Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Alvin Naufal Athallah
"Konsumsi plastik yang terus meningkat di Indonesia menimbulkan masalah limbah signifikan, termasuk limbah plastik multilayer yang sulit didaur ulang karena sifat hidrofobik dan perbedaan suhu leleh antar lapisannya. Penelitian ini memanfaatkan limbah plastik multilayer Non Metallized Polypropylene (PP) dari bungkus mie instan dan Metallized Polyethylene Terephthalate (M-PET) dari bungkus kopi sebagai bahan modifikasi aspal melalui metode dry mixing. Perlakuan plasma dingin pada 90 detik secara optimal menurunkan sudut kontak air pada PP (dari 85° menjadi 44,62) dan PET (dari 68,7 menjadi 53,96), mengonfirmasi peningkatan sifat hidrofilik. Analisis FTIR mengidentifikasi pembentukan gugus hidroksil (-OH) dan ikatan C-O pada permukaan PP, serta gugus C=O dan C-O pada PET. Analisis DSC menunjukkan penurunan titik leleh setelah perlakuan (PP turun 5,5C, PET turun 3C). XPS mengonfirmasi peningkatan proporsi gugus fungsional mengandung oksigen pada permukaan plastik. Pengujian moisture absorption pada Polymer Coated Aggregate (PCA) menunjukkan penurunan penyerapan air pada PP (dari 5,44% menjadi 3,55% pada 7,5% PP) namun peningkatan drastis pada PET (dari 5,44% menjadi 19,57% pada 2,5% M-PET). Pengujian Marshall menunjukkan peningkatan stabilitas dan Marshall Quotient pada PP dan M-PET yang diberi perlakuan plasma, sekaligus memberikan kekakuan lebih baik pada campuran aspal.

The increasing plastic consumption in Indonesia poses a significant waste problem, particularly with multilayer plastic waste which is difficult to recycle due to its hydrophobic nature and varying melting temperatures between layers. This study addresses this challenge by utilizing Non Metallized Polypropylene (PP) plastic waste from noodle packaging and Metallized Polyethylene Terephthalate (M-PET) plastic waste from coffee packaging as asphalt modifiers via the Dry Mixing method. Sessile Drop Test results demonstrate that cold plasma treatment for 90 seconds optimally reduced the water contact angle on PP (from 85° to 44,62°) and PET (from 68,7° to 53,96°), confirming enhanced hydrophilic properties. FTIR analysis identified the formation of hydroxyl (-OH) groups and C-O bonds on the PP surface, as well as C=O and C-O groups on PET, supporting surface functionalization. DSC analysis revealed a decrease in melting temperatures for both plastics after treatment (PP decreased by 5.5°C, PET by 3°C), indicating partial surface oxidation. XPS analysis further confirmed an increased proportion of oxygen-containing functional groups (C-O-C, C=O, C-O) on the plastic surfaces after plasma treatment. Moisture absorption tests on Polymer Coated Aggregate (PCA) showed a decrease in water absorption for PP (from 5,44% to 3,55% at 7,5% PP) but a drastic increase for PET (from 5,44% to 19,57% at 2,5% PET). Marshall tests indicated improved stability and Marshall Quotient for both plasma-treated PP and M-PET, providing better stiffness to the asphalt mixture."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabiel Azka Ramarkan
"Penyakit kardiovaskular, terutama infark miokard (MI), tetap menjadi penyebab utama kematian di seluruh dunia karena kerusakan permanen pada jaringan jantung. Pengobatan konvensional seringkali hanya mengatasi gejala tanpa memulihkan kardiomiosit yang hilang, sehingga penelitian mengenai cardiac patch (penambal jantung) menjadi fokus utama karena potensinya dalam meregenerasi sel-sel jantung. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh berbagai konsentrasi epigallocatechin gallate (EGCg) terhadap sifat reologi, sitotoksisitas, antioksidan, degradabilitas, dan pembengkakan dari cardiac patch. Hidrogel disintesis menggunakan natrium alginat, kolagen, dan kalsium glukonat sebagai agen pengikat silang (crosslinker), dengan penambahan EGCg dalam konsentrasi terkontrol yaitu 360 mg, 720 mg, dan 1800 mg. Pengujian reologi dilakukan untuk menilai sifat mekanis; sitotoksisitas dievaluasi melalui uji MTT pada sel HEK 293; kapasitas antioksidan diukur menggunakan uji DPPH; serta studi degradasi dan pembengkakan in vitro dilakukan dalam kondisi fisiologis. Hasil pengujian menunjukkan bahwa variasi EGCg mempengaruhi hidrogel dalam banyak hal. Pengujian reologi menggunakan metode oscillation frequency sweep menunjukkan bahwa sampel bernama ‘Col-Alg-egcg3.6’ menunjukkan viabilitas terbaik sebagai cardiac patch karena strukturnya yang kuat dan sifat shear-thinningnya, yang terlihat dari penurunan modulus pada frekuensi tinggi. Uji degradasi dan pembengkakan menunjukkan bahwa ‘Col-Alg-egcg18’ menunjukkan hasil terbaik, karena penurunan beratnya yang lebih stabil dari waktu ke waktu dan kemampuan pembengkakan yang tinggi (697,2% dari beratnya) pada waktu awal. Pengujian sitotoksisitas menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi EGCg yang ditambahkan, semakin tinggi biokompatibilitasnya (104,57%). Pengujian antioksidan menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi EGCg juga meningkatkan kemampuan antioksidan sampel, dengan angka inhibisi sel mencapai nilai 152,57 ± 21,82%.

Cardiovascular disease, particularly myocardial infarction (MI), remains a leading cause of mortality worldwide due to irreversible damage to heart tissue. Conventional treatments often address symptoms without restoring lost cardiomyocytes, thus research on the topic of cardiac patches is something that has become quite a focus on, due to its potential in regenerating the heart’s cells. This research aims to evaluate the influence of varying epigallocatechin gallate (EGCg) concentrations on the cardiac patch’s rheological, cytotoxic, antioxidant, degradability, and swelling properties. The hydrogel was synthesized using sodium alginate, collagen, and calcium gluconate as a crosslinker, with EGCg added in controlled concentrations of 360 mg, 720 mg, and 1800 mg. Rheological testing assessed mechanical properties; cytotoxicity was evaluated via MTT assay on HEK 293 cells; antioxidant capacity was measured using the DPPH assay; and in vitro degradation and swelling studies were conducted under physiological conditions. Tests show that variation in EGCg effects the gel in many ways. Rheological testing using the oscillation frequency sweep method shows that the sample named ‘Col-Alg-egcg3.6’ shows the best viability as a cardiac patch, due to its robust structure and its shear-thinning properties, which can be seen by the decrease in modulus at high frequencies. Degradation and swelling tests show that ‘Col-Alg-egcg18’ shows the best results, due to its more stable weight loss over time, and high swelling capabilities (697.2% of its weight) in its initial time marks. Cytotoxicity testing shows that the higher concentration of EGCg added, the higher biocompatibility it has (104.57%). Antioxidant testing shows that increasing the EGCg concentration also increases the sample’s antioxidant capabilities, with cell inhibition numbers reaching a value of 152.57 ± 21.82%. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library