Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Novian Denny
"Modifikasi perilaku gaya hidup telah menjadi langkah strategis dalam penatalaksanaan obesitas. Salah satu contohnya adalah pemberian insentif sebagai motivasi eksternal dalam bentuk kompetisi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan program kompetisi penurunan berat badan “Ideal Weight Challenge” di sebuah perusahaan tambang batu bara pada tahun 2020 serta faktor-faktor yang mempengaruhi. Desain penelitian ini menggunakan mixed-method dengan concurrent embedded model. Hasil pengukuran berat badan, lingkar pinggang dan indeks massa tubuh 127 peserta Ideal Weight Challenge dianalisis, kemudian dilakukan in depth interview terhadap 15 informan yang terkait dengan pelaksanaan Ideal Weight Challenge. Sebanyak 38 subjek penelitian (29.92%) mengalami penurunan berat badan lebih dari 5% dan sebanyak 80 subjek (70.87%) mengalami penurunan lingkar pinggang sebanyak lebih dari 3 cm. Terdapat penurunan bermakna antara hasil pengukuran bulan pertama dengan bulan ketiga, dan bulan pertama dengan bulan keenam pada variabel berat badan, lingkar pinggang dan indeks massa tubuh (P<0.001). Analisis kualitatif menemukan 3 domain yang mempengaruhi pelaksanaan kompetisi yaitu motivasi individu, dukungan grup dan dukungan perusahaan, dengan motivasi individu yang paling dominan dalam mempengaruhi hasil penurunan berat badan, lingkar pinggang, indeks massa tubuh dan kepesertaan dalam mengikuti program.

Lifestyle behavior modification has become a strategic step in obesity management. One example is the provision of incentives as external motivation in the form of competitions. This study aims to determine the implementation of the "Ideal Weight Challenge" weight loss competition program in a coal mining company in 2020 and the factors that influence it. This research design uses mixed-method with concurrent embedded model. The results of measurements of weight, waist circumference and body mass index of 127 Ideal Weight Challenge participants were analyzed, then in-depth interviews were conducted with 15 informants related to the implementation of the Ideal Weight Challenge. A total of 38 research subjects (29.92%) experienced a weight loss of more than 5% and 80 subjects (70.87%) experienced a waist circumference reduction of more than 3 cm. There was a significant decrease between the measurement results of the first month and the third month, and the first month and the sixth month on the variables of body weight, waist circumference and body mass index (P<0.001). Qualitative analysis found 3 domains that influenced the implementation of the competition: individual motivation, group support and company support, with individual motivation being the most dominant in influencing the results of weight loss, waist circumference, body mass index and participation in the program."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Almira Devina Gunawan
"Latar Belakang: Penyakit jantung merupakan salah satu masalah kesehatan utama dan penyebab nomor satu kematian di dunia. Salah satu penyebabnya adalah kelainan profil lipid aterogenik yang ditandai dengan peningkatan kadar LDL. Apolipoprotein B (apo B) merupakan inti dari partikel VLDL, LDL, IDL dan Lpa yang dapat menunjukkan secara langsung dari jumlah keseluruhan partikel lipoprotein aterogenik dalam sirkulasi. Asupan serat total yang rendah diduga berperan dalam peningkatan apo B dalam darah, akan tetapi hasil penelitian sebelumnya masih bervariasi.
Tujuan: mengetahui korelasi antara asupan serat total, serat larut dan tidak larut dengan apo B pada pekerja normal dan overweight usia 19–49 tahun di Jakarta.
Metode: Studi ini merupakan studi potong lintang pada karyawan perusahaan dengan status gizi normal dan overweight usia 19–49 tahun di Jakarta pada bulan Oktober–Desember 2020. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner, 3-day food record dan pengukuran kadar apo B darah. Analisis data dilakukan dengan uji korelasi Spearman menggunakan perangkat lunak SPSS versi 20.0.
Hasil: Dari 54 subjek yang diikutsertakan dalam penelitian, proporsi laki-laki dan perempuan sama, dengan mayoritas status gizi normal. Sebagian besar subjek tidak merokok dan memiliki tingkat aktivitas rendah. Kadar Apo B memiliki nilai rata-rata sebesar 87,31±19,95 mg/dL. Asupan serat subjek memiliki nilai tengah 8,05 (3,50– 37,80) gram/hari. Asupan serat larut dan tidak larut subjek memiliki nilai tengah 2,10 (0,88–13,40) dan 6,30 (2,26–39,45) gram/hari. Asupan serat total, serat larut dan serat tidak larut tidak berkorelasi dengan Apo B (hasil uji korelasi Spearman, masingmasing r = -0,084, p = 0,546; r = -0,055, p = 0,691; dan r = -0,068, p = 0,623).
