"Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat merupakan wilayah yang rawan gempa bumi. Salah satu contoh dari fakta ini adalah peristiwa gempa bumi yang terjadi di wilayah tersebut pada tanggal 21 November 2022 dengan kekuatan magnitudo Mw 5,6. Mengetahui hal tersebut, penelitian ini dilakukan untuk menganalisis tingkat bahaya gempa pada wilayah Kabupaten Cianjur sebagai upaya memitigasi dampak bencana gempa bumi yang mungkin terjadi di masa depan melalui metode Probabilistic Seismic Hazard Analysis (PSHA) yang menggunakan kombinasi parameter magnitudo, jarak, dan waktu berdasarkan riwayat gempa bumi di wilayah penelitian untuk menghitung potensi percepatan gerakan tanah maksimum. Data katalog gempa bumi yang digunakan untuk penelitian ini berasal dari ANSS, ISC, dan USGS. Pengolahan seluruh data dilakukan pada perangkat lunak Microsoft Excel, MatLab melalui aplikasi Zmap, R-Crisis, dan ArcGis dan dari pengolahan seluruh data tersebut didapati nilai percepatan tanah maksimun (PGA) di batuan dasar dalam 3 peta dan percepatan spektra (SA) dalam 6 peta. PoE 2% untuk durasi bangunan selama 50 tahun dengan periode ulang gempa 2.500 tahun memiliki rentang nilai PGA, SA pada T=0,2 detik, dan SA pada T=1 detik berkisaran 0,232-0,484 g; 0,369-0,77 g; 0,106-0,221 g. PoE 7% dalam 75 tahun untuk struktur rumah dengan periode ulang 1.000 tahun rentang nilai PGA, SA pada T=0,2 detik, dan SA pada T=1 detik berkisaran 0,186-0,387 g; 0,295-0,616 g; 0,085-0,177 g. PoE 10% dalam 20 tahun untuk struktur rumah dengan periode ulang 500 tahun rentang nilai PGA, SA pada T=0,2 detik, dan SA pada T=1 detik berkisaran 0,155-0,323 g; 0,246-0,513 g; 0,071-0,147 g. Wilayah Kabupaten Cianjur yang terpadat dan berpotensi terdampak bencana gempa bumi terbesar adalah Kecamatan Cianjur.
Cianjur Regency, West Java Province is an earthquake-prone area. One example of this fact is the earthquake that occurred in the region on November 21, 2022 with a magnitude of Mw 5.6. Knowing this, this study was conducted to analyze the level of earthquake hazard in the Cianjur Regency area as an effort to mitigate the impact of earthquake disasters that may occur in the future through the Probabilistic Seismic Hazard Analysis (PSHA) method that uses a combination of magnitude, distance, and time parameters based on the history of earthquakes in the study area to calculate the potential maximum ground motion acceleration. The earthquake catalog data used for this study came from ANSS, ISC, and USGS. The processing of all data was carried out on Microsoft Excel software, MatLab through Zmap, R-Crisis, and ArcGis applications and from the processing of all data, the maximum ground acceleration (PGA) in bedrock in 3 maps and spectral acceleration (SA) in 6 maps were obtained. The 2% PoE for a building duration of 50 years with a return period of 2,500 years has a range of PGA, SA at T=0.2 seconds, and SA at T=1 second values of 0.232-0.484 g; 0.369-0.77 g; 0.106-0.221 g, respectively. PoE 7% in 75 years for a house structure with a return period of 1,000 years, the range of PGA, SA at T=0.2 s, and SA at T=1 s is 0.186-0.387 g; 0.295-0.616 g; 0.085-0.177 g. The 10% PoE in 20 years for a house structure with a return period of 500 years ranges in PGA, SA at T=0.2 seconds, and SA at T=1 second from 0.155-0.323 g; 0.246-0.513 g; 0.071-0.147 g. The area of Cianjur Regency that is most populated and potentially affected by the largest earthquake disaster is Cianjur Sub-district."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2025