Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Alfin Alexander
Abstrak :
Ion kalsium (Ca2+) merupakan kation yang berperan dalam kondensasi kromosom. Berbagai penelitian mengenai pengaruh Ca2+ terhadap struktur kromosom telah dilaporkan. Akan tetapi, penelitian-penelitian tersebut masih terbatas pada galur sel kanker atau sel hewan mamalia dengan pendekatan analisis ultrastruktur. Pengaruh Ca2+ terhadap struktur dan pola banding kromosom pada sel manusia non-kanker belum diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Ca2+ terhadap struktur dan pola banding kromosom dari sel darah manusia melalui teknik GTL-banding. Sel darah manusia dikultur, kemudian dilakukan pemanenan kromosom dan banding menggunakan pewarna Leishman. Pengaruh Ca2+ dievaluasi dengan menginkubasikan kromosom pada dua larutan berbeda, yaitu larutan 1 mM BAPTA sebagai chelator spesifik Ca2+ dan 1 mM EDTA sebagai chelator kation, dan dibandingkan dengan kontrol. Data yang diperoleh dianalisis secara kualitatif dengan mengamati struktur dan pola banding kromosom, serta secara kuantitatif dengan menentukan nilai kromosom berdasarkan kriteria Quality Assessment (QA) dari International System for Human Cytogenetics Nomenclature (ISCN). Hasil yang diperoleh menunjukkan kromosom kelompok perlakuan 1 mM BAPTA memiliki struktur tidak padat, membentuk struktur fibrous, dan berukuran lebih lebar dibandingkan kromosom kontrol dengan pola banding tidak jelas dan kabur. Kromosom kelompok perlakuan 1 mM EDTA membentuk struktur tidak padat dan berukuran lebih panjang dibandingkan kelompok kontrol. Rata-rata nilai kromosom pada kelompok kontrol, BAPTA, dan EDTA berturut-turut adalah 4,467 ± 0,78; 4,30 ± 0,75; dan 4,467 ± 0,86. Perbedaan struktur kromosom, pola banding, dan rata-rata nilai kromosom pada kromosom 1 mM BAPTA dan 1 mM EDTA menunjukkan bahwa kation Ca2+ merupakan faktor penting dalam kondensasi struktur kromosom. ......Calcium ion (Ca2+) is a cation that has a major role in chromosome condensation. Studies about Ca2+ effect in chromosome structure have been reported. However, the studies are limited for cancer cell lines using the ultrastructure analysis approach. The effect of Ca2+ on chromosome structure and banding pattern of the human non-cancer cell line is still unknown. This study aims to determine the effect of Ca2+ on human blood cell chromosome structure and banding pattern using the GTL-banding technique. The blood cell was cultured and then the chromosome was harvested and banded with Leishman dye. The Ca2+ effect was evaluated by using 1 mM BAPTA as Ca2+ specific chelator and 1 mM EDTA as common cation chelator and then compared with the control. The data were then analysis both qualitatively by observing chromosome structure and banding pattern, as well as quantitatively by determining chromosome value based on Quality Assessment (QA) from International System for Human Cytogenetics Nomenclature (ISCN). The result showed that the BAPTA-treated chromosome structure was fuzzy, fibrous, and wider than the control group with a less clear banding pattern than the control. In addition, EDTA-treated chromosome structure was less condensed and longer than those of the control. The mean chromosome value of control, BAPTA-, and EDTA-treated chromosome are 4.467 ± 0.78; 4.30 ± 0.75; and 4.467 ± 0.86. Distinct characteristic of chromosome structure, banding pattern, and mean of chromosome value from BAPTA- and EDTA-treated chromosome further indicates that Ca2+ plays an important role in chromosome condensation.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Davita Adryanti Felicia Sampe
Abstrak :
Ion Magnesium (Mg2+) merupakan salah satu kation divalen yang berperan dalam kondensasi kromosom. Penelitian mengenai pengaruh Mg2+ terhadap kondensasi kromosom dengan menggunakan kromosom yang berasal dari berbagai sel, terutama sel kanker, telah dilakukan. Namun, hingga saat ini, belum ada penelitian yang menggunakan kromosom yang berasal dari sel normal (non-kanker). Salah satu sel yang dapat digunakan adalah limfosit dari sel darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh Mg2+ terhadap struktur kromosom limfosit dengan menggunakan teknik GTL-banding dan karyotyping. Kromosom pada tahap metafase diperoleh dengan mengultur sel darah dan dilanjutkan dengan banding menggunakan Leishman stain. Pengaruh Mg2+ diteliti dengan memberikan larutan XBE5 yang mengandung 5 mM Mg2+ sebagai kontrol, XBE yang mengandung 0 mM Mg2+, dan 1 mM EDTA sebagai chelator kation. Kromosom pada masing-masing perlakuan diberikan penilaian berdasarkan Quality Assesment yang disusun oleh Association for Clinical Cytogenetics berdasarkan International System for Human Cytogenetics Nomenclature (ISCN). Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kromosom kontrol yang mengandung 5 mM Mg2+ memiliki struktur padat dengan pola banding yang jelas dan intensitas band tebal, sedangkan kromosom pada kelompok perlakuan XBE (0 mM Mg2+) dan 1 mM EDTA memiliki struktur tidak padat dan fibrous dengan pola banding kurang jelas dan intensitas band yang tipis. Nilai rata-rata±SD kromosom kelompok XBE (4,389±0,607) dan EDTA (4,611±0,607) lebih tinggi dibandingkan kontrol XBE5 (4,222±0,427). Hal ini menunjukkan bahwa Mg2+ memiliki pengaruh terhadap struktur kromosom limfosit manusia. ......Magnesium ion (Mg2+ ) is one of the divalent cations that have an important role in chromosome condensation. Researches about the role of Mg2+ have been conducted on the chromosome from various type of cells, especially human cancer cell line. However, there has not been any research conducted using human normal cells such as blood cells lymphocyte chromosome. This study aims to evaluate the effects of Mg2+ on chromosome structure from lymphocyte using GTL-banding and karyotyping. Metaphase chromosomes were obtained by culturing blood cells, followed by banding using Leishman stain. Magnesium ion role was assessed by using XBE5 solution that contains 5 mM Mg2+ as control, XBE solution that contains 0 mM Mg2+, and 1 mM EDTA solution as a cation chelator. The chromosome value from each treatment was evaluated using Quality Assessment from Association for Clinical Cytogenetics according to the International System for Human Cytogenetics Nomenclature (ISCN). The result shows that the control chromosome (XBE5) had a compact structure with a clear banding pattern and bold band intensity, while those treated with XBE and EDTA had a less compact and fibrous structure with an unclear banding pattern and thin band intensity. In addition, the average chromosome score±SD of the XBE (4.389±0.607) and EDTA-treated (4.611±0.607) chromosomes were higher than those of control (4.222±0.427). These data indicated that Mg2+ affects the structure of the human lymphocyte chromosome.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syavana Levaretna Arsy
Abstrak :
Ion kalsium (Ca2+) adalah salah satu kation divalen yang berperan dalam proses kondensasi kromosom. Pengaruh Ca2+ pada kondensasi kromosom dengan melihat pola banding dan nilai kromosom belum diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ion kalsium (Ca2+) pada kondensasi struktur kromosom sel HeLa dengan teknik G-banding-trypsin-Leishman (GTL-banding) dan karyotyping. Sebaran kromosom pada tahap metafase diperoleh dengan mengkultur sel HeLa pada suhu 37 °C (5% CO2). BAPTA 1 mM sebagai chelator spesifik Ca2+ dan EDTA 1 mM sebagai chelator kation diberikan sebelum pemanenan kromosom. Kromosom yang telah dipanen selanjutnya dilakukan banding dengan pewarna Leishman. Pengaruh Ca2+ pada kondensasi kromosom diamati dengan membandingkan kromosom pada kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol. Data dianalisis secara kualitatif dengan mengamati struktur kromosom dan pola banding kromosom, serta secara kuantitatif dengan mengacu pada Quality Assessment (QA) berdasarkan International System for Human Cytogenetics Nomenclature (ISCN). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kromosom pada kelompok kontrol memiliki struktur yang padat dengan pola banding yang jelas teramati dengan nilai kromosom 2 hingga 5. Kelompok perlakuan 1 mM BAPTA memiliki struktur kromosom yang tidak padat dengan ukuran yang lebih besar dari kelompok kontrol dan memiliki pola banding yang kurang jelas dengan nilai kromosom 2 hingga 5. Kelompok perlakuan 1 mM EDTA memiliki struktur kromosom yang tidak padat dan fibrous dengan ukuran yang lebih besar dan panjang dari kelompok kontrol serta memiliki pola banding yang kurang jelas dengan nilai kromosom 2 hingga 6. Kromosom pada kelompok perlakuan 1 mM BAPTA dan 1 mM EDTA memiliki struktur lebih tidak padat dan pola banding yang kurang jelas jika dibandingkan dengan kelompok kontrol sehingga mengindikasikan peran Ca2+ dalam kondensasi struktur kromosom.
Calcium ion (Ca2+) is one of the divalent cations involved in the chromosome condensation process. The effect of Ca2+ on chromosome condensation by observing banding patterns and chromosome value has yet known. This study aimed to determine the effect of calcium ion (Ca2+) on HeLa cell chromosome structure condensation using G-banding-Trypsin-Leishman (GTL-banding) technique and karyotyping. Metaphase chromosome spreads were obtained by culturing the HeLa cell at 37 ℃ (5% CO2). 1 mM BAPTA as Ca2+ chelator and 1 mM EDTA as cation chelator was added prior to the chromosome harvest. G-banding was carried out on harvested chromosomes using Leishman dye. The effect of Ca2+ on chromosome condensation was determined by comparing the treated chromosome to the control chromosome. The data were obtained and analyzed qualitatively by observing chromosome structure and banding pattern, as well as quantitatively by referring to the International System for Human Cytogenetics Nomenclature (ISCN). The result showed that the chromosome in the control group had a condensed structure with a clear banding pattern and chromosome value ranged from 2 to 5. Chromosome treated with 1 mM BAPTA had a less condensed structure with a bigger size compared to the control group and had chromosome value ranged from 2 to 5. Chromosome treated with 1 mM EDTA was also less condensed with longer and fibrous structure and had chromosome value ranged from 2 to 6. BAPTA-treated and EDTA-treated chromosomes had a less condensed structure with less clear banding pattern compared to the control which indicated the role of Ca2+ in the chromosome condensation process.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library