Kesimpulan: Tidak ada korelasi antara asupan serat total, serat larut, dan serat tidak larut dengan apo B karyawan perusahaan dengan berat badan normal dan overweight usia 19–49 tahun di Jakarta.

Background: Heart disease has been reported worldwide as leading cause of death, with atherosclerosis as one of the most common etiology. One of the causes an abnormality of the atherosclerosis is characterized by an increase LDL levels. Apo B is the core of VLDL, LDL, IDL, and Lpa that provides the real amount of whole aterogenic lipoprotein in circulation. Low fiber intake plays a role in increasing apo B in blood, however previous findings are still controversial.
Objective: To determine the correlation between total fiber intake, soluble and insoluble fiber with Apo B in normal and overweight workers aged 19–49 years in Jakarta.
Metods: This was a cross-sectional study among normal and overweight workers aged 19–49 years old. Data were collected during October–Desember 2020 in Jakarta through questionnaires using 3 days food records and measurement of apo B level. Spearman correlation test was perfomed using SPSS version 20.0 software.
Results: Result shows an equal proportion of male and female subjects, and mostly with normal nutritional status. Most of the subjects did not smoke and had low activity levels. Apo B level has a mean value of 87,31±19,95 mg/dL. The median fiber intake 8.05 (3.50–37.80) gram/day. The median soluble and insoluble fiber intake were 2.10 (0.88–13.40) and 6.30 (2.26–39.45) gram/day, respectively. The total fiber, soluble and insoluble fiber were not correlate with Apo B (Spearman correlation test, r = - 0.084, p = 0.546; r = -0.055, p = 0.691, and r = -0.068, p = 0.623, respectively).
Conclusion: The total fiber, soluble and insoluble fiber were not correlate with Apo B among workers with normal and overweight age 19–49 years old in Jakarta.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reisa Melisa Wijaya
"Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi faktor-faktor yang dapat berkontribusi pada anemia ibu menyusui. Belum adanya prevalensi khusus anemia pada ibu menyusui menjadi masalah baru karena anemia pada ibu menyusui dapat memberikan dampak buruk kepada ibu dan bayinya. Selain itu, faktor-faktor yang berhubungan dengan anemia pada ibu menyusui belum diketahui secara menyeluruh. Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang dengan metode pengambilan sampel konsekutif yang melibatkan 74 subjek ibu menyusui berusia 20-35 tahun yang melahirkan 3-6 bulan terakhir. Lokasi penelitian berada di Puskesmas Grogol Petamburan dan Cilincing, Jakarta, Indonesia pada bulan Februari-April 2019. Wawancara dilakukan untuk mengumpulkan data karakteristik dasar dan asupan zat gizi. Pemeriksaan antropometri (indeks massa tubuh (IMT) dan lingkar lengan atas/LiLA) dan laboratorium (hemoglobin, serum feritin, dan serum c-reactive protein) dilakukan. Uji t tidak berpasangan, uji Mann Whitney, dan uji Fisher exact digunakan untuk menganalisis hubungan faktor nutrisi dan non-nutrisi dengan anemia. Nilai P< 0,05 dianggap signifikan. Hasil penelitian didapatkan prevalensi anemia 8% dengan anemia defisiensi besi sebesar 3%. Dari faktor nutrisi didapatkan hubungan yang bermakna antara IMT (p=0,023) dan LiLA (p=0,017) dengan status anemia. Sedangkan tidak didapatkan hubungan antara faktor non nutrisi dengan anemia. Penelitian ini menyimpulkan bahwa IMT dan LiLA yang lebih tinggi lebih tidak berisiko untuk terjadinya anemia pada ibu menyusui.

