Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 57 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abdul Rahim
"Pemanfaatan biota laut di bidang kesehatan salah satunya adalah sebagai sumber antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas. Penelitian dilakukan untuk menguji aktivitas antioksidan dan mendeteksi keberadaan senyawa terpenoid pada ekstrak kasar Acanthaster (Echinodermata) dan fraksi-fraksinya. Metode DPPH digunakan untuk pengujian aktivitas antioksidan sedangkan pelarut Libermann Burchard digunakan untuk mendeteksi keberadaan senyawa terpenoid. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak kasar metanol Acanthaster mengandung terpenoid dan memiliki aktivitas antioksidan yang lebih kuat dibandingkan pembandingnya, Didemnum sp. (Ascidia) dengan nilai IC50 yaitu masing-masing sebesar 102,946 μg/ml dan 118,373 μg/ml. Fraksi etil asetat, fraksi n-heksan, dan fraksi air memiliki aktivitas antioksidan yang kuat dengan nilai IC50 secara berurutan 74,481 μg/ml, 100,084 μg/ml, dan 194,652 μg/ml. Aktivitas antioksidan fraksi etil asetat dan fraksi n-heksan disebabkan oleh terpenoid, sedangkan aktivitas antioksidan fraksi air disebabkan oleh senyawa lain yang bersifat polar karena menunjukkan hasil negatif pada uji terpenoid.

Many marine organism have been known as source of antioxidant that could counteract radical ions. The study was conducted to test the antioxidant activity and to detect the presence of terpenoid compounds in the Acanthaster (echinoderm) crude extract and its fractions. DPPH method was used to test the antioxidant activity and Liebermann Burchard reagent was used to detect the presence of terpenoid compounds. The result shown that crude extract of Acanthaster contained terpenoids and has stronger antioxidant activity than ascidian Didemnum sp. (IC50 values are 102.946 μg/ml and 118.373 μg/ml, respectively). Ethyl acetate fraction, n-hexane fraction, and water fraction have strong antioxidant activities with IC50 values 74.481 μg/ml, 100.084 μg/ml, dan 194.652 μg/ml, respectively. The antioxidant activities of ethyl acetate fraction and n-hexane fraction were caused by terpenoids, whereas the antioxidant activity of water fraction was caused by other polar antioxidant compounds because has negative result of terpenoid test.
Pemanfaatan biota laut di bidang kesehatan salah satunya adalah sebagai sumber
antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas. Penelitian dilakukan untuk
menguji aktivitas antioksidan dan mendeteksi keberadaan senyawa terpenoid pada
ekstrak kasar Acanthaster (Echinodermata) dan fraksi-fraksinya. Metode DPPH
digunakan untuk pengujian aktivitas antioksidan sedangkan pelarut Libermann
Burchard digunakan untuk mendeteksi keberadaan senyawa terpenoid. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa ekstrak kasar metanol Acanthaster mengandung
terpenoid dan memiliki aktivitas antioksidan yang lebih kuat dibandingkan
pembandingnya, Didemnum sp. (Ascidia) dengan nilai IC50 yaitu masing-masing
sebesar 102,946 μg/ml dan 118,373 μg/ml. Fraksi etil asetat, fraksi n-heksan, dan
fraksi air memiliki aktivitas antioksidan yang kuat dengan nilai IC50 secara
berurutan 74,481 μg/ml, 100,084 μg/ml, dan 194,652 μg/ml. Aktivitas
antioksidan fraksi etil asetat dan fraksi n-heksan disebabkan oleh terpenoid,
sedangkan aktivitas antioksidan fraksi air disebabkan oleh senyawa lain yang
bersifat polar karena menunjukkan hasil negatif pada uji terpenoid.

