Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dion Jamal S.
Abstrak :
Mineral liat seperti bentonit dapat dimodifikasi dengan memasukkan hidroksikation ke dalam ruang antar lapisannya membentuk pilar, yang membuat struktur liat tersebut terbuka secara permanen. Pilarisasi dilakukan pada bentonit alam Tapanuli, Sumatera Utara. Agen pemilar adalah polikation Al tipe keggin [Al13O4(OH)24(H2O)12]7+ yang dibuat dengan mencampurkan larutan AlCl3 dengan NaOH hingga mencapai rasio molar OH-/Al3+ sebesar 2,2. Setelah dikalsinasi pada 400oC selama 6 jam, karakteristik bentonit terpilar memperlihatkan terjadinya peningkatan jarak ruang basal dari 7,19 ? (B) menjadi 15,49 ? (B4) dan 16,05 ? (B10). Uji daya serap bentonit terhadap ion Co2+, Ni2+, dan Cd2+ dilakukan pada konsentrasi ion logam 100, 150, dan 200 mg/L., konsentrasi ion yang tersisa diukur dengan alat AAS. Terjadi perbedaan urutan adsorpsi ion logam, dimana pada bentonit alami urutannya adalah Ni2+>Co2+>Cd2+ sedangkan pada bentonit terpilar urutannya Co2+>Cd2+>Ni2+. Dibuat bentonit teraktivasi terpilar, yaitu bentonit terpilar yang proses pemilarannya dilakukan setelah bentonit diaktivasi terlebih dahulu. Aktivasi dilakukan dengan pemanasan pada 200oC (seri BP) dan dengan H2SO4 0,025 M (seri BA). Ternyata, daya serap bentonit teraktivasi terpilar ini lebih baik dari sebelumnya, dan BP10 merupakan bentonit terpilar dengan daya serap paling besar. Uji pengaruh pH terhadap daya serap bentonit terpilar (B4, BP4, dan BA4) dilakukan dengan buffer fosfat pH 4, 5, dan 6. Bentonit terpilar yang diuji menyerap lebih baik pada pH 6. Kata kunci : bentonit, pilarisasi, polikation Al. x + 49 hal ; gbr ; tab ; lamp
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Juhri
Abstrak :
ABSTRAK
Zeolit merupakan mineral alumina silikat terhidrat dengan beberapa logam alkali dan alkali tanah yang terikat di dalamnya. Zeolit mempunyai sifat antara lain sangat berpori (pori-pori berukuran molekul) dan dapat mempertukarkan kation. Selain itu zeolit juga mudah dimodifikasi, salah satunya yaitu dengan impregnasi menggunakan oksida logam.

Mn02 merupakan salah satu oksida logam yang dapat digunakan untuk melapisi zeolit. MnOa terbentuk melalui reaksi oksidasi Mn(ll) yang sebelumnya telah diadsorpsi teriebih dahulu ke dalam permukaan zeolit dengan oksidator Kmn04.

Zeolit-Wln02 terbukti efektif dalam menurunkan konsetrasl dan Fe2+ dalam air tanah (Rodica, Pode/Rumania). Pene|itian ini mencoba memanfaatkan Zeolit-MnOz untuk menurunkan konsentrasi ion logam lam misalnya dan Cd'" dalam air.

Zeolit-MnOz dibandingkan dengan Mn-Zeolit yang dikalsinasi pada suhu 300 *'C selama 3 jam. Masing-masing zeolit dimasukkan ke dalam kolom. lalu dialiri larutan Pb'" dan Cd2+ Efluen dianalisa dengan menggunakan alat Spektroskopi Serapan Atom (SSA). Untuk mengetahui terjadinya pelapisan pada permukaan zeolit dilakukan analisa dengan menggunakan Difraksi Sinar-X (XRD).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi penurunan konsentrasi Pb2+ dan Cd2+ setelati dialiri melalui Mn-Zeolit (kalsinasi 300 °C) dan ZeoUt- WlnOz (zeolit Tasikmalaya dan Bayah) dalam kolom. Ketika Cd 10 ppm dialiri melalui Mn-Zeolit Bayah (kalsinasi 300 °C). Cd2+ yang tidaR teradsorp mencapai 0,014 mg/g (Mn^^ terdesQrpsi=3.011 mg/g). Untuk Mn-Zeolit Tasikmalaya Cd^^ yang tidak teradsorp 0,104 mg/g (Mn2+ terdesorpsi=7,198 mg/g). Sementara ketika dialiri Pb2+ 10 ppm. Pb2+ yang tidak teradsorpsi mencapai 0 mg/g (Mn2+ terdesorpsi=1.878 mg/g) untuk Mn-Zeolit Bayah dan 0,031 mg/g (Mn2+ terdesorpsi=3,028 mg/g) untuk Mn-Zeolit Tasik.