The study aimed to explore contributing factors of anemia in lactating mothers. No prevalence data of anemia in lactating mothers become a new problem because anemia can give bad impacts to both mothers and babies. Beside that, there is lack of knowledge about contributing factors of anemia in lactating mothers. This was a cross sectional study that used consecutive sampling method which recruited 74 subjects of lactating mothers aged 20-35 years old who gave delivery within the last 3-6 months in Grogol Petamburan and Cilincing Primary Health Care, Jakarta, Indonesia in February to April 2019. Interview was used to collect basic characteristic data and dietary intakes. Anthropometric measurement and laboratory examination (hemoglobin, ferritin serum, and c-reactive protein) were done. T-independent test, Mann Whitney test, and Fisher exact test were used to determine factors associated with anemia. P-value <0.05 was considered as significant. Results showed that the prevalence of anemia is 8% with 3% iron deficiency anemia. Significant correlations were found between BMI (p=0.023) and MUAC (p=0.017) with anemia status. In conclusion, those with higher BMI and MUAC are less likely to develop anemia in lactating mothers."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cahya Ayu Agustin
"This study aimed to investigate dominant factors associated with exclusive breastfeeding practice of mothers with infants aged under 6 months during the COVID-19 pandemic in Indonesia. A cross sectional study through online survey was conducted among mothers with infant aged under 6 months in Indonesia during 2 November 2020 – 8 February 2021. Chi-square/Fisher test was used to analyse the association between each factor with current exclusive breastfeeding practice. Multiple logistic regression test used to determine the dominant factors for exclusive breastfeeding practices. Most of the subjects was aged 18-34 years old (90.7%), has high education level (86.7%), categorized as middle-high household income level (87.1%), living in Java Island (83.1), has infant aged ≤ 4 months (76.2%), has male infant (51.2%). The proportion of subjects who exclusively breastfeed was 79.0%. Factors that significantly associated with exclusive breastfeeding practices during COVID-19 pandemic in Indonesia were household income level [OR= 2.6; 95%CI (1.194 – 5.839)], marital status [OR=4.9, 95%CI (3.842 – 6.301)] and breastfeeding intention [OR=12.8; 95%CI (3.906 – 42.459)]. Multivariat analysis results showed that dominantly associated with exclusive breastfeeding during COVID-19 pandemic was breastfeeding intention [aOR=17.3; 95%CI (4.222 – 71.069), followed by household income level [aOR=4.2; 95%CI (1.550 – 11.741)] and infant’s age [aOR=2.4; 95%CI (1.116 – 5.243)]. Mothers with breastfeeding intention since pregnancy had 17.3 higher odd of exclusive breastfeeding practice than mothers who had not intention to breastfeeding. Mothers should be prepared and planned to exclusive breastfeeding during prenatal periode. Future analyses of the survey data are needed to explore more about mother’s experiences change, such as everyday lifestyle, finances, access and utilization in healthcare services, especially in the extend period of pandemic. Furthermore, knowledge, awareness, attitude or others individual/internal factors associated with exclusive breastfeeding decision are needed to be assessed to get more comprehensive results.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan yang berhubungan dengan praktik pemberian ASI eksklusif pada ibu dengan bayi berusia di bawah 6 bulan selama pandemi COVID-19 di Indonesia. Studi potong lintang melalui survei daring dilakukan pada ibu dengan bayi usia di bawah 6 bulan di Indonesia selama 2 November 2020 - 8 Februari 2021. Chi-square/Fisher-test digunakan untuk menganalisis hubungan antara masing-masing faktor dengan praktik pemberian ASI eksklusif. Uji regresi logistik ganda digunakan untuk mengetahui faktor dominan praktik ASI eksklusif. Sebagian besar subjek berusia 18-34 tahun (90,7%), berpendidikan tinggi (86,7%), tergolong berpenghasilan menengah ke atas (87,1%), tinggal di Pulau Jawa (83,1), memiliki bayi berusia ≤ 4 bulan (76,2%), dan memiliki bayi laki-laki (51,2%). Proporsi subjek yang menyusui secara ekslusif adalah sebesar 79.0%. Faktor yang berhubungan secara signifikan dengan praktik pemberian ASI eksklusif selama pandemi COVID-19 di Indonesia adalah tingkat pendapatan rumah tangga [OR = 2,6; 95% CI (1,194 - 5,839)], status perkawinan [OR = 4,9, 95% CI (3,842 - 6,301)] dan niat menyusui [OR = 12,8; 95% CI (3,906 - 42,459)]. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa factor dominan pemberian ASI eksklusif selama pandemi COVID-19 adalah niat menyusui [aOR = 17,3; 95% CI (4.222 - 71.069), diikuti tingkat pendapatan rumah tangga [aOR = 4.2; 95% CI (1.550 - 11.741)] dan usia bayi [aOR = 2.4; 95% CI (1.116 - 5.243)]. Ibu yang memiliki niat untuk menyusui sejak kehamilan berpeluang 17,3 lebih besar memberikan ASI eksklusif dibandingkan ibu yang tidak berniat menyusui. Ibu harus mempersiapkan dan merencanakan pemberian ASI eksklusif sejak periode prenatal. Analisis data survei lebih lanjut diperlukan untuk menggali lebih dalam tentang perubahan pengalaman ibu, seperti gaya hidup sehari-hari, keuangan, akses dan pemanfaatan layanan kesehatan, terutama pada periode pandemi selanjutnya. Selain itu, pengetahuan, kesadaran, sikap atau faktor individu / internal lain yang terkait dengan keputusan pemberian ASI Eksklusif perlu dikaji untuk mendapatkan hasil yang lebih komprehensif."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Athiya Fadlina
"Praktik pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) yang tepat perlu dipertahankan selama situasi pandemi COVID-19 untuk pertumbuhan dan perkembangan anak yang optimal. Tindakan pengendalian pandemi COVID-19 seperti pembatasan sosial skala besar dapat berdampak pada faktor-faktor yang berhubungan dengan praktik pemberian MP-ASI. Namun, studi yang menilai faktor-faktor yang berhubungan dengan praktik pemberian MP-ASI selama pandemi COVID-19 masih terbatas. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan pola pangan minimum yang dapat diterima (MAD) anak usia 6-11 bulan pada pandemi COVID-19 di Indonesia.