Abstract
Many marine organism have been known as source of antioxidant that could
counteract radical ions. The study was conducted to test the antioxidant activity
and to detect the presence of terpenoid compounds in the Acanthaster
(echinoderm) crude extract and its fractions. DPPH method was used to test the
antioxidant activity and Liebermann Burchard reagent was used to detect the
presence of terpenoid compounds. The result shown that crude extract of
Acanthaster contained terpenoids and has stronger antioxidant activity than
ascidian Didemnum sp. (IC50 values are 102.946 μg/ml and 118.373 μg/ml,
respectively). Ethyl acetate fraction, n-hexane fraction, and water fraction have
strong antioxidant activities with IC50 values 74.481 μg/ml, 100.084 μg/ml, dan
194.652 μg/ml, respectively. The antioxidant activities of ethyl acetate fraction
and n-hexane fraction were caused by terpenoids, whereas the antioxidant activity
of water fraction was caused by other polar antioxidant compounds because has
negative result of terpenoid test.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S42863
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Novalia Nikita
"Penelitian mengenai uji aktivitas antioksidan pada bintang laut Linckia laevigata telah dilakukan. Tujuan penelitian adalah mengetahui aktivitas antioksidan dan menguji keberadaan saponin pada ekstrak metanol bintang laut Linckia laevigata beserta fraksi-fraksinya. Uji aktivitas antioksidan dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif dengan metode DPPH, sedangkan uji keberadaan saponin dilakukan secara kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak metanol Linckia laevigata dan fraksi-fraksinya memiliki aktivitas antioksidan yang sangat lemah dengan nilai IC50, yaitu masing-masing sebesar 696,13 µg/ml untuk ekstrak metanol, 1484,35 µg/ml untuk fraksi air, 176,36 µg/ml untuk fraksi n-heksan, dan -10,75 µg/ml untuk fraksi etil asetat. Uji saponin menunjukkan hasil positif pada ekstrak metanol, fraksi air, dan fraksi n-heksan, sedangkan fraksi etil asetat menunjukkan hasil negatif. Hal tersebut membuktikan bahwa senyawa antioksidan bintang laut Linckia laevigata berupa saponin dan senyawa bioaktif lainnya.

Research about antioxidant activity on sea star Linckia laevigata was done. The purpose of this study is to determine the antioxidant activity and to test the presence of saponins in the methanol extract of seastar Linckia laevigata and its fractions. Antioxidant activity test was conducted qualitatively and quantitatively by 1,1-Diphenyl-2-Picrylhydrazyl (DPPH) method and the presence of saponins test was conducted qualitatively. The results showed that the methanol extract of Linckia laevigata and its fractions had very weak antioxidant activities. Their IC50 values were 696.13 µg/ml in the methanol extract, 1484.35 µg/ml in water fraction, 176.36 µg/ml in n-hexane fraction, and -10.75 µg / ml in ethyl acetate fraction. The presence of saponins test showed that metanol extract, water fraction, and n-hexane contained saponins, whereas ethyl acetate fraction contained other compounds because its had the negative result. It indicated that the antioxidant compunds in the sea star Linckia laevigata was saponins and another compounds."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S55789
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Aminatuh Juhriah
"Radikal bebas yang banyak dijumpai di lingkungan dapat diatasi dengan senyawa antioksidan. Senyawa antioksidan dapat dihasilkan oleh bintang laut Archaster typicus. Tujuan penelitian adalah menguji aktivitas antioksidan dengan metode DPPH serta untuk mengetahui senyawa yang bertanggungjawab pada aktivitas antioksidan ekstrak metanol bintang laut Archaster typicus dan fraksi-fraksinya. Uji aktivitas antioksidan dilakukan dengan metode DPPH. Uji kualitatif saponin adalah uji untuk mengetahui keberadaan senyawa saponin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak metanol Archaster typicus dan fraksi-fraksinya memiliki aktivitas antioksidan dengan IC50 berturut-turut 613,448 µg/ml, 1008,831 µg/ml, 376,091 µg/ml, dan 436,338 µg/ml. Aktivitas antioksidan fraksi n-heksan dan fraksi etil asetat lebih lemah dibandingkan pembandingnya, Acanthaster. Aktivitas antioksidan fraksi etil asetat dan air disebabkan oleh saponin, sedangkan aktivitas antioksidan fraksi n-heksan disebabkan oleh senyawa lain yang bersifat nonpolar.

