Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 29 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nabiila Aliifah Ihsan
"Di Indonesia, citra pendukung sepak bola dianggap menjadi permasalahan bangsa dikarenakan perilaku mereka yang seringkali melakukan tindak kekerasan, kerusuhan hingga jatuhnya korban jiwa. Perilaku kerumunan pendukung sepak bola tersebut dapat diteliti secara spasial dengan mengetahui latar belakang identitas, bagaimana kerumunan memaknai ruang mereka di dalam stadion sehingga pemaknaan ruang itu dapat mempengaruhi kerumunan dalam melakukan aktivitas dan atribut yang mereka tunjukan. Pergerakan mereka saat memasuki stadion hingga selesai keluar dari area stadion juga dipengaruhi bagaimana tahapan kerumunan berlangsung. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan metode observasi lapangan, wawancara mendalam dengan para pelaku kerumunan pendukung sepak bola Persija yang sebelumnya mewancarai gate keeper untuk kemudian dapat menetapkan kriteria informan yang ingin diwawancarai. Triangulasi data dengan menvalidasi informasi melakui kajian pustaka, hasil observasi lapangan, dan jawaban informasi lain mengenai topik yang serupa. Hasil pada perilaku spasial yang terjadi pada kerumunan massa sepak bola Persija atau The Jakmania terlihat dari perbedaan karakteristik pada kelompok-kelompok kerumunan yang terbentuk di dalam stadion yang terbagi atas paham Ultras yang berada di utara yaitu Curva Nord, selatan yaitu Outsider atau The Jakmania yang berasal dari luar Jakarta. Paham lokal, Hooligan dan kelompok kerumunan yang memilih menonton pada tribun VIP atau VVIP. Tribun utara dan timur yang terdapat kerumunan paham Ultras dan lokal memiliki kecenderungan mendominasi di dalam stadion disebabkan identitas kedaerahan Jakarta memiliki peran yang penting dalam kepemilikan ruang. Pergerakan pendukung dari luar stadion gelora bung karno kedalam atau sebaliknya dipengaruhi bagaimana jenis kerumunan saat itu menurut teori Gustav Le Bon. Sehingga akhirnya dapat dihasilkan penelitian berupa gambaran deskiptif bagaimana kerumunan massa The Jakmania berperilaku secara spasial.

In Indonesia, the image of football support is considered a nations problem because of their behavior that often commit acts of violence, riots to the fall of casualties. The behavior of the crowd supporters of the football can be researched spatially by knowing the background of the identity, how the crowd will interpret their space in the stadium so that the use of the space can affect the crowd in doing The activities and attributes they demonstrate. Their movement when entering the stadium to finish out of the stadium area was also influenced by how the crowd took place. This research uses qualitative methods. Data collection techniques conducted in this study using the method of field observation, in-depth interview with the perpetrators of the crowd supporter football Persija who previously led the gate keeper to then be able to set the criteria The informant you want to interview. Triangulating data by validating information in the study of libraries, field observations, and other information on similar topics. The result of the spatial behavior that occurred in the mass crowd football of Persija or The Jakmania is seen from the difference of characteristic in the crowd groups that are formed in the stadium that is divided into the northern understanding of Ultras, namely Curva Nord, south of Outsider or The Jakmania originating from outside Jakarta. Local understanding, Hooligan and the crowd who chose to watch on a VIP stand or VVIP. The north and eastern stands that have a crowd of Ultras and local understanding have a dominant tendency in the stadium due to the regional identity of Jakarta has an important role in space ownership. The movement of supporters from outside the Stadium Gelora Bung Karno or otherwise influenced how the type of crowd then according to the theory of Gustav Le Bon. So that The research can finally be produced in The form of a picture of how mass crowd Jakmania behaves spatially.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Amalia