Untuk MnOrZeolit Bayah dan Tasik pada efluen sudah tidak terdapat * lagi Pb2+ dan Cd2+. Ketika dialiri Cd2+ 10 ppm. konsentrasi Mn2+ yang terdesorpsi adalah 0,695 mg/g MnOz-Zeotit Bayah dan 0,806 mg/g MnOz- Zeolit Tasik. Ketika dialiri 10 ppm konsentrasi Mn2+ adalah 0.225 mg/g MnOz-Zeolit Bayah dan 0,618 mg/g MnOz-Zeolit Tasik.

Dari hasil tersebut MnOa-Zeolit lebih baik dibandingkan Mn-Zeolit (kalsinasi 300 °C), sedangkan MnO-Zeolit Bayah lebih baik dibandingkan MnO-Zeolit Tasik. Hal ini terlihat dari konsentrasi Mn2+ yang masih terdapat dalam efluen.

Sementara dari hasil Difraksi Sinar-X terlihat adanya penurunan intensitas relatif puncak-puncak utama kristal yang disebabkan oleh hadirnya spesi mangan pada permukaan zeolit.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hardiansyah
Abstrak :
Indonesia memiliki potenslal sumber daya alam yang sangat kaya dan saiah satunya adalah sumber daya alam untuk energi listrik, yaitu potensi panasbumi. Indonesia memiliki potensi panasbumi yang cukup banyak karena Indonesia dilalui oleh dua lempengan pegunungan di sepanjang Bukit Barisan, Pulau Jawa, Bali, Sulawesi, Maluku dan Irian Jaya, tetapi hal tersebut harus melalui tahapan eksplorasi dengan cara mempelajari karakter reservoir dan kesetimbangan mineral di dalamnya. Akibat adanya subduksi dari lempengan samudra ke dalam lempengan kontinen menimbulkan gesekan baiuan dan menghasilkan lelehan magma, akibat adanya gaya mengambang lelehan magma tersebut terbentuk gunung api di daratan, selain itu juga menghasilkan sistem panasbumi Sistem panasbumi sangat mempengaruhi komposisi mineral didaiamnya, dan seianjutnya akan mempengaruhi eksplorasi mineral tersebut, karena menentukan nilai ekonomis dari geotermal untuk ekspioitasi industri. Silika termasuk salah satu mineral yang dapat digunakan untuk penentuan nilai ekonomi dari suatu reservoir, dengan cara menentukan konsentrasi kelarutan silika, sesuai dengan perubahan suhu. Sampel untuk pengukuran silika diambil dari 2 daerah pegunungan di Indonesia, yaitu Lahendong dan Sibayak. Dengan perincian 12 sumur dari daerah Sibayak dengan cara SCS(fase Uap), SPW dan Wearbox(bak i penampungan) dan 5 buah sumur dari daerah Lahendong yang terdiri dari mata air panas SPW (separated water)dan wearbox. Pengukuran silika ini menggunakan spektrofotometer UV-Vis Shimidzu-160 di laboratorium UV BATAN, dengan menggunakan metode ammonium molibdat. Pada panjang gelombang silika 370 nm. Data didapatkan dengan cara memasukkan konsentrasi yang didapat dari sumur-sumur tersebut kedalam persamaan Quartz dari Fournier (1977) Dan didapatkan suhu reservoir sementara untuk Sibayak berkisar antara 20,76°C hingga 266,83°C dan untuk daerah Lahendong berkisar antara 111,3°C hingga 314,3°C. Untuk penentuan suhu sebenarnya dibutuhkan fraksi uap dan fraksi cair untuk mendapatkan konsentrasi total dari silika. Didapatkan konsentrasi total dari reservoir untuk Lahendong berkisar 219,30 ppm hingga 949,68 ppm. Sedangkan untuk Sibayak berkisar antara 276,61 ppm hingga 596,11 ppm Dari konsentrasi total tersebut dihasilkan suhu reservoir yang sebenarnya untuk Lahendong berkisar antara 193,84°C hingga 275,85°C dan untuk daerah SIbayak berkisar antara 186,93°C hingga 238,85°
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suminto Winardi
Abstrak :
ABSTRACT
