Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Abstrak :
Triethylene glycol dimethacrylate (TEGDMA) is a common component of the bonding agents and resin composites used in dentistry for restorative dentistry. However, TEGDMA could be released from composite resins following incomplete polymerization and degradation processes by salivary enzymes in the mouth. Subsequently, TEGDMA is available in saliva and diffuses toward and affects the dental pulp which contains various cells, and thus may cause severe cytotoxic effects.
Objectives: To determine the total protein concentration of human dental pulp cells following exposure to TEGDMA.
Materials & methods: Dental pulp cells were isolated from the pulp of the freshly extracted teeth and cultured in DMEM for 48 h (37°C, 5% CO2). Then, 2 mM, 4mM and 8 mM TEGDMA were added to these cells and incubated for 24 h. The total protein was measured by Bradford Protein Assay.
Results: The total protein concentration of dental pulp cell after expsured to 4 mM, 8mM, and 12 mM TEGDMA were statistically lower (22762.27 ug/ml ± 3385.87; 20268.44 ug/ml ± 1701.14; 23706.51 ug/ml ± 3214.52; respectively) than the control group (24253.77 ug/ml ± 3072.88). Furthermore, the total protein concentration of culture medium after exposured to 4 mM, 8mM, and 2 mM TEGDMA, were statustically higher (28635 ug/ml ± 2373.4; 35288.41 ug.ml ± 3469.48; 38199.79 ug/ml ± 2752.47; respectively) when compared with the controls (27073.85 ug/ml ± 2772.47).
Conclusion: 2 mM, 4 mM, and 8 mM TEGDMA caused cytotoxicity to human dental pulp cells showed by decreasing the total protein of cells and increasing total protein of the culture medium.
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2009
AJ-Pdf
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Nyoman Gde Suryadhana
Abstrak :
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian tentang hubungan antara tingkat kecemasan (stres) dengan perubahan tingkat migrasi sel-sel neutrofil ke dalam mulut. Subyek penelitian adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi UI semester I dan III, 12 laki-laki dan 97 perempuan yang dinilai dalam keadaan sehat lahir dan batin. Pemeriksaan dilakukan 3 kali yaitu sekitar 2 bulan sebelum ujian, 1/2 - 1 jam sebelum ujian dan 1/2 jam sesudah ujian.
Evaluasi migrasi neutrofil dilakukan sama sesuai dengan teknik Klinkhamer yaitu kumuran dengan 5 cc NaCl 1,2%, dikumpulkan tiap rentan waktu 30 detik sampai 9 tabung.
Hasilnya, jumlah sel yang bermigrasi per 30 detik menurun drastis secara, amat bermakna pada saat menjelang ujian, dan pulih kembali setelah ujian (P 00.1). Masing-masing dengan indeks OMR 0.43 sebelum ujian, 0.23 menjelang ujian dan 0.42 setelah ujian selesai. Agaknya saat-saat menjelang ujian, merupakan saat-saat yang amat mencekam yang menyebabkan terhambatnya/tertahannya migrasi sel neutrofil dan bersifat temporer.
Perubahan psikologik ini, diolah dan dikendalikan oleh sistem syaraf autonom yanag bersifat amat responsif terhadap stres dan bekerja melalui mekanisme imunologik. Dengan demikian, terbukti bahwa unsur kecemasan mempengaruhi beberapa faset respons imun.
Hasil ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan bagi perkembangan sifat mental mahasiswa dalam menanggapi stres dan pemahaman yang lebih baik tentang adanya hubungan stres dengan defisiensi Imunologik.
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian Universitas Indonesia Library