"Kawasan Pasar Tanah Abang merupakan kawasan yang lukratif. Tidak heran apabila di kawasan ini terjadi pengklaiman dan penguasaan ruang oleh berbagai kelompok dengan tujuan tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji praktik-praktik klaim ruang oleh kelompok-kelompok penguasa Kawasan Pasar Tanah Abang serta memetakan teritori yang terbentuk. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Data didapatkan melalui studi literatur, observasi dan wawancara. Metode analisis yang diterapkan yaitu triangulasi sumber data. Analisis spasial dilakukan dengan menelaah mental maps ataupun sketsa lapang hasil observasi dan wawancara. Berdasarkan penelitian, ada dua bentuk praktik klaim ruang yang dilakukan oleh kelompok-kelompok penguasa di Kawasan Pasar Tanah Abang. Pertama, yaitu klaim langsung dengan cara meletakkan objek, simbol, atau tanda pada ruang. Kedua, yaitu klaim melalui kerjasama dengan pemilik lahan. Batas ruang terwujud dalam bentuk objek-objek seperti bendera, spanduk, tiang, pagar dan tembok. Untuk kelompok formal seperti ormas, batas ini mudah diidentifikasi karena tercantum simbol kelompok yang jelas. Sementara untuk kelompok kecil informal, batas ruang lebih sulit diidentifikasi karena tidak memiliki simbol kelompok. Teritori kelompok ada yang terbentuk mengikuti jalan dan ada yang berbentuk area yang tidak dilewati jalan. Kelompok yang teritorinya mengikuti jalan biasanya saling berbatasan langsung satu sama lain, sementara kelompok yang teritorinya berbentuk area cenderung lebih terpisah dari kelompok-kelompok lain. Secara umum, tempat-tempat yang paling menjadi incaran kelompok penguasa adalah tempat yang dekat dengan pusat keramaian seperti gedung-gedung pasar dan stasiun. Hal ini sebab setiap kelompok memiliki motif ekonomi. Selain motif ekonomi, beberapa kelompok juga memiliki motif sosial dalam melakukan klaim ruang. Kelompok dengan motif sosial memiliki tempat kumpul resmi di teritorinya, yakni berupa pos atau kantor.
......Tanah Abang Market area is a lucrative area. Thus, it is plausible that there are groups, with certain goals, who would attempt to claim and control this area. This study aims to examine the practices of space claims by the ruling groups of the Tanah Abang Market Area and to map the territories that formed. This research was conducted with a qualitative approach. Data were collected through literature study, observation, and interviews. The analytical method applied was a triangulation of data sources. Spatial analysis was carried out by examining mental maps or field sketches from observations and interviews. Based on the research, there were two forms of space claims done by the ruling groups in this area. The first was direct claims by placing objects, symbols, or signs in space. The second was claims through mutual partnerships with the landowners. Space boundaries were manifested in the form of objects such as flags, banners, poles, fences, and walls. For formal groups such as mass organizations, these boundaries were easy to identify because the group's symbols were displayed. For informal small groups, their boundaries were more difficult to identify because they did not depict the group's identity. Some groups' territories run parallel to the main roads, while others formed as an area without any road passing through it. Groups whose territory runs parallel to the main roads were located directly adjacent to or near each other. Groups whose territory was in the form of areas tend to be more separate from other groups. In general, the places most targeted by them were those with close proximity to the crowds, such as the market buildings and the train station. This was because each group has economic motives. Apart from it, some groups also have social motives. Groups with social motives tend to have official meeting places in their territory, in the form of a guardhouse or office."
