Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nina Evayanti
Abstrak :
Skripsi ini mengenai kritik Moli_re terhadap perempuan berlagak pintar dalam karyanya yang berjudul Les Femmes Savantes (Perempuan-perempuan berlagak pintar). Penelitian ini menggunakan pendekatan intrinsik dan ekstrinsik melalui analisis terhadap alur, tokoh dan pengujaran. Hasil analisis terhadap alur, tokoh dan pengujaran menunjukkan bahwa kritik Molire yang ditujukan kepada perempuan berlagak pintar merupakan kritik sosial kepada masyarakat terutama perempuan Prancis pada masa itu yang lebih mementingkan pendidikan kognitif daripada pekerjaan rumah tangga mereka. Mereka juga bersikap berlebihan kepada sekitarnya. ......The Main focus of this study is Molire's critique to the _learned_ ladies in his work, Les Femmes Savantes (The Learned Ladies). This study uses intrinsic and extrinsic approach through the analysis of plot, characters and dialogues. The result of the analysis proves that Molire's critique to the "learned ladies" is addressed to the French society especially the women during the mid-17th century who have more interests to literature than domestic works. And they behave excessively towards the people around them, including their family.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S14531
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Meity Taqdir Qodratillah
Abstrak :
Setiap negara mempunyai kebudayaan yangberbeda dengan negara lainnya. Demikian pula kebudayaan negara Indonesia berbeda dengan kebudayaan negara Prancis. Istilah sapaan yang berupa istilah kekerabatan bahasa Indonesia merupakan salah satu unsur kebudayaan. Dalam hal ini masyarakat Indonesia sangat memperhatikan penggunaan istilah sapaan tersebut dalam komunikasi untuk menyapa kawan bicaranya. Berdasarkan hal itu skripsi ini meneliti padanan yang diberikan oleh penyusun kamus dalam bahasa Prancis mengenai istilah sapaan yang berupa istilah kekerabatan dalam Kamus Umum Indonesia-Prancis. Tujuannya ialah untuk memperoleh gambaran sejauh mana ketepatan padanan yang diberikan oleh penyusun kamus dan melihat tipe padanan yang digunakan serta mengetahui sejauh mana padanan tersebut dapat digunakan oleh pemakainya. Pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan entri istilah sapaan yang berupa istilah kekerabatan dalam Kamus Umum Indonesia Prancis karya Pierre Labrousse. Data yang diperoleh berjumlah 74 buah entri dengan 89 buah padanan. Untuk mengetahui ketepatan padanan, digunakan teori analisis komponen makna dari Nida dan Taber. Kemudian meneliti tipe padanan dan penyajian padanannya berdasarkan teori Zgusta dan Al-Kasimi. Hasilnya menunjukkan bahwa padanan yang tepat sebanyak 40 buah (44,94%), padanan yang kurang tepat sebanyak 45 buah (51,69%), dan 3 buah (3,37%) padanannya menyimpang. Tipe padanan yang digunakan adalah tipe padanan terjemahan, sebanyak 25 buah (28,09 %), tipe padanan terjemahan +gloss 20 buah (22,47%), tipe padanan penjelasan sebanyak 6 buah (6,74%), tipe padanan penjelasan + gloss sebanyak 4 buah (4,50%) serta yang hanya berupa gloss sebanyak 34 buah (38,20%). Berdasarkan penyajian padanannya, dari entri yang berjumlah 74 buah menunjukkan bahwa 39 buah (52,70%) hanya dapat digunakan untuk memahami teks BSu bagi pemakai BSa ; sebanyak 9 buah (12,16%) dapat digunakan oleh pemakai BSa untuk memahami dan mendeskripsikan BSu. Sedangkan yang dapat digunakan untuk memahami teks BSu bagi pemakai BSa dan untuk memproduksi ujaran dalam BSa bagi pemakai BSu sebanyak 24 buah (32,43%) dan sebanyak 2 buah (2,71%) dapat digunakan oleh pemakai BSa untuk memahami dan mendeskripsikan BSu serta dapat digunakan pula oleh pemakai BSu untuk memproduksi ujaran dalam BSa. Penyusun kamus pada dasarnya sudah berusaha untuk memberikan padanan yang tepat dan baik. Akan tetapi karena perbedaan kebudayaan (dalam hal ini adanya culture-bound, words yaitu kata-kata yang terikat budaya) maka penyusun mengalami kesulitan untuk memperoleh padanan yang tepat dalam BSa. Untuk mengatasi hal itu diperlukan kecermatan dan pendalaman kebudayaan Indonesia terutama yang berkaitan dengan istilah sapaan yang berupa istilah kekerabatan bahasa Indonesia.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pradila Galuh Savitri
