapat mengatasi permasalahan di atas dan untuk memberikan kontribusi bagi peningkatan kelas RSDH, pemenuhan jumlah kebutuhan dan kualifikasi perawat merupakan salah satu solusi.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahuinya jumlah kebutuhan tenaga perawat, baik dari segi jumlah maupun kualifikasinya. di RSUD Depati Hamzah Pangkalpinang, khususnya di InstaJasi Rawat Inap, pada saat ini dan di saat terjadi perubahan status menjadi Kelas B. Penelitian dilaksanakan pada Bulan Pebruari-Maret 2008.
Berdasarkan hasil observasi jumlah dan klasifikasi tingkat ketergantungan pasien yang dirawat, dengan metode/rumus Douglas, serta dengan menerapkan Model Praktik Keperawatan Profesianal (MPKP), penulis berupaya untuk menghitung dan mengetahui jumlah riel kebutuhan tenaga perawat dan proporsi kualifikasi pendidikan perawat yang dibutuhkan di Instalasi Rawat Inap RSDH pada saat ini dan di saat terjadinya peningkatan status menjadi Kelas B. Hasil observasi, sebegian besar (67,05%) pasien yang dirawat di 6 ruang rawat RSDH termasuk pasien yang membutuhkan parawatan persial (partial care), 29,24% pasien dengan tingkat ketergantungan minimal (minimal care), dan kategori total care hanya 3,71 %. Hasil perhitungan, di 6 ruang rawat yang diteliti, yang saat ini terdapat 81 orang perawat ternyata sebenarnya dibutuhkan 106 orang perawat untuk melayani pasien. Saat RSDH meningkat menjadi kelas B. di 6 ruang rawat tersebut dibutuhkan 142 orang perawat.
Di 6 ruang rawat RSDH saat ini dalam keadaan kekurangan sejumlah tenaga perawat dan diperlukan pembenahan/perbaikan dalam hal proporsi kualifikasi pendidikan perawat. Penambahan sejumlah perawat profestonal dan pembenahan proporsi kualifikasi pendidikan perawat mutlak diperlukan di saat RSDH meningkat menjadi kelas B.
Pemerintah Kota Pangkalpinang dan Rumah Sakit Umum Daerah Depati Hamzah (RSDH) Kota Pangkalpinang seharusnya membuat perencanaan jumlah kebutuhan dan kualifikasi pendidikan SDM keperawatan. Manajemen SDM keperawatan di RSDH perJu ditata untuk dapat memberikan pelayanan yang optimal kepada pelanggan.
Untuk mendapatkan data yang lebih mendekati kenyataan tentang rata-rata jumlah dan tingkat ketergantungan pasien yang dirawat setiap bulannya sebagai dasar bagi penentuan jumlah kebutuhan perawat di instaiasi rawat inap, sebaiknya dilakukan penelitian lanjutan dengan cara disampling/dipilih beberapa bulan dalam satu tahun untuk dilakukan observasi dan pengkajian jumlah dan kondisi pasien yang dirawat.

The requirement of hospital human resource plans review, usually preceded by existence of plan of health service change or existence of related to the symptom of health care it self. Nurse, whose is the majority health personnel in hospital, most frequently get in touch and serve hospital customer during 24 hour especially in hospital ward. Nevertheless, hospital customers are still dissatisfied to the nursing care quality. Nursing care quality is determined by sufficiency of numbers of nurses needed that serve patient, nurse professionalism, and structure and process in giving of the delivery of nursing care.
Depati Hamzah Local Government's C Class Generol Hospital (RSDH) at Pangka1pinang, as the referral hospital in Bangka-Belitung Archipelago Province, at this time face problems, for example existence of short-handed statement lack of nurse and customer satisfaction that related to the nursing care services is still low in rank. In a few month forwards, RSDH is plan to improve its status becomes B Class General Hospital. To be able to overcome those problems above and to give contribution for the hospital class improvement, fulfill numbers of nurses needed and improving nurse qualification at ward is one of solution.