Free radicals were founded in environment that could be solved by antioxidant compounds. Antioxidant compounds could be produced by Sea Star Archaster typicus. The study was conducted to test the antioxidant activity using DPPH method and to detect compounds that represent on the methanol extract of Sea Star Archaster typicus antioxidant activity and its fractions. Antioxidant activity test using DPPH. Saponin qualitative test is test to detect existence of saponins compound. The result shown that methanol extract of Sea Star Archaster typicus and its fractions have antioxidant activities with IC50 values 613,448 µg/ml, 1008,831 µg/ml, 376,091 µg/ml, and 436,338 µg/ml. The antioxidant activities of n-hexane fraction and ethyl acetate fraction have weaker antioxidant activities than Acanthaster. The antioxidant activities of ethyl acetate fraction and water fraction were caused by saponins, whereas the antioxidant activity of n-hexane fraction was caused by other nonpolar antioxidant compounds."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S55850
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puteri Hapsari
"Eksplorasi dan riset telah dilakukan untuk mengoptimalkan pemanfaatan alam laut Indonesia. Salah satu caranya adalah pemanfaatan biota laut sebagai sumber antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas. Penelitian ini dilakukan untuk menguji aktivitas antioksidan dan mengetahui senyawa yang bertanggung jawab pada aktivitas antioksidan dari bintang bulu marga Capillaster. DPPH merupakan senyawa radikal yang digunakan sebagai metode pengujian aktivitas antioksidan. Uji kualitatif saponin digunakan untuk mengetahui keberadaan senyawa saponin pada ekstrak metanol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak metanol dan fraksi-fraksi Capillaster sp. mengandung saponin dan memiliki aktivitas antioksidan yang kuat. Nilai IC50 ekstrak metanol 167,6 μg/ml, fraksi n-heksan 139,33 μg/ml, fraksi etil asetat -271,44 μg/ml, dan fraksi air 61,48 μg/ml.

Explorations and researches have been done to optimalize the use of Indonesian marine resources. One of the ways to do that is utilizing marine organisms as an antioxidant that can prevent free radicals. This research is done to test the antioxidant activity and to know which compound is responsible for the antioxidant activity in feather stars Capillaster. DPPH is a radical that is used as a method to test the antioxidant activity. Saponin qualitative test is used to determine whether saponin is present in the methanol extract. The result showed that saponin is present in Capillaster’s methanol extract and fractions and Capillaster has strong antioxidant activity. IC50 value for methanol extract is 167,6 μg/ml, n-heksan fraction 139,33 μg/ml, etil asetat fraction -271,44 μg/ml, and water fraction 61,48 μg/ml.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S57553
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anjar Prianto
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S31639
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Syafiq Rifat
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelimpahan bentuk-bentuk mikroplastik yang terakumulasi pada air dan sedimen, menganalisis dan membandingkan jumlah kelimpahan mikroplastik pada saluran pencernaan bulu babi Diadema setosum yang diambil dari Gugusan Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, Jakarta. Pengamblan sampel air, sedimen dilakukan bedasarkan tiga titik mengelilingi pulau dan sampel bulu babi Diadema setosum dilakukan dari 10 lokasi berbeda mengelilingi pulau. Sampel air sebanyak 20 liter disaring dengan plankton net 300 µ, sampel sedimen sebanyak 200 gram dikeringkan menggunakan oven, dan saluran pencernaan bulu babi di larutkan menggunakan HNO3 65%. Semua sampel dijenuhkan dengan larutan NaCl agar partikel mikroplastik mengapung di permukaan. Setiap sampel diambil sebanyak 1 ml, kemudian diletakan di kamar hitung Sedgewick rafter untuk diamati dibawah mikroskop dan dihitung bedasarkan jenis mikroplastik yang ditemukan. Hasil penelitian menunjukan kelimpahan mikroplastik paling tinggi pada Pulau Panggang sejumlah 148,00 partikel L-1 pada air, 217.100 partikel kg-1 pada sedimen, dan 1.264,00 partikel ind-1 pada saluran pencernaan bulu babi. Disusul oleh Pulau Pramuka dengan kelimpahan mikroplastik sejumlah 132,67 partikel L-1 pada air, 136.800 partikel kg-1 pada sedimen, dan 1.082,7 partikel ind-1 pada saluran pencernaan bulu babi.. Jumlah kelimpahan mikroplastik terendah ada pada Pulau Semak Daun sejumlah 92,67 partikel L-1 pada air, 121.066 partikel kg-1 pada sedimen, dan 923,33 partikel ind-1 pada saluran pencernaan bulu babi. Terdapat perbedaan yang signifikan jumlah kelimpahan mikroplastik pada sampel saluran pencernaan bulu babi pada Pulau Panggang, Pulau Pramuka, dan Pulau Semak Daun.

