Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aprilia Inggri Astuti
Abstrak :
ABSTRAK
Gelatin merupakan salah satu jenis protein yang diperoleh dari kolagen alami yang terdapat dalam kulit dan tulang hewan. Gelatin yang paling banyak digunakan ialah gelatin babi. Penggunaan gelatin dengan bahan baku hewan babi pada produk makanan dan farmasi seringkali menyebabkan alergi, selain juga tidak diperbolehkan dalam agama islam, sehingga perlu dilakukan analisis kandungan didalam makanan olahan agar aman untuk dikonsumsi. Salah satu analisis yang dapat digunakan ialah metode imunosensor, salah satunya Enzyme-Linked Immunosorbent Assay ELISA yang memiliki tingkat sensitifias yang tinggi, mampu menguji sampel yang tidak murni, dan mampu mengikat secara selektif antigen yang dikehendaki. Metode ini memerlukan antibodi anti-gelatin babi untuk mendeteksi gelatin babi sehingga dilakukan produksi antibodi poliklonal antigen gelatin babi menggunakan hewan uji kelinci. Pada penelitian ini produksi antibodi poliklonal gelatin babi dilakukan dari antigen gelatin babi dengan mengekstraksi gelatin dari kulit babi. Rendemen yang dihasilkan sebesar 20,52 dan dikarakterisasi dengan spektrofotometer UV-Vis dan FTIR serta dianalisis dengan SDS PAGE dihasilkan bahwa gelatin babi memiliki 5 pita pemisahan dan gelatin dapat dijadikan sebagai antigen. Antibodi poliklonal antigen gelatin babi dapat diproduksi dengan hewan uji kelinci dan antibodi yang diperoleh pada hari ke 65 dilakukan pemurnian IgG. Antibodi yang dipurifikasi tersebut dapat dijadikan sebagai konjugat sensor pada imunosensor berbasis ELISA dengan konsentrasi IgG sebesar 0,289 mg/mL.
ABSTRACT
Gelatin is one type of protein derived from natural collagen found in the skin and animal bones. The most widely used gelatin is pork gelatin. The use of gelatin with raw materials of pigs on food and pharmaceutical products often causes allergies, as well as not allowed in Islam, so it is necessary to analyze the content in processed foods to be safe for consumption. One of the analysis that can be used is immunosensor method, one of them is Enzyme Linked Immunosorbent Assay ELISA which has high sensitivity level, able to test impure samples, and able to selectively bind antigen desired. This method requires a pig anti gelatin antibody to detect pig gelatin so that the production of polyclonal antibody of pig gelatin antigen using rabbit test animals. In this study the production of polyclonal antigen pig gelatin carried out from pig gelatin antigen by extracting gelatin from pig skin. The yield of gelatin 20.52 and characterized by UV Vis and FTIR spectrophotometers and analyzed by SDS PAGE was found that pig gelatin has 5 separation bands and gelatin can be used as antigen. Polyclonal antibodies of antigen porcine gelatin can be produced with rabbit test animals and antibodies obtained on the 65th day of IgG purification. The purified antibodies can be used as conjugate sensors on immunosensors based ELISA with a concentration of IgG of 0.289 mg mL.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
T50459
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sari Dewiyani
Abstrak :
Enterococcus faecalis adalah bakteri yang paling dominan pada kasus infeksi pasca perawatan endodontik. Telah diteliti aktivitas fenotipnya (kemampuan membentuk biofilm dan Gel E serta viabilitasnya terhadap NaOCL dan khlorheksidin) dan profil genotipnya. Ternyata tidak ada perbedaan aktivitas Gel E E. faecalis saluran akar dan saliva pasien pra dan pasca perawatan. Dalam membentuk biofilm, kemampuan E. faecalis saluran akar pra-perawatan lebih kuat daripada pasca-perawatan, sedangkan kemampuan E. faecalis saliva tidak berbeda. Viabilitas E. faecalis menurun jika kadar NaOCl dan khlorheksidin meningkat; 30 menit adalah waktu inkubasi efektif. Terdapat keragaman profil genotip antara E. faecalis saliva dan saluran akar, pra dan pasca perawatan. ......Enterococcus faecalis is strong dominance bacteria in post treatment endodontic disease. Its phenotype activity (its ability to produce biofilms and Gel E also its viability to NaOCL and chlorexidine) and its genotype profile has been observed. It turns out that there?s no difference in E. faecalis Gel E activity of root canal and saliva from pre- nor post-endodontic treated patients. In producing biofilms, the ability of E. faecalis pre-endodontic treated root canal was stronger than the postendodontic treated root canal, while the ability of E. faecalis from saliva have no difference. The viability of E. faecalis decline if the concentration of NaOCl and chlorexidine were increasing; the effective incubation time was 30 minutes. There?s various genotype profile between E. faecalis of saliva and root canal either pre- or post-endodontic treatment.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
D1450
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Muliati Harun
Abstrak :