Research object is to know it numbers of nurses needed, either from its quantity facet or qualification, in RSDH, especially in hospitaJ ward, today and when happened status change becomes B Class General Hospital. Research is executed on February-March 2008. Base on result of observation on numbers of patients and level classification dependable patient taken care of in ward, with Douglas's method/formula, and by applying Professional Nursing Care Practice Model (MPKP), researcher copes to count/calculate and know amount riel numbers of nurses needed and proportion of nurse education qualification that required in hospital ward installations at RSDH today and when the happening of status improvement becomes B Class General Hospital.
Observation result, a large part of patients that taken care of in six wards of RSOH (67-05%) are entered patient classification that require partial treatment (partia! care), 29-24% patients by dependable level minimize (minimiz care), and total care category only 3,71%. Calculation result. in six wards, at this time existed 81 nurses, in the reality required 106 nurses to serve the patients. At the moment that RSDH level becomes B Class General Hospital, in that six wards referred as required amount 142 nurses.
In six wards of RSDH is in a state of nurse shortage and needed correction in the case of proportion of nurse education qualification at this time. Addition of a number of professional nurse and correction of education qualification proportions were absolute needed at this moment and when RSDH level becomes B class general Hospital.
Pangkalpinang city's Government and Depati Hamzah General Hospital (RSDH) of Pangkalpinang ought to makes planning of numbers of nurses needed and education qualification of nurse. Health personnel. especially nursing personnel management in RSDH must be improved to be able to give optimal service to the hospital customers.
To get data that more come near fact about the average of amount and level dependable patient that taken care of in ward per month as base for determination of numbers of nurses needed in ward installation, better conducted continuation research by sampling method or by selected some months in a one year for conducted observation and amount assessment and patient condition taken care of.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T21226
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muchlis Rasjid
"Incomplete and late medical record is a constraint in producing good and valuable information, in which in patient medical record is data resource to produce information about in patient. Medical information is inseparable from hospital information system, which is usefull for decision making and hospital planning as a whole. The objectives of this research is to obtain the picture of recording and colecting data process of medical data and how optimal is its use. The research is carried out by using case study method with the problem solving approach.
From the result of this research, the researchers find out that recording is the first priority that should be developed among the five medical record procedures of inpatient medical record. Recording process involves people who are responsible for medical record, improving process to do this, fist of all, the quality of human resource as the agent of the recording process should be improved. Good and accurate recording is a very important aspect in creating good management of inpatient medical record in Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung. Training is one alternative to improve the quality of human resource towards the changing attitude and improving knowledge and skill. Long term planning in filling staff formation in the medical record section and nursing administration by medical record dipl. or health information is the answer to produce medical information needed.

Rekam medik yang tidak lengkap dan tidak tepat waktu, merupakan kendala dalam menghasilkan informasi yang bermutu, di mana rekam medik rawat map merupakan sumber data untuk dapat menghasilkan informasi pasien rawat Inap. Informasi medik merupakan bagian tak terpisahkan dari Sistem Informasi Rumah sakit, yang berguna sebagai bahan dalam pengambilan keputusan serta dalam perencanaan rumah sakit secara menyeluruh. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran proses pencatatan serta proses pengumpulan data medik serta sejauh mana optimalisasi pemanfaatannya. Penelitian dilakukan dengan metode telaah kasus dengan pendekatan pemecahan masalah.
Hasil penelitian adalah kelompok berpendapat bahwa, pencatatan merupakan prioritas yang perlu dikembangkan dari lima prosedur penyelenggaraan rekam medik rawat inap. Proses pencatatan melibatkan petugas terkait dengan perekaman medik, perbaikan terhadap proses dengan terlebih dahulu harus merubah kualitas sumber daya manusia sebagai pelaku dalam proses pencatatan. Pencatatan yang baik dan benar merupakan aspek penting dalam menciptakan tertib tata-laksana perekaman medik pasien rawat inap di Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung. Pelatihan merupakan salah satu alternatif dalam memberdayakan sumber daya manusia ke arah perubahan sikap dan pengembangan pengetahuan serta keterampilan kerja. Perencanaan jangka panjang dalam pengisian formasi pegawai pada bagian rekam medik dan tata-usaha perawatan oleh ahli madya perekam medik dan atau informasi kesehatan merupakan jawaban untuk dapat menghasilkan informasi medik yang sesuai kebutuhan."
Depok: Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library