This study aims to analyze the abundance of forms of microplastics that accumulate in water and sediment, analyze and compare the abundance of microplastics in the digestive tract ofsea ​​urchins Diadema setosum taken from the Pramuka Island Cluster, Seribu Islands, Jakarta. Water and sediment samples were taken from three points around the island and samples ofsea ​​urchins were Diadema setosum taken from 10 different locations around the island. A 20 liter water sample was filtered with a plankton net of 300 , a sediment sample of 200 grams was dried using an oven, and the digestive tract of sea urchins was dissolved using 65% HNO3. All samples were saturated with NaCl solution so that the microplastic particles floated on the surface. Each sample was taken as much as 1 ml, then placed in thecounting room Sedgewick rafter to be observed under a microscope and calculated based on the type of microplastic found. The results showed that the highest abundance of microplastics was on Panggang Island with 148.00 L-1 particles in water, 217,100 kg-1 particles in sediment, and 1,264,00 ind-1 particles in the digestive tract of sea urchins. Followed by Pramuka Island with an abundance of microplastics of 132.67 L-particles1 in water, 136,800 kg-particles1 in sediments, and 1,082.7 ind-particles1 in the digestive tract of sea urchins.. The lowest abundance of microplastics was found on Pulau Semak Daun with 92.67 particles L-1 in water, 121,066 particles kg-1 in sediments, and 923.33 particles ind-1 in the digestive tract of sea urchins. There were significant differences in the abundance of microplastics in the digestive tract samples of sea urchins on Panggang Island, Pramuka Island, and Semak Daun Island."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fuji Pratiwi
"Telah dilakukan inventarisasi jenis Holothuroidea di Taman Nasional Kepulauan Seribu (TNKpS) Jakarta dan dilakukan juga pengamatan pola pemisahan senyawa ekstrak kasar dari marga-marga Holothuroidea yang diperoleh menggunakan kromatografi lapis tipis (KLT). Koleksi Holothuroidea dilakukan dengan cara snorkeling di rataan terumbu dan identifikasi dilakukan berdasarkan ciri morfologi serta spikula. Pengamatan spikula dilakukan dengan melarutkan dinding tubuh sampel dan tentakel dalam natrium hipoklorit komersial. Sampel Holothuroidea diekstrak menggunakan metanol, dipekatkan di rotary evaporator lalu dikeringkan dalam oven. Pengamatan pola pemisahan senyawa Holothuroidea dilakukan setelah ekstrak dielusi pada KLT dengan eluen n-heksan:etilasetat (95:5).
Hasil KLT disinari UV dan disemprot anesaldehid. Hasil penelitian diperoleh 15 jenis Holothuroidea dan beberapa jenis diantaranya baru pertama kali tercatat (new record) di TNKpS Jakarta yaitu Holothuria (Acanthotrapeza) pyxis, Stichopus quadrifasciatus, dan Synaptula reticulata. Pola pemisahan senyawa ekstrak kasar Holothuroidea dengan KLT pun dapat digunakan untuk membedakan marga. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perbedaan pola pemisahan senyawa dari ekstrak kasar Holothuroidea mempertegas taksonomi Holothuroidea yang dilakukan melalui identifikasi berdasarkan karakter morfologi dan spikula.