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vadia Virgina Jamila
"DKI Jakarta diketahui sebagai tempat pertemuan dari etnis yang bersifat heterogen, sehingga memungkinkan adanya interaksi antar berbagai macam kebudayaan yang menciptakan terbentuknya cikal bakal etnis Betawi. Sehubungan dengan pelestarian budaya Betawi sebagai identitas dari ibukota, DKI Jakarta mengembangkan destinasi pariwisata berbasis budaya, khususnya Betawi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan karakteristik lokasi objek wisata budaya Betawi berdasarkan serta hubungan antara karakteristik lokasi, karakteristik wisatawan, dan pergerakan wisatawan pada objek wisata budaya Betawi. Variabel dalam penelitian ini meliputi karakteristik lokasi, karakteristik wisatawan, dan pergerakan wisatawan. Metode penelitian ini menggunakan analisis spasial deskriptif. Dapat dipahami bahwa Perkampungan Betawi Setu Babakan memiliki tipe memadai dan strategis serta termasuk ke dalam objek wisata budaya Betawi bernuansa . Untuk di Anjungan DKI Jakarta memiliki tipe kurang memadai dan kurang strategis serta Museum Kebahariaan Rumah Si Pitung memiliki tipe tidak memadai dan tidak strategis, termasuk ke dalam objek wisata budaya Betawi bernuansa historical Selain itu, dapat dipahami bahwa lokasi, karakteristik wisatawan, dan pergerakan wisatawan tidak memiliki hubungan.
DKI Jakarta is known as a encounter place of heterogeneous ethnic groups, so it possible for interactions among the ethnicities which has formed Betawi ethnic. As Betawi culture preservation functioned as a identity of the capital city, DKI Jakarta developed cultural-based tourism destination, espesially Betawi culture. This research is being used to know the differences between characteristic of location, characteristic of tourist and tourist movement on Betawi cultural tourism objects. Variable in this research are characteristic of location, characteristic of tourist and tourist movement. The method in this research used spatial and descriptive analysis. It could be known that Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan has adequate and strategic type and included as the cultural nuanced of Betawi cultural tourism objects. In this research, it known that Anjungan DKI Jakarta has less adequate and less strategic type, Museum Kebahariaan Rumah Si Pitung has not adequate and not strategic, included as the historical nuanced of Betawi cultural tourism object. On the other hand, it known that characteristic of location, characteristic of tourist and tourist movement have no relation."
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ikhsan Maulana Mulya
"Kabupaten Bandung Barat selain memiliki keindahan wisata alam yang terkenal, tetapi juga memiliki wisata lain yang terkenal yaitu wisata kuliner. Lokasi-lokasi wisata kuliner di Kabupaten Bandung Barat sudah berkembang pesat dan memiliki ciri khas yang berbeda-beda. Pemilihan berbagai lokasi wisata kuliner tidak terlepas dari karakteristik lokasi dan juga karakteristik wisatawan yang berada di setiap lokasi wisata kuliner. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah karakteristik lokasi dan wisatawan di setiap lokasi wisata kuliner di Kabupaten Bandung Barat serta menganalisis hubungan antara karakteristik lokasi dengan karakteristik wisatawan di lokasi wisata kuliner. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah karakteristik lokasi dan karakteristik wisatawan yang terdiri dari indikator jarak dari lokasi wisata alam atau buatan, jaringan jalan, penggunaan tanah, jenis makanan, asal wisatawan dan teman perjalanan. Metode yang digunakan adalah analisis komparasi keruangan dan analisis statistik chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik lokasi wisata kuliner dengan jenis makanan tradisional dan memiliki lokasi strategis menjadi yang paling banyak dikunjungi oleh wisatawan, dan karakteristik wisatawan asal Jawa Barat bersama keluarga menjadi yang paling banyak mengunjungi lokasi wisata kuliner. Hasil uji statistik chi-square menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara karakteristik lokasi wisata kuliner dengan karakteristik wisatawan di lokasi wisata kuliner Kabupaten Bandung Barat.