Membran anorganik MCM-41 diketahui mempunyai selektifitas cukup tinggi pada pemisahan cair-cair atau gas-gas. Membran silika sistem aliran satu dimensi MCM-41 dapat disintesis pada membran pendukung yang terbuat dari zeolit Malang dan clay Lampung dengan metode hidrotermal. Komposisi larutan mol yang digunakan untuk membuat MCM-41 adalah TEOS : CTABr : NaOH : H2O = 1 : 0,05 : 3,13 : 124,07. Hasil IR menunjukkan bahwa clay sebagai binder material mempunyai kemiripan komposisi dengan zeolit sebagai bahan support. Hasil XRD juga menunjukkan pola difraksi yang hampir sama. Sintering support menunjukkan tingkat kristalinitas yang lebih tinggi walau ada puncak difraksi yang hilang. Setelah pelapisan, hasil XRD terlihat puncak difraksi MCM-41 pada 2? = 2,09. Foto SEM menunjukkan tebal film MCM-41 mencapai 15?m. Pada foto permukaan, terlihat homogenitas distribusi Si dipermukaan support. Pada foto melintang, terlihat ada penyebaran unsur Si yang merata antara sisi support dan film MCM-41, dan terbentuknya nanokomposit MCM-41/support. Analisis dengan EDX juga membuktikan hal ini. Analisis gas permeasi N2 pada membran membuktikan ada kontribusi aliran viskus, mengindikasikan ukuran pori MCM-41 tidak terdistribusi seragam. Hasil filtrasi etanol 5% menggunakan membran setelah kalsinasi dengan bantuan tekanan, dianalisis melalui GC dan dihasilkan kadar filtrat 10,21% dan sisa yang tidak tersaring menunjukkan kadar 4,92%.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuriana Pramitasari
Abstrak :
Abstrak Metilen biru secara luas digunakan sebagai indikator biologi, karena nilai absorptivitasnya yang cukup besar, sehingga penggunaan metilen biru menjadi cukup efisien karena dapat diselidiki dalam konsentrasi rendah (< 10-5 M). Interaksi metilen biru (MB) dengan sodium dodesil sulfat (SDS) pada fasa bulk dan di permukaan cair/gas cukup kuat dan menghasilkan intensitas yang lebih besar dibandingkan metilen biru sendiri. Penambahan SDS di bawah critical micelle concentration (CMC) normal dalam larutan MB menyebabkan penurunan absorbansi metilen biru dalam fasa bulk, yang diakibatkan terjadinya kompleks MB-SDS yang teradsorpsi pada permukaan cair/gas. Sedangkan penambahan SDS di atas CMC normal memperlihatkan molekul SDS telah jenuh teradsorpsi di permukaan dan mulai membentuk misel. Misel tersebut akan berinteraksi kuat dengan DS- di permukaan misel-cair yang menyebabkan kenaikan nilai absorbansi metilen biru. Fenomena ini secara langsung dapat diusulkan untuk mengamati dan menentukan nilai CMC SDS dengan menggunakan indikator metilen biru. Teknik analisis spesies kimia permukaan dilakukan dengan menggunakan spektrofotometer UV-VIS dan metode centrifugal liquid membran (CLM). Dari hasil data pengamatan menggunakan spektrofotometer UV-VIS, didapat nilai absorbansi hanya untuk fasa bulk sedangkan dengan menggunakan metode CLM, nilai absorbansi yang diamati adalah total nilai absorbansi pada fasa bulk dan permukaan cair/gas. Sehingga dengan menggunakan CLM-spektrofotometri ini dapat dipelajari interaksi yang terjadi antara metilen biru dan SDS pada permukaan cair/gas atau misel/cair, selain itu juga dengan metode ini dapat mengetahui jumlah metilen biru yang dapat berinteraksi dengan molekul SDS pada sistem permukaan diatas. Kata kunci : metilen biru, SDS, misel, permukaan cair/gas, CLM, spektrofotometri X + 61 hlm. ; gbr. ; lamp. ; tab. Daftar pustaka : 17 (1989-2005)
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library