Inventory of Holothuroidea in Kepulauan Seribu National Park, Jakarta and separation pattern of their extracts using TLC have been conducted. Holothuroidea were collected by snorkeling along reef flat. Identification based on morphological characters and spicules observation. Spicules were observed by disolving body wall and tentacle of Holothuroidea in comercial natrium hypochloride. Samples were extracted with methanol, concentrated in rotary evaporator and dried in oven. Extracts separation pattern were observed after the extracts chromatographed on TLC plate eluted with n-hexane: ethilacetate (95:5). Separation pattern of their extracts detected under UV light and sprayed with anesaldehyde.
The inventory result showed that there were some new record species among 15 identified species in Kepulauan Seribu National Park, Jakarta, they were Holothuria (Acanthotrapeza) pyxis, Stichopus quadrifasciatus, and Synaptula reticulata. TLC result showed that extracts separation pattern were able to distinguish Holothuroidea genus. The conclusion of the result is that the extract separation pattern affirms taxonomy of Holothuroidea which previously based on morphology and spicules indentification.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S1205
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tectona Grandis Sulaiman
"Penelitian mengenai struktur komunitas Diatom di area pertambakan Marunda Cilincing, Jakarta Utara telah dilakukan pada bulan Maret hingga Mei tahun 2012. Penelitian bertujuan untuk mengetahui struktur komunitas Diatom pada 3 stasiun penelitian dan hubungan dengan parameter lingkungan di setiap stasiun. Sampel diambil secara horizontal di setiap stasiun di area pertambakan Marunda Cilincing, Jakarta Utara.
Hasil identifikasi sampel diperoleh 27 marga Diatom di perairan area pertambakan Marunda. Kepadatan Diatom di area pertambakan Marunda berkisar antara 1847,11?4729,643 sel/m3. Area pertambakan Marunda didominansi oleh Thalassiosira dan Thalassionema. Berdasarkan nilai Indeks kemerataan, marga Diatom tidak tersebar merata di Area pertambakan Marunda. Nilai indeks keanekaragaman menunjukan perairan di area pertambakan Marunda memiliki tingkat pencemaran berat.

Research on The Community Structure of Bacillariophyta (Diatomae) in brackish water ponds of Marunda Cilincing, North Jakarta was conducted on March and May 2012. The aims of this study was to determine the community structure of Diatomae from 3 stations and the relationship of environmental parameters at each station. Samples were taken horizontally at 3 stations of brackish water ponds of Marunda.
The identification results of samples obtained 27 genera of Diatomae in the waters. The density of Diatomae in brackish water ponds of Marunda was between 1847,11?4729,643 cell/m3. The waters in brackish water ponds of Marunda was dominated by Thalassiosira dan Thalassionema. Based on index of distribution point, genera of Diatomae in brackish water ponds of Marunda is maldistribution. Index of diversity point showed brackish water ponds of Marunda was heavily polluted.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S42908
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Widiatmoko
"Telah dilakukan sampling makrozoobentos di Sungai Cengek bagian hulu yang melintasi Desa Payaman, Kota Salatiga pada bulan April 2013. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara mengoleksi makrozoobentos, pada daerah sebelum percabangan, percabangan sebelah timur, dan percabangan sebelah barat. Sampel yang diperoleh diawetkan dengan alkohol 70% kemudian diidentifikasi di Laboratorium Taksonomi Hewan, Departemen Biologi FMIPA UI, Depok. Masing-masing pengambilan sampel dilakukan sebanyak dua pengulangan. Data hasil penelitian ditabulasi dan digunakan untuk penilaian kualitas perairan dengan indeks biotik.