West Bandung Regency, besides having the beauty of famous natural attractions, but also has another renowned tourism such as culinary tourism. Culinary tourism in West Bandung Regency has developed rapidly. Many new culinary tourism locations have emerged with different characteristics from other regions. The selection of various culinary tourism locations inseparable from the characteristics of the location and the characteristics of tourists who come in each culinary tourist location. This research aims to determine how the characteristics of locations and tourists in each culinary tourism location in West Bandung Regency and analyze the relationship between the location characteristics with the characteristics of tourists in culinary tourism locations. In this research, the variables used are characteristic of tourists location and characteristics, consisting of indicators of distance from natural or artificial tourist sites, road networks, land use, types of food, the origin of tourists, and travel companions. The methods used are spatial comparison analysis and chi-square statistical analysis. The results showed that the characteristics of culinary tourism with a traditional food type and has the strategic location were mostly visited by tourists and the characteristics of tourists from West Java, with their families being the most visited culinary tourism locations. Chi-square statistical test results show that there is a significant relationship between the characteristics of culinary tourism locations with the characteristics of tourists in culinary tourism locations in West Bandung Regency."
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tristano Edwan Cancer Ananta
"

Kota Surakarta adalah salah satu destinasi wisata budaya dan sejarah yang terus berkembang di Indonesia. Adanya tren peningkatan jumlah wisatawan tahun 2016-2018 menyebabkan banyak bermunculan bangunan fasilitas akomodasi di Kota Surakarta. Perbedaan karakteristik lokasi di setiap fasilitas akomodasi akan mempengaruhi wisatawan dalam memilih fasilitas akomodasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik lokasi fasilitas akomodasi seperti apa yang dipilih oleh wisatawan baik domestik dan mancanegara di Kota Surakarta serta hubungan antara karakteristik lokasi fasilitas akomodasi dengan karakteristik wisatawan berdasarkan usia wisatawan dan tempat asal wisatawan. Penelitian ini menggunakan metode analisis komparasi keruangan serta menggunakan analisis uji statistik chi-square untuk melihat hubungan antar variabel yang terdiri dari karakteristik lokasi fasilitas akomodasi dan karakteristik wisatawan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa karakteristik lokasi fasilitas akomodasi yang dipilih oleh wisatawan mancanegara dan domestik berbeda. Wisatawan mancanegara cenderung memilih hotel berbintang, sedangkan untuk wisatawan domestik lebih bervariasi pemilihan nya yaitu hotel berbintang dan hotel non-bintang. Selain itu, terdapat hubungan antara karakteristik wisatawan domestik dengan karakteristik lokasi fasilitas akomodasi yang dipilih, sedangkan untuk karakteristik wisatawan mancanegara tidak terdapat hubungan dengan karakteristik lokasi fasilitas akomodasi yang dipilih.


The city of Surakarta is one of the cultural and historical tourist destinations that continues to develop in Indonesia. The trend of an increase in the number of tourists in 2016-2018 has led to the emergence of many accommodation facilities in the city of Surakarta. Differences in location characteristics in each accommodation facility will affect tourists in choosing accommodation facilities. This study aims to determine the characteristics of the location of accommodation facilities chosen by domestic and foreign tourists in the city of Surakarta, as well as the relationship between the characteristics of the location of accommodation facilities with the characteristics of tourists based on the age and place of origin of tourists. This study uses a spatial comparison analysis method and uses a chi-square statistical analysis to see the relationship between variables, such as the characteristics of the location of accommodation facilities and characteristics of tourists. The results of this study indicate that the location characteristics of the accommodation facilities chosen by foreign and domestic tourists are different. Foreign tourists tend to choose star hotels, while for domestic tourists the choice varies, namely star hotels and non-star hotels. In addition, there is a relationship between the characteristics of domestic tourists with the characteristics of the location of selected accommodation facilities, while for the characteristics of foreign tourists there is no relationship with the characteristics of the location of selected accommodation facilities.