Abstrak :
Skripsi ini membahas kostum tokoh Monsieur Jourdain dalam pertunjukan Le Bourgeois Gentilhomme karya Moliere, yang dibawakan oleh kelompok Comdie Francaise pada tahun 1958. Kostum Monsieur Jourdain yang terdiri dari tiga pasang kostum, dianalisis tiap bagiannya dengan menggunakan metode analisis semiotik yang menekankan pada denotasi dan konotasi. Analisis tersebut dilakukan dengan tujuan menemukan makna yang terkandung di balik kostum Monsieur Jourdain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kostum Monsieur Jourdain mengandung makna-makna yang mencerminkan sifatnya yaitu berlebih-lebihan, konyol, polos, suka pamer, tidak berpendirian, otoriter, dan ambisius. Sifat-sifat tersebut memperkuat watak Monsieur Jourdain yang sangat terobsesi akan hal-hal kebangsawanan. ......This thesis discussed the costumes of the character Monsieur Jourdain in Le Bourgeois Gentilhomme, a performance works of Moliere, presented by the Comdie Francaise in 1958. Monsieur Jourdain's costumes consisting of three sets of costume, each part of them was analyzed using a semiotic method that emphasizes the denotation and connotation. The analysis was conducted with the aim of finding the meaning behind Monsieur Jourdain's costumes. The results showed that Monsieur Jourdain's costumes contain certain meanings which associated to his characters such as superfluous, silly, innocent, showboat, not opinionated, authoritarian, and ambitious. These characters strengthened the main character of Monsieur Jourdain, who is very obsessed with all the nobility things.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S14434
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siska Martina
Abstrak :
Skripsi ini membahas lirik lagu kebangsaan Prancis, La Marseillaise. Tujuan skripsi ini adalah menunjukkan adanya tema kekerasan melalui makna yang terkandung pada lirik lagu. Pendekatan yang dilakukan adalah analisis makna lirik lagu. Pertama-tama dilakukan pemilihan kata, frase, atau kalimat yang dianggap memiliki nuansa kekerasan. Analisis tersebut dilakukan menjadi dua bagian; yang pertama adalah analisis semantik yang terdiri dari analisis makna denotatif, konotatif, dan gaya bahasa, dan yang kedua adalah analisis pragmatik yang terdiri dari analisis komunikasi dan isotopi. Hasilnya menunjukkan bahwa lagu La Marseillaise mengandung tema kekerasan yang ditampilkan melalui aspek semantik dan pragmatiknya. Letak tema kekerasannya terlihat pada usaha Rouget de Lisle untuk membakar amarah rakyat Prancis untuk melakukan kekerasan kepada musuh republik Prancis. ...... This thesis is focused to the French national anthem, La Marseillaise. The aim of this thesis is to show the theme of violence and through the meanings contained in the lyrics of the song. The approach taken is to analyze the meaning of song lyrics. First, it_s choosing the words, phrases, or sentences, which are considered to have a feel of the violence. Analysis occurred in two parts; the first is semantic analysis consisted of denotative meaning, connotative meaning, and style of language analysis. The second is pragmatic analysis consisted of communication and isotope analysis. The results are showed that the song La Marseillaise contain themes of violence that is displayed through its semantics and pragmatics aspects. The themes are seen in the hardness of Rouget de Lisle to burn the French people's anger to do violence to the enemy of French republic.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S14505
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library