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh empat kelompok makrozoobentos yang dikelompokkan dalam Famili Heptageniidae, Libellulidae, Palaemonidae, dan Pachychilidae. Indeks eanekaragaman tergolong rendah, berkisar antara 0,42--0,9 dengan indeks dominansi berkisar 0,49--0,75. Berdasarkan indeks biotik diketahui bahwa kualitas perairan Sungai Cengek bagian hulu masuk ke dalam kategori perairan dengan kondisi yang baik, dengan nilai ASPT berkisar 6,25--6,5.

Sampling of macrozoobenthos has been held at the upstream of Cengek River that crosses Payaman Village, Salatiga City in April, 2013. Sampling was carried out by collecting macrozoobenthos at the area before branching, eastern branching, and western branching of Cengek River. Samples that collected was preserved by 70% ethanol, and identified in Laboratory of Animal Taxonomy, Department of Biology, Faculty of Mathematics and Natural Science, University of Indonesia, Depok . Each sampling was performed two repetitions. The data were tabulated and used to measure the water quality by biotic index.
Results of the research was found four group of macrozoobenthos that divided into family of Heptageniidae, Libellulidae, Palaemonidae, and Pachychilidae. The level of diversity rated low, ranged from 0,42 to 0,9 and dominancy index ranged from 0,49 to 0,75. Based on biotic index, the waterways quality of Cengek River upstream were divided into the fine condition river, with ASPT rate ranged from 6,25 to 6,5."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S55136
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Zulkarnain
"Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui struktur komunitas epifiton pada tumbuhan Ipomoea aquatica F. di lima situ Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat. Ditemukan 34 marga dengan kepadatan 983 ind/cm2. Situ Agathis memiliki epifiton dengan kepadatan 320 ind/cm2, Situ Mahoni sebesar 296 ind/cm2, Situ Puspa sebesar 136 ind/cm2, Situ Ulin sebesar 48 ind/cm2, Situ Salam sebesar 183 ind/cm2. Situ Agathis di dominasi oleh Crucigeniella (12%), Situ Mahoni di dominasi oleh Navicula (26%), Situ Puspa di dominasi oleh Navicula (50%), Situ Salam di dominasi oleh Diatom1 (74%), Situ Ulin di dominasi oleh Euglena (33,5%). Perairan di sekitar epifton di Ipomoea aquatica F. memiliki intensitas cahaya berkisar antara 0,26 m--0,40 m; suhu 26--29,5°C; pH 5--6,5; DO 5,9--8,64 ppm; BOD 1,5--2,7 ppm. Indeks keanekaan epifiton berkisar antara 0,15--0,365. Indeks kemerataan penyebaran epifiton berkisar antara 0,09--0,19. Indeks kesamaan menurut Hierarchical cluster dengan menggunakan program PAST v3 memiliki tingkat kesamaan epifiton di lima situ UI berkisar antara 24,34--47,44 yang berarti kesamaan di setiap situ tidak berbeda jauh.

This research is aimed to know the epiphyton structure on Ipomoea aquatica F. in five situ at University of Indonesia, Depok, West Java. 34 genus have been found in those situ with density of 983 Ind/cm2. Situ Agathis, Situ Mahoni, Situ Puspa, Situ Ulin, and Situ Salam had epiphyton density 320 ind/cm2, 296 ind/cm2, 136 ind/cm2, 48 ind/cm2, 183 ind/cm2 respectively. Domination of Crucigeniella at Situ Agathis was 12%. Domination of Navicula at Situ Mahoni was 26%. Domination of Navicula at Situ Puspa was 50%. Domination of Diatom 1 at Situ Salam was 74%. Domination of Euglena at Situ Ulin was 33,5%. Brightness of light at around epiphyton in Ipomoea aquatica F.depht ranges 0,26 m--0,40 m. Temperature range from 26--29,5°C; pH: 5--6,5; DO: 5,9--8,64 ppm; BOD: 1,5--2,7 ppm. Epiphyton diversity index ranged 0,15--0,36. Epiphyton Evennes index ranged from 0,09--0,19. Similarity index in hierarchical cluster with program PAST v3 have level similarity on five situ range is 24,34--47,44 it meant similarity on five situ not significant diffirence."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S59735
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>