Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abdul Hakim
"Latar belakang: Hipertensi dan prediabetes adalah komponen mayor sindroma metabolik dan juga faktor risiko penyakit kardiovaskular. Variabilitas tekanan darah menjadi salah satu faktor untuk penyakit kardiovaskular, beberapa data menunjukan peningkatan variabilitas tekanan darah berhubungan dengan meningkatnya kejadian stroke, penyakit jantung koroner, dan semua penyebab kematian. Variabilitas tekanan darah pada populasi prediabetes memiliki variabilitas yang lebih tinggi dibandingkan populasi normal.
Tujuan: Mengetahui efek pemberian metformin pada lisinopril selain sebagai obat oral antidiabetes memiliki efek antihipertensi dan pengaruh terhadap variabilitas tekanan darah pada populasi hipertensi dan prediabetes.
Metode: Penelitian ini merupakan uji klinis acak yang dilakukan di Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita (RSJPDHK) pada karyawan yang hipertensi dengan prediabetes. Dibagi 2 kelompok yang mendapat Lisinopril 5 mg (terbuka) dan Metformin 2 x 500 mg (tersamar) atau plasebo selama 8 minggu. Dilakukan pemeriksaaan Home Blood Pressure Monitoring (HBPM) sebelum dan setelah terapi diberikan.
Hasil: Total terdapat 64 pasien menyelesaikan penelitian (31 kelompok plasebo, 33 kelompok metformin). Setelah 8 minggu follow up, variabilitas tekanan darah kelompok metformin memiliki variabilitas tekanan darah yang lebih rendah (3,8 ± 2,2 mmHg, p 0,03) dibandingkan kelompok plasebo. Perubahan rerata mean tekanan darah sistolik dan diastolik pagi kelompok metformin mengalami penurunan signifikan (p < 0,05 )
Kesimpulan: Penambahan metformin pada Subyek hipertensi dengan prediabetes yang mendapat lisinopril mengalami penurunan variabilitas tekanan darah pagi dan rerata tekanan darah pagi yang bermakna secara statistik.

Background: Hypertension and prediabetes are major components of metabolic syndrome and also risk factors for cardiovascular disease. Variability of blood pressure is one factor for cardiovascular disease, some data show an increase in blood pressure variability associated with increased incidence of stroke, coronary heart disease, and all causes of death. Blood pressure variability in the prediabetes population has a higher variability than the normal population.
Objective: To determine the effect of adding metformin to lisinopril as well as an oral antidiabetic drug that has antihypertensive effects and influence on blood pressure variability in the hypertensive population and prediabetes.
Method: This study was a randomized clinical trial conducted at National Cardiac Center Harapan Kita Hospital (NCCHK) in hypertensive employees with prediabetes. Divided into 2 groups that received Lisinopril 5 mg (open) and Metformin 2x500 mg (disguised) or placebo for 8 weeks. Examination of Home Blood Pressure Monitoring (HBPM) is carried out before and after therapy is given.
Results: A total of 64 patients completed the study (31 placebo groups, 33 metformin groups). After 8 weeks of follow-up, the blood pressure variability of the metformin group had lower blood pressure variability (3.8±2.2 mmHg, p=0.03) than in the placebo group. The mean change in mean systolic and diastolic blood pressure in the metformin group decreased significantly (p<0.05)
Conclusion: Addition of metformin to hypertensive subjects with prediabetes who received lisinopril decreased morning blood pressure variability and morning mean blood pressure which was statistically significant.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Beta Canina Harlyjoy
"Latar belakang: Sebagai salah satu penyebab hipertensi, pengaruh langsung asupan asam lemak trans masih belum diketahui dengan pasti. Konsumsi jangka panjang dapat mengakibatkan inkorporasi asam lemak trans di membran neural otak yang dapat memengaruhi jalur sinyal neurotrophin, termasuk Brain Derived Neurotrophic Factor (BDNF). Sebagai neurotrophin yang terdapat di berbagai bagian dari tubuh, BDNF diperkirakan memiliki peran dalam pengaturan tekanan darah.
Tujuan: Mengetahui apakah terdapat hubungan antara asupan asam lemak trans dan kadar BDNF terhadap hipertensi di Kabupaten Natuna.
Metode: Studi potong lintang analitik ini menggunakan data sekunder hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dan food recall yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di Kabupaten Natuna pada Juli 2019, serta data primer berupa pemeriksaan kadar BDNF dari sampel darah yang sudah tersimpan di laboratorium RSPJDHK pada bulan September 2019. Hasil: Terdapat 181 penduduk Natuna yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Median asupan asam lemak trans subjek dengan hipertensi lebih tinggi dibandingkan kontrol (0,013: 0,0003 – 0,07 vs 0,010: 0,0006 – 0,06, p = 0,021). Analisis statistik menunjukkan bahwa interaksi kadar BDNF dengan asupan asam lemak trans memiliki efek modifikasi terhadap asupan asam lemak trans dan hipertensi (p = 0,011). Pada total subjek, asupan asam lemak trans memiliki OR 1,81 IK95% 1,10-2,99 p 0,020, namun OR 3,63 IK95% 1,69-7,77 p 0,001 pada BDNF di tertile bawah dan sedang. Uji analisis multivariat menunjukkan bahwa hasil tersebut tidak dipengaruhi oleh faktor perancu.
Kesimpulan: Kadar BDNF memiliki efek modifikasi terhadap hubungan asupan asam lemak trans dan hipertensi, di mana peningkatan probabilitas hipertensi seiring penambahan asupan asam lemak trans hanya terjadi pada subjek dengan kadar BDNF rendah.

Background: As one of the major cause of hypertension, direct effect of trans fat intake and hypertension is not yet illuminated. Long-term consumption has been linked with trans fat incorporation in brain neural membrane that could lead into alteration of signaling pathways, including Brain Derived Neurotrophic Factor (BDNF). As an ubiquitous neurotrophin, BDNF is believed to play a role in the regulation of blood pressure.
Objective: This study aimed to investigate the association between trans fat intake and BDNF level with hypertension in the population of Natuna.
Methods: This analytical cross-sectional study is using a secondary data including demographic data, physical examination, and food recall obtained from Natuna district population in July 2019. Primary data of BDNF level was obtained through analysis of blood samples stored in National Cardiovascular Center Harapan Kita (NCCHK) in September 2019.
Results: A total of 181 samples were obtained in this study. Compared to normontesive subjects, median of daily trans fat intake of hypertensive subjects was higher (0,013: 0,0003 – 0,07 vs 0,010: 0,0006 – 0,06, p 0,021). Statistitical analysis showed that plasma BDNF level has a modyfing effect in relationship of trans-fat intake and hypertension (p 0,011). In cumulative subjects, trans-fat showed an odds ratio (OR) of 1,81 95%CI 1,10-2,99 p 0,020, while the OR for those with low-middle tertile BDNF level was 3,63 95%CI 1,69-7,77 p 0,001. Further multivariate analysis showed that the interaction was statistically significant after adjustment to confounding factors.
Conclusion: Plasma BDNF level has a modifying effect in the relationship between trans-fat intake and hypertension. Increased probability of hypertension in accordance with trans-fat intake only occurred in subjects with low level plasma BDNF.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library