Penelitian ini merupakan bagian dari "COVID-19 Mom-Infant Study" dan dilakukan di seluruh wilayah Indonesia dengan menggunakan survei online. Uji regresi logistik ganda dilakukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor dominan MAD dengan tingkat signifikan yang ditetapkan pada p <0,05. Sebanyak 262 data dikumpulkan dengan sekitar 74,0%, memenuhi MAD yang terdiri dari 94,3% memenuhi frekuensi makan minimum, dan 77,1% memenuhi keragaman makanan minimum.
Berdasarkan analisis multivariat ketahanan pangan rumah tangga (aOR=2.479; 95%CI [1.196 - 5.136]), suasana hati ibu (aOR=3.448; 95%CI [1.286 - 9.378]), jumlah anak di rumah tangga (aOR=2.493; 95%CI [1.131 - 5.495]), dukungan suami (aOR=4.365; 95%CI [1.450 - 13.083]), dan dukungan kelompok pendukung makanan (aOR=2.446; 95%CI [1.186 - 5.043]), ditemukan sebagai faktor dominan dari MAD. Hasil studi ini menunjukkan bahwa sepertiga anak tidak memenuhi pola pangan minimum yang dapat diterima. Peningkatan edukasi gizi dan aksesibilitas pangan dibutuhkan terutama untuk rumah tangga yang rawan pangan dan memiliki 3 atau lebih anak di dalamnya selama pandemi COVID-19. Peningkatan kesadaran suami tentang pentingnya dukungan pemberian makan anak bagi ibu baru, menjaga suasana hati ibu, dan menggunakan media online atau kelompok pendukung makan bayi untuk menyampaikan pesan gizi sebagai strategi untuk mempertahankan kualitas diet anak selama pandemi COVID-19.

Appropriate complementary feeding practices are needed to achieve optimal growth, development, and health that needs to be sustained during coronavirus disease 19 (COVID-19) pandemic situation. COVID-19 pandemic control measures such as large-scale social restriction and physical distancing can have an impact on factors that are associated with complementary feeding practice. However, study that assessing factors associated with complementary feeding practices during COVID-19 was still limited. Therefore, this study aims to identify dominant factors of minimum acceptable diet (MAD) of 6-11 months old children during COVID-19 pandemic in Indonesia.
This study was part of the "COVID-19 Mom-Infant Study" and conducted in all regions of Indonesia using an online survey. Multiple logistic regression test was run to identify dominant factors of MAD with a significant level set at p <0.05. A total of 262 data were collected with around 74.0% meeting MAD that consist of 94.3% were meeting minimum meal frequency, and 77.1% meeting minimum dietary diversity.
Based on multivariate analysis, household food security (aOR=2.479; 95%CI [1.196 - 5.136]), mother’s mood (aOR=3.448; 95%CI [1.286 - 9.378]), number of children in the household, (aOR=2.493; 95%CI [1.131 - 5.495]), support from husband (aOR=4.365; 95%CI [1.450 - 13.083]), and support from support group and online support (aOR=2.446; 95%CI [1.186 - 5.043]) were found to be dominant factors of MAD. These findings showed that one third of the children did not fulfill the MAD. Increased nutrition education and accessibility of food needed especially in the food insecure household with more than 3 children in it during this COVID-19 pandemic. Mother’s mood needs to be maintained as it was related to child feeding practices. Raising awareness of father about the importance of feeding support for new mothers and using online group or support groups to deliver nutrition messages as the coping strategy of many closure of health post during COVID-19 pandemic.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library