Indonesia merupakan negara kepulauan (archipelago) berjumlah 17.500 pulau dengan 555 suku bangsa dan spesifikasi pengetahuan tradisional penunjang kehidupannya, sehingga tercermin dalam keanekaragaman budayanya. Indonesia diapit oleh lempeng bumi Asia Australia dan Pasifik yang masih bergerak dinamis sehingga dikelilingi oleh cincin api. Indonesia juga diapit 2 samudera Lautan Hindia dan Lautan Pasifik serta 2 benua Asia dan Australia dan negeri ini terletak di khatulistiwa dengan dua musin hujan dan kemarau dan bermandi sinar matahari sepanjang tahun. Indonesia memiliki Iahan yang subur dari perut bumi dan Iautan tropis yang Iuas menghasilkan keanekaragaman ekosistem beserta sumberdaya alam yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakatnya. Pengetahuan dan kebudayaannya merupakan hasil interaksi yang dlperoleh dalam kurun waktu yang sangat Iama diwariskan turun temurun sangat jarang terdokumentasi dalam bentuk tertufns. Kearifan lingkungan merupakan bagian dari kebudayaan yang merupakan perpaduan sumber daya alam dan kulturnya. Kulmr merupakan kesatuan sistem antara: norma - kelembagaan - artefak. Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah kearifan lingkungan yang dimiliki masyarakat tradisional daerah Bali. Sikap dan perilaku masyarakat yang menerapkan kearifan lingkungan dalam bentuk rasa hormat pada alam dan penciptaNya telah mendorong terwujudnya keselarasan hubungan manusia dengan lingkungannya yang tercermin dalam Elsafatnya Tri Hita Karavia. Penelitian bertujuan untuk mengkaji keberlanjutan subak yang tetap bertahan sampai saat ini dan mengetahui kelenturan nilai-nilai kearifan lingkungan yang berkelanjutan. Kelenturan dalam pengertian adaptasi terhadap perubahan-perubahan kelembagaan subak karena pengaruh pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama bidang informasi. Memperoleh konsep baru dalam menyusun sirategi pembangunan pertanian berkelanjutan masyarakat tradisional. Metode penelitian adalah kualitatif yaitu melalui pengamatan lapangan, penelaahan dokumen, wawancara dan diskusi kelompok. Metode bertujuan unmk memahami sikap, pandangan, perasaan dan perilaku individu atau kelompok atas nilai-nilai kearifan lingkungan berupa subak dan pengaruh modernisasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat memahami nilai-nilai kearifan lingkungan sistem subak dan tetap mempertahankannya sesuai dengan dinamika masyarakat. Masyarakat Bali telah memiliki nilai-nilai kearifan lingkungan yang menyatu dalam berbagai aspek kehidupan sehingga pemanfaatannya brsifat berkelanjutan. Pemerintah diharapkan mendukung keberlanjutan nilai-nilai tersebut melalui berbagai kebijakan melalui instansi terkait. ...... Indonesia is an archipelago of 17,500 islands and 555 ethnic groups with traditional knowledge to support their life reflecting diverse local cultures. Knowledge is transfer from generation to another, and is rarely recorded in the form of written documents. Traditional knowledge are immanent in maintaining livelihoods and adapting their flexibility to using eflicient simple technologies. The environmental wisdom of Bali's irrigation system of subak survive a millennium as it as based on the philosophy of life of Toi Hita Karana. For the past two decades the roles of subak has been degrading because of increasing shihs of land use and other causes. Understanding the environmental wisdom held by traditional communities is expected to enable us to formulate strategies for integrating natural, social and building environmenus One particular issues sturned in the research was the traditional community's environmental wisdom- attitude and behavior of peoples in applying the wisdom of protecting the environment by paying respect to the nature and Creator to promote a harmonized relation between human and the environment. The research aimed at studying the still existing subak and identifying its flexibility of sustainable environmental wisdom values. What it means by flexibility is the people s ability to adapt to subak institutional changes resulting from the rapid progress of science and technology, particularly those relating to information. It also aimed finding out a new concept of fomrulating traditional community s sustainable environmental wisdom Strategies. The research was conducted using qualitative method; i.e. through field observation, documents studies, interviews and group discussions in other to understand the attitude, insight, perception and behavior of individuals or groups. The research results indicated that the community understand the values of the environmental wisdom of subak, and maintain them to meet beyond going dynamics of urbanization. The community expected the govemment to play a role in sustaining the values by making a number of policies on related institutions.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2007
D861
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library