"
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naufal Farhan
"Saat ini, manusia semakin mudah mendapatkan informasi yang diinginkannya. Informasi tersebut dapat diperoleh melalui internet. Berdasarkan data yang ada, dapat dikatakan bahwa Indonesia merupakan negara yang dapat mengakses e-book melalui internet. Akan tetapi, penjualan e-book di Indonesia masih belum tinggi dikarenakan selera masyarakat Indonesia dalam memilih bentuk buku. Hal tersebut menyebabkan masyarakat Indonesia lebih memilih membaca buku di perpustakaan atau toko buku. Dengan demikian, toko buku harus memilih lokasi yang dianggapnya strategis. Salah satu lokasi yang dipilih oleh toko buku yaitu di dalam mal. Wilayah penelitian ini yaitu TMbookstore di dalam Depok Town Square dan Gunung Agung di dalam Margocity. Metode penelitian ini yaitu metode kualitatif. Metode pemilihan informan yang digunakan yaitu metode accidental sampling. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara, dokumentasi, pengunduhan data spasial, dan studi literatur. Metode pengolahan data yang digunakan yaitu pengolahan data spasial dan pengolahan data kualitatif. Metode analisis data yang digunakan yaitu analisis spasial dan analisis kualitatif. Pendekatan yang digunakan untuk menghasilkan kesimpulan penelitian yaitu penalaran induktif. Kesimpulan penelitian ini yaitu karakteristik tempat toko buku memiliki persamaan dan perbedaan satu sama lain serta memengaruhi pola perilaku keruangan pengunjung toko buku. Pola perilaku keruangan pengunjung toko buku juga dipengaruhi oleh karakteristik demografisnya.
Nowadays, it is easier for humans to get the information they want. This information can be obtained via the internet. Based on existing data, it can be said that Indonesia is a country that can access e-books via the internet. However, e-book sales in Indonesia are still not high due to the taste of the Indonesian people in choosing the form of a book. This causes Indonesian people to prefer reading books in libraries or bookstores. Thus, the bookstore must choose a location that it considers strategic. One of the locations chosen by the bookstore is inside the mall. The research areas are TMbookstore in Depok Town Square and Mount Agung in Margocity. This research method is a qualitative method. The method of selecting informants used is the accidental sampling method. The data collection methods used were observation, interview, documentation, spatial data download, and literature study. The data processing method used is spatial data processing and qualitative data processing. The data analysis method used is spatial analysis and qualitative analysis. The approach used to produce research conclusions is inductive reasoning. The conclusion of this study is that the characteristics of the bookstore places have similarities and differences from one another and affect the spatial behavior patterns of bookstore visitors. The spatial behavior pattern of bookstore visitors is also influenced by their demographic characteristics."
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ghilman Ismail Fikri
"Dalam siklus perkembangan pembangunan, seiring dengan perkembangan teknologi, perlahan manusia mulai mencapai kegiatan ekonomi sektor sekunder dan tersier sehingga kegiatan sektor ekonomi primer seperti pertanian akan ditinggalkan. Secara global, kegiatan ekonomi utama akan bergeser ke kegiatan seperti industri produksi dan jasa sebagai fokus dari kegiatan ekonomi sekunder dan tersier. Wilayah agropolitan Ciwidey, Jawa Barat, merupakan salah satu kawasan pengembangan kegiatan pertanian yang di dalamnya dikembangkan pula kegiatan wisata pertanian sebagai pendukung kegiatan pertanian tersebut. Sebagai wilayah agropolitan, wilayah ini memiliki kegiatan pertanian yang sudah berperan sebagai sentra produksi berbagai macam produk hortikultura sejak tahun 1979. Melihat kondisinya sebagai wilayah agropolitan dan pengembangan agrowisata di saat bersamaan, sangat menarik untuk melihat bagaimana kelompok tani pada wilayah tersebut terikat dengan lahan dan mampu mempengaruhi perubahan penggunaan lahan pertanian. Penelitian ini bertujuan untuk megetahui bagaimana kelompok tani memiliki pengaruh terhadap penggunaan lahan pertanian. Faktor yang digunakan dalam penelitian ini adalah faktor internal kondisi kelompok tani dan faktor lingkungan yang mendorong perubahan lahan. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan geografi institusi dan analisis keruangan yang dibantu dengan discourse analysis. Berdasarkan penelitian, ditemukan bahwa perubahan lahan pertanian banyak dipengaruhi oleh aksesibilitas, penggunaan lahan sekitar, dan produktivitas jenis tanaman.  kelompok tani memiliki pengaruh berupa penghambat perubahan penggunaan dan penjualan lahan pertanian. Semakin baik dan efektif sistem dan peraturan di dalam sebuah kelompok tani di suatu wilayah, kerentanan lahan pertanian di wilayah tersebut akan semakin rendah pula. Sehingga pola kerentanan lahan pertanian yang terbentuk mengikuti kondisi dan efektifitas kelompok tani pada wilayah lahan yang bersangkutan.


