Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Esy Maryanti
"Mikrosporidia merupakan emerging parasite pada manusia yang dapat menyebabkan kelainan intestinal, muskular, okular dan sistemik. lnfeksi mikrosporidia terutama terjadi pada penderita HIV/AIDS, dan yang sering dilaporkan yaitu mikrosporidiosis intestinal dengan gejala diare kronis dan wasting syndrome yang akan memperberat keadaan penderita AIDS. Di Indonesia sampai saat ini belum ada data-data mikrosporidia dan infeksi yang ditimbulkannya, sedangkan kasus HIV/AIDS makin bertambah secara cepat dan merupakan suatu ancaman global. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi mikrosporidia pada penderita AIDS dengan diare kronis di Jakarta dan korelasi jumlah CD4 dengan densitas mikrosporidia. Sebanyak 126 sampel tinja penderita AIDS dengan diare kronis yang dirujuk ke Laboratorium Parasitologi FKUI dari berbagai Rumah Sakit di Jakarta dipcriksa dengan teknik pewamaan kromotrop standar dan quick-hot gram kromotrop dan dihitung dcnsitas spora mikrosporidia. Pada penelitian ini diperoleh prevalensi mikrosporidiosis intestinal sebesar 7,l% dengan pewarnaan kromotrop standar dan 6,3% dengan quick-hot gram kromotrop serta tidak terdapat perbedaan bermakna antara kedua teknik tersebut (p=l,00). Tcrdapat korelasi yang negatif antara densitas mikrosporidia dengan jumlah CD4 (p=0,00;r=-0,979). Dari penelitian ini dapat disimpulkan prevalensi mikrosporidia pada pendedta AIDS dengan diare kronis cukup rendah. Teknik pewamaan kromotrop standar dan quick-hot gram kromotrop dapat digunakan untuk mendeteksi mikrosporidia pada tinja. Pada penderita AIDS denganjumlah CD4 yang rendah didapatkan densitas miknosporidia yang tinggi.

Microsporidia is an emerging parasite in human which infect gastrointestinal tract, muscular, ocular and systemic. Microsporidia infection is primarily a disease of HIV/AIDS patients. Intestinal microsporidia is most common infection and associated with chronic diarrhea and wasting syndrome which worsened patient condition. Until now, there is no available data on this parasite in Indonesia. The objective of this study was to determine the prevalence of intestinal microsporidia among the AIDS patient with chronic diarrhoea in Jakarta and to determine the correlation between microsporidia?s density and CD4 count. A number of 126 stools from AIDS patients with chronic diarrhea referred to Parasitology Laboratory FKUI were examined by standard chromotnope staining and quick-hot gram chromotrope. The result showed the prevalence of intestinal microsporidia is 7.1% by standard chromotrope staining and 6.3% by quick-hot gram chromotrope. There is no significant difference between positive cases microsporidia (p=l.00). A negative correlation between the density of microsporidia and CD4 cell counts (p=0.00; r=-0.979) was observed. In conclusion prevalence of rnicrosporidia among AIDS patients with chronic diarrhoea is low. Standard chromotrope staining and quick-hot gram chromotrope can be used to detect microsporidia. The density of microsporidia was higher in patient with low CD4 cell counts."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2008
T32315
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nora Harminarti
"ABSTRAK
Toksoplasmosis okular adalah infeksi yang menyerang satu atau kedua mata, yang disebabkan oleh coccidia Toxoplasma gondii. Infeksi dapat diperoleh selama kehamilan dari ibu atau melalui konsumsi daging yang tidak dimasak dan yang terinfeksi, sayuran atau air yang terkontaminasi. Konfirmasi toksoplasma sebagai etiologi masih bergantung pada uji serologi toksoplasma dan pemeriksaan oftalmologi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penggunaan IgG anti toksoplasma pada cairan mata untuk diagnosis toksoplasmosis okular. Metode Penelitian yang digunakan adalah studi potong-lintang, retrospektif terhadap 46 sampel serum untuk pemeriksaan serologi IgG dan IgM anti toksoplasma, serta IgG anti toksoplasma dan PCR toksoplasma dari cairan mata. Hasil penelitian berupa keluhan utama pasien adalah kabur. Dari data sekunder hasil pemeriksaan pada serum 43 93,5 positif IgG anti toksoplasma, 2 4,3 positif IgM anti toksoplasma, serta terdapat hasil IgG dan IgM anti toksoplasma keduanya positif pada 2 sampel. Dari dua keadaan hasil positif serologi serum IgG dan IgM ini ternyata hasil pemeriksaan serologi IgG cairan mata dan deteksi DNA dengan menggunakan PCR hasilnya negatif. Dilihat dari hasil pemeriksaan serologi cairan mata 23 50,0 IgG anti toksoplasma yang terdeteksi pada cairan mata positif dan 6 13 PCR positif. Terdapat korelasi sedang antara serologi mata dan serum. Pemeriksaan serologi dan PCR pada cairan mata dapat digunakan untuk membantu diagnosis toksoplasmosis okular.

ABSTRACT
Ocular toxoplasmosis is an ophthalmology infectious disease affecting one or both eyes, caused by the coccidia Toxoplasma gondii. Infections may be acquired during pregnancy from the mother or through the ingestion of uncooked and infected meat, contaminated vegetables or water. Confirmation of Toxoplasma as the aetiology still relies on the Toxoplasma serology test and the ophthalmology examination. This study aims to analyze the use of anti Toxoplasma IgG in vitreus humor for the diagnosis of ocular toxoplasmosis. Methods of this study is a cross sectional, retrospective from 46 serum samples examined for IgG and IgM anti Toxoplasma and IgG anti Toxoplasma and PCR Toxoplasma from aquous humor. Chief complaint was loss of vision. From 46 sample of secondary data serum 43 93,5 positive IgG, 2 4, negative IgM anti Toxoplasma. We also found IgG and IgM anti Toxoplasma results were both positive 2 sample. Althought results positive for serological serum both IgG and IgM but the result for IgG aquous humor serology and detection of DNA by using PCR was a negative. Result for serologic examination aquous humor 23 50.0 IgG anti Toxoplasma detected in positive aquous humor and 6 13 PCR Toxoplasma positive. There are correlation beetwen aquous and serum serologic. Serologic examination of aquous humor and PCR could be used to help diagnose ocular toxoplasmosis."
2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library