In the cycle of human development, as technology advances, human will progress to the secondary and tertiary economic activities. Thus, primary economic activities like agriculture would slowly reduced in number and the majority would shift into another activites like industries, manufacturing, and services. The Ciwidey agropolitan is a region which currently being developed as an agriculutre-focused economy which also undergoes an agricultural tourism development as its complement. As an agropolitan, this region had long serving agricultural activity which serves as various horticulture production centre since 1979. Looking at its role as an agropolitan and its currently being developed agrotourism, its interesting to understand, how the farming group in the region, tightly related to the land and how it might affect the agricultural land use. The research aims to understand how farmer groups affect agricultural land uses. Factors that used in this research were Group’s internal conditions and environmental conditions which promote the agricultural land use change. This research use a qualitative descriptive method with institutional geography approach, and an analysis which aided by spatial and discourse analysis. It was found that the agricultural land use change affected by accessibility, land use around the farming lot, and the crops productivity. Farming group had a tendency to produce a resistance activities against land use change. As more effective systems and rules implemented in a farming group, its agricultural land vulnerability would also be lower. Thus, the agricultural land vulnerability pattern follows the condition and effectivity of related area’s farmer group.

"
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Astariningsih Setyoputri
"

Pariwisata merupakan salah satu sektor industri yang memiliki perkembangan pesat. Daya tarik wisata memiliki kekuatan tersendiri untuk menarik wisatawan melakukan perjalanan wisata. Daya tarik wisata pada umumnya berdasarkan adanya aksesibilitas yang tinggi dan fasilitas penunjang untuk melayani para wisatawan. Faktor penentu wisatawan memilih destinasi wisata adalah preferensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui preferensi wisatawan terhadap wisata pantai yang terletak di Kabupaten Kebumen. Dalam penelitian ini digunakan metode analisis spasial dan analisis statistik crosstab untuk menjawab pertanyaan preferensi wisatawan terhadap daya tarik wisata pantai. Obyek wisata pantai di Kabupetan Kebumen memiliki daya tarik yang beragam, yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Atraksi berupa site attraction dan event attraction, fasilitas, dan aksesibilitas menjadi karakteristik pada obyek wisata dengan daya tarik rendah. Obyek wisata dengan daya tarik sedang memiliki atraksi berupa site attraction dan event attraction, serta fasilitas sebagai karakteristik obyek wisata. Obyek wisata daya tarik tinggi memiliki atraksi dan fasilitas sebagai karakteristiknya. Mayoritas obyek wisata di Kabupaten Kebumen memiliki daya tarik rendah. Berdasarkan hasil crosstab, obyek wisata dengan daya tarik tinggi memiliki jenis preferensi wisatawan yang berbeda. Hal ini disebabkan karena preferensi wisatawan tidak hanya pada atraksi.


Tourism is one of the industrial sector growing rapidly. The tourist attraction has its strength to attract tourists traveling. Tourist attractions mostly based on high accessibility and facilities to serve the tourist. Preference is a determinant tourist to determine tourism destinations. The purpose of this research is to find out preference tourists for tourist attraction of beaches in Kebumen Regency. The method used to achieve the purpose of the research is spatial analysis and crosstab. Beach tourist objects have low, medium, and high-level attractions. Beach tourist objects that have low level have characteristics like site attractions, event attractions, facilities, and accessibility. The medium level one has characteristics like site attractions, event attractions, and facilities. The high-level one has characteristics like site attractions, event attractions, and facilities. The tourist objects in Kebumen majority have low level attractions. Based on crosstab, the tourist objects that first liked by respondents and have high-level attractions have different preferences type. Because preferences are not only by their attractions.

"
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mia Margawati
"Mental Maps merupakan bagian dari proses kognitif yang melibatkan deteksi (sensing), pengkodean (encoding), dan penyimpanan peristiwa dalam pikiran (storing), yang kemudian dilakukan proses atau modifikasi untuk menghasilkan sebuah keputusan keruangan. Dalam menghadapi tantangan globalisasi, kualitas individu harus ditingkatkan sejak dini agar mampu bersaing dalam berbagai aspek. Khususnya dikalangan Generasi Alpha yang sangat erat dengan teknologi. Pentingnya mengetahui dan memahami wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) pada Generasi Alpha adalah agar dapat mengembangkan kemampuan intelektualitas yang diharapkan dapat menunjang kemajuan Negara Kesatuan Republik Indonesia di era globalisasi dan mempertahankan nilai-nilai nasionalisme, kearifan lokal, karakter bangsa dan budaya Indonesia. Menurut Abdurrahman (1988) dalam mempelajari geografi harus bisa mengembangkan pengetahuan tentang lingkungannya dengan baik agar persepsi terhadap lingkungan berupa gambaran atau mental map dapat tergambar dengan baik. Mental map yang baik tentang suatu wilayah akan menggambarkan yang baik tentang bangsa dan negaranya. Selain itu dapat pula menganalisis potensi fisik, lingkungan, dan manusia sehingga dapat mengetahui kekuatan, kelemahan, tantangan dan ancaman bangsanya sehingga dapat memberikan pemikiran dan solusi terhadap permasalahan keruangan. Penelitian ini membahas mental maps keindonesiaan Generasi Alpha yang didapat melalui pengetahuan wilayah Indonesia yang terdiri dari Anchor (Patokan), Boundaries (Batas), Connectivity (Konektivitas), Direction (Arah), dan Sequence (Posisi). Generasi alpha yang diteliti meliputi Generasi alpha Pusat Kota dan Generasi alpha Pinggiran Kota Depok. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat keragaman dan variasi dari mental maps keindonesiaan pada Generasi alpha. Generasi alpha Pusat Kota cenderung memiliki pengetahuan mengenai wilayah Indonesia yang lebih baik dibandingkan dengan Generasi alpha Pinggiran Kota.
......Mental maps are part of cognitive processes that involve sensing, encoding, and storing events in the mind (storing), which are then carried out through processes or modifications to produce spatial decisions. In facing the challenges of globalization, the quality of individuals must be improved from an early age in order to be able to compete in various aspects. Especially among members of "Generation Alpha," who are technologically savvy. The importance of knowing and understanding the territory of the Republic of Indonesia (NKRI) in Generation Alpha is to develop intellectual abilities that are expected to support the progress of the Republic of Indonesia in the era of globalization and maintain the values of nationalism, local wisdom, national character, and Indonesian culture. According to Abdurrahman (1988), in studying geography, students must be able to develop knowledge about their environment so that their perception of it in the form of images or mental maps can be well drawn. A good mental map of a region will illustrate a good one about the nation and its country. In addition, it can also analyze the physical, environmental, and human potential so that it can find out the strengths, weaknesses, challenges, and threats of its nation so that it can provide thoughts and solutions to spatial problems. This study discusses the mental maps of Indonesia by Generation Alpha obtained through knowledge of the Indonesian region consisting of anchors, boundaries, connectivity, direction, and sequence. The alpha generation studied includes the City Center alpha Generation and the Depok Suburban alpha Generation. This study is both descriptive qualitative and spatial analysis. The results of this study show that there is diversity and variation in the mental maps of the Alpha Generation. When compared to the Suburban alpha generation, the City Center alpha generation has a better understanding of the Indonesian region"
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Willy Candra Junior
"Alun-alun Kota Serang merupakan ruang publik yang dibangun pada tahun 1828 oleh Belanda. Sebagai warisan benda budaya, pemanfaatan ruang publik ini diatur agar sesuai dengan kondisinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi peran Pemerintah Daerah Kota Serang dalam mengatur pemanfaatan ruang Alun-alun Kota Serang dan pengaruhnya terhadap pemanfaatan ruang. Hal ini diidentifikasi melalui interaksi tiga elemen spasial yaitu representasi ruang (conceived space), praktik spasial (perceived space), dan ruang representasi (lived space) yang diwujudkan dalam bentuk perencanaan, penyelenggaraan, dan pemanfaatan ruang. Data penelitian ini dikumpulkan melalui metode observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Sedangkan analisis dilakukan dengan metode komparatif spatial antara rencana tata ruang pemanfaatan alun-alun, dengan persebaran aktivitas dan kepadatan pengguna di alun-alun. Selain itu juga dilakukan identifikasi interaksi antara tiga elemen spasial pembentuk aktivitas di alun-alun. Hasil analisis menunjukkan bahwa sebagai conceived space, terdapat dua ruang perencanaan. Pada area timur, perencanaan dilakukan dengan konsep modern dan berorientasi pada peningkatan ekonomi sehingga fasilitas dan atraksi yang tersedia lebih banyak dan bervariasi. Sedangkan pada area barat, perencanaan yang dilakukan oleh Pemerintah dilakukan dengan konsep kuno dan berorientasi untuk melestarikan bangunan-bangunan bersejarah yang tersebar di sekitar Alun-alun Kota Serang. Untuk mempertahankan fungsi warisan budaya di area barat, fasilitas dan atraksi disediakan secara terbatas. Dengan perbedaan pola ruang pemanfaatan tersebut, perceived space cenderung memusat di area timur. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa perencanaan alun-alun sebagai warisan benda budaya yang dilakukan pemerintah berhasil mengatur pemanfaatan ruang. Alun-alun sebagai lived space tidak berdiri sendiri, namun menunjukkan keterkaitan dengan ruang di sekitarnya.
......Serang Alun-alun is a public space built in 1828 by the Dutch. As a cultural heritage, the utilization of this public space is regulated according to its conditions. This study aims to identify the role of the Local Government of Serang City in regulating the spatial use of Serang Alun-alun and its influence on space utilization. This is identified through the interaction of three spatial elements, namely spatial representation (conceived space), spatial practices (perceived space), and representational space (lived space) which are embodied in the form of planning, organizing, and spatial utilization. The research data was collected through observation, interviews, and documentation studies. While the analysis was carried out using a spatial comparative method between the spatial plan for the use of the Alun-alun, with the distribution of activities and the density of users in the Alun-alun. In addition, the study was also carried out to identify interactions between the three spatial elements forming activities in the Alun-Alun. The results of the analysis show that as a conceived space, there are two planning spaces. In the eastern area, planning is carried out with a modern concept and is oriented towards improving the economy so that more and more varied facilities and attractions are available. Whereas in the western area, the planning carried out by the government with an ancient concept is oriented towards preserving historical buildings scattered around Serang Alun-alun. To maintain the function of cultural heritage in the West area, the government provided limited facilities and attractions. With the difference in the spatial utilization pattern, the perceived space tends to concentrate in the east. The conclusion of this study shows that the planning of the Alun-alun as a cultural heritage by the government has succeeded in regulating the use of space. Alun-alun as a lived space does not stand alone but shows a connection